Uinsa Rafly
Uinsa Rafly
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
LKS Non Bank
Dosen Pengampu :
Dimyati, MEI.
Disusun oleh:
1. Anisa Putri Fahrani (C02219038)
2. Rafly Asshiddiqie (C02219039)
3. Sonia Ratna Kumalasari (C72219076)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada sang Maha Penguasa Alam dan seisinya, yang telah
menciptakan kita semua pendengaran, penglihatan dan hati, sehingga kita masih bisa
menghirup nafas dan masih bisa beraktivitas serta mampu menuntut ilmu hingga pada hari
ini. Berkat karunia, rahmat, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Sistem dan karakteristik sukuk (obligasi syari’ah)” ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah dan terlimpahkan kepada sang pembawa
peringatan Nabi Muhammad SAW, yang mana Beliau telah membawa rahmat bagi
seluruh alam dengan membawa Al Qur’an sebagai petunjuk bagi kita semua (manusia).
Tugas makalah ini dapat terselesaikan karena bantuan dari beberapa pihak. Ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Dimyati, MEI selaku dosen pengampu yang
telah memberikan bimbingannya dalam penulisan makalah ini. Ucapan terima kasih juga
tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak dan Ibu yang selalu memberikan dorongan dan
motivasinya kepada kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan. Karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang dapat untuk
membangun pengetahuan dengan baik dan benar demi perbaikan makalah ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Cover...................................................................................................................................1
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sukuk..................................................................................................6
B. Prinsip Operasional Sukuk...................................................................................8
C. Mekanisme Operasional Sukuk............................................................................10
A. Kesimpulan.............................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi Islam dewasa ini kian mengesankan. Hal tersebut bisa
dilihat degan banyaknya negara yang mulai beralih menggunakan prinsip-prnsip islam
dalam melakukan kegiatan ekonominya. Ijtihad dalam bidang ekonomi, finansial, dan
perbankan kontemporer telah memperlihatkan kebangkitan yang luar biasa, baik
dalam level pribadi dalam level lembaga dan munadhamat al-islamiyah dalam dunia
islam, terutama setelah berdirinya lembaga-lembaga keuangan islam.1 Tidak hanya
negara-negara Timur Tengah saja yang mengembangkan sistem ekonomi islam ini.
Akan tetapi, negara-negara seperti kawasan asia, Eropa bahkan Amerika pun serta
dalam mengembangkan sistem ekonomi ini.
Sudah banyak sekali jenis produk atau instrumen keuangan syari’ah sekarang
ini. Mulai dari tabungan, asuransi, saham, reksadana sampai obligasi (sukuk). Salah
satu instrumen keuangan syari’ah yang telah banyak diterbitkan adalah sukuk. Sukuk
bisa di sebut juga obligasi syari’ah, merupakan salah satu instrumen pasar modal
syari’ah di samping saham dan reksadana syari’ah. Pada awalnya banyak pihak yang
masih meragukan keabsahan dari obligasi syari’ah. Mengingat obligasi merupakan
surat bukti pemilikan utang, hal tersebut juga berlaku pada obligasi syari’ah yang
mengalami pengeseran makna, berbeda dengan obligasi pada umumnya (obligasi
konvensional), sukuk tidak hanya di terbitkan oleh negara saja, banyak juga korporasi
atau perusahaan yang telah menerbitkan sukuk sebagai sumber permodalan dalam
melaksanakan kegiatan operasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Sukuk
2. Bagaimana Prinsip Operasional Sukuk
3. Bagaimana Mekanisme Operasional Sukuk
C. Tujuan
1
Husein Syahatah & Athiyyah Fayyadh, Bursa Efek Tuntutan Islam Dalam Transaksi di Pasar Modal
(Surabaya: Pustaka Progressif, 2004) 83.
