Anda di halaman 1dari 31

Laporan Praktikum

Kimia Dasar I

SIFAT-SIFAT SENYAWA ORGANIK

AGUNG INDRAWAN

H031191083

KELOMPOK VII

LABORATORIUM KIMIA DASAR


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang           

Indonesia termasuk salah satu negara “megadiversity” yang kaya

keanekaragaman hayati. Di dunia terdapatkurang lebih 250.000 jenis tumbuhan

tinggi, dan lebih dari 60% dari jumlah ini merupakan tumbuhan tropika.

Diperkirakan sekitar 30.000 tumbuhan ditemukan di dalam hutan hujan tropika, dan

sekitar 1.260 spesies diantaranya diketahui berkhasiat sebagai obat. Namun baru

sekitar 180 spesies yang telah digunakan sebagai Pada awal abad ke-19, para

ilmuwan kimia mulai membedakan antara dua jenis senyawa, istilah organik

digunakan untuk senyawa yang berasal dari makhluk hidup. Pada saat itu ilmuwan

berpendapat bahwa senyawa organik hanya bisa didapat dari makhluk hidup hingga

pada tahun 1828 Friedrich Ẅohler secara tidak sengaja memprosuksi senyawa

organik yang telah diketahui yaitu urea, senyawa dari air seni sehingga perlahan

lahan pendapat para ilmuwan tentang asal senyawa organik mulai hilang secara

perlahan (Atun, 2014).

Keanekaragaman hayati termasuk sumber biomolekul senyawa-senyawa

organik yang tidak terbatas jumlahnya. Senyawa organik ini telah diketahui sifat-sifat

dan kegunaannya oleh nenek moyang kita sejak zaman dahulu. Sebagian informasi

tersebut ada yang tercatat dalam dokumen kuno dan ada pula yang menyebar dari

mulut ke mulut (Atun, 2014).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, untuk lebih mengetahui dan

memahami tentang sifat-sifat senyawa organik dan reaksi yang terjadi disetiap

pencampuran larutan maka dilakukanlah percobaan ini untuk membandingkan teori

yang dipelajari dengan hasil yang ada di laboratorium.


1.2  Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1 Maksud Percobaan

Maksud dari percobaan ini adalah memahami sifat-sifat senyawa organik

termasuk juga pada pemanfaatan unsur tersebut.

1.2.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1.  untuk mempelajari kelarutan beberapa senyawa organik.

2.  untuk mempelajari beberapa reaksi senyawa organik.

1.3 Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan kelarutan senyawa organik

dengan cara mencampurkan senyawa organik dengan air dan dietil eter, dan reaksi

beberapa senyawa organik dengan melihat perubahan yang terjadi setelah

ditambahkan dengan zat-zat pengoksidasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penggolongan senyawa organik dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsi

yang dikandungnya. Gugus fungsi (functional group) adalah sekelompok atom yang

menyebabkan perilaku molekul kimia induk. Molekul berbeda yang mengandung

gugus (atau gugus-gugus) fungsi yang sama mengalami reaksi yang serupa. Jadi,

dengan mempelajari sifat-sifat khas beberapa gugus fungsi, kita dapat belajar dan

memahami sifat-sifat dari banyak senyawa organik (Chang, 2008).

Semua senyawa organik merupakan turunan dari golongan senyawa yang

dikenal sebagai hidrokarbon (hydrocarbon) sebab senyawa tersebut hanya terbuat

dari hidrogen dan karbon. Berdasarkan strukturnya, hidrokarbon dibagi menjadi dua

golongan utama, yaitu alifatik dan aromatik. Hidrokarbon alifatik (aliphatic

hydrocarbon) tidak mengandung gugus benzena, atau cinicn benzena, sedangkan

hidrokarbon aromatik (aromatic hydrocarbon) mengandung satu atau lebih cincin

benzena (Chang, 2008).

Titik leleh dan titik didih hidrokarbon meningkat seiring dengan peningkatan

massa molekul relatifnya. Titik leleh dan titik didih senyawa-senyawa yang

merupakan isomer berkurang seiring dengan pertambahan jumlah cabang dalam

molekulnya. Alkana mempunyai reaksi-reaksi penting yaitu pembakaran, substitusi,

dan perengkahan. Alkena dan alkuna mempunyai ikatan rangkap, reaksi yang penting

adalah adisi atau penjenuhan (Dadari dan Novita, 2012).

Karena terdapat begitu banyak senyawa organik, sangat diperlukan sebuah

sistem yang sistematis dalam menetapkan nama yang unik dan informatif untuk

masing-masing. Sistem yang umum digunakan untuk memberi penamaan senyawa


organik ini dirancang oleh International Union of Pure and Applied Chemistry yang

biasa disingkat IUPAC. Dalam sistem IUPAC, sebuah nama kimia memiliki tiga

bagian yaitu: awalan, induk, dan akhiran. Nama induk memberi tahu tentang

banyaknya atom karbon yang hadir dalam rantai kontinu terpanjang, akhiran

mengidentifikasi keluarga dari molekul itu, dan awalan menentukan variasi

kelompok substituen yang melekat pada rantai induk (McMurry dan Fay, 2012).

