Anda di halaman 1dari 16

HUKUM PERDATA

DISUSUN OLEH
KELOMPOK I:

Nama : Samahati Zega

Theresia Daeli

Kelas / Semester : A / IV ( Empat )

Dosen Pengampu : Hendrikus Otniel Nasozaro Harefa, S.H., M.H.

Mata Kuliah : Hukum Perdata

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (FPIPS)

PROGRAM STUDI PPKn

T.A. 2020/2021
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hukum Perdata” ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari bapak Hendrikus O. N. Harefa, S.H., M.H..pada mata kuliah Hukum Perdata .Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak selaku dosen mata kuliah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni.
Penulis menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akanpenulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gunungsitoli, 25 Februari 2021


  Penulis

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
Bab II Pembahasan ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Hukum Perdata ..................................................................................... 3
B. Ruang Lingkup Hukum Perdata ............................................................................. 5
C. Pembidangan Hukum Perdata ................................................................................ 6
D. Perbedaan Hukum Perdata dan Hukum Publik ..................................................... 9
Bab III Kesimpulan 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
Daftar Pustaka 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya kehidupan antara seseorang itu didasarkan pada adanya suatu “hubungan”,
baik hubungan atas suatu kebendaan atau hubungan yang lain. Adakalanya hubungan antara
seseorang atau badan hukum itu tidak berjalan mulus seperti yang diharapkan, sehingga
seringkali menimbulkan permasalahan hukum. Sebagai contoh sebagai akibat terjadinya
hubungan pinjam meminjam saja sering kali menimbulkan permasalahan hukum. Atau bisa
kita ambil suatu contoh lain seperti dalam hal terjadinya putusnya perkawinan sering
kali menimbulkan permasalahan hukum. Hal tersebut termasuk dalam masalah hukum
perdata. Hukum perdata juga di Indonesia adalah sekumpulan peraturan yang
berisi perintah dan larangan yang dibuat oleh pihak yang berwenang sehingga apa saja dapat
dipaksakan pemberlakuanya berfungsi untuk mengatur masyarakat demi terciptanya suatu
ketertiban disertai dengan sanksi bagi pelanggarnya yang terlihat melakukan suatu
pelanggaran. Salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada
subyek hukum dan hubungan antara obyek hukum. Hukum perdata disebut pula hukum
privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum publik mengatur hal-
hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan umum (misalnya politik dan pemilu
(hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum administrasi atau tata usaha
negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan antara
penduduk atau warga negara sehari- hari. Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada
hukum perdata di Belanda,khususnya hukum perdata Belanda pada masa penjajahan. Bahkan
Kitab Undang undang Hukum Perdata (dikenal KUHPerdata.) yang berlaku di Indonesia
tidak lainadalah terjemahan yang kurang tepat dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal
denganBW) yang berlaku di kerajaan Belanda dan diberlakukan di Indonesia (dan
wilayah jajahan Belanda) berdasarkan azas konkordansi.
B. Rumusan masalah
1. Pengertian hukum perdata.
2. Ruang lingkup hukum perdata.
3. Pembidangan hukum perdata.

1
4. Perbedaan hukum perdata dan hukum publik.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian hukum perdata.
2. Untuk mengetahui Ruang lingkup hukum perdata.
3. Untuk mengetahui Pembidangan hukum perdata.
4. Untuk mengetahui Perbedaan hukum perdata dan hukum publik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Hukum perdata

Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Djojodigunosebagai


terjemahan dari bahasa Belanda yaitu burgerlijkrecht Wetboek (B.W). pada masa
pendudukan Jepang. Di samping istilah itu, sinonim hukum perdata adalah civielrecht dan
privatrecht. Para ahli memberikan batasan hukum perdata, seperti berikut. Van Dunne
mengartikan hukum perdata, khususnya pada abad ke -19 adalah, “Suatu peraturan yang
mengatur tentang hal-hal yang sangat esensial bagi kebebasan individu, sepertiorang dan
keluarganya, hak milik dan perikatan. Sedangkan hukum public memberikan jaminan yang
minimal bagi kehidupan pribadi” Pendapat lain yaitu Vollmar, dia mengartikan hukum
perdata adalah, “Aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan dan
oleh karenanya memberikan perlindungan pada kepentingan perseorangan dalam
perbandingan yangtepat antara kepentingan yang satu dengna kepentingan yang lain dari
orang-orangdalam suatu masyarakat tertentu terutama yang mengenai hubungan keluarga dan
hubungan lalu lintas” Hukum perdata merupakan salah satu bidang hukum yang mengatur
hak dan kewajiban yang dimiliki subjek hukum. Subjek adalah pelaku. Subjek hukum ada
dua, yaitu manusia dan badan hukum (PT, firma, yayasan, dan sebagainya). Jadi Hukum
perdata bisa disebut adalah hukum yang bisa mengatur dari berbagai hubungan antar individu
dalam pergaulan masyarakat. Jadi, hukum perdata adalah hukum pokok yang dapat mengatur
kepentingan-kepentingan perorangan.

