Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL 2

MATA KULIAH TUGAS AKHIR PROGRAM S1 PGSD

NAMA Gryce Loren Sondakh

NIM 838359282

NILAI

Siswa kelas 5 SD Pelita Jaya berjumlah 25 orang. Wali kelas yang mengajar di kelas
tersebut adalah seorang guru senior. Namanya Ibu Indri.Hari itu selesai apel pagi Bu Indri
masuk kelas .Mengawali pelajaran di hari itu Ibu Indri melaksanakan tugas rutin kelas.
Setelah semua siswa siap untuk belajar Ibu Indri memulai pelajaran.Sesuai Jadwal hari itu
Mata Pelajaran yang akan diajarkan adalah Matematika .Materi Menyajikan data dalam bentuk tabel dan
sejenisnya.
Bu Indri memberi materi pengantar tentang cara menyajikan data dalam bentuk tabel dengan
memberikan 1 contoh.

Sebagai contoh, buah kesukaan Siswa Kelas V adalah sebagai berikut


:1. Jeruk = 5 siswa
2. Mangga = 8 Siswa
3. Anggur = 4 Siswa
4. Apel = 6 siswa
5. Melon = 2 siswa
Data di atas apabila disajikan dalam bentuk tabel akan menjadi seperti berikut:

Setelah menjelaskan contoh tersebut Bu Indri memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang disajikannya.Ternyata tidak ada siswa yang bertanya.Karena berpikir bahwa siswa sudah
paham maka Bu Indri membagi siswa dalam kelompok.Masing-masing kelompok beranggotakan 5 siswa.
Bu Indri kemudian menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa dalam kelompok , di mana masing-
masing kelompok akan membuat 2 tabel tentang kegemaran siswa dan Umur siswa .Dalam membuat tabel
tersebut siswa harus mencari data dengan mewawancarai teman-temannya.

Setelah itu siswa disuruh duduk menurut kelompok yang telah dibagikan.Sesaat
kemudian kelas menjadi gaduh karena masing-masing kelompok mencari data yang
diminta.Namun ada juga siswa yang hanya menunggu data yang dikumpul oleh ketua
kelompok .Bu Indri berusaha menenangkan, tapi sesaat kemudian kelas kembali ribut.

Setalah waktu yang ditentukan selesai, Bu Indri meminta masing-masing kelompok


untuk manggambar di papan tulis tabel yang dibuat berdasarkan data kegemaran dan umur
siswa.

Dari 5 kelompok hanya 2 kelompok yang bisa membuat kedua tabel yang
ditugaskan.Bu Indri menjadi kecewa.

Pertanyaan :
1. Temukanlah kelebihan dan kelemahan pembelajaran yang dilaksanakan oleh Ibu Indri !
Berikan alasan untuk masing-masing kelemahan dan kelebihan tersebut !
2. Dalam pembelajaran matematika ada pendekatan yang dikenal dengan Pendekatan
Konstruktivisme jelaskan esensi dari pendekatan tersebut menyangkut pengertian, langkah-
langkah, kelebihan dan kelemahannya.
3. Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran tersebut susunlah satu rencana
perbaikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Rencana tersebut mencakup

a. Identikasi masalah
b. Analisis Masalah
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Perbaikan.
e. Langkah-langkah perbaikan (Untuk langkah-langkah perbaikan, kembangkan prosedur
pembelajaran yang ditempuh yang meliputi kegialan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

JAWABAN :

1. Menurut saya kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran yang dilakukan oleh Ibu Indri adalah sbb:

Kelebihan:

 Ibu Indri telah melaksanakan kegiatan rutin kelas di awal kegiatan pembelajaran dan
hal yang dilakukan oleh Ibu Indri sudah benar karena dengan melakukan kegiatan
rutin kelas Ibu Indri dapat mengukur sampai dimana kesiapan siswa untuk mengikuti
pelajaran selanjutnya.

 Ibu Indri dalam kegiatan inti telah memberikan penjelasan tentang materi yang
dipelajari dengan menggunakan contoh, dan langkah yang dilakukan oleh Ibu Indri
sangat baik karena sangat membantu pemahaman siswa dalam memahami materi
yang dipelajari.
 Ibu Indri setelah memberikan penjelasan kepada siswa tentang materi yang dipelajari
bersama memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan jika ada
penjelasan yang belum dimengerti. Hal ini adalah langkah yang baik untuk dilakukan
seorang guru karena dapat mengukur sejauh mana siswa telah mengerti tentang
penjelasan yang disampaikan oleh guru.