4
1. Untuk mengetahui Pengertian Sukuk
BAB II
5
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sukuk
Obligasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “Obligatie” yang dalam bahasa
Indonesia disebut dengan “obligasi” yang berarti “kontrak”. Dalam Keputusan
Presiden RI Nomor 775/KMK 001/1982 disebutkan bahwa obligasi adalah jenis efek
berupa surat pengakuan utang atas pinjaman uang dari masyarakat dalam bentuk
tertentu, untuk jangka waktu sekurang-kurangnya tiga tahun dengan menjanjikan
imbalan bunga, yang jumlah serta saat pembayarannya telah ditentukan terlebih
dahulu oleh emiten atau Badan Pelaksana Pasar Modal.2
Jika diperhatikan pengertian obligasi di atas, maka dapat dipastikan bahwa
obligasi yang dimaksudkan adalah obligasi konvensional. Hal ini dikenali dari
potongan kalimat “…menjanjikan imbalan bunga…” yang dalam obligasi syariah
dianggap haram atau terlarang, sebagaimana dikemukakan pada pembahasan
selanjutnya.
Adapun Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi
Syariah yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi
pada saat jatuh tempo.
Obligasi syariah biasa juga disebut sukuk. Sukuk berasal dari bahasa Arab
صكوك, jamak dari صك, yang berarti ‘instrumen legal, amal, cek’. Sukuk dapat pula
diartikan dengan efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai
sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan, yang paling tidak
terbagi atas:
1. Kepemilikan aset berwujud tertentu
2. Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu
3. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.3
- Dasar Hukum Obligasi Syariah (Sukuk)
6
2. Pendapat ulama tentang keharaman obligasi yang penghasilannya berbentuk
bunga (kupon).
3. Pendapat ulama tentang obligasi syariah yang menggunakan prinsip mudarabah,
murabahah, musyarakah, istishna, dan salam.
4. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20 DSN/IV/2001 mengenai Pedoman
Pelaksanaan Investasi Reksadana Syariah.
5. Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 32/DSN-MUI/IX/ 2002 tentang
Obligasi Syariah.
Adapun isi Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 32/DSN-MUI/IX/ 2002
tentang Obligasi Syariah adalah
- Pertama, Ketentuan Umum:
Obligasi yang tidak dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat
utang dengan kewajiban membayar berdasarkan bunga obligasi yang
dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip
syariah.
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan
prinsip syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah
yang mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
Obligasi Syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana
obligasi pada saat jatuh tempo.
- Kedua, Ketentuan Khusus:
Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain:
Mudharabah (Muqaradah)/ Qirad.
Musyarakah.
Murabahah.
Salam.
Istishna’.
Ijarah.
Jenis usaha yang dilakukan Emiten (mudarib) tidak boleh bertentangan dengan
syariah dengan memperhatikan substansi Fatwa DSN-MUI Nomor 20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah,
Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan Emiten (mudarib) kepada pemegang
Obligasi Syariah Mudharabah (shahibul mal) harus bersih dari unsur non halal,
7
Pendapatan (hasil) yang diperoleh pemegang Obligasi Syariah sesuai akad yang
digunakan, Pemindahan kepemilikan obligasi syariah mengikuti akad-akad yang
digunakan.
8
A. Sukuk ijarah
yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad ijarah, yang satu
pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya menjual atau menyewakan hak
guna (manfaat) suatu aset kepada pihak lain berdasarkan harga sewa dan periode
sewa yang disepakati tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan aset itu
sendiri.
Contoh skim ijarah bisa dilihat pada penerbitan obligasi ijarah Matahari
Departemen Store. Perusahaan ritel ini mengeluarkan obligasi ijarah senilai Rp
100 miliar. Dananya digunakan untuk menyewa ruangan usaha dengan akad
wakalah. Matahari bertindak sebagai wakil untuk melaksanakan ijarah atas
ruangan usaha dari pemiliknya (pemegang obligasi/investor). Ruang usaha yang
disewa adalah Cilandak Town Square di Jakarta. Ruang usaha tersebut
dimanfaatkan Matahari sesuai dengan akad wakalah, yang atas manfaat tersebut
Matahari melakukan pembayaran sewa (fee ijarah) dan pokok dana obligasi. Fee
ijarah dibayarkan setiap tiga bulan, sedangkan dana obligasi dibayarkan pada saat
pelunasan obligasi. Jangka waktu obligasi tersebut selama lima tahun.
