Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL JURNAL REPORT

“GAYA KEPEMIMPINAN GURU SD DI DALAM KELAS”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Kepemimpinan”

Dosen Pengampu : Sitti Rahma,S.Pd.M.Si

Oleh :
Elvina Damayanti Hasibuan
Kelas B
2203141003

Pendidikan Seni Tari


Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan
Medan
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-

Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat

menyelesaikan tugas Critical Jurnal Report (CJR) "Gaya Kepemimpinan Guru

SD Di Dalam Kelas".

Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita

Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan

sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Penulis menyadari bahwa pembuatan tugas Critical Jurnal Report (CJR)

Kepemimpinan, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam

kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Ibu Sitti Rahma,S.Pd.M.Si, Ms selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah

Kepemimpinan dan semua pihak yang membantu.

Akhir kata penulis berharap semoga Critical Jurnal Report (CJR)

Kepemimpinan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperluas

wawasan pembaca. Penulis menyadari bahwa CJR ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari segi isi, tulisan,maupun kualitasnya. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan

kedepannya. Terimakasih

Medan, 18 November 2020

Elvina Damayanti Hasibuan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................................. 1

C. Manfaat ................................................................................................................ 1

BAB II IDENTITAS JURNAL

A. Jurnal Pertama .................................................................................................... 2

B. Jurnal Kedua ....................................................................................................... 2

BAB III ANALISIS BUKU

A. Ringkasan Jurnal Petama .................................................................................. 3

B. Komentar Jurnal Pertama ................................................................................. 10

C. Ringkasan Jurnal Kedua.................................................................................... 11

D. Komentar Jurnal Kedua .................................................................................... 14

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 15

B. Saran ..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mengkritik Jurnal (Critical Jurnal Review) merupakan kegiatan mengulas

suatu jurnal agar dapat mengetahui dan memahmi apa yang disajikan dalam

suatu jurnal. Kritik jurnal sangat penting karena dapat melatih kemampuan

kita dalam menganalisis dan mengevaluasi pembahasan yang disajikan

peneliti. Sehingga menjadi masukan berharga bagi proses kreatif bagi

kepenulisan lainnya.

B. Tujuan

1. Menjelaskan tentang gaya kepemimpinan guru SD di kelas

2. Mengulas (Menelaah) isi jurnal

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah kepemimpinan

C. Manfaat

1. Menambah wawasan tentang gaya kepemimpinan guru SD di kelas

2. Melatih untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan

dari jurnal

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan jurnal

1
BAB II

IDENTITAS JURNAL

A. JURNAL I

Judul : Model Kepemimpinan Guru dalam Proses

Pembelajaran Di Kelas pada Jenjang SD/MI

Volume dan Halaman : 4 (1) dan 16

Tahun : 2017

Penulis : Azamul Fadhly Noor Muhammad

Reviewer : Elvina Damayanti Hasibuan

ISSN : 2442-5133 / 2527-7227

B. JURNAL II (PEMBANDING)

Judul : Gaya Kepemimpinan Guru SD Sekolah Dasar Di

Dalam Kelas

Volume dan Halaman : 5 (1) dan 7

Tahun : 2019

Penulis : Sepni Yanti

Reviewer : Elvina Damayanti Hasibuan

ISSN : 2461-078X / 2654-783X

2
BAB III

ANALISIS JURNAL

A. Ringkasan Jurnal I : Model Kepemimpinan Guru Dalam Proses

Pembelajaran Di Kelas Pada Jenjang SD/MI

1. Pendahuluan

Proses pembelajaran di kelas diarahkan agar dapat terjadi interaksi dua

arah, yaitu interaksi antara guru dan siswa dan interaksi siswa dengan

siswa. Seorang guru harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki

sekolah dan kelas secara efektif dalam rangka menjamin terwujudnya

pemenuhan pembelajaran. Selain itu, guru juga harus menjadi seorang

pemimpin pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tetapi peran guru

lebih sebagai fasilitator dari pada sebagai pusat segala informasi kepada

para siswa SD/MI. Menurut Pusbangtendik (2014: 41) Kepemimpinan

guru dalam proses pembelajaran sangat penting untuk diterapkan di kelas

karena mampu meningkatkan prestasi belajar siswa secara signifikan.