Karbon (C) adalah elemen utama yang muncul dalam pembentukan senyawa

organik. Atom-atom yang paling sering muncul dalam senyawa ini, selain dari

karbon adalah: hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S) dan fosfor (P).

Dalam kimia, valensi adalah ukuran dari jumlah ikatan kimia yang mungkin saling

terkait dengan atom yang diberikan. Khususnya, karbon adalah elemen tetravalen.

Hidrokarbon adalah senyawa kimia yang hanya terdiri dari atom C dan

atom H (Dias dkk., 2011).

Sebagian besar senyawa organik tidak larut di dalam air, tetapi dapat lerut di

dalam pelarut-pelarut non-polar, seperti eter, benzen dan kloroform. Namun,

senyawa-senyawa organik yang mempunyai radikal polar (seperti –OH, -SO3H dan –

COOH) dapat larut dalam air. Jadi, ini berbeda dengan sifat-sifat senyawa

anorganik yang pada umumnya larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut-pelarut

organik (Sumardjo, 2009).

Pada umumnya jumlah senyawa yang diperoleh dalam air lindi lebih rendah

dari jumlah senyawa bahan dari masing-masing sepatu. Karena hal itu menunjukkan

bahwa tidak semua senyawa organik dapat dilepaskan saat kondisi pencucian.

Namun, seperti diketahui beberapa senyawa teridentifikasi di dalam air lindi setelah

ekstraksi menggunakan metanol atau diidentifikasi pada konsentrasi yang lebih tinggi

dalam sampel air (Dahlberg, 2010).


Senyawa organik polimer banyak dan penting bagi tumbuh-tumbuhan.

Tumbuh-tumbuhan merupakan sumber serat yang terdiri atas gabungan

senyawa-senyawa kimia, yaitu selulosa yang merupakan komponen penyusun utama,

lignin yang berfungsi sebagai bahan perekat antara kelompok selulosa, zat ekstraktif

yaitu senyawa-senyawa organik yang mempunyai berat molekul rendah dan zat-zat

anorganik (mineral) dalam jumlah kecil (Mahlinda, 2010).

Reaksi senyawa-senyawa organik bersifat molekuler maka reaksi berjalan

lambat, kadang-kadang berjalan dapat balik, mempunyai hasil samping, dan pada

umumnya berjalan kurang sempurna. Reaksi senyawa-senyawa organik sangat

dipengaruhi oleh berbagai keadaan, terutama oleh zat itu sendiri, temperatur,

katalisator, atau pelarut yang dipakai. Hal semacam inilah yang menyebabkan

reaksi-reaksi organik kurang kuantitatif. Oleh karena itu, reaksi senyawa-senyawa

anorganik berjalan cepat walaupun kadang-kadang juga memerlukan

katalisator (Sumardjo, 2009).

Reaksi kimia organik dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu macam

reaksinya dan bagaimana reaksi dapat terjadi. Terdapat empat tipe reaksi organik,

yaitu reaksi adisi, eliminasi, substitusi, dan penataan ulang. Reaksi adisi terjadi ketika

dua reaktan bergabung satu sama lain menghasilkan produk baru tanpa adanya atom

yang pergi. Reaksi eliminasi merupakan kebalikan dari reaksi adisi, terjadi ketika

reaktan tunggal menghasilkan dua produk pecahan. Contohnya adalah reaksi alkil

halida dengan basa menghasilkan asam dan alkena. Reaksi substitusi terjadi ketika

dua reaktan bereaksi menghasilkan dua produk baru. Dan reaksi penataan ulanng

terjadi ketika satu reaktan mengalami penataan ikatan dan atom-atomnya

menghasilkan produk isomer (Prasojo, 2012).


BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat Percobaan

Alat yang di gunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, penjepit

tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes, bunsen dan korek api.

3.2 Bahan Percobaan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu dietil eter, n-heksana,

kloroform, etanol, etil asetat, asetaldehida, aseton, glukosa, vitamin C, KMnO4,

fehling A dan B dan I2 betadin, tissue, kertas label dan akuades.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Kelarutan senyawa organik

Siapkan dua tabung reaksi yang telah dibersihkan dan dikeringkan. Tabung

reaksi (1) diisi dengan air 0,5 mL dan tabung reaksi (2) diisi 0,5 mL dietil eter. Ke

dalam tabung (1) dan (2) ditambahkan n-heksana setetes demi setetes (sebanyak 8

tetes). Tabung dikocok dan diperhatikan perubahannya. Dikerjakan seperti di atas

dengan menggunakan kloroform, etanol dan etil asetat. Kemudian dicatat hasilnya.

