Komunikasi Pada Pasien Gangguan Jiwa-2
Komunikasi Pada Pasien Gangguan Jiwa-2
Intervensi :
a) Bantu klien memilih cara yang tepat untuk klien
b) Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
c) Bantu klien menstimulasi cara tersebut
d) Berikan reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara
tersebut
e) Anjurkan klien menggunakan cara yang telah dipilihnya jiak ia sedang
kesal/jengkel
Intervensi :
a) Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dari sikap apa yang
telah dilakukan keluarga terhadap klien selam ini
b) Jelaskan peran serta keluarga dalam perawatan klien
c) Jelaskan cara merawat klien
d) Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat kien
e) Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan
demonstrasi
Intervensi :
a) Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien
b) Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat
tanpa izin dokter
Strategi Komunikasi
ORIENTASI
“Assalamualaikum, Selamat pagi ?”, “Perkenalkan saya perawat samsul , saya
perawatn yang bertugas di ruang perkutut ini. Nama mas siapa ? dan senang
dipanggil apa ? ”
“Bagaimana perasaan Mas saat ini ? apa masih ada perasaan marah, jengkel ?”
“Baiklah, pagi ini kita akan berbincang-bincang mengenai perasaan marah
yang saat ini mas rasakan ”. “Mari kita bercakap-cakap ke taman !” “Atau mas
ingin ke tempat lain ?”. “Berapa lama mas mau kita berbincang-bincang ?
bagaimana kalau 15 menit ?”.
FASE KERJA
“Apa yang meyebabkan mas bisa marah, Nah ceritakan apa yang dirasakan
mas saat marah ?”, saat mas Arif marah apa ada perasaan tegang
,kesal,tegang,menegepalkan tangan,mondar mandir ?”. “atau mungkin ada hal
lain yang dirasakan ?”.
“Apa ada tindakan saat mas Arif sedang marah seperti,memukul,membanting
?”...... “memukul ibu !”, “terus apakah setelah melakukan tindakan tadi
masalah yang dialami selesai, apakah diberikan motor oleh orang tua mas
Arif ?”. “ Apa akibat dari tindakan yang telah dilakukan di rumah ?”......ya ibu
saya menangis dan kesakitan.......terus apalagi ?”........dan akhirnya dibawa ke
rumah sakit jiwa !”.
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang perasaan
marah yang mas rasakan ?”
“Coba mas jelaskan lagi kenapa mas bisa marah”
“Baik, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang akibat
dari perasaan marah yang mas rasakan ?”
“Dimana kita bisa berbincang lagi, bagaimana kalau disini saja?”
“Berapa lama kita akan berbincang, bagaimana kalau 15 menit ?”
Strategi Komunikasi
ORIENTASI
“Assalamualaikum, Selamat pagi ?”, “Perkenalkan saya perawat samsul , saya
perawatn yang bertugas di ruang perkutut ini. Nama mas siapa ? dan senang
dipanggil apa ? ”
“Bagaimana perasaan Mas saat ini ? apa masih ada perasaan marah, jengkel ?”
“Baiklah, pagi ini kita akan berbincang-bincang mengenai perasaan marah
yang saat ini mas rasakan ”. “Mari kita bercakap-cakap ke taman !” “Atau mas
ingin ke tempat lain ?”. “Berapa lama mas mau kita berbincang-bincang ?
bagaimana kalau 15 menit ?”.
FASE KERJA
“Apa yang meyebabkan mas bisa marah, Nah ceritakan apa yang dirasakan
mas saat marah ?”, saat mas Arif marah apa ada perasaan tegang
,kesal,tegang,menegepalkan tangan,mondar mandir ?”. “atau mungkin ada hal
lain yang dirasakan ?”.
“Apa ada tindakan saat mas Arif sedang marah seperti,memukul,membanting
?”...... “memukul ibu !”, “terus apakah setelah melakukan tindakan tadi
masalah yang dialami selesai, apakah diberikan motor oleh orang tua mas
Arif ?”. “ Apa akibat dari tindakan yang telah dilakukan di rumah ?”......ya ibu
saya menangis dan kesakitan.......terus apalagi ?”........dan akhirnya dibawa ke
rumah sakit jiwa !”.
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang perasaan
marah yang mas rasakan ?”
“Coba mas jelaskan lagi kenapa mas bisa marah”
“Baik, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang akibat
dari perasaan marah yang mas rasakan ?”
“Dimana kita bisa berbincang lagi, bagaimana kalau disini saja?”
“Berapa lama kita akan berbincang, bagaimana kalau 15 menit ?”
Strategi Komunikasi
ORIENTASI
“Assalamualaikum, Selamat pagi ?”, “Perkenalkan saya perawat samsul , saya
perawatn yang bertugas di ruang perkutut ini. Nama mas siapa ? dan senang
dipanggil apa ? ”
“Bagaimana perasaan Mas saat ini ? apa masih ada perasaan marah, jengkel ?”
“Baiklah, pagi ini kita akan berbincang-bincang mengenai perasaan marah
yang saat ini mas rasakan ”. “Mari kita bercakap-cakap ke taman !” “Atau mas
ingin ke tempat lain ?”. “Berapa lama mas mau kita berbincang-bincang ?
bagaimana kalau 15 menit ?”.
FASE KERJA
“Apa yang meyebabkan mas bisa marah, Nah ceritakan apa yang dirasakan
mas saat marah ?”, saat mas Arif marah apa ada perasaan tegang
,kesal,tegang,menegepalkan tangan,mondar mandir ?”. “atau mungkin ada hal
lain yang dirasakan ?”.
“Apa ada tindakan saat mas Arif sedang marah seperti,memukul,membanting
?”...... “memukul ibu !”, “terus apakah setelah melakukan tindakan tadi
masalah yang dialami selesai, apakah diberikan motor oleh orang tua mas
Arif ?”. “ Apa akibat dari tindakan yang telah dilakukan di rumah ?”......ya ibu
saya menangis dan kesakitan.......terus apalagi ?”........dan akhirnya dibawa ke
rumah sakit jiwa !”.
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang perasaan
marah yang mas rasakan ?”
“Coba mas jelaskan lagi kenapa mas bisa marah”
“Baik, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang akibat
dari perasaan marah yang mas rasakan ?”
“Dimana kita bisa berbincang lagi, bagaimana kalau disini saja?”
“Berapa lama kita akan berbincang, bagaimana kalau 15 menit ?”
