Oleh:
Kelompok 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah ini sebagai
tugas mata kuliah Dasar Ilmu Gizi yang Berjudul “Pencernaan dan Penyerapan
Protein (Lambung dan Usus Halus) ”
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ruli Bahyu Antika, S.KM., M.Gizi, selaku dosen mata kuliah
Dasar Ilmu Gizi;
2. Orang tua kami, atas segala restu dan dukungannya;
3. Teman-teman, atas segala bentuk bantuannya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dalam meningkatkan pemahaman.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum.........................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
1.3.1 Bagi Mahasiswa.......................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Pengertian Protein........................................................................................3
2.2 Klasifikasi Protein.........................................................................................3
2.3 Komposisi Kimia Protein..............................................................................5
2.4 Fungsi dan Sumber Protein...........................................................................5
2.4.1 Fungsi Protein.........................................................................................5
2.4.2 Sumber Protein.......................................................................................8
2.5 Pencernaan Protein.......................................................................................8
2.6 Absorpsi atau Penyerapan Protein..............................................................11
2.7 Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein................................................12
2.7.1 Akibat Kekurangan Protein..................................................................12
2.7.2 Akibat Kelebihan Protein.....................................................................14
BAB 3. PEMBAHASAN.......................................................................................15
3.1 Studi Kasus................................................................................................15
3.2 Analisis Kasus Menurut 5W 1H................................................................16
BAB 4. PENUTUP................................................................................................18
4.1 Kesimpulan..................................................................................................18
4.2 Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
Protein berasal dari kata protos atau proteos yang artinya utama atau
pertama. Protein merupakan komponen penting dalam suatu organisme
termasuk hewan dan manusia.Protein merupakan senyawa polimer yang
terbentuk dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
langsung oleh ikatan peptida antara asam amino satu dengan asam amino
yang lainnya. Asam amino tersusun dari unsur C,H,O,N dan kadang-
kadang S serta P. Asam amino terdiri dari satu gugus karboksil (-COOH),
Satu gugus amino (-NH2), satu atom H, dan satu gugus radikal(-R).
Protein termasuk makromolekul penyusun bagian terbesar tubuh selain air,
yaitu seperlima bagian tubuh.
iii
penting darin protein yang akan digunakan untuk proses metabolik di
dalam tubuh, penyerapan terutama terjadi didalam usus halus berupa
empat sistem absorbsi aktif yang membutuhkan energi, metabolisme
adalah serangkaian proses kimiawi yang terjadi didalam tubuh dan
melibatkan unsur unsur penting didalam tubuh dan salah satunya adalah
protein, dan yang terakir adalah proses ekskresi, proses ekskresi adalah
suatu proses pengeluaran zat sisa di dalam tubuh yang sudah tidak
diperlukan oleh tubuh. Semua proses itu adalah serangkaian perjalanan
protein didalam tubuh untuk menjadi suatu komponen penting didalam
tubuh manusia. Di dalam makalah ini akan dijelaskan lebih mendalam lagi
tentang perjalanan protein beserta proses-prosesnya didalam tubuh secara
mendetail dan mendalam lagi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa memahami lebih tentang protein dari pengertian sampai
dengan kekurangan dan kelebihan protein di tubuh dan tidak hanya
memahami Proses pencernaan, Penyerapan Protein dalam tubuh.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian Protein
2. Untuk Mengetahui klasifikasi protein
3. Untuk mengetahui komposisi kimia protein
4. Untuk mengetahi Fungsi dan sumber protein
5. Untuk Mengetahui proses pencernaaan protein dalam tubuh
6. Untuk Mengetahui proses penyerapan protein dalam tubuh
7. Untuk Mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan protein
1.3. Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan, tentang bagaimana peran
protein pada tubuh manusia.
iv
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
v
manusia mengandung 14% sistein. Miosin merupakan protein utama
serat otot.
b. Protein Globular
Protein globular berbentuk bola,terdapat dalam cairan jaringan tubuh.