B. Sukuk mudarabah
yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudarabah yang
merupakan satu bentuk kerjasama, yang satu pihak menyediakan modal (rabb al-
mal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudarib), keuntungan dari
kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan yang telah disetujui
sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak
penyedia modal.
Sebagai contoh, Berlian Laju Tanker telah menerbitkan obligasi
mudarabah senilai Rp 100 miliar. Dananya digunakan untuk membeli kapal
tanker (66%) dengan tambahan modal kerja perusahaan (34%). Obligasi
berjangka waktu 5 tahun yang dicatakan di BES dan KSEI ini memperoleh
keuntungan dari bagi hasil berdasarkan pendapatan perseroan dari pengoperasian
kapal tanker MT Gardini atau kapal lain yang beroperasi untuk melayani
Pertamina, sehingga return-nya berubah setiap tahun sesuai pendapatan.
C. Sukuk musyarakah
yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah yang
merupakan suatu bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
9
menggabungkan modal yang digunakan untuk membangun proyek baru,
mengembangkan proyek yang telah ada atau membiayai kegiatan usaha.
Keuntungan atau kerugian yang timbul akan ditanggung bersama sesuai dengan
jumlah partisipasi modal masing-masing.
D. Sukuk istishna’
yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad istishna’ yang
merupakan suatu bentuk perjanjian jual beli antara para pihak untuk pembiayaan
suatu proyek. Adapun cara, jangka waktu, dan harga ditentukan oleh berdasarkan
kesepakatan para pihak.4
- Karakteristik Obligasi Syariah (Sukuk)
Adapun karakteristik sukuk adalah
1. Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat;
2. Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai jenis
aqad yang digunakan;
3. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maisir;
4. Penerbitannya melalui Special Purpose Vehicle (SPV);
5. Memerlukan underlying asset; dan,
6. Penggunaan proceds (hasil jual) harus sesuai prinsip syariah.
C. Mekanisme Operasional Sukuk
2). Kontrak aset ayn yang telah ada mesti bersandarkan Islam.
4
Husein Syahatah & Athiyyah Fayyadh, Bursa Efek Tuntutan Islam Dalam Transaksi di Pasar Modal
(Surabaya: Pustaka Progressif, 2004) 92.
10
Sementara pensekuritian aset merujuk kepada pemilikan hak dan kerjasama.
Kontrak ini terdiri dari mudarabah, musyarakah dan ijarah. Pensekuritian aset
merupakan proses penerbitan sekuritas dengan cara menjual aset keuangan tertentu
kepada pihak ke tiga, dan perlu diketahui secara pasti aset dasarnya (underlying
asset).
Tujuan dari pensekuritian aset ini adalah untuk likuidasi atau mendapatkan dana
baru dengan biaya yang lebih menarik dibandingkan dengan pinjaman melalui
institusi keuangan lainnya. Melalui proses ini, investor ataupun perusahaan akan
memperoleh modal secara langsung kapanpun mereka inginkan.
5
Mustafa Edwin, Investasi pada Pasar Modal Syari’ah (Jakarta: Kencana, 2007) 19.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Obligasi Syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikeluarkan Emiten kepada pemegang Obligasi Syariah yang
mewajibkan Emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang Obligasi Syariah
berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo. Sukuk dapat pula diartikan dengan efek syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak
terpisahkan, yang paling tidak terbagi atas:
1. Kepemilikan aset berwujud tertentu
2. Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu
3. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
1. Sukuk ijarah
2. Sukuk mudarabah
3. Sukuk musyarakah
4. Sukuk istishna’
12
13