FASE KERJA
“Apa yang meyebabkan mas bisa marah, Nah ceritakan apa yang dirasakan
mas saat marah ?”, saat mas Arif marah apa ada perasaan tegang
,kesal,tegang,menegepalkan tangan,mondar mandir ?”. “atau mungkin ada hal
lain yang dirasakan ?”.
“Apa ada tindakan saat mas Arif sedang marah seperti,memukul,membanting
?”...... “memukul ibu !”, “terus apakah setelah melakukan tindakan tadi
masalah yang dialami selesai, apakah diberikan motor oleh orang tua mas
Arif ?”. “ Apa akibat dari tindakan yang telah dilakukan di rumah ?”......ya ibu
saya menangis dan kesakitan.......terus apalagi ?”........dan akhirnya dibawa ke
rumah sakit jiwa !”.
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan mas setelah berbincang-bincang tentang perasaan
marah yang mas rasakan ?”
“Coba mas jelaskan lagi kenapa mas bisa marah”
“Baik, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang akibat
dari perasaan marah yang mas rasakan ?”
“Dimana kita bisa berbincang lagi, bagaimana kalau disini saja?”
“Berapa lama kita akan berbincang, bagaimana kalau 15 menit ?”
FASE KERJA
“Berapa jenis obat yang mas Arif minum ttadi pagi ?”. “ya, bagus”.
“jadi begini ya mas, obat yang dimum tadi ada tiga macam, ini batnya saya
bawakan”.
“saya jelaskan satu persatu ya mas. Yang warna oranye ini namanya CPZ atau
chlorponazin, gunanya agar mas arif mdah untuk tidur sehngga mas arif bisa
istirahat, minumnya 2 x sehari pagi dan sore hari, pagi jam 07.00 dan sore
jam 17.30. nanti ada efek sampingnya, efeknyya mas arif mudah lemas dan
keluar ludah terus menerus”.
“nah, yang ini namanya PHD, karena mas arif dapat yang 5 mg, maka
warnanya pink, cara minumnya sama dengan CPZ, 2 x sehari”. “gunanya
untuk menenangkan mas arif sehingga dapat mengontrol perilakunya saat
marah, sehingga lebih rileks, santai dan mengontrol emosi. Efek sampingnya
badan jadi kaku, terutam pada kaki dan tangan, mulut kering dan dada
berdebar-debar.
“tapi mas jangan khawatir karena ada penangkalnya makanya diberikan obat
yang putih ini yang agak besar. Namanya triheksipenidile atau THP,
fungsinya obat ini menetralkan efek samping dari obtat yang tadi”.
“Bagaimana masih ada yang belum jelas. Jangan lupa kalau obat ini hampir
habis segera kontrol ya!”.
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan setelah tahu tentang jenis dan manfaat obat yang
diminum mas arif ?
“coba sebutkan kembali jenis obat yang sama mas arif, dan ambilkan yang
namanya obat HPD, dan seterusnya, dans ebutkan manfaatnya juga”.
“Bagaimana kalau kapan-kaoan kita berbincang lagi tentang masalah mas arif
yang lain ?”.
“Kita bercakap cakap di tempat ini lagi ya?
“mau berapa lama ?”.bagaimana kalau 30 menit saja ?”
“Jangan lupa obatnya diminum dengan dosis dan waktu yang tepat ya”.
Strategi Komunikasi
ORIENTASI
“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan dengan Mas?
Nama Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya Mahasiswa Akper
Muhammadiyah Kendal, Saya sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB
sampai dengan pukul 13.00 WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama Mas
siapa dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
keluhan tidak?”
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan
yang pernah T lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat T dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai ,kita akan pilih
satu kegiatan untuk kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang
tamu Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?
FASE KERJA
“ Mas ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa Mas
lakukan ? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring
……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
“ Mas dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih
bisa kerjakan di rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau
begitu,bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
Mas”.Mari kita lihat tempat tidur Mas ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu
bantal dan n selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya
kita balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya
bagus! Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir
masukkan .Sekarang ambil bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas
kepala. Mari kita lipat selimut ,nah letakkan sebelah bawah kaki ,bagus!”
“Mas sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas
lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan
,dan T ( tidak) melakukan .
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? yach?, Mas ternyata banyak memiliki kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah Mas praktekkan
dengan baik sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . Mas,Mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa?
Lalu sehabis istirahat ,jam 16.00”
“ Coba Mas lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas
lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan
,dan T ( tidak) melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan
tempat tidur? Ya bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan mencuci
piring besok ya jam 08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum
2) Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK) Klien Dengan Harga
Diri Rendah Kedua
Tindakan Keperawatan
Klien dapat merencanakan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki :
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan.
b) Beri contoh pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
c) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan dirumah
sakit
d) Bantu klien melakukannya, kalau perlu beri contoh
e) Beri pujian atas kegiatan dan keberhasilan klien
f) Diskusikan jadwal kegiatan harian atau kegiatan yang telah dilatih
ORIENTASI
“assalammua ‘laikum, Mas… masih ingat saya??? baguss
Bagaimana perasaan Mas pagi ini ? Wah tampak gembira”
“ Bagaimana Mas, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin tadi
pagi ? Bagus ( kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi ),
Sekarang kita akan latihan kemampuan kedua, masih ingat apa kegiatan itu
Mas “Ya benar kita akan latihan memcuci piring didapur ruangan ini”
“Waktunya 10 menit, mari kita ke dapur”
FASE KERJA
“Mas, sebelum kita memcuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapanya,
yaitu serabut tepes untuk membersikan piring, sabun khusus untuk
mencuci piring, dan air untuk membilas, Mas bisa mneggunakan air yang
mengalir dari kran ini, oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk
membuang sisa – makanan.
“sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“setelah semuanya perlengkapan tersedia, Mas ambil satu piring koto, lalu
buang dulu sisa makanan yang ada dipiring tersebut ketemapat sampah,
kemudian Mas bersikan piring tersebut dengan menggunakan sabut tepes
yang sudah diberikan sabun pencuci piring, setelah selesai disabuni bilas
dengan menggunakan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di
piring tersebut, setelah itu Mas bisa mengkeringkan piring yang sudah
bersih tadi di rak yang sudah tersedia didapur, nah selesai
“sekarang coba Mas yang melakukan”
“Bagus sekali, Mas dapat mempraktekkan cuci piring dengan baik, sekarang
dilap tanganya
FASE TERMINASI
“bagaimana perasaan Mas setelah latihan cuci piring”
Coba ulangi cara mencuci piring…baguss
“ bagaimana kalau kegiatan cuci piring ini dimasukan menjadi kegiatan
sehari – hari Mas. mau berapa kali Mas mencuci piring ? bagus sekali Mas
mencuci piring tiga kali setelah makan”
“besok kita akan latihan untuk kemampuan ke tiga, setelah merapikan
tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu ? ya benar kita
akan latihan mengepel”
“mau jam berapa? Sama dengan sekarang ?
sampai jumpa…Assalamu’alaikum
4) Respon
Untuk mengetahui apa yang dilkaukan pasien ketika halusinasi itu muncul.