Protein ini larut dalam larutan garam dan asam encer, mudah berubah
di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami
denaturasi. Albumin terdapat dalam telur ,susu, plasma dan
hemoglobin. Albumin larut dalam air dan mengalami koagulasi bila
dipanaskan. Globulin terdapat dalam otot ,serum,kuning telur dan biji
tumbuh-tumbuhan . Globulin tidak larut dalam air tetapi larut dalam
larutan garam encer dan garam dapur dan mengendap dalam larutan
garam konsentrasi tinggi. Globulin mengalami koagulasi bila
dipanaskan. Histon terdapat dalam jaringan –jaringan kelenjar tertentu
seperti timus dan pankreas. Histon di dalam sel terikat dengan asam
nukleat. Protamin dihubungkan dengan asam nukleat.
c. Protein Konjugasi
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-
bahan non asam amino. Gugus nonasam amino ini dinamakan gugus
prostetik. Nukleoprotein adalah kombinasi protein dengan asam
nukleat dan mengandung 9-10% fosfat. Hidrolisis asam nukleat
menghasilkan purin, pirimidin, gula (ribose atau deoksiribosa) dan
asam fosfat. Nukleoprotein terdapat dalam inti sel dan merupakan
bagian penting DNA dan RNA (pembawa gen). Nukleoprotein adalah
kombinasi protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar.
Karbohidrat ini merupakan polisakarida kompleks yang mengandung
N-asetilheksoamina dan asam uronat atau gula lain. Nukleoprotein
yang dapat larut air,tidak mudah didenaturasi oleh panas. Lipoprotein
adalah protein larut air yang berkonjugasi dengan lipida , seperti
lesitin dan kolesterol. Lipoprotein terdapat dalam plasma dan
berfungsi sebagain pengangkut lipida dalam tubuh. Fosfoprotein
adalah protein yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat
vi
seperti pada kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang
terikat dengan mineral ,seperti feritin dan hemosiderir dimana
mineralnya adalah zat besi,tembaga,dan seng.
Bentuk protein konjugasi lain adalah hemoprotein dan flavoprotein.
vii
pemeliharaan dan perbaikan. Beberapa jenis jaringan tubuh
membutuhkan asam-asam amino tertentu dalam jumlah lebih besar.
Rambut, Kulit, dan kuku membutuhkan lebih banyak asam amino
yang mengandung sulfur. Protein kolagen merupakan protein utama
otot urut-urut dan jaringan ikat. Fibrin dan miosin adalah protein lain
yang terdapat didalam otot-otot. Protein tubuh berada dalam keadaan
dinamis, yang secara bergantian dipecah dan disintesis kembali. Tiap
hari sebanyak 3% jumlah protein total berada dalam keadaan berubah
ini. Dinding usus halus yang setiap 4-6 hari harus diganti,
membutuhkan sintesis 70 gram protein setiap hari. Tubuh sangat
efisien dalam memelihara protein yang ada dan menggunakan kembali
asam amino yang diperoleh dari pemecahan jaringan untuk
membangun kembali jaringan yang sama atau jaringan lain.
b) Pembentuk ikatan-ikatan essensial tubuh
Hormon-hormon, seperti tiroid, insulin, dan epinefrin adalah protein,
demikian pula berbagai enzim. ikatan-ikatan ini bertindak sebagai
katalisator atau membantu perubahan-perubahan biokimia yang terjadi
didalam tubuh. Hemoglobin, pigmen darah yang berwarna merah dan
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan karbondioksida adalah
ikatan protein. begitupun bahan-bahan lain yang berperan dalam
pengumpulan darah. protein lain adalah fotoreseptor pada mata. Asam
amino tritofan berfungsi sebagai prekusor vitamin niasin dan
pengantar saraf serotonin yang berperan dalam membawa pesan dari
sel saraf yang satu ke yang lain. Dalam hal kekurangan protein,
tampaknya tubuh memperioritaskan pembentukan ikatan-ikatan tubuh
yang vital ini.