 Ibu Indri melakukan proses evaluasi pembelajaran dengan membagi siswa dalam
beberapa kelompok untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Evaluasi ini sangat
tepat untuk dilakukan setelah guru memberikan penjelasan tentang materi, karena
dapat mengukur seberapa besar presentasi keberhasilan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Kekurangan:

 Ibu Indri tidak jelas menggunakan metode pembelajaran apa dalam pembelajaran
mata pelajaran matematika yang dilakukan. Padahal sangat pentingnya
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai agar ketercapaian hasil belajar bisa
dicapai secara maksimal.

 Bu Indri tidak dapat menciptakan suasana PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,


Inovativ, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) bahkan produktif dikelasnya,
sehingga para siswa cepat menjadi bosan, dan tidak konsentrasi bahkan siswa
menjadi ribut dalam pembagian kelompok.

 Bu Indri tidak melakukan refleksi pembelajaran di akhir kegiatan pembelajaran, hal


ini sangat penting dan harus dilakukan guru disetiap akhir pembelajaran agar supaya
pada pembelajaran selanjutnya guru tersebut dapat memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada menjadi lebih baik lagi.

2. Penjelasan Pendekatan Konstruktivisme dalam matematika mengenai esensi dari pendekatan


tersebut menyangkut pengertian, langkah-langkah, kelebihan dan kelemahannya, adalah sebagai
berikut :

Pengertian:

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan
gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan
pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan
dan menjadi lebih dinamis.
Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:

 Siswa aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.


 Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.

 Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling
mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.

 Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif
dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.

 Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini


berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai
dengan pengetahuan ilmiah.

 Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar
untuk menarik miknat pelajar.

Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan
dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala
sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari
kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain,
seperti teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).

Langkah-langkah Konstruktivisme:

Suatu pendekatan pembelajaran memiliki langkah-langkah atau prosedur yang harus dilaksanakan
agar tercapainya hasil belajar yang diharapkan, langkah-langkah dalam pendekatan
Konstruktivisme menurut Suprijono (2009: 41) yaitu.

Orientasi, merupakan fase untuk memberi kesempatan kepada siswa memerhatikan dan
mengembangkan motivasi terhadap topik materi pembelajaran.

Elicitasi, merupakan tahap untuk membantu siswa menggali ide-ide yang dimilikinya dengan
memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan atau menggambarkan pengetahuan dasar
atau ide mereka melalui poster, tulisan yang dipresentasikan kepada seluruh siswa.

Rekonstruksi ide, dalam tahan tahap ini siswa melakukan klarifikasi ide dengan cara
mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain atau teman melalui diskusi. Berhadapan dengan
ide-ide lain seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasanya, kalau tidak cocok.
Sebaliknya menjadi lebih yakin jika gagasanya cocok.

Aplikasi ide, dalam langkah ini ide atau pengetahuan yang telah dibentuk siswa perlu diaplikasikan
pada macam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih lengkap
bahkan lebih rinci.

Review, dalam fase ini memungkinkan siswa mengaplikasikan pengetahuannya pada situasi yang
dihadapi sehari-hari, merevisi gagasanya dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara
mengubahnya menjadi lebih lengkap. Jika hasil reviu kemudian dibandingkan dengan pengetahuan
awal yang telah dimiliki, maka akan memunculkan kembali ide-ide (elicitasi) pada diri siswa.

Langkah-langkah dalam pendekatan Konstruktivisme menurut Sidik ada empat tahapan yaitu.

1. Tahapan pertama adalah apersepsi.

Pada tahap ini dilakukan kegiatan menghubungkan konsepsi awal, mengungkapkan pertanyaan-
pertanyaan dari materi sebelumnya yang merupakan konsep prasyarat. Misalnya: mengapa baling-
baling dapat berputar?

2. Tahap kedua adalah eksplorasi.

Pada tahap ini siswa mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang mau dipalajari.
Kemudian siswa menggali menyelidiki dan menemukan sendiri konsep sebagai jawaban dari
dugaan sementara yang dikemukakan pada tahap sebelumnya, melalui manipulasi benda langsung.

3. Tahap ketiga, diskusi dan penjelasan konsep.

Pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan temuannya, pada tahap ini pula
guru menjadi fasilitator dalam menampung dan membantu siswa membuat kesepakatan kelas, yaitu
setuju atau tidak dengan pendapat kelompok lain serta memotifasi siswa mengungkapkan alasan
dari kesepakatan tersebut melalui kegiatan tanya jawab.