Perawat bisa menanyakan kepada pasien hal yang dirasakan atau dilakukan
saat halusinasi timbul. Perawat dapat juga menanyakan kepada keluarga atau
orang terdekat dengan pasien. Selain itu, dapat juga mengobservasi perilaku
pasien saat halusinasi terjadi.
c. Tindakan Keperawatan Pasien dengan Halusinasi
Tujuan Umum :
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Tujuan Khusus :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama
perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
b) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
c) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
2) Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
a) Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
b) Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan
tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-
olah ada teman bicara
c) Bantu klien mengenal halusinasinya
- Tanyakan apakah ada suara yang didengar
- Apa yang dikatakan halusinasinya
- Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu , namun
perawat sendiri tidak mendengarnya.
- Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
- Katakan bahwa perawat akan membantu klien
d) Diskusikan dengan klien :
- Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
- Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
e) Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi
(marah, takut, sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan
perasaannya
3) Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
a) Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
b) Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber
pujian
c) Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:
- Katakan “ saya tidak mau dengar”
- Menemui orang lain
- Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
- Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak
bicara sendiri
d) Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
e) Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
f) Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi
4) Klien dapat meminum obat dengan benar dan teratur
Tindakan :
a) Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan
manfaat minum obat
b) Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan
manfaatnya
c) Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping
minum obat yang dirasakan
d) Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
e) Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar.
Tindakan Keperawatan
a) Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
- Perkenalkan diri dengan sopan
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar
klien.
b) Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi
halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi
halusinasi
c) Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut.
- Jelaskan cara menghardik halusinasi
- Peragakan cara menghardik halusinasi
- Minta klien memperagakan ulang
- Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien
yang sesuai
- Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
Strategi Komunikasi
ORIENTASI
Assalamualaikum..!! Selamat Pagi Bu, Perkenalkan nama saya Suster bekti,
Saya Mahasiswa Praktik dari Stikes Pertamedika, saya akan dinas
diruangan Ini selama 3 minggu. Hari ini saya dinas pagi, dari jam 07 pagi
sampai jam 2 siang. Saya akan merawat ibu selama di RS ini, nama ibu
siapa? Senang nya dipanggil apa.
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X hari ini ?
Oh, jadi Bapak/Ibu X merasa mengantuk. Apa yang menyebabkan
Bapak/Ibu mengantuk?
Jadi, Bapak/Ibu mengantuk karena semalam tidak bisa tidur. Mengapa
semalam Bapak/Ibu tidak bisa tidur?
Jadi, semalam Bapak/Ibu tidak bisa tidur karena mendengar suara-suara
itu, sedangkan teman-teman Bapak/Ibu tertidur dengan nyenyak.
Coba Bapak/Ibu ceritakan tentang suara-suara yang Bapak/Ibu dengar.
Jadi, Bapak/Ibu mendengar suara orang yang menyuruh Bapak/Ibu naik ke
atap.
Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama
ini Bapak/Ibu X dengar, tetapi tidak tampak wujudnya? Tujuannya agar
Bapak/Ibu mengetahui suara-suara yang tak tampak wujudnya sehingga
Bapak/Ibu dapat menghardik atau mengusir suara itu.
Di mana kita duduk? Bagaimana jika kita berbicara di taman selama
sepuluh menit?
FASE KERJA
Kapan Bapak/Ibu X biasanya mendengar orang yang menyuruh Bapak/Ibu
naik ke atap?
Bapak/Ibu X sering mendengar suara itu malam hari sedangkan semua
teman-teman Bapak/Ibu sedang tidur dan tidak mendengar suara
tersebut.” “Selain itu, pada keadaan apa lagi terdengar suara tersebut?”
Jadi Bapak/Ibu mendengar suara tersebut pada waktu sedang duduk
sendiri dan melamun.
Berapa kali sehari Bapak/Ibu X alami?
Jadi dalam sehari, kira-kira Bapak/Ibu X mendengar suara-suara tak
berwujud …kali.
Bagus, Bapak/Ibu sudah mau menceritakan semua ini
kepada saya.” Apa yang Bapak/Ibu rasakan jika suara-suara
itu muncul?
Jadi, Bapak/Ibu merasa takut terhadap suara-suara yang menyuruh
Bapak/Ibu naik ke atap itu. Apa yang Bapak/Ibu lakukan saat suara-suara
tersebut terdengar.?” “Setelah Bapak/Ibu melakukan itu, bagaimana
hasilnya?
Jadi, setelah Bapak/Ibu melakukan hal itu, suara-suara tersebut tidak
hilang.
Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah munculnya suara-suara
itu?” “Menurut Bapak/Ibu X, ada berapa cara untuk mencegah suara-suara
tanpa wujud itu muncul?
Wah bagus sekali jawaban Bapak/Ibu X.
Ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik atau mengusir suara tersebut. Kedua, minum obat dengan
teratur. Ketiga, dengan cara meminta perawat untuk bercakap-cakap
dengan Bapak/Ibu. Keempat dengan melakukan kegiatan yang sudah
terjadwal.
Bapak/Ibu X ingin belajar cara mengontrol suara-suara tak berwujud yang
mana terlebih dahulu?
Bagus sekali Bapak/Ibu X sudah mau belajar menghardik halusinasi.
Caranya adalah saat suara itu muncul, langsung Bapak/Ibu X bilang, pergi
saya tidak mau dengar, jangan ganggu saya. Begitu diulang-ulang
sampai suara itu tidak terdengar lagi.
Sekarang saya akan mencontohkan cara menghardik suara yang tak tampak
wujudnya.
Pergi saya tidak mau dengar, jangan ganggu saya!
Coba Bapak/Ibu X peragakan apa yang telah saya contohkan jika suara
yang tidak tampak wujudnya itu muncul.
Nah begitu… bagus! Coba lagi! Ya bagus Bapak/Ibu X sudah bisa. Bapak/Ibu X semakin
mahir menghardik suara-suara yang menyuruh Bapak/Ibu naik ke atap,
maka Bapak/Ibu X sebaiknya sering berlatih menghardik suara itu. Latihan
menghardik suara akan dimasukan dalam jadwal aktivitas Bapak/Ibu
sehari-hari. Bapak/Ibu X ingin berlatih menghardik suara berapa kali
sehari?
