KD II
Oleh
Kelompok 7
Dosen Pengampu:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas “Bronkoskopi Dan Kolonoskopi” pada mata kuliah
Komplementer. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Skenario Pembelajaran bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Dedi Adha, S.Kep,
M.Kep. Selaku dosen pembimbing dan Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Bronkoskopi ............................................................... 3
B. Pengertian Kolonoskopi (Endoskopi) ............................................ 6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Bronkoskopi dan Kolonoskopi?
2. Apa saja jenis-jenis dari Bronkoskopi dan Kolonoskopi?
3. Apa tujuan dari Bronkoskopi dan Kolonoskopi?
4. Apa saja indikasi dari Bronkoskopi dan Kolonoskopi?
5. Apa saja kontraindikasi dari Bronkoskopi dan Kolonoskopi?
6.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi dari bronkoskopi dan Kolonoskopi
2. Untuk mengetahui jenis – jenis dari bronkoskopi dan Kolonoskopi
3. Untuk mengetahui tujuan dari bronkoskopi dan Kolonoskopi
4. Untuk mengetahui indikasi dari bronkoskopi dan Kolonoskopi
5. Untuk mengetahui kontraindikasi dari bronkoskopi dan Kolonoskopi
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BRONKOSKOPI
1. Defenisi Bronkoskopi
Definisi Kata bronk Definisi Kata bronkoskopi berasal d oskopi berasal
dari bahasa Yunani y bahasa Yunani yaitu broncho yang berarti batang batang
tenggorokan tenggorokan dan scopos yang berarti melihat atau menonton.
Jadi, bronkoskopi adalah pemeriksaan vis bronkoskopi adalah pemeriksaan
visual jalan ual jalan nafas atau nafas atau saluran pernafasan saluran pernafasan
paru yang paru yang disebut bronkus. Lebih khusus lagi, bronkoskopi merupakan
prosedur medis, yang dilakukan oleh dokter yang mempunyai kompetensi di
bidangnya dengan memeriksa bronkus bronkus atau percabangan percabangan
paru-paru paru-paru untuk tujuan diagnostik diagnostik dan terapeutik terapeutik
(pengobatan). Bronkoskopi adalah prosedur kesehatan yang dilakukan dengan
memasukkan alat bernama bernama bronkoskop bronkoskop melalui melalui
tenggorokan, tenggorokan, laring, laring, atrakea atrakea kedalam kedalam
bronkus bronkus untuk melihat bagian toraks (dada).
2
1. Mengontrol dan penanganan batuk darah masif
2. Mengeluarkan benda asing dari saluran trakeobronkial
3. Penanganan stesosis jalan nafas
4. Penanganan obstruksi saluran nafas akibat neoplasma
5. Laser bronkoskopi
3
3. Tujuan Bronkoskopi
a) Untuk melihat keadaan saluran nafas mulai dari trakea sampai beberapa
tingkat percabangan bronkus
b) Untuk menilai percabangan bronkus
c) Untuk mengambil bahan (spesimen) pemeriksaan untuk diagnosis
4. Indikasi Bronkoskopi
a) Batuk / batuk darah Batuk / batuk darah yang belum diketahui
penyebabny yang belum diketahui penyebabnya
b) Wheezing
c) Adanya obstruksi / benda asing dalam saluran nafas
d) Lymphadenopathy / masa intrabronkial pada intra toraks
e) Karsinoma bronkus
f) Abses paru
5. Kotraindikasi Brnkoskopi
a) Kontraindikasi absolut
Pasien kurang operatif
Keterampilan operator kurang
Fasilitas kurang memadai
Hipoksia yang tidak respon dengan pemberian oksigen
Aritmia yang tidak terkontrol
b) Kontraindikasi relatif
Asma berat
Koagulopati yang serius
Bulla emfisema berat
Obstruksi trakea
4
6. Kelebihan dan kekurangan
a) Rigid Bronkoskopi (Pipa Kaku)
Kelebihan :
1. Menjadi pilihan utama untuk pengeluaran benda asing karena
bronkoskop kaku lebih baik dalam mempertahankan saluran
napas agar tetap terbuka
2. Lebih mudah untuk menilai dan mendiagnosis pita suara,
kelainan saluran pernafasan atas atau trakea
Kekurangan :
1. Tidak dapat menjangkau ke cabang bronkus karena Tidak dapat
menjangkau ke cabang bronkus karena kaku
2. Hanya dilakukan pada penderita dibawah anestesi umum
5
B. Pengertian kolonoscopy(endoscope)
Endoskopi merupakan pemeriksaan rongga tubuh menggunakan endoskop
yang digunakan untuk diagnosis atau penyembuhan. Teknik ini menggunakan
serat optik dan teknologi video sehingga memampukan keseluruhan struktur
tubuh dapat diinspeksi secara keseluruhan.
1. Sejarah Endoscope
6
Sejarah dari gastrointestinal endoskopi dibagi atas 3 periode, yaitu, periode
endoskop kaku atau straight rigid tubes antara tahun 1795 – 1932, periode
setengah lentur atau semi- flexible tube endoscopy antara tahun 1932 – 1958, dan
periode fiberoptic endoscopy, yang diawali pada tahun 1958. Dan sejak tahun ini
pula perkembangan baik endoskopi maupun gastroenterologi terasa sekali sangat
pesatnya.