Selain itu juga dapat membangun komunitas belajar warga dan bahkan

mampu menjadikan kelasnya sebagai kelas pembelajar (learning class).

Proses pembelajaran di kelas, pada hakikatnya membutuhkan seorang

guru dan siswa. Dan dituntut adanya interaksi dua arah di antara

keduanya. Interaksi inilah yang membuat guru enggan untuk

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat

siswa pada saat pembelajaran. Kegiatan tersebut termasuk interaksi dua

arah yang menuntut siswa untuk aktif dalam berbicara, berani

mengungkapkan pendapat, dan pembelajaran akan berlangsung lebih

aktif dan efektif.

2. Pembahasan

a. Arti Kepemimpinan Di Kelas

Menurut Harvey dan Bowin (1996), kepemimpinan adalah suatu seni

dan proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mereka mau

3
bekerja dengan sungguh-sungguh untuk meraih tujuan suatu

kelompok. Sedangkan Beals (1990: 24) mengartikan bahwa

kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengajak orang lain untuk

mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan penuh semangat.

Selanjutnya Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995), Leadership is the process

of directing and influencing the task related activities of group members.

Kurang lebih mempunyai makna kepemimpinan adalah proses dalam

mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal berbagai

aktivitas yang harus dilakukan.

Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai komponen

kepemimpinan guru di kelas adalah (1) proses rangkaian tindakan guru

dalam sistem pembelajaran di kelas; (2) mempengaruhi dan memberi

teladan; (3) memberi perintah dengan cara persuasif dan manusiawi

tetapi tetap menjunjung tinggi disiplin pada aturan yang berlaku; (4)

siswa mematuhi perintah sesuai dengan kewenangan dan

tanggungjawab masing-masing; (5) menggunakan authority dan power

dalam batas yang dibenarkan; dan (6) menggerakkan atau

mengarahkan semua siswa guna menyelesaikan tugas sehingga

tercapai tujuan meningkatkan hubungan kerjasama antara siswa satu

dan yang lainnya, membina dan menggerakkan sumberdaya yang ada

di sekolah maupun kelas, dan memberikan motivasi kepada kelompok

maupun individu dalam pelaksanaan pembelajaran agar dapat berjalan

sesuai yang diinginkan.

b. Fungsi Utama Kepemimpinan Di Kelas

Secara umum fungsi pemimpin di kelas adalah untuk memudahkan

pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Fungsi pemimpin

yang diutarakan oleh Ki Hajar Dewantara dapat kita jabarkan sebagai

berikut:

4
1) Fungsi pemimpin di kelas yang berkaitan dengan tujuan yang

hendak dicapai, terdiri dari:

a) Memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan yang ingin

dicapai oleh suatu kelompok serta menjelaskan agar anggotanya

dapat bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan

guna mencapai tujuan itu.

b) Pemimpin berfungsi memberikan dorongan kepada anggota-

anggota kelompok untuk menganalisis situasi agar dapat

merumuskan rencana kegiatan pembelajaran yang ingin dicapai.

c) Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam

memahami materi yang dibahas dan memberikan keterangan

lebih detail mengenai pengumpulan keterangan yang dianggap

perlu supaya dapat inti materi yang dipelajari.

d) Pemimpin berfungsi menggunakan analisis terhadap minat

belajar khusus terhadap pembagian kelompok kerja masing-

masing.

e) Memberi dorongan kepada setiap anggota kelompok untuk

melahirkan perasaan dan pikirannya dalam memilih buah pikiran

yang relevan dan berguna dalam pemecahan masalah yang

dihadapi oleh kelompok.

f) Pemimpin berfungsi memberi kepercayaan dan menyerahkan

tanggungjawab kepada anggota dalam melaksanakan tugas,

sesuai dengan kemampuan masing-masing demi kepentingan

bersama.