Wah bagus Bapak/Ibu X sudah mau berlatih menghardik suara …kali sehari.”
“Mau latihan jam berapa saja Bapak/Ibu?
mengahardik ini akan dimasukan ke jadwal aktivitas Bapak/Ibu X. Jika
Bapak/Ibu X berlatih tanpa diingatkan oleh suster, Bapak/Ibu X dapat
mengisi di sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak/Ibu X
berlatih dengan diingatkan suster, maka Bapak/Ibu X mengisi dengan huruf
B. Jika Bapak/Ibu X tidak berlatih atau lupa, Bapak /Ibu X mengisi huruf T
di kolom tanggal pelaksanaan
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setelah memperagakan latihan
menghardik tadi?
Coba Bapak/Ibu X peragakan lagi cara menghardik suara-suara seperti
yang tadi telah kita pelajari.
Wah bagus sekali, Bapak/Ibu X sudah bisa memperagakan cara menghardik
suara.
Bapak/Ibu X jangan lupa untuk berlatih menghardik sesuai dengan jadwal
yang tadi telah kita buat yah. Jika ada suara tak berwujud yang Bapak/Ibu
dengar, Bapak/Ibu dapat menerapkan cara menghardik suara-suara itu
seperti yang tadi telah kita pelajari.
Bapak/Ibu X, besok kita akan berbicara mengenai cara kedua mencegah
suara-suara yang tak berwujud yaitu dengan minum obat secara teratur.
Bagaimana kalau kita berbicara pada 15 menit sebelum makan siang di
ruang makan?” “Permisi Bapak/Ibu…
Strategi Komunikasi
ORIENTASI
Selamat siang Bapak/Ibu X!
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X siang ini?
Selama kita tidak bertemu, bagaimana dengan suara yang tak tampak
wujudnya yang menyuruh Bapak/Ibu naik ke atap? Apakah Bapak/Ibu
masih mendengar?” “Berapa kali dalam sehari Bapak/Ibu mendengar suara
tersebut?
Saat Bapak/Ibu mendengar suara tersebut, apa yang Bapak/ Ibu
lakukan?” “Wah bagus sekali jawaban Bapak/Ibu.
Saat halusinasi tersebut muncul, Bapak/Ibu menghardik halusinasi seperti
yang telah diajarkan kemarin. Bagaimana hasilnya?
Bagaimana dengan jadwal kegiatannya?
Bagus sekali Bapak/Ibu X telah berlatih mengontrol suara dengan
menghardik sesuai dengan aktivitas terjadwal yang telah kita buat. Coba
Bapak/Ibu x sebutkan manfaat yang Bapak/Ibu rasakan saat berlatih
menghardik sesuai jadwal.
Wah bagus sekali jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu
X.” “Apakah pagi tadi sudah minum obat?
Jam berapa Bapak/Ibu minum obat pagi tadi?
Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbicara tentang cara kedua
mengontrol halusinasi yaitu dengan minum obat. Tujuannya agar
Bapak/Ibu X dapat mengetahui bahwa minum obat untuk mengontrol
halusinasi tidak boleh putus agar suara tak berwujud tidak terdengar lagi.
Kita akan diskusi selama 15 menit di ruang makan sambil menunggu
makan siang.
FASE KERJA
Coba Bapak/Ibu X sebutkan perbedaan sebelum dan sesudah Bapak/Ibu X
minum obat. Apakah suara-suara berkurang atau menghilang?”
Minum obat sangat penting agar suara yang Bapak/Ibu X dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi.
Berapa macam obat yang Bapak/Ibu X minum? (perawat menyiapkan obat
pasien).
Ini yang warna orange (chlorpromazine, CPZ) gunanya untuk
menghilangkan suara-suara dan yang merah jambu (haloperidol,HLP)
berfungsi untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan suara. Obat
yang warna putih (tpyhexilpendil,THP) gunanya agar Bapak/Ibu X merasa
rilex dan tidak kaku. Semua obat ini diminum 3 kali sehari, tiap pukul 7
pagi, 1 siang, dan 7 malam setelah makan. Jika Bapak/Ibu makan pagi jam 8
pagi, maka obat siang diminum jam 2 siang, dan obat untuk malam
diminum jam 8 malam.
Kalau suara sudah hilang, obatnya tidak boleh dihentikan karena jika
Bapak/Ibu X menghentikan minum obat, maka suara tak berwujud akan
muncul lagi. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat,
Bapak/Ibu X akan kembali mendengar suara-suara yang tidak tampak
wujudnya itu.
Kalau obat habis, Bapak/Ibu X bisa minta ke dokter untuk mendapatkan
obat lagi. Bapak/Ibu X juga harus teliti saat minum obat-obatan ini.
Pastikan obatnya benar, artinya Bapak/Ibu X harus memastikan bahwa itu
benar-benar obat punya Bapak/Ibu X. Jangan keliru dengan obat milik
orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya,
dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya,
juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan
Bapak/Ibu X juga harus cukup minum air putih 10 gelas per hari.
Jika saat minum obat, Bapak/Ibu X merasa lemah atau pusing, itu adalah
salah satu efek samping dari obat yang Bapak/Ibu X minum. Bapak/Ibu X
dapat berkonsultasi ke dokter untuk mengatasi efek samping tersebut dan
istirahat dengan cukup.
Minum obat akan dimasukan ke dalam jadwal aktivitas Bapak/Ibu X
sebanyak 3 kali dalam sehari yaitu jam 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam.
Jika Bapak/Ibu X minta obat sendiri tanpa diingatkan oleh suster,
Bapak/Ibu X dapat mengisi di sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M.
jika Bapak/Ibu X minum obat saat diingatkan oleh suster, maka Bapak/Ibu
X mengisi dengan huruf B. Jika Bapak/Ibu X tidak minum obat atau lupa,
Bapak/Ibu X mengisi huruf T di kolom tanggal pelaksanaan.”
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setalah kita bercakap-cakap tentang cara
kedua mengontrol halusinasi yaitu minum obat secara teratur?
Coba Bapak/Ibu sebutkan apa saja yang harus diperhatikan sebelum
minum obat?” “Wah bagus sekali jawaban Bapak/Ibu.
Jadi yang harus diperhatikan sebelum minum obat adalah benar obat
tersebut milik kita, benar obatnya, benar waktunya, benar caranya yaitu
diminum sesudah makan, dan benar jumlah obatnya.