c) Mengatur Keseimbangan air
Cairan tubuh terdapat di dalam tiga kompartemen intraseluler
(didalam sel), ekstraseluler/intraseluler (diantara sel) dan intravaskular
(didalam pembuluh darah). Kompartemen-kompartemen ini
dipisahkan satu sama lain oleh membran sel. distribusi cairan didalam
viii
kompartemen-kompartemen ini harus dijaga dalam keadaan seimbang
atau hemeostatis. Keseimbangan ini diperoleh melalui sistem
kompleks yang melibatkan protein dan elektrolit.Penumpukan cairan
didalam jaringan edema dan merupakan tanda awal kekurangan
protein.
d) Memelihara netralitas tubuh
Protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu bereaksi dengan asam
dan basa untuk menjaga Ph pada taraf konstan. Sebagian besar
jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan ph netral atau sedikit alkali
(ph 7,35-7,45)
e) Pembentukan Antibodi
Kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi bergantung pada
kemampuanya untuk memprouksi antibodi terhadap organisme yang
menyebabkan infeksi tertentu atau terhadap bahan-bahan asing yang
memmasuki tubuh. Tingginya tingkat kemtian pada anak-anak yang
menderita gizi kurang kebanyakan disebabkan oleh menurunya daya
tahan terhadap infeksi ( muntaber dsb) Karena ketidakmampuanya
membentuk antibodi dalam jumlah yang cukup. Kemampuan tubuh
untuk melakukan detoksifikasi terhadap bahan-bahan racun dikontrol
oleh enzim-enzim yang terutama terdapat didlam hati. dalam keadaan
kekurangan protein kemampuan tubuh untuk menghalangi pengaruh
toksik bahan-bahan racun ini berkurang. seseorang yang menderita
kekurangan protein lebih rentan terhadap bahan-bahan racun dan obat-
obatan.
f) Mengangkut zat-zat gizi
Proses mememgang peranan esensial dalam mengangkut zat-zat gizi
dari saluran cerna melalui dinding-dinding saluran cerna kedalam
darah, dari dalam darah ke jaringan-jaringan, dan melalui membran
sel ke dalam sel-sel. sebagian besar bahan yang mengakut zat0zat gizi
ini adalah protein. Alat angkut protein ini dapat bertindak secara
khusus, misalnya protein pengikat retinol yang hanya mengangkut
ix
vitamin A. atau dapat mengangkut beberapa jenis zat gizi seperti
mangan dan zat besi, yaitu, transferin, atau mengangkut lipida dan
bahan sejenis-lipida, yaitu lipoprotein. Kekurangan protein,
menyebabkan gangguan pada absorpsi dan transportasi zat zat gizi.
g) Sumber energi
Protein ekivalen dengan karbohidrat, karena menghasilkan 4kkal/g
protein. Namun, protein sebgai sumber energi relatif lebih mahal,
baik dalam harga maupun dalam jumlah energi yang dibutuhkan
untuk metabolisme energi.
2.4.2 Sumber Protein
Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (daging, ikan,
susu). dan nabati (tahu, tempe). Dari segi nutrisi, protein hewani memiliki
komposisi protein yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati,namun
di Indonesia konsumsi protein hewani masih tergolong rendah, hal ini
diakibatkan karena tingginya harga protein hewani. Salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan protein
masyarakat yaitu dengan meningkatkan konsumsi terhadap protein nabati,
misalnya kedelai. Kedelai merupakan sumber protein nabati yang memiliki
daya cerna tinggi dan harga yang relatif murah dibandingkan dengan harga
protein hewani.
x
lambung, Pencernaan protein hanya terjadi hingga dibentuknya campuran
polipeptida, proteose dan pepton
Usus Halus
xi
Tabel 2.1 Daftar enzim yang berkaitan dengan pencernaan protein
Tripeptidase
Dipeptidase
-
-
-
-
xii
dan pepton)
Polipeptida dipeptida,
Enterokinase, tripsin
Dipeptidase dan triprptida dan asam
amino (diserap)
xiii
Peptida tersebut diserap melalui jalur paraselular (persorpsi) atau melalui
alur yang terdapat diantara sel enterosit.
5. Gangguan psikimotor.
xiv
7. Apatis.
b. Marasmus
Marasmus berasal dari kata yunani yang bearti wasting (merusak).
Marasmus umumnya merupakan penyakit pada bayi (12 bulan
pertama), karena terlambat diberi makanan tambahan. Marasmus adalah
penyakit kelaparan dan terdapat banyak diantara kelompok sosial
ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih
banyak dari kwashiorkor.