2) Fungsi pemimpin di kelas yang bertalian dengan penciptaan suasana

belajar mengajar yang sehat dan menyenangkan, antara lain:

a) Pemimpin berfungsi sebagai pemupuk dan pemelihara

kebersamaan di dalam suatu kelompok kerja/belajar siswa, agar

mempermudah dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

5
b) Pemimpin harus mengusahakan suatu tempat belajar yang

menyenangkan bagi siswa, sehingga dapat dipupuk kegembiraan

dan semangat belajar dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar di kelas.

c) Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para

siswa, bahwa mereka termasuk anggota kelompok dan

merupakan bagian dari kelompok tersebut.

d) Pemimpin dapat mempergunakan kelebihan yang terdapat pada

pemimpin, bukan untuk berkuasa lebih atau mendominasi dalam

pelaksanaan pembelajaran, akan tetapi berkontribusi dalam

memberikan pendapat atau menambahkan materi yang dikira

melenceng dari pokok bahasan agar mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Dalam suasana tersebut,

pemimpin dapat juga mengembangkan pola belajar siswa yang

lebih dinamis, kreatif dan efisien. Selain itu, pemimpin juga harus
mengakui kemampuan siswanya dengan wajar.
c. Model Kepemimpinan Guru Di Kelas

Di dalam suatu kelas, kegiatan pembelajaran dapat dikatakan

berhasil atau gagal sebagian besar ditentukan oleh guru sebagai

pemimpin di kelas tersebut. Model kepemimpinan lebih identik dengan

gaya atau tipe kepemimpinan seseorang dalam hal memimpin.

Menurut Jennings (1926: 52) ada 5 model kepemimpinan yang secara

luas dikenal keberadaannya adalah sebagai berikut:

1) Model Demokratis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) dikemukakan bahwa

demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang

mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang

sama atau menjamin kemerdekaan dan persamaan mengemukakan

pendapat sebagai suatu keseluruhan yang utuh. Model Seorang guru

6
yang memiliki model pemimpin demokratis selalu menyadari bahwa

dirinya merupakan bagian dari kelompoknya. Nilai yang dianutnya

berangkat dari filsafat hidup yang menjunjung tinggi harkat

martabat manusiawi. Nilai tersebut tercermin dari sikapnya dalam

mengambil sebuah keputusan didalam kelas, misalnya siswa diajak

untuk menentukan suatu keputusan yang akan disepakati secara

bersama agar siswa memiliki sifat tanggung jawab yang besar.

Dalam hal menindak siswa yang melanggar disiplin atau aturan

yang sudah disetujui dan etika kerja kelompok cenderung bersifat

koperatif, korektif dan edukatif. Hal ini agar mendorong siswa agar

mendorong rasa tanggung jawab yang besar terhadap siswa, selain

itu juga dapat menumbuhkembangkan daya inovatif dan

kreativitasnya.

2) Model Kharismatik

Kepemimpinan kharismatik dapat dimaknai sebagai

kepemimpinan yang memiliki kekuasanan yang kuat dan tetap serta

dipercayai oleh pengikut-pengikutnya, kemampuan mempengaruhi

orang lain dengan mendayagunakan keistimewaan atau kelebihan

dalam sifat/aspek kepribadiaan pemimpin, sehingga menimbulkan

rasa hormat, rasa segan dan kepatuhan yang tinggi pada para

pengikutnya.

Seorang pemimpin yang berkharisma memiliki karakteristik

khusus, yaitu daya tariknya sangat memikat, sehingga mampu

memperoleh pengikut yang sangat banyak dan sangat besar.

3) Model Laissez Faire

Model kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa

anggota mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu

mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin

pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas

7
pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi.