Pada periode endoskop kaku yang diawali oleh sarjana Bozzini pada 1795.
Pada waktu ini untuk memeriksa rektum dan uterus. Sarjana tersebut membuat
suatu alat dari logam dengan diberi penyinaran lilin. Pada 1868 Kussmaul pertama
kali membuat gastroskop dari logam. Karena alat tersebut masih kaku dan yang
dilengkapi dengan lampu dan kaca yang memantulkan cahaya, maka disebut
straight rigid gastroskop . Kemudian gastroskop tersebut
diperbaiki/disempurnakan oleh Mikulicz pada 1881, dengan membuat lekukan di
ujungnya sebesar 30 derajat, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa isi
lambung lebih sempurna dan disebut rigid elbowed gastroscope.
Periode semiflexible tube endoscope antara 1932 – 1958. Oleh karena alat-
alat endoskop sebelum 1932 masih kaku dan masih banyak kesukaran dan
bahayanya, maka Rudolf Schindler Wolf membuat semiflexible gastroscope yang
pertama kali pada 1932. Oleh karena itu Rudolf Schindler diakui oleh kalangan
7
gastroenterolog di dunia sebagai seorang pionir dalam flexible endoskopi, Alat
tersebut mempunyai lensa ganda dengan jarak sangat pendek. Kemudian alat
tersebut mengalami berbagai macam modifikasi, di antaranya Henning pada 1939
membuat modifikasi lensanya, dan bagian yang kaku dibuat lebih kecil, sehingga
memudahkan pemeriksaan.
Pada periode fiberoptic endoskop, yang dimulai sejak 1958. Periode ini
dipelopori oleh HIRSCHOWITZ dengan mendemonstrasikan untuk pertama
kalinya gastroduodenal fiberskop buatan ACMI. Berkas-berkas cahaya yang
terdapat di dalam alat-alat tersebut dipantulkan oleh fiberglass dengan diameter
0,0006 inch atau +/- 14 u. Di dalam satu bundel dengan diameter ± 0,25 inch
terdapat 150.000 fiberglass. Dengan ditemukannya astroduodenal fiberskop
HIRSCHOWITZ ini, mulai terlihat kemajuan di bidang endoskopi, karena
pemakaiannya tebih mudah dan lebih aman. Kemudian Olympus Co. dari Jepang
membuat gastrokamera yang dikombinir dalam fiberskop, yang disebut
GFT(1962), dan kemudian mengalami perbaikan dan disebut GFTA(1965).
8
untuk memeriksa sampai daerah coecum. Alat ini diperkenalkan pertama kali pada
1968.
2. Jenis-jenis Endoskopi
3. Manfaat Endoscopy
Selain itu, prosedur endoskopi juga memiliki persiapan yang lebih mudah
serta proses penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi.
Walaupun lebih aman ketimbang operasi, endoskopi tetap berpotensi
memunculkan efek samping, seperti nyeri, perdarahan, dan kemungkinan
terjadinya infeksi. Selain itu, endoskopi juga punya keterbatasan, yaitu hanya
dapat melihat saluran cerna atas dan bawah. Karenanya, pada kasus-kasus
9
kelainan pada saluran cerna tengah (usus halus), maka tetap diperlukan tindakan
operasi.
10
Sistoskopi, untuk mengamati kondisi saluran kemih dan kandung
kemih. Endoskopi jenis ini digunakan untuk mendiagnosis
kemungkinan kanker kandung kemih.
Thorakoskopi, untuk mengamati kondisi rongga antara dinding dada
dan paru. Biasanya digunakan untuk biopsi paru-paru.
5. Prosedur Endoskopi
Kamera dan senter ini berguna untuk melihat keadaan organ di dalam
tubuh, dan gambarnya akan ditampilkan pada monitor. Selain kamera, endoskop
juga bisa dilengkapi dengan peralatan bedah pada ujungnya, untuk melakukan
prosedur medis tertentu.
11
Selain itu, prosedur endoskopi juga memiliki persiapan yang lebih mudah
serta proses penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan operasi.
Walaupun lebih aman ketimbang operasi, endoskopi tetap berpotensi
memunculkan efek samping, seperti nyeri, perdarahan, dan kemungkinan
terjadinya infeksi.
Selain itu, endoskopi juga punya keterbatasan, yaitu hanya dapat melihat
saluran cerna atas dan bawah. Karenanya, pada kasus-kasus kelainan pada saluran
cerna tengah (usus halus), maka tetap diperlukan tindakan operasi.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
2. Pendarahan saluran cerna atas(muntah darah dan buang air besar berwarna
hitam) dilakukan tindakan gastroskopi
3. Pendarahan saluran cerna bawah.dilakukan kolonoskopi
4. Adanya perubahan kebiasaan pada waktu buang air besar. Dilakukan
tindakan kolonoskopi.
5. Pengobatan varices (pelebaran) pembuluh darah pada
tenggorokan.dilakukan tindakan gastroskopi
B. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&i
d=159&Itemid=67 ; diakses pada 22 April 2021
15