Hukumperdata ada karena kehidupan seseorang didasarkan pada adanya suatu “hubungan
”bagi hubungan berdasarkan kebendaan atau hubungan yang lain. Manusia. Hukum perdata b
ertujuan untuk mengatur hubungan di antara penduduk atau warga Negara sehari-hari, seperti
kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, waris, harta benda, kegiatan
usaha, dan tindakan bersifat perdata lainnya. Karena hukum perdata  “rangkaian peraturan-
peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dan orang lain
dengan menitikberatkan pada kepentingan perseoranagn “. Hukum perdata merupakan
ketentuan yang mengatur dan membatasitingkah laku manusia dalam memenuhi

3
kepentingannya serta membatasi kehidupan manusia atau seseorang dalam usaha untuk
memenuhi kebutuhan atau kepentingannya.  Hukum perdata juga disebut hukum privat atau
hukum sipil (Civil Law). Hukum privat adalah hukum yang baik materi maupun prosesnya
didasarkan kepada kepentingan pribadi-pribadi. Sebagai contoh Misalnya ketika terjadi suatu
masalah dalam transaksi dimana jual beli rumah antara kedua belah pihak, yang mana
kedua belah pihak berhak untuk menentukan metode pembayaran,apakah bisa kontan atau
kredit. Jual beli ini merupakan urusan pribadi sehingga institusi public seperti polisi atau
jaksa tidak berhak untuk ikut campur dalam prosesnya. Jadi, ketika ditemukan masalah
perdata dan polisi atau jaksa turut campur dalam kasus tersebut (dengan membawa baju
institusinya), maka tindakan aparat tersebut patut dicurigai. Namun ketika terjadi penipuan,
misalnya rumah dijual bukan hak milik si Penjual, makakasus ini bisa dilaporkan ke polisi.
Hukum perdata menentukan, bahwa didalam perhubungan antar mereka, orang harus
meundukan diri kepada apa saja dan norma-norma apa saja yang harus mereka indahkan.
Dalam hal ini hukum perdata berperan memberikan sebuah wewenang-wewenang disatu
pihak dan di lain pihak apakah mungkin bisa ia dapat membebankan kewajiban-kewajiban,
yang pemenuhannya dan justru ini adalah inti aturan okum, jika perlu bisa dapat dipaksakan
dengan bantuan penguasa.

Pengertian Hukum Perdata Material dan Formal :

a. Hukum Perdata Material
Pengertian 
4okum perdata material adalah menerangkan perbuatanperbuatan apa yang dapat dihuku
m serta hukuman-hukuman apa yang dapat dijatuhkan. Hukum materil ini juga bisa dapat
dikatakan bisa menentukan suatu dari sebuah isi sesuatu perjanjian,
sesuatu perhubungan atau sesuatu perbuatan. Dalam pengertian 4okum materil perhatian
ditujukan kepada isi peraturan.
b. Hukum Perdata Formal
Pengertian 4okum perdata formal adalah menunjukkan suatu cara mempertahankan atau
menjalankan dari suatu peraturan-peraturan yang dapat berlaku itu ditengah rakyat dan
dalam perselisihan maka okum formil itu menunjukan suatu cara menyelesaikan di muka

4
hakim. Hukum formil disebut pula 5okum Acara. Dalam pengertian hokum formil
perhatian ditujukan kepada cara mempertahankan/ melaksanakan isi peraturan.
B. Ruang Lingkup Hukum Perdata

1. Hukum Perdata dalam arti luas.

Pada hakekatnya meliputi semua hukum privat meteriil, yaitu segala hukum
pokok (hukum materiil) yang mengatur kepentingan-kepentingan perseorangan, termasuk
hukum yang tertera dalam KUHPerdata (BW), KUHD, serta yang diatur dalam sejumlah
peraturan (undang-undang) lainnya, seperti mengenai koperasi, perniagaan, kepailitan,
dll.

2. Hukum Perdata Dalam Arti Sempit.

Hukum Perdata dalam arti sempit, adakalanya diartikan sebagai lawan dari hukum
dagang. Hukum perdata dalam arti sempit ialah hukum perdata sebagaimana terdapat di
dalam KUHPerdata.