Seorang pemimpin ini cenderung memilih peran yang pasif dan

memberikan organisasi berjalan menurut temponya sendiri.

4) Model Otokratik

Model pemimpin otokratik adalah seseorang yang egois. Egois

yang dimaksud adalah akan memutar balikkan faktor yang

sebenarnya sesuai dengan apa yang secara keseluruhan dan subjektif

di interpretasikan sebagai kenyataan. Seorang pemimpin yang

otokratis ialah seorang pemimpin yang:

a) Menganggap bawahan/siswa sebagai milik pribadi

b) Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai

c) Menganggap bawahan/siswa sebagai suatu alat mata-mata; (d)

Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari siswa

d) Terlalu tergantung dengan kekuasanaan formilnya (guru sebagai

sumber ilmu)

e) Dalam tindakan penggerakannya sering mempergunakan approach

yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum siswa

seenaknya sendiri.

5) Model Paternalistik

Kepemimpinan paternalistik adalah pemimpin yang perannya

diwarnai oleh sikap kebapak-bapakan dalam arti bersifat

melindungi, mengayomi, dan menolong anggota organisasi yang

dipimpinnya. Pemimpin ini tergolong sebagai pemimpin yang

diidam-idamkan oleh beberapa bawahan/siswanya, biasanya bersifat

sebagai berikut:

a) Menganggap bawahannya sebagai orang yang tidak dewasa

b) Bersikap terlalu melindungi

8
c) Jarang memberikan kesempatan bawahannya untuk mengambil

suatu keputusan

d) Jarang memberikan kesempatan bawahannya untuk mengambil

inisiatif

e) Jarang memberikan kesempatan bawahannya daya kreasi dan

fantasi demi kemajuan kelompok

f) Sering bersikap maha tau.

Orientasi Model kepemimpinan ini di dalam kelas ditujukan

dengan dua hal, yaitu penyelesaian tugas dan terpeliharanya

hubungan baik antara guru dan siswa sebagaimana seorang bapak

yang akan selalu melindungi, memelihara dan hubungan serasi

dengan anak-anaknya. Seorang pemimpin seperti ini dalam hal-hal

tertentu amat diperlukan, akan tetapi sebagai seorang pemimpin di

kelas pada umumnya kurang baik.

d. Persyaratan Menjadi Guru Kelas Di SD/MI

Dengan keikhlasannya, guru rela mengabdikan sebagian waktunya

untuk mengajar siswa di sekolah. Guru sering disebut sebagai

“Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Menurut Djamarah (2010:32) untuk

menjadi seorang guru kelas tidaklah mudah dan sembarang, tetapi

harus memenuhi beberapa kriteria persyaratan seperti berikut ini:

1) Taqwa Kepada Allah SWT

2) Berilmu

3) Sehat Jasmani

4) Berkelakuan Baik

Di Indonesia sendiri untuk menjadi guru diatur dengan UU Nomor

14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bab III Pasal 7 ayat 1 dan 2,

yaitu berijazah, profesional, sehat jasmani dan rohani, Taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berkepribadian yang luhur, bertanggungjawab,

dan berjiwa nasional.

9
e. Tugas Guru di Kelas

Menurut Djamarah (2010: 36) guru mempunyai tugas

mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan

membangun dirinya dan membangun negara, agama, nusa dan bangsa.

Tugas guru sebagai profesi menuntut kepada guru untuk

mengembangkan profesionalisme diri sesuai dengan perkembangan

pengtahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar dan melatih siswa

adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru sebagai pendidik

berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada

siswanya. Tugas guru dalam hal pengajar adalah meneruskan dan

mengembangkan pengetahuan dan teknologi kepada siswanya.

f. Keterampilan yang Harus Dimiliki Oleh Guru dalam Kepemimpinan di

Kelas

Mnurut Linda dan Hammond (2009: 1) ada empat keterampilan

yang mutlak diperlukan, yaitu:

1) Working with adult learners

2) Communication

3) Collaboration team

4) Knowledge of content and pedagogy

B. Komentar Jurnal I

1. Kelebihan

Jurnal yang di buat oleh Azamul Fadhly Noor Muhammad mengenai

Model Kepemimpinan Guru dalam Proses Pembelajaran Di Kelas pada

Jenjang SD/MI, sudah sangat bagus.