Bapak/Ibu X jangan lupa untuk minum obat tepat waktu sesuai dengan
jadwal yang tadi telah kita buat yah Bu.
Bapak/Ibu X juga dapat meminta obat sendiri ke perawat tanpa perlu
diingatkan.
Besok pagi kita ketemu lagi untuk belajar cara mencegah suara tak
berwujud muncul yaitu dengan cara bercakap-cakap, jam 10 pagi di taman
yah Bapak/Ibu. Selamat siang Bapak/Ibu X.
ORIENTASI
Selamat pagi, Bapak/Ibu X!
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X pagi ini?
Selama kita tidak bertemu, bagaimana dengan suara yang tak tampak
wujudnya yang menyuruh Bapak/Ibu naik ke atap? Apakah Bapak/Ibu
masih mendengar?” “Berapa kali dalam sehari Bapak/Ibu mendengar suara
tersebut?
Saat Bapak/Ibu mendengar suara tersebut, apa yang Bapak/ Ibu lakukan?”
“Wah bagus sekali jawaban Bapak/Ibu. Jadi Bapak/Ibu X juga telah minum
obat dengan teratur untuk mengontrol halusinasinya. Bagaimana
hasilnya?” “Bagaimana dengan jadwal kegiatannya?
Bagus sekali Bapak/Ibu X telah minum obat sesuai dengan jadwal yang
telah kita buat. Coba Bapak/Ibu X sebutkan manfaat yang Bapak/Ibu
rasakan saat minum obat secara teratur.
Wah bagus sekali jawaban yang diberikan oleh Bapak/Ibu X.
Sesuai janji saya kemarin, hari ini kita akan berbicara tentang cara ketiga
mengontrol halusinasi yaitu bercakap-cakap dengan orang lain. Tujuannya
adalah agar perhatian Bapak/Ibu X dapat teralihkan ketika mendengar
suara. Kita akan latihan selama 10 menit di taman.
FASE KERJA
Cara ketiga untuk mengontrol suara tak berwujud adalah dengan mengajak
orang lain untuk bercakap-cakap dengan Bapak/Ibu. Jadi jika Bapak/Ibu X
mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari perawat untuk diajak
bercakap-cakap atau berbicara. Minta perawat untuk bercakap-cakap
dengan Bapak/Ibu X agar perhatian Bapak/Ibu X teralihkan dari suara tak
berwujud itu.
Contohnya begini, “Suster, tolong, saya mulai dengar suara-suara, saya ingin
bercakap-cakap. Begitu Bapak/Ibu X.
Coba Bapak/Ibu X lakukan seperti saya tadi lakukan.
Iya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya Bapak/Ibu X!”
“Nah agar Bapak/Ibu X semakin mahir mengontrol suara tak berwujud
dengan mengajak orang lain bercakap-cakap, maka latihan mengontrol
halusinasi dengan mengajak orang lain bercakap-cakap akan dimasukan
dalam jadwal aktivitas Bapak/Ibu sehari-hari. Bapak/Ibu X ingin berlatih
mengontrol suara dengan bercakap-cakap dengan perawat berapa kali
sehari?
Wah bagus Bapak/Ibu X sudah mau berlatih bercakap-cakap dengan
perawat …kali sehari.
Bapak/Ibu X mau berlatih bercakap-cakap dengan perawat jam berapa
saja?
Jika Bapak/Ibu X berlatih tanpa diingatkan oleh suster, Bapak/Ibu X dapat
mengisi di sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak/Ibu X
berlatih dengan diingatkan suster, maka Bapak/Ibu X mengisi dengan huruf
B. Jika Bapak/Ibu X tidak berlatih atau lupa, Bapak/Ibu X mengisi huruf T di
kolom tanggal pelaksanaan.
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setelah berlatih cara mengontrol suara-
suara tak berwujud dengan bercakap-cakap dengan orang lain?
Coba Bapak/Ibu X peragakan bagaimana cara mengontrol suara-suara
dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.
Bagus sekali Bapak/Ibu X sudah dapat memperagakan cara mengontrol
suara dengan mengajak orang lain bercakap-cakap!
Bapak/Ibu X jangan lupa untuk berlatih bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol suara yang tak tampak wujudnya sesuai dengan jadwal
yang tadi telah kita buat yah Bu. Dan jika Bapak/Ibu X mendengar suara
yang tidak tampak wujudnya, Bapak/Ibu X dapat menerapkan cara ketiga
yaitu dengan mengalihkan perhatian dengan mengajak perawat bercakap-
cakap dengan Bapak/Ibu X.
Bapak/Ibu X, besok kita akan berbicara mengenai cara keempat untuk
mengontrol suara tak berwujud yaitu dengan melakukan kegiatan yang
sudah terjadwal. Bapak/Ibu mau berbicara jam berapa dan di mana?
Baiklah, besok kita akan bertemu di taman jam 10 pagi untuk berlatih cara
yang keempat. Permisi Bapak/Ibu…
ORIENTASI
FASE KERJA
Apa saja yang biasa Bapak/Ibu X lakukan?
Pagi-pagi apa kegiatannya?
Terus jam berikutnya apa? (Terus dikaji hingga didapatkan kegiatannya
sampai malam).
Wah, bagus sekali Bapak/Ibu X memiliki banyak kegiatan.
Cara keempat mengontrol halusinasi adalah dengan melakukan kegiatan
atau aktivitas terjadwal sehingga Bapak/Ibu tidak memiliki waktu luang
yang memungkinkan suara-suara tak berwujud itu muncul.
Hari ini kita akan berlatih dua kegiatan untuk mengontrol halusinasi atau
suara-suara yang tak berwujud itu. Apa kegiatan yang ingin Bapak/Ibu
lakukan hari ini?
Wah bagus sekali Bapak/Ibu X sudah mau berlatih kegiatan … dan … hari
ini.
Baiklah, sekarang kita akan beratih dua kegiatan yang tadi Bapak/Ibu pilih
untuk mencegah suara-suara tak berwujud muncul. (latihan kegiatan
tersebut). “Bagus sekali Bapak/Ibu X dapat melakukannya.
Kegiatan ini dapat Bapak/Ibu X lakukan untuk mencegah suara tersebut
muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam
ada kegiatan.
Nah agar Bapak/Ibu X dapat mencegah suara-suara tak berwujud muncul
dengan melakukan aktivitas, maka latihan tersebut akan dimasukan dalam
jadwal aktivitas Bapak/Ibu sehari-hari. Bapak/Ibu X ingin berlatih
mencegah suara-suara tak berwujud dengan aktivitas terjadwal berapa kali
sehari?