Jadi hukum perdata tertulis sebagaimana diatur di dalam KUHPerdata merupakan


Hukum Perdata dalam arti sempit. Sedangkan Hukum Perdata dalam arti luas termasuk di
dalamnya Hukum Perdata yang terdapat dalam KUHPerdata dan Hukum Dagang yang
terdapat dalam KUHD. Hukum Perdata juga meliputi Hukum Acara Perdata, yaitu
ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang cara seseorang mendapatkan keadilan di
muka hakim berdasarkan Hukum Perdata, mengatur mengenai bagaimana aturan
menjalankan gugutan terhadap seseorang, kekuasaan pengadilan mana yang berwenang
untuk menjalankan gugatan dan lain sebagainya. Hukum Perdata juga terdapat di dalam
Undang-Undang Hak Cipta, UU Tentang Merk dan Paten, keseluruhannya termasuk
dalam Hukum Perdata dalam arti luas.

Hukum Perdata Materiil. Hukum Perdata Materiil adalah segala ketentuan hukum
yang mengatur hak dan kewajiban seseorang didalam kehidupannya sehari-hari dan
dalam hubungannya terhadap orang lain dalam masyarakat. Dengan kata lain bahwa
Hukum Perdata materiil mengatur kepentingan-kepentingan perdata setiap subyek
hukum, yang pengaturannya terdapat di dalam KUHPerdata, KUHD dan yang lain.
Hukum perdata ini diatur dalam KUHPerdata buku 1 tentang orang, 2 tentang benda, dan
3 tentang pernikahan. Untuk adanya timbul hak dan kewajiban individu harus ada
hubungan hukum terlebih dahulu, dan hub hukum itu harus sah. Hubungan hukum itu
harus ada perikatan terlebih dahulu, yang lahir dari perjanjian atau UU.

5
C. Pembidangan Hukum Perdata
1. Hukum Pribadi/Perorangan
Hukum pribadi, pada dasarnya mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari
subjek hukum. Menurut hukum Adat, di samping pribadi( natuurlijk person ), diakui juga
pribadi (badan) hukum ( rechtspersoon ) sebagai subjek hukum. Manusia membawa hak
dan kewajiban sejak ia lahir dan berakhir setelah ia meninggal dunia. Tetapi, bila perlu
demi kepentingannya dimana sejak ia masih berada atau hidup dalam kandungan ibunya,
asalkan dia lahir dan hidup, ia dapat dianggap sebagai subjek hukum (pasal 2 ayat (1)
KUH Perdata). Tetapi bila lahir dalam keadaan meninggal, maka ia dianggap tidak
pernah ada (pasal 2 ayat (2) KUHPerdata).
2. Hukum Harta Kekayaan
Hukum Harta kekayaan merupakan ketentuan-ketentuan yang mengatur
mengenaihubungan antara subjek hukum dan objek hukum dalam suatu peristiwa hukum.
Yang dimaksud “objek hukum” yaitu benda (zaak) ialah segala sesuatu yang menjadi
bagiandari keadaan yang dapat dikuasai dan mempunyai nilai uang. Ruang lingkup
hukum kekayaan terdiri dari hukum benda dan hukum perikatan.
 Hukum Benda
Hukum benda ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai hal
yangdiartikan dengan benda dan hak-hak yang melekat diatasnya.Hukum adat
membedakan benda yaitu benda tetap (tanah) dan benda lepas atau bergerak (bukan
tanah). Benda tetap yang diatur di dalam kitab Undang-Undang Dasar Hukum Perdata
Buku II telah diganti oleh Undang-Undang Dasar Nomor 5 Tahun 1960,
tentang peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Undang-undang ini dapat  mengatur
mengenai hak-hak atas tanah Indonesia.
 Hukum Perikatan
Hukum perikatan adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hak dan
kewajibansubjek hukum dalam tindakan hukum kekayaan. Hukum perdata Eropa
mengatakanadanya perikatan yang ditimbulkan karena undang-undang dan perikatan
yangditimbulkan karena perjanjian. Perikatan yang ditimbulkan karena undang-
6
undangdisebut perikatan dari undang-undang. Perikatan yang ditimbulkan karena
perjanjian disebut “perjanjian”, maka hak dan kewajiban yang timbul dikehendaki
oleh subjek-subjek hokum.
3. Hukum Keluarga
Hukum keluarga adalah rangkaian peraturan-peraturan hukum yangtimbul untuk
mengatur pergaulan hidup kekeluargaan. Hukum keluarga meliputi :
 Kekuasaan Orangtua (ouderlijke macht)
Semua anak yang berada di bawah umur atau belum menikah berada
di bawah kekuasaan orangtua. Artinya, bahwa selama si anak itu belum dewasa,orang
tua memiliki kewajiban alimentasi, yaitu kewajiban untuk memelihara,mendidik, dan
memberi nafkah hingga anak tersebut dewasa atau sudah menikah.Sebaliknya, si anak
tersebut juga wajib patuh terhadap orangtua. Dan apabilatelah berkeluarga wajib
membantu perekonomian orangtua menurut garis lurus keatas.Dalam melakukan
kekuasaan orangtua, bapak/ibu mempunyai hakmenguasai kekayaan anaknya dan
berhak menikmati hasil kekayaan tersebut.Kekuasaan orangtua berakhir apabila :
a. Anak telah dewasa atau telah menikah 
b. Perkawinan orangtua putus
c. Kekuasaan orangtua dicabut oleh hakim karena alasan tertentu
d. Anak dibebaskan dari kekuasaan orangtua karena alasan tertentu
 Perwalian (voogdij)
Pada dasarnya anak yatim piatu atau anak di bawah umur yang
tidak berada dalam kekuasaan orangtua memerlukan bimbingan dan pemeliharaan.
Oleh karena itu perlu ditunjuk wali, yaitu orang atau yayasan yang akan mengurus
keperluan dan kepentingan hukum anak-anak itu. Hakim biasanya menetapkan
seorang wali yang masih memiliki hubungan darah terdekat dengansi anak. Hakim
juga dapat menetapkan seseorang atau perkumpulan, misalnyayayasan, sebagai wali.
Perwalian dapat terjadi karena :
a. Perkawinan orangtua putus baik karena perkawinan atau perceraian 
b. Kekuasaan orangtua dicabut atau dibebaskan
 Pengampuan (curatele)