4. Tahap keempat, pengembangan dan aplikasi.

Pada tahap ini guru memberikan penekanan terhadap konsep-konsep esensial, kamudian siswa
membuat kesimpulan melalui bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konseptual yang telah
diperoleh melalui pembelajaran saat itu melalui pengerjaan tugas.
Langkah-langkah dalam pendekatan Konstruktivisme menurut Riyanto (2010: 147) adalah sebagai
berikut.

Apersepsi, guru mendorong siswa agar mengemukakan pengetahuan awal mengenai konsep yang
akan dibahas.

Eksplorasi, pada tahap ini siswa mengungkapkan dugaan sementara terhadap konsep yang akan
dipelajari.

Refleksi, pada tahap ini siswa menganalisis dan mendiskusikan apa yang telah dilakukan.

Aplikasi, diskusi dan penjelasan konsep, pada tahap ini guru memberikan penekanan terhadap
konsep-konsep esensial melalui penjelasan konsep, kamudian siswa membuat kesimpulan melalui
bimbingan guru dan menerapkan pemahaman konsep.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukan oleh para ahli, peneliti cenderung untuk menggunakan
langkah-langkah pembelajaran pendekatan Konstruktivisme menurut Suprijono karena lebih
terperinci dan sistematis dalam prosesnya.
Langkah yang dipakai sebagai berikut. (1) Orientasi, memberi kesempatan kepada siswa
memerhatikan dan mengembangkan motivasi ide terhadap topik materi pembelajaran.
(2) Elicitasi, tahap ini guru membantu siswa untuk mengembangkan ide-idenya. (3) Rekonstruksi
ide, siswa melakukan klarifikasi ide dengan cara mengontraskan ide-idenya dengan ide orang lain
atau teman melalui diskusi. (4) Aplikasi ide, siswa mengkomunikasikan hasil penyelidikan dan
temuannya, tahap ini guru menjadi fasilitator dalam menampung pendapat dari siswa, dan
(5) review atau merevisi gagasan siswa dengan menambah suatu keterangan atau dengan cara
mengubahnya menjadi lebih lengkap.
Kelebihan dan KelemahanPendekatan Konstruktivisme :
Terdapat kekhususan pandangan tentang belajar dalam teori belajar Konstruktivisme. Lapono (2008:
28) mengemukakan bahwa pembelajaran yang mengacu pada teori belajar Konstruktivisme lebih
memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan
dilakukan oleh guru. Kelebihan dan kelemahan dari Konstruktivisme menurut Suprijono (2009: 45)
yaitu: kelebihan (1) Siswa benar-benar bisa mengembangkan ide dari pengalaman belajar yang
sudah dimiliki siswa.(2) Berdasarkan pengalaman sendiri dapat membuat proses belajar siswa lebih
bermakna. Sedangkan kelemahannya yaitu (1) Guru harus mempunyai kemampuan lebih dalam
mengembangkan pengetahuan yang dimiliki siswa. (2) Siswa harus mempunyai rasa percaya diri
yang kuat serta berani mengembangkan ide yang dimilikinya.
Kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan pendekatan Konstruktivisme menurut Sidik adalah
sebagai berikut.
a. Kelebihan Pendekatan Konstruktivisme
Pembelajaran berdasarkan Konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi
gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan
kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka
tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong
untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
Pembelajaran Konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya.
Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori,
mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
Konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa
terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang
telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai
strategi belajar.
Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan
mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
Memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan gagasan,
saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ada satu jawaban yang benar.
b. Kekurangan Pendekatan Konstruktivisme
Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa tidak
cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti
membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbedabeda.
Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana
yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
Riyanto (2010: 157) mengemukakan kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran Konstruktivisme
sebagai berikut.
a. Kelebihan
Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya.
Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap.
Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
b. Kelemahan
Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun menggunakan pendekatan
tradisional.
Guru Konstruktivis dituntut lebih kreatif dalam merencanakan pelajaran dan memilih atau
menggunakan media.
Siswa dan orang tua mungkin memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar
yang baru. Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu pembelajaran yang mengacu
pada teori belajar Konstruktivisme lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam refleksi atas
apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru, siswa lebih didorong untuk mengkontruksi
sendiri pengetahuan mereka.

3.

Anda mungkin juga menyukai