Gejala penyakit Marasmus, adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhan yang terhambat.
xv
menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk
menurunkan berat badan berkurang beralasan. Kelebihan protein pada bayi
dapat memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan
mengeluarkan kelebihan nitrogen dan juga dapat menyebabkan asidosis,
dehidrasi, diare, kenaikan amonia darah, kenaikan ureum darah, dan
demam.
BAB 3. PEMBAHASAN
xvi
Masyarakat Kurang Protein
”Protein merupakan pembentuk jaringan sel tubuh. Pada ibu hamil, protein akan
menentukan pembentukan janin. Bahkan, kualitas janin ditentukan sejak ibu
masih remaja. Calon ibu tidak boleh kurang gizi,” kata Ketua Yayasan Gema
Sadar Gizi sekaligus dokter spesialis gizi Klinik Tirta Prawita Sari, Jumat (2/11),
di Jakarta. Sumber protein hewani, antara lain, daging, ikan, telur, dan susu.
Sumber protein nabati, antara lain, kacang-kacangan dan buah-buahan.
Menurut hasil Riset Dasar Kesehatan 2010, kekurangan konsumsi energi dan
protein terutama diderita anak usia sekolah (6-12 tahun), usia praremaja (13-15
tahun), usia remaja (16-18 tahun), dan kelompok ibu hamil, khususnya di
pedesaan.
Secara nasional, rata-rata konsumsi protein Indonesia 62,1 gram per kapita (13,3
persen dari total konsumsi energi). Padahal, kontribusi protein minimal 15 persen
dari total konsumsi energi menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Kualitas SDM
Tirta menambahkan, jika kekurangan protein berlangsung lama, pada remaja putri
dan perempuan hamil akan terjadi masalah besar. Salah satunya, masalah berat
bayi lahir rendah. ”Biasanya, anak juga akan kurang gizi dan tumbuh kembangnya
tidak bagus. Ini menjadi lingkaran setan,” ujarnya.
Stunting yang ditandai dengan tinggi badan kurang, misalnya, terjadi karena
kekurangan zat gizi sejak dalam kandungan, terutama protein. Protein juga
berperan dalam pertumbuhan sel otak anak dalam kandungan.
xvii
Menurut Tirta, protein terkait dengan hampir semua sistem tubuh. Sel darah
merah mengandung hemoglobin yang merupakan protein dan berfungsi mengikat
oksigen. Kekebalan tubuh juga membutuhkan asam amino yang ada dalam
protein.
”Akumulasi lemak baik dari kelebihan konsumsi lemak ataupun karbohidrat akan
disimpan tubuh dalam bentuk lemak. Akibatnya, kolesterol tinggi dan rawan
menyebabkan penyakit pembuluh darah,” ujarnya.
Salah satu upaya ialah pendidikan gizi dan pengolahan makanan bagi masyarakat
dengan bantuan kader posyandu dan petugas puskesmas. (INE)
xviii
Why : Masyarakat Indonesia kelebihan konsumsi beras, minyak, dan lemak.
Sementara konsumsi sayur, buah, dan protein malah kurang. Masyarakat
Indonesia berlebih dalam mengonsumsi karbohidrat dan lemak. Rata-rata
konsumsi lemak secara nasional 47,2 gram (25,6 persen dari total
konsumsi energi). Anjuran PUGS 25 persen. Kontribusi karbohidrat
terhadap total konsumsi energi 61 persen, sedikit di atas anjuran PUGS,
50-60 persen total konsumsi energi
How : Secara nasional, rata-rata konsumsi protein Indonesia 62,1 gram per kapita
(13,3 persen dari total konsumsi energi). Padahal, kontribusi protein
minimal 15 persen dari total konsumsi energi menurut Pedoman Umum
Gizi Seimbang (PUGS). Protein merupakan pembentuk jaringan sel
tubuh. Pada ibu hamil, protein akan menentukan pembentukan janin.