7
Orang-orang yang perlu ditaruh di bawah pengampuan adalah orang-orang yang
belum cakap hukum atau orang-orang yang sudah dewasa namuntidak dapat
mengurus kepentingannya sendiri dengan baik, misalnya orang yang sakit ingatan,
lemah daya, dan lain-lain sebagainya. Apabila setiap Orang yang ditaruh di
bawah pengampuan biasanya diminta oleh suami atau istri,keluarga sedarah, atau bisa
kejaksaan.
 Perkawinan
Perkawinan menurut hukum perdata adalah hubungan keperdataan antaraseorang
pria dengan seorang wanita dalam hidup bersama sebagai suami istri.Menurut KUH
Perdata, perkawinan itu sah apabila memenuhi syarat-syaratantara lain :
a. Laki-laki berumur 19 tahun dan perempuan berumur 16 tahun 
b. Dilakukan di kantor pencatatan sipil
c. Tidak ada hubungan darah yang terlarang antara kedua calon mempelai
Hubungan keperdataan ini menimbulkan hak dan kewajiban suami istri, antara
lain :
a. Suami memiliki kekuasaan material. Artinya suami sebagai kepala keluargadan
bertanggung jawab terhadap istri dan anaknya.
b. Adanya kewajiban alimentasi.
c. Istri wajib mengikuti tempat tinggal suami.
4. Hukum Waris
Para ahli terdahulu mencoba untuk mengemukakan pendapat mereka
mengenai pengertian dari hukum waris. Menurut MR.B.Ter Haar Bzn, hukum
waris adalah aturan-aturan hukum mengenai cara bagaimana penerusan dan peralihan
harta kekayaan baikyang berwujud maupun yang tidak berwujud dari turunan ke
keturunan. SelanjutnyaProf. Mr. A. Pitlo juga memberikan pendapat bahwa yang disebut
hukum waris ituadalah kumpulan peraturan yang mengatur hukum mengenai kekayaan
karena wafatnyaaseseorang. Dan juga Prof. Subekti berpendapat bahwa hukum waris
adalah hukum yangmengatur akibat-akibat hubungan keluarga terhadap harta
peninggalan seseorang. Jadidapat disimpulkan bahwa yang dimaksud hukum waris
adalah hukum yang mengatur danmenangani apa yang harus terjadi terhadap harta
kekayaan seseorang yang meninggaldunia, mengenai cara-cara peralihan harta dari

8
seseorang yang meninggal dunia atau pewaris kepada ahli warisnya. Didalam urusan
pewarisan, terdapat beberapa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan kewarisan dalam
hukum perdata. Diantaranya yaitu (1) yang berpindah di dalam pewarisan adalah kekayaa
n si pewaris (2) pewarisan hanya terjadi karena kematian (3) ahli waris harus ada atau
sudahlahir disaat terbukanya warisan (4) tidak memandang asal barang-barang dalam
suatu peninggalan.Selanjutnya untuk menjadi seorang ahli waris tidak mudah begitu saja.
Terdapatsyarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk menjadi seorang ahli
waris.Diantaranya seorang ahli waris harus ada dan masih ada pada saat warisan terbuka.

