Disusun Oleh :
NIM : 11180980000017
Kelompok : 4 (empat)
2021
BAB VI
Hari : Kamis
Tanggal : 16 April 2021
5.3 Abstrak
(3) tipe soil. Nilai pembobotan factor tipe soil disesuaikan dengan tabel
berikut. Kategori dibagi menjadi tipe I sampai tipe V berdasar kondisi
material soil
(5) Faktor berikutnya adalah undrained failure potential. Potensi ini dapat
terjadi pada kondisi tekanan pori tinggi akibat penambahan beban oleh air
yang tidak dapat keluar dari pori-pori karena permeabilitas kecil. Material
tidak jenuh air, nilai permeabilitas sedang, dan ukuran butir material yang
halus berpengaruh terhadap potensi undrained failure(Hawley, 2017).
(7) selanjutnya factor batuan dasar. Kompetensi batuan dasar didapat dari
kompleksitas struktur geologi yang tercermin dalam RMR (Rock Mass Rating)
dan tingkat pelapukan batuan dasar (Hawley, 2017). Kompetensi batuan dasar
didapat dari kompleksitas struktur geologi yang tercermin dalam RMR (Rock
Mass Rating) dan tingkat pelapukan batuan dasar (Hawley, 2017).
Pengkategorian bobot batuan dasar dari tipe A sampai tipe E
(2) Kedua ada kekuatan batuan utuh. Pengujian kuat tekan batuan dilakukan
dengan metode pengujian kualitatif estimasi di lapangan untuk mendapatkan
nilai Uniaxial Compressive Strength (UCS). Hasil pengujian menunjukkan
bentuk lekukan saat dicungkil menggunakan kuku. Pengkategorian kekuatan
bataun utuh menjadi tipe 1 sampai tipe 5
(4) Faktor berikutnya yaitu faktor kestabilan kimia. Kondisi kestabilan kimia
kawasan timbunan dapat dilihat dari perubahan warna air akibat proses kimia.
Reaksi kimia dapat menurunkan permeabilitas dan menaikkan derajat
kejenuhan (Hawley, 2017).
(3) Faktor kemiringan lereng timbunan didapat dari hasil perhitungan nilai
sudut lereng keseluruhan (overall slope angle) dari puncak timbunan (crest)
hingga kaki timbunan (toe). Semakin tinggi nilai sudut lereng keseluruhan
(overall slope angle) maka akan berpotensi menurunkan kestabilan timbunan
(Hawley, 2017)
Kondisi analisis kestabilan lereng diakibatkan menjadi dua gaya yaitu gaya
statis dan gaya ekonomis. Gaya statis diakibatkan pondasi lereng dan beban
alat sedangkan gaya dinamis diakibatkan gempa alami dan getaran akibat
peledakan. Hasil perhitungan FK diklasifikasikan berdasar Bowles (1989) dan
dilakukan pembobotan berdasar tabel di bawah ini
(2) Selanjutnya loading rate. Timbunan yang dibentuk dengan loading rate
cepat akan menyebabkan angka tekanan pori menjadi tinggi, hal tersebut dapat
menurunkan tingkat kestabilan. Semakin lambat proses kontruksi maka akan
memberikan waktu yang cukup untuk material timbunan mengalami
konsolidasi (Hawley, 2017)
Modul praktikum
Laptop beserta software Phase 2
Mouse
Alat tulis
Literasi terkait modul 6
Selesai
Geometri lereng :
- Kemiringan lereng : 45 °
jawab
jawab
5.8 Pembahasan
Adi, G., Ersyari, J., Chen, R., Sophian, R., & Zakaria, Z. (2021).
Penilaian Kestabilan Timbunan Berdasarkan Wsrhc Pada Timbunan
Muara Tiga Besar Utara, Pt. Bukit Asam, Tbk., Sumatra Selatan.
Prosiding Temu Profesi Tahunan PERHAPI, 0, 95-106.