3.3.2 Reaksi-reaksi senyawa organik

Tujuh tabung reaksi yang kering dan bersih disiapkan. Ketujuh tabung

tersebut ditambahkan masing-masing 1 mL secara berurut dengan n-heksana (1),

alkohol (2), asetaldehida (3), aseton (4), kloroform (5), glukosa (6), dan vitamin C

(7). Tabung (1), (2), (3), dan (4) ditambah dengan larutan KMnO4, dipanaskan bila

perlu. Tabung (5) ditambahkan NaI/aseton. Tabung (6) ditambahkan fehling A+B,

dipanaskan. Tabung (7) ditambahkan dengan I2 atau betadin. Diamati perubahan

yang terjadi. Setelah itu dicatat hasilnya.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada kelarutan senyawa organik terdapat larutan yang bersifat non-polar dan

bersifat semi-polar, dimana semi-polar dapat menjadi polar atau non-polar,

larutan yang bersifat non-polar yaitu n-heksana dan kloroform. Larutan yang

termasuk semi-polar yaitu etanol dan asetaldehida.

2. Pada reaksi-reaksi senyawa organik, larutan yang terjadi reaksi adalah alkohol,

asetaldehida, dan glukosa. Larutan yang tidak bereaksi yaitu n-heksana, aseton,

kloroform, dan vitamin C.

5.2 Saran

Saran untuk praktikum selanjutnya adalah agar alat dan bahan yang terdapat

di laboratorium dapat dilengkapi dan alat dan bahan yang telah rusak dapat

diperbaiki atau diganti. Hal ini diharapkan agar kegiatan praktikum dapat berjalan

baik dan tidak memiliki dalam hal penggunaan alat dan bahan.
DAFTAR PUSTAKA

Atun, S., 2014, Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan
Alam, Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, 8(2): 53-61.

Chang, R., 2008, General Chemistry Fifth Edition, McGraw Hill, New York.

Dadari, D.W., dan Novita, D., 2012, Analisis Tes Hasil Belajar Siswa Melalui Media
Pembelajaran Blog Pada Materi Alkana, Alkena, dan Alkuna, Unesa
Jurnal of Chemical Education, 1(1): 70-75.

Dahlberg, A.K., 2010, Chemical Analysis of Organic Compounds in Footwear,


Degree Project in Environmental Chemistry, 1(1): 1-19.

Dias, M.S., Julia, R.M.S., dan Pereira, E.C., Analysis of Names of Organic Chemical
Compunds by Using Parser Combinators and the Generative Lexicon
Theory, International Journal of Articifial intelligence & Applications,
2(4): 71-74.

Mahlinda, 2010, Pengembangan Teknologi Pengupasan Biji Kemiri Menggunakan


Variable Frequency Drive (VFD), Jurnal Hasil Penelitian Industri, 23(1):
1-3.

McMurry, J.E., dan Fay, R.C., 2012, Chemistry: Sixth Edition, Pearson Education,
United States of America.

Prasojo, S.L., 2012, Kimia Organik I Jilid 1, Gajah Mada Press, Yogyakarta.

Sumardjo, D., 2009, Pengantar Kimia, EGC, Jakarta.


Lampiran 1. Bagan Kerja

1. Kelarutan Senyawa Organik

0,5 mL air 0,5 mL dietil eter

- Disiapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan


kering.
- Diisi tabung (1) dengan 0,5 mL air.
- Ditambahkan setetes demi setetes n-heksana (kurang
lebih 10 tetes) ke masing-masing tabung.
- Dikocok dan diperhatikan kelarutannya.
- Dicatat perubahan yang terjadi.

Hasil

Catatan : Dilakukan percobaan diatas dengan menggunakan senyawa organik lain


yaitu: kloroform, etanol, dan etil asetat.

2. Reaksi-reaksi Senyawa Organik

n-heksana 1 mL

Dimasukkan kedalam tabung reaksi.


Ditambahkan KMnO4.
Dipanaskan bila perlu dan
Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
Dilakukan seperti percobaan sebelumnya dengan menggunakan etanol,
asetaldehida, dan aseton.

Hasil
kloroform

Dipipet sebanyak 1 mL.


Dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Ditambahkan NaI/aseton.
Dikocok.
Kloroform 1 mL perubahan yang terjadi.
Diamati

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi.


- Ditambahkan NaI/aseton.
- Dikocok.
- Diamati perubahan yang terjadi.
Hasil
- Dicatat perubahannya.

Glukosa
Dipipet sebanyak 1 mL.
Hasil Dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Ditambahkan Fehling A + B.
Dikocok.
Glukosa 1 mL
Diamati perubahan yang terjadi.

- Dimasukkan kedalam tabung reaksi.


- Ditambahkan Fehling A + B.
- Dikocok.
Hasil - Diamati perubahan yang terjadi.
- Dicatat perubahannya.

Hasil

Vitamin C 1 mL
MMMmLMM
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi.
- Ditambahkan dengan betadin.
- Dikocok.
- Diamati perubahan warna yang terjadi.
- Dicatat perubahannya.

Hasil
Logam Mg
HASIL
DOKUMENTASI
Cawan Penguap Tabung reaksi, Pipet Tetes,

Kertas Saring, Pinset

Bahan (Li, Mg, Ca, Indikator PP) Air

Anda mungkin juga menyukai