Materi-materi yang di muat dalam jurnal ini juga sesuai dengan materi

yang saya pelajari di mata kuliah Kepemimpinan Pada bagian bahasa

pada jurnal ini juga sudah sangat baik dan materi di jelaskan secara

terperinci sehingga memudahkan saya ketika membacanya.

10
2. Kelemahan

Pada jurnal pertama ini dalam bahasanya memang sudah bagus tetapi

memang masih ada beberapa kata yang bahasanya sangat sulit di

mengerti

C. Jurnal II : Gaya Kepemimpinan Guru SD Sekolah Dasar Di Dalam Kelas

1. Pendahuluan

Setiap orang adalah pemimpin, baik pemimpin akan dirinya ataupun

pemimpin akan orang-orang disekitarnya baik itu masyarakat ataupun

keluarga atau bisa juga pemimpin suatu organisasi. Setiap organisasi

harus ada pemimpinnya, pemimpin yang bisa dipatuhi dan disegani oleh

bawahannya. Sama halnya pada salah satu lembaga pendidikan

khususnya sekolah, di dalam sekolah yang menjadi pimpinan adalah

seorang Kepala Sekolah.

Makawimbang (2012:9) menyatakan “kepemimpinan adalah

kemampuan yang ada dalam diri seseorang baik secara alamiah atau

melalui suatu pendidikan untuk mempengaruhi orang lain baik individu

maupun kelompok dalam suatu organisasi dalam situasi tertentu

sehingga dengan sukarela anggota organisasi melakukan tujuan yang

hendak dicapai”. Menurut Usman (2013:312) berpendapat bahwa

“kepemimpinan mengandung makna mempengaruhi orang lain untuk

bertindak seperti yang pemimpin kehendaki”. Begitu juga menurut

Gardner dalam Usman, (2013:307), menyatakan bahwa “pemimpin-

pemimpin adalah orang-orang yang menjadi contoh, mempengaruhi

perilaku pengikutnya secara nyata melalui sejumlah perasaan-perasaan

signifikan pengikutnya”.

Guru SD bertugas sebagai seorang pemimpin bagi siswanya. Guru SD

diberi tugas untuk memimpin kelas dimana diselenggarakannya proses

belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru SD

yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.

11
Guru SD adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan menengah.

Wibowo (2015) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya suatu perubahan pada diri seseorang,

perubahan tersebut dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk seperti

berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku,

kecakapan, serta kemampuan”.

Menurut Wrightman dalam Syatra, (2013:53) menyatakan “peran guru

SD adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan, yang

dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan

perubahan tingkah laku dan perkembangan anak didik yang menjadi

tujuannya”.

Menurut Tampubolon dalam Jamil, (2013:27) menyatakan bahwa

“Sikap kepemimpinan sudah ada di dalam diri manusia. Secara sederhana

kepemimpinan memiliki definisi kemampuan yang dimiliki seseorang

untuk multimensional di mana guru SD menduduki peran sebagai: 1)

orangtua, 2) pendidik, 3) pemimpin, 4) produsen, 5) pembimbing, 6)

motivator, dan 7) peneliti”.

2. Metode

Penelitian ini memakai metode deskriftif. Dengan menganalisa data yang

didapat dari sumber primer.

3. Hasil dan Pembahasan

a. Gaya Kepemimpinan Guru SD

Pemimpin yang efektif ialah pemimpin yang menggunakan (style)

yang dapat mewujudkan sasarannya, misalnya guru SD dalam kelas

dalam hal memberikan tugas kepada siswa, mengadakan komunikasi

12
yang efektif kepada siswa, memotivasi siswa, mengkontrol kegiatan

siswa dan seterusnya.