Bahkan, kualitas janin ditentukan sejak ibu masih remaja. Calon ibu tidak
boleh kurang gizi. Jika kekurangan protein berlangsung lama, pada remaja
putri dan perempuan hamil akan terjadi masalah besar. Salah satunya,
masalah berat bayi lahir rendah. Biasanya, anak juga akan kurang gizi dan
tumbuh kembangnya tidak bagus. Ini menjadi lingkaran setan. Selain itu,
protein terkait dengan hampir semua sistem tubuh. Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang merupakan protein dan berfungsi mengikat
oksigen. Kekebalan tubuh juga membutuhkan asam amino yang ada dalam
protein. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk
mengurangi dampak negatif dari kurangnya konsumsi protein ialah
pendidikan gizi dan pengolahan makanan bagi masyarakat dengan bantuan
kader posyandu dan petugas puskesmas.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
xix
a. Protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau
yang didahulukan. Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
b. Klasifikasi Protein
Protein bentuk serabut
Protein globular
Protein konjugasi
c. Komposisi kimia protein
Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino, yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen; beberapa asam amino
disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt.
d. Fungsi dan sumber protein
Fungsi protein adalah sebagai berikut:
Pertumbuhan dan pemeliharaan
Pembentuk ikatan-ikatan essensial tubuh
Mengatur Keseimbangan air
Memelihara netralitas tubuh
Pembentukan Antibodi
Mengangkut zat-zat gizi
Sumber energi
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik, dalam
jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, danging unggas, ikan dan
kerang. Sumber protein nabati adalah kedelai dan hasilnya seperi tahu,
tempe serta kacang-kacangan lain.
e. Pencernaan protein
Pencernaan protein mulai terjadi di mulut, yaitu adanya gerakan
mengunyah yang mengubah ukuran menjadi dari makanan menjadi lebih
kecil. Setelah itu pencernaan protein terjadi di lambung dimana asam
klorida lambung membuka gulungan protein (proses denaturasi),
xx
sehingga enzim pencernaan dapat memecah ikatan peptida.Asam klorida
mengubah enzim pepsinogen tidak aktif yang dikeluarkan oleh mukosa
lambung menjadi bentuk aktif pepsin. Pencernaan protein dilanjutkan
didalam usus halus oleh campuran enzim protease. Pankreas
mengeluarkan cairan yang bersifat sedikit basa dan mengandung
berbagai precursor protease, seperti tripsinogen, kimotripsinogen, dan
proelastase. Enzim-enzim ini menghidrolisis ikatan peptide tertentu.
Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus meransang dikeluarkannya
enzim enterokinase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari
pancreas menjadi tripsin aktif. Perubahan ini juga dilakukan oleh tripsin
sendiri secara otokatalitik. Disamping itu tripsin dapat mengaktifkan
enzim-enzim proteolitik lain berasal dari pankreas. Kimotripsinogen diubah
menjadi beberapa jenis kimotripsin aktif; prokarboksipeptidase
dan proelastase diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif.Enzim-
enzim pankrean memecah proteindari polipeptida menjadi peptide lebih
pendek yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino.
f. Absorpsi/ penyerapan
Absorpsi dan Transportasi hasil akhir dari pencernaan protein terutama
berupa asam amino dan inisegera diabsorbsi dalam waktu 15 menit
setelah makan.Absorbsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat sistem
absorbsi aktif yang membutuhkan energi, yaitu masing-masing untuk asam
amino netral, asam amino asam dan basa, serta untuk prolin dan
hidroksiprolin.
g. Akibat kelebihan dan kekurangan
Akibat dari kelebihan protein adalah sebagai berikut:
Membebani kerja ginjal
Mengakibatkan obesitas
Akibat kekurangan protein adalah sebagai berikut:
Kwashiorkor
Marasmus
xxi
4.2 Saran
a. Masyarakat harus lebih memperhatikan asupan protein yang dikonsumsi
setiap harinya, agar tidak menimbulkan dampak negatif pada tubuh.
b. Pemerintah juga harus ikut turun tangan untuk memberikan sosialisasi
kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat mengetahui asupan
protein yang cukup untuk dikonsumsi per harinya.
DAFTAR PUSTAKA
xxii
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Imu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
xxiii