D. Perbedaan Hukum Publik dan Hukum Perdata


a. Hukum publik
Hukum publik adalah keseluruhan garis-garis hukum yang berhubungan dengan
bangunan negara atau badan-badan negara, bagaimana badan-badan negara
melaksanakan tugasnya, bagaimana hubungan kekuasaannya satu sama lainnya dan
perbandingan atau hubungannya dengan masyarakat atau perseorangan dan sebaliknya.
Bangunan negara yang dimaksud adalah pemerintahan termasuk susunan dan
kewenangan-kewenangan pemerintahan tersebut. Ciri-ciri hukum publik antara lain:
 Mengatur hubungan antara kepentingan negara atau masyarakat dengan orang
perseorangan.
 Kedudukan penguasa negara adalah lebih tinggi dari orang perseorangan. Dengan
perkataan lain, orang perseorangan disubordinasikan kepada penguasa.
 Penuntutan terhadap seseorang yang telah melakukan suatu tindakan yang terlarang
tidak tergantung kepada perseorangan (yang dirugikan), melainkan pada umumnya,
negara atau penguasa wajib menuntut orang orang tersebut.
 Hak subjektif penguasa ditimbulkan oleh peraturan-peraturan hukum pidana positif.
b. Hukum Perdata
Hukum perdata (privat) adalah ketentuan-ketentuan yang mengatur hubungan
hukum antara sesama warga perseorangan atau antara warga tersebut dengan penguasa
sebagai pribadi (perseorangan), bukan dalam fungsinya sebagai pejabat, yang berarti
penguasa atau pejabat tersebut dalam hal ini tunduk pada peradilan perdata. Hukum
perdata dalam arti sempit hanya meliputi ketentuan-ketentuan tentang orang, tentang

9
kebendaan, tentang perikatan, dan tentang pembuktian dan daluarsa seperti yang di diatur
dalam KUH Perdata (BW). Sedangkan hukum perdata dalam arti luas meliputi selain
termasuk dalam arti sempit, juga termasuk ketentuan-ketentuan mengenai perdagangan
sebagaimana diatur dalam KUHD dan kegiatan bisnis. Kadang-kadang hukum perdata
dalam arti luas dinamakan oleh orang sebagai hukum sipil, sedangkan hukum perdata
dalam arti sempit sebagai hukum perdata. Karenanya jika membicarakan mengenai
hukum perdata, maka harus disepakati terlebih dahulu istilah mana yang sedang
digunakan.
Sehingga dengan demikian perbedaan antara hukum publik dan hukum privat
semakin jelas. Ditinjau dari sudut kepentingan, maka hukum perdata mengatur
kepentingan perseorangan (particuliere belangen), sedangkan hukum publik mengatur
kepentingan umum (algemene belangen).

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan antar individu
dalam pergaulan masyarakat. Jadi, hukum perdata adalah suatu hukum pokok yang mengatur
kepentingan-kepentingan setiap perorangan ( individu ). Dalam peradilan hukum perdata
diutamakan perdamaian karena hukum perdata itu tidak hanya difungsikan untuk menghuku
m seseorang, tetapi juga sebagai alat untuk mendapatkan keadilan dan perdamaian.
Perbedaan antara hukum publik dan hukum privat semakin jelas. Ditinjau dari sudut
kepentingan, maka hukum perdata mengatur kepentingan perseorangan (particuliere
belangen), sedangkan hukum publik mengatur kepentingan umum (algemene belangen).
B. Saran
Dari beberapa sumber materi ini banyak sekali kekurangan dalam penyusunan dan
semoga dapat diperbaiki ke depannya. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca. Terutama dalam mengimplementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Abdulkadi, Hukum Perdata Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2014)

Syahrizal DardA, Kasus-Kasus Hukum Perdata di Indonesi, (Yogyakarta: Pustaka


Grhatama,2011)

Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka,1989)

Kansil, C.S.T, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, jilid 2 (Jakarta: Balai Pustaka, 1993)

Soetami Siti, Pengantar Tata Hukum Indonesia, (Bandung : PT Refika Aditama, 2007)

Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, Jilid I (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996).

12

Anda mungkin juga menyukai