Makawimbang (2012:21) menyatakan “ada 3 gaya kepemimpinan

yang bisa dijadikan sebagai gaya kepemimpinan guru SD yakni : (1)

gaya kepemimpinan yang otokratis,(2) gaya kepemimpina yang

demokratis, (3) gaya kepemimpinan kendali bebas”.

1) Gaya kepemimpinan yang otokrastis

Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang

paling tua dikenal manusia. Dalam gaya kepemimpinan ini

pemimpin bertindak sebagai penguasa. Semua anggota hanya

sebagai anggota yang menjalankan perintah ataupun kehendak

pemimpin.

2) Gaya kepemimpinan yang demokratis

Gaya kepemimpinan ini mengikutsertakan anggotanya dalam

pengambilan keputusan dalam rangka membutuhkan komitmen

kerja untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan demokratis

diwujudkan dengan dominasi perilaku sebagi pelindung,

penyelamat dan perilaku yang cenderung memajukan dan

mengembangkan organisasi/kelompok. Kepemimpinan dengan gaya

demokratis dalam mengambil keputusan sangat mementingkan

musyawarah.

3) Gaya kepemimpinan kendali bebas (laissez faire)

Gaya kepemimipinan yang menekankan bahwa pemimpin tidak

hanya berusaha untuk menjalankan control atau pengaruh terhadap

anggota kelompok. Dalam gaya kepemimpinan ini cenderung

pemimpin sering memberi kekuasaan pada bawahan.

Kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe gaya

kepemimpinan otoriter.

13
D. Komentar Jurnal II

1. Kelebihan

Jurnal yang di buat oleh Sepni Yanti mengenai Gaya Kepemimpinan

Guru SD Sekolah Dasar Di Dalam Kelas, sudah sangat bagus.

Materi-materi yang di muat dalam jurnal ini juga sesuai dengan materi

yang saya pelajari di mata kuliah Kepemimpinan. Bahasa yang di

gunakan oleh penulis juga mudah di pahami sehingga memudahkan saya

ketika membacanya dan kita bisa langsung mengerti apa yang di maksud

kata-kata di dalam jurnal ini.

2. Kelemahan

Pembahasan dalam jurnal ini belum cukup luas.

14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepemimpinan guru SD adalah kemampuan guru SD, tindakan guru SD

untuk mempengaruhi siswa dengan cara , membujuk, memotivasi dan

mengkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan adalah

kemampuan mempengaruhi seseorang atau kelompok sehingga sasaran

yang dicita-citakan dapat tercapai.

Gaya kepemimpinan guru di kelas harus memperhatikan modelnya.

Karena dari masing-masing model atau tipe kepemimpinan guru di kelas

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Tergantung bagaimana

pembawaan dari guru yang bersangkutan. Selain itu seorang guru juga

harus mampu memilah beberapa aspek kepemimpinan yang menunjang

proses pembelajarannya. Karena kepemimpinan guru di kelas berafiliasi

dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Bilamana guru

mengedepankan keegoisannya dalam proses pembelajaran, maka ada

kemungkinan siswa tidak akan melaksanakan aa yang diperintahkan oleh

guru

B. Saran

Adapun saran penulis dalan Critical Jurnal Report ini, kedua buku ini

sangat layak dijadikan jurnal untuk pembelajaran atau referensi dalam mata

kuliah Kepemimpinan karena isinya tentang Gaya Kepemimpinan Guru SD

di Kelas sangat lengkap dan mudah dipahami.

15
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad,AzamulFadhlyNoord.2017.ModelKepemimpinanGurudalamProse

sPembelajaran Di Kelas pada Jenjang SD/MI.Volume 4(1) (hlm.29-44).

Yanti,Septi.2019.GayaKepemimpinanGuruSDSekolahDasarDiDalamKelas.Volu

me5(1)(hlm66-72).

iii

Anda mungkin juga menyukai