Wah bagus Bapak/Ibu X sudah mau berlatih mengontrol suara-suara
dengan melakukan aktivitas terjadwal …kali sehari.
Bapak/Ibu X ingin melakukannya pada jam berapa saja? Baiklah Bapak/Ibu
X, saya telah memasukan aktivitas terjadwal untuk mengontrol suara tak
berwujud yang Bapak/Ibu dengar pada jam …, …, dan …
Jika Bapak/Ibu X berlatih tanpa diingatkan oleh suster, Bapak/Ibu X dapat
mengisi di sebelah kolom aktivitas ini dengan huruf M. jika Bapak/Ibu X
berlatih dengan diingatkan suster, maka Bapak/Ibu X mengisi dengan huruf
B. jika Bapak/Ibu X tidak berlatih atau lupa, Bapak/Ibu X mengisi huruf T di
kolom tanggal pelaksanaan
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu X setelah kita berlatih cara yang keempat
untuk mengontrol suara-suara tak berwujud dengan melakukan aktivitas
terjadwal?
Coba Bapak/Ibu X peragakan kembali cara mengontrol suara-suara dengan
melakukan aktivitas terjadwal.
Bagus sekali Bapak/Ibu X!
Bapak/Ibu X jangan lupa untuk berlatih mengontrol suara-suara dengan
melakukan kegiatan terjadwal sesuai dengan jadwal yang tadi telah kita
buat, dan Bapak/Ibu X jangan lupa untuk menerapkan cara keempat
mengontrol halusinasi dengan aktivitas terjadwal untuk mencegah suara-
suara tak berwujud muncul.
Bapak/Ibu X, besok kita akan membicarakan manfaat dari 4 kegiatan yang
telah kita pelajari untuk mengontrol suara yang selama ini Bapak/Ibu
dengar.
Kita akan bertemu besok jam 10 di taman.
Permisi Bapak/Ibu.
5. Klien dengan Masalah Isolasi Sosial
a. Pengertian Perilaku Isolasi Sosial
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).
Menurut Carpenito (2001), Menarik diri adalah suatu usaha untuk
menghindari interaksi dengan orang lain dan kemudian menghindari
berhubungan, ini merupakan pertahanan terhadap stresor dan ansietas yang
berhubungan dengan suatu stresor atau ancaman.
Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan
faktor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial budaya merupakan faktor
predisposisi terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat
mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut
salah, pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar
dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan.
Keadaan menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,
menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri, kegiatan
sehari-hari hampir terabaikan.
Strategi Komunikasi
SP 1 (Membina hubungan saling percaya, membantu pasien mengenal
penyebab isolasi sosial, membantu pasien mengenal keuntungan
berhubungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, dan
mengajarkan pasien berkenalan)
ORIENTASI
Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu…… perkenalkan nama saya Khairil
Anwar, biasa dipanggil Anwar. Saya mahasiswa Akper Muhammadiyah
Kendal yang akan dinas di ruangan Dewa Ruci ini selama 3 minggu. Hari
ini saya dinas pagi dari jam 07:00 sampai jam 14:00 siang. Saya akan
merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya ibu di
panggil apa?
Bagaimana perasaan Bu…… hari ini? O.. jadi Bu merasa bosan dan tidak
berguna.
Apakah Ibu masih suka menyendiri ??
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan
Bu dan kemampuan yang Bu miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar
ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui
keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
Waktu : Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10
menit saja ya?
Tempat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu?
FASE KERJA
Dengan siapa ibu tinggal serumah?
Siapa yang paling dekat dengan ibu?
apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut?
Siapa anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu?
apa yang membuat ibu tidak dekat dengan orang lain?
Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?
Bagaimana dengan teman-teman yang lain?
Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan
orang lain? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-
cakap dengan orang lain?
Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman?
Wah benar, kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap.
Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya apa lagi?
(sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya
teman ya.
Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain?
Nah untuk memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya
terlebih dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan
orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita
sukai.
Contohnya: nama saya Khairil Anwar, senang sipanggil Anwar.
Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan.
Contohnya nama Bapak siapa ? senangnya dipanggil apa?
Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. coba
ibu berkenalan dengan saya.
Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!!
Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak ngobrol tentang hal-
hal yang menyenangkan. Misalnya tentang keluarga, tentang hobi,
pekerjaan dan sebagainya,
Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman
ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap).
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan?
Nah sekarang coba ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan
orang lain!
Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap
dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini
ada jadwal kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara
mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau
diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak
melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi?
Naah bagus ibu.
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
ibu. saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.
Strategi Komunikasi
ORIENTASI
Assalamualaikum, Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya?
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian, bagaimana semangatnya untuk bercakap-cakap dengan teman?
Apakah ibu sudah mulai berkenalan dengan orang lain? Bagai mana
perasaan ibu setelah mulai berkenalan?
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagai
mana berkenalan dan bercakap-cakap dengan 2 orang lain agar ibu
semakin banyak teman. Apakah ibu bersedia?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit?
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
FASE KERJA
Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang ibu perawat yang juga
dinas di ruangan Dewa Ruci, ibu bisa memulai berkenalan.. apakah ibu
masih ingat bagaimana cara berkenalan? (beri pujian jika pasien masih
ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan)
nah silahkan ibu mulai (fasilitasi perkenalan antara pasien dengan
perawat lain) wah bagus sekali ibu, selain nama,alamat, hobby apakah ada
yang ingin ibu ketahui tetang perawat C dan D? (bantu pasien
mengembangkkan topik pembicaraan) wah bagus sekali, Nah ibu apa
kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Bagai mana kalau kita
menemani teman ibu yang sedang menyiapkan makan siang di ruang
makan sambil menolong teman ibu bisa bercakap-cakap dengan teman
yang lain. Mari bu.. (dampingi pasien ke ruang makan) apa yang ingin ibu
bincangkan dengan teman ibu. ooh tentang cara menyusun piring diatas
meja silahkan ibu( jika pasien diam dapat dibantu oleh perawat) coba ibu
tanyakan bagaimana cara menyusun piring di atas meja kepada teman
ibu? apakah harus rapi atau tidak? Silahkan bu, apalagi yang ingin bu
bincangkan.. silahkan.
Oke sekarang piringnya sudah rapi, bagai mana kalau ibu dengan teman
ibu melakukan menyusun gelas diatas meja bersama… silahkan bercakap-
cakap ibu.
FASETERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan perawat B dan C
dan bercakap-cakap dengan teman ibu saat menyiapkan makan siang di
ruang makan? Coba ibu sebutkan kembali bagaimana caranya berkenalan?
Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal kegiatan
bercakap-cakap ketika membantu teman sedang menyiapkan makan
siang. Mau jam berapa ibu latihan? Oo ketika makan pagi dan makan siang.
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu
berkenalan dengan 4 orang lain dan latihan bercakap-cakap saat
melakukan kegiatan harian lain, apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? Baiklah ibu besok saya
akan kesini jam 10:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi
Assalamualaikum
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?
ORIENTASI
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan
kesepian? Apakah ibu sudah bersemangat bercakap-cakap dengan otrang
lain? Apa kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap? Bagaimana
dengan jadwal berkenalan dan bercakap-cakap, apakah sudah dilakukan?
Bagus ibu.
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi
bu berkenalan atau bercakap-cakap dengan tukang masak, serta bercakap-
cakap dengan teman sekamar saat melakukan kegiatan harian. Apakah ibu
bersedia?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
FASE KERJA
Baiklah ibu, bagaimana jika kita menuju ruang dapur, disana para juru
masak sedang memasak dan jurumasak disana berjumlah lima orang
disana. Bagaimana jika kita berangkat sekarang? Apakah ibu sudah siap
bergabubg dengan banyak orang? Nah ibu sesampainya disana ibu
langsung bersalaman dan memperkenalakan diri seperti yang sudah kita
pelajari, ibu bersikap biasa saja dan yakin bahwa orang-orang disana
senang dengan kedatangan ibu. baik lah bu kita berangkat sekarang ya bu.
(selanjutnya perawat mendampingi pasien di kegiatan kelompok, sampai
dengan kembali keruma).
Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman saat
melakukan kegiatan harian, kegiatan apa yang ingin bu lakukan? Ooh
merapikan kamar baiklah dengan siapa ibu ingin didampingi? Dengan Nn.
E? baiklah bu. kegiatannya merapikan tempat tidur dan menyapu kamar
tidur ya bu( perawat mengaja pasien E untuk menemani pasien merapikan
tempat tidur dan menyapu kamar, kemudian memotivasi pasien dan
teman sekamar bercakap-cakap.
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan juru masak di
dapur ? kalau setelah merapikan kamar bagaimana ibu? apa pengalaman
ibu yang menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah manfaatnya
kita bergabung dengan orang banyak?
Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal. Atau ibu
bisa ikut kegiatan menolong membawakan nasi untuk dimakan oleh
teman-teman ibu. jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat merapikan
tempat tidur kita cantumkan dalam jadwal ya ibu. setiap jam berapa ibu
akan berlatih? Baiklah pada pagi jam 08:00 dan sore jam 16:00.
Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu dalam
melakukan berbincang-bincang saat menjemput pakaian ke laundry.
apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Baiklah B besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok B.
saya permisi Assalamualaikum.
Strategi Komunikasi
ORIENTASI
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu. Apakah ibu masih kenal dengan
saya?
Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? masih ada perasaan kesepia,
rasa enggan berbicara dengan orang lain? Bagaimana dengan kegiatan
hariannya sudah dilakukan?dilakukan sambil bercakap-cakap kan ibu?
sudah berapa orang baru yang ibu kenal? Dengan teman kamar yang lain
bagaimana? Apakah sudah bercakap-cakap juga? Bagaiman perasaan ibu
setelah melakukan semua kegiatan? Waah ibu memang luar biasa.
Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi
ibu dalam menjemput pakaian ke laundry atau latihan berbicara saat
melakukan kegiatan sosial. Apakah ibu bersedia?
Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?
FASE KERJA
Baiklak, apakah bu sudah mempunyai daftar baju yang akan di ambil?
(sebaiknya sudah disipakan oleh perawat) baiklah ibu mari kita berangkat
ke ruangan laundry.(komunikasi saat di ruangan laundry).
Nah ibu caranya yang pertama adalah ibu ucapkan salam untuk ibu siti,
setelah itu ibu bertanya kepada ibu Siti apakah pakaian untuk ruangan
melati sudah ada? Jika ada pertanyaan dari ibu siti ibu jawab ya.. setelah
selesai, minta ibu siti menghitung total pakaian dan kemudian ibu ucapkan
terimakasih pada Ibu siti.. Nah sekarang coba ibu mulai ( perawat
mendampingi pasien)
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat menjemput pakaian
ke ruangan laundry? Apakah pengalaman yang menyenangkan bu?
Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal
dan melakukan kegiatan menjemput pakaian ke ruangan laundry
Baik lah bu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang
kebersihan diri. apakah ibu bersedia?
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok
bu. saya permisi Assalamualaikum
ORIENTASI
Selamat Sore ibu perkenalkan nama saya Intan Sri Novelin. Saya senang
dipanggil Intan. Saya mahasiswa STIKes Pertamedika yang akan merawat
ibu, saya praktek disini selama satu minggu,mulai tanggal 20 oktober
sampai 7 november 2014.Nama ibu siapa? Senangnya dipanggil siapa?
Bagaimana perasaan ibu hari ini?Bagaimana tidurnya semalam?
Ibu saya ingin berbincang – bincang tentang kemampuan yang ibu miliki.
Ibu kita akan berbincang – bincang jam berapa? Dan berapa lama?
Bagaimana jika jam 16.00 sampai 16.10?
Dimana kita akan berbincang – bincang, bagaimana kalau kita berbincang –
bincang disini?
Kita berbincang – bincang agar kita saling mengenal.
FASE KERJA
Ibu sudah berapa lama disini?
apa yang ibu rasakan hari ini?
Waktu dibawa kesini ada kejadian apa dirumah?
Oow ibu merasa diri ibu adalah Yesus. Saya mengerti dengan yang ibu
rasakan. Memang ibu lahir tahun berapa?
Ow Yesus kan lahir sudah lama sekali dan sekarang sudah wafat, sedangkan
ibu masih hidup, iakan? Jadi sebenarnya apa yang sedang ibu butuhkan
untuk kehidupan sehari-hari ibu? Ooh ibu ingin mempunyai kegiatan. Coba
sekarang ibu tulis kegiatan apa saja yang ingin ibu lakukan.
Wah bagus sekali kegiatan yang ibu inginkan.Sekarang ibu pilih 2 kegiatan
yang paling ibu ingin lakukan? Ooh ibu ingin bersih-bersih dan mengobrol.
