Anda di halaman 1dari 3

Spontaneous Pulmonary Hematoma with

Diffuse Pulmonary Ossification Requiring


Emergency Treatment: a case report

MASALAH

Tn X, 44 tahun dengan riwayat nefropati IgA dan tidak memiliki riwayat trauma atau penggunaan antikoagulan. Dia datang dengan
keluhan utama sputum berdarah dan sakit punggung kanan atas, dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan rinci. CT scan dada
menunjukkan efusi pleura kanan dan massa bulat besar di lobus kanan bawah. Kami melakukan drainase chest tube pada thorax kanan
dan mengkonfirmasi efusi pleura berdarah. Meskipun embolisasi arteri bronkial dilakukan, anemia pasien memburuk, dan kami
melakukan lobektomi kanan bawah. Pemeriksaan histopatologi dari spesimen yang direseksi menunjukkan hematoma dengan osifikasi
paru yang menyebar, meskipun hubungan antara keduanya tidak jelas. Tidak ada bukti keganasan atau angiitis. Oleh karena itu, kami
membuat diagnosis hematoma paru spontan dalam kasus ini. Kursus pasca operasi berjalan lancar. Pasien saat ini dalam observasi
sebagai pasien rawat jalan, dan rontgen dada baru-baru ini tidak menunjukkan bukti kekambuhan.

PENYELESAIAN MASALAH

Identitas Pasien
- Nama : Tn. X
- Usia : 44 tahun
- BB :-
- TB :-

Riwayat Penyakit : -Nefropati IgA

Riwayat Pengobatan : -

Pemeriksaan Fisik
- Leukosit : 8200 nL
- Hb : 12,3 g/dL
- SCr : 1,86 mg/dL
- SC-reaktive Protein: 0,19 mg/dL
- Prothrombin : 10,5 s – 25,9 s
- Fibrinogen : 412 mg/dL
- D-dimer : 0,8 mg/dL

SOAP

Problem Medik Subjektif Objektif Assesment Planning


Hematoma Paru & -Sputum berdarah -Leukosit: 8200 µL - melakukan operasi darurat - pemeriksaan rongten
DPO (Osifikasi Paru -Sakit punggung -Hb: 12,3 g/dL dada untuk mengetahui
Difus) kanan atas -Prothrombin: 0,5 s – 25,9 s kekambuhan
- menghindari pengunaan
-Fibrinogen: 412 mg/dL
obat yang menyebabkan
-D-dimer: 0,8 mg/dL perdarahan
-SCr: 1,86 mg/dL - tidak merokok dan
-SC-reaktive Protein: 0,19 mg/dL menghindari asap rokok
- tidak melakukan aktivitas
yang berat.

Menurut PMK RI No 41 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawatdaruratan, obat dan alat kesehatan yang digunakan untuk prosedur
operasi sebagai berikut:
a. Obat darurat
- Sulfas atropine 0,25 mg
- Lidocaine 2%
- Adrenaline
b. Obat premedikasi
c. Obat induksi
- Opioid (sesuai kebutuhan)
- Propofol
- Ketamine
d. Obat pelumpuh otot (bila perlu intubasi atau intubasi)
e. Obat rumatan anestesi
- Obat anestesi inhalasi
- Obat anestesi intravena
- Suplemen opioid
f. Obat pemulihan pelumpuh otot
g. Obat untuk mengurangi nyeri
- PCT
- NSAID
- Opioid
h. Alat intubasi
- ETT nomor yang sesuai dengan perhitungan 2,5-3,5 disiapkan 1 nomor diatas dan dibawah nya
- Larimgoskop sesuai ukuran, daun lurus.
- Oropharing sesuai usia
i. Mesin anestesi
- Sungkap muka sesuai umur
- Sirkuit nafas

Daftar Pustaka:

Sonokawa, Takumi, Takuma Matsui, Kyoshiro Takegahara, Tatsuya Inoue, Takeru Kashiwada, Yasuhiro Terasaki and Jitsuo Usuda,
Spontaneous Pulmonary Hematoma with Diffuse Pulmonary Ossification Requiring Emergency Treatment: A Case Report,
Surgical Case Report, Vol. 5, No. 27, 2019.

Anda mungkin juga menyukai