Kalau begitu kita masukkan kedalam jadwal harian ya bu.Kalau ibu
mengerjakannya sendiri beri tanda M, kalau dibantu suster beri tanda B,
kalau tidak dikerjakan beri tanda T.
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang – bincang dengan saya dan
menyusun kegiatan harian ibu?
Coba ibu sebutkan lagi kegiatan apa saja yang ibu ingin lakukan.
Saya harap ibu melakukan kegiatan-kegiatan tadi ya dan memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian ya bu.
Bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan berbincang – bincang lagi.
Bagaimana kalau kita berbincang- bincang kembali besok jam 16.00 WIB
selama 15 menit, apakah ibu setuju
Mau dimana besok kita berbincang – bincang, bagaimana kalau di tempat
ini lagi? Baiklah sampai bertemu lagi.
Selamat sore ibu .
ORIENTASI
Selamat pagi ibu?
Apa kabar? Bagaimana keadaan hari ini? Semalam bisa tidur tidak? Tadi
makan pagi dengan lauk dan sayur apa?
Kemarin kita sudah berkenalan, masih ingat kan nama saya? Belum lupa
kan?
Bagus sekali ibu mampu mengingat nama saya.
Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita,
hari ini kita akan mencoba mempraktekkan kembali dalam membina
hubungan dengan orang lain dengan cara berkenalan baik dengan sesama
klien maupun dengan perawat, dan kita juga akan membicarakan tentang
kemampuan yang dimiliki ibu.
Waktunya 30 menit saja, kita ngobrol di kursi ruang depan bagaimana ibu?
FASE KERJA
Penampilan ibu hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali bu
dipertahankan ya….
Sudah mandi ya bu tadi, ibu kelihatan segar sekali
Ibu seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat ibu
berkenalan dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang ibu
praktikkan....
Bagus sekali, ternyata ibu mampu berkenalan. Bagaimana senang kan
punya banyak teman?
Ibu sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, coba
disebutkan kembali, waah bagus ibu, dipertahankan ya!”
Sekarang ibu berkenalan dengan perawat juga ya…ayo ini ada pak perawat,
silahkan berkenalan juga. Wah hebat ibu berani berkenalan dengan pak
perawat yang baru di lihat. Bagaimana senang kan mempunyai kenalan
banyak. Nah, coba sebutkan dengan siapa saja tadi yang sudah diajak
berkenalan. Hebat sekali ibu, daya ingatannya bagus sekali.
Ibu sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh ibu.
Kalau saya lihat selama di ruangan ibu jarang beraktivitas, Jadi saya ingin
tahu kemampuan atau ketrampilan yang dimiliki oleh ibu apa saja?
Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri dll. Wah
hebat sekali. Selain itu apa lagi bu.
Kalau dirumah aktivitas sehari-hari apa yang ibu kerjakan? Oh ibu suka
bersih-bersih. Oh ya, di sini ibu bisa juga melakukan, bisa dianggap rumah
sendiri jadi harus dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus ibu bisa
juga menonton TV, melakukan aktifitas seperti di rumah ataupun merawat
diri seperti mandi, gosok gigi, keramas dll.
FASE TERMINASI
Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita.
Saya senang ibu mau mengobrol dengan saya. Tadi ibu sudah bagus bisa
berkenalan dan mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan
baik, pertahankan ya….”
Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-
kebutuhan ibu yang belum terpenuhi, ibu setuju? Bagaimana kalau jam
10.00 lagi. Disini lagi ya bu?”
Baik, saya permisi dulu, ibu bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya
terimakasih ya atas waktunya?”
ORIENTASI
Selamat pagi ibu?
Apa kabar? Bagaimana keadaan hari ini? Semalam bisa tidur tidak? Tadi
makan pagi dengan lauk dan sayur apa?
Kemarin kita sudah berkenalan, masih ingat kan nama saya? Belum lupa
kan?
Bagus sekali ibu mampu mengingat nama saya.
Bagaimana ibu dengan kegiatan hariannya? Waah bagus sekali ibu sudah
mulai melakukan kegiatan dengan bersih-bersih dan mengobrol dengan
teman yang lainnya.
Nah ibu, sesuai dengan janji kita kemarin kita akan membahas tentang
kebutuhan ibu yang belum terpenuhi yaitu tentang obat yang harus ibu
minum, bagaimana kalau kita mulai sekarang bu ?
Ibu mau berapa menit ? baik ibu mau 20 menit yaa.
FASE KERJA
Berapa macam obat yang ibu minum ? jam berapa saja obat yang diminum ?
Nah ibu perlu minum obat ini supaya pikiran ibu lebih tenang dan tidur pun
tenang ibu. Obatnya ada 3 macam yaa bu yang warnanya orange namanya
CPZ gunanya agar ibu tenang, yang putih ini namanya THP gunannya agar
ibu lebih rileks, dan yang merah jambu namanya HLP gunanya agar pikiran
ibu menjadi teratur. Semuanya diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi jam 1
siang dan jam 7 malam. Apabila setelah minum obat mulut ibu terasa
kering, untuk membantu mengatsinya ibu bisa banyak minum. Sebelum
minum obat ini ibu harus mengecek dulu label dikotak obat apakah benar
nama ibu yang tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam
berapa saja obat yang harus diminum dan baca juga apakah nama obatnya
sudah benar.
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?
Apa saja tadi nama obatnya ? jam berapa saja waktu minum obatnya ?
Nah sekarang mari kita masukan ke dalam jadwal kegiatan. Jangan lupa
minum obatnya.
Jadwal yang kita buat kemarin jangan lupa dikerjakan ya buu.
Besok kita akan bertemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah ibu
laksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa bu ditempat ini ?
Baik kalau begitu saya permisi dulu ya bu.
Assalamu’alaikum....
ORIENTASI
FASE KERJA
“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut
T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri?
Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira - kira
tanda - tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?,
badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul ada kudis,
kutu...dsb.
“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan
sisiran dan berdandan?”
”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.”
“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali. T perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.
FASE TERMINASI
“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T
sebutkan lagi apa saja cara - cara mandi yang baik yang sudah T lakukan
tadi ?”. ”Bagaimana perasaan T setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda - tanda
bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadwal aktivitas harian. Nach, lakukan ya T, dan
beri tanda kalau sudah dilakukan Seperti M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa
disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak
melakukani? Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi - pagi sehabis
makan.
ORIENTASI
“Selamat pagi Pak T?
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan?
Sudah ditandai di jadwal hariannya?
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana
kalau di ruang tamu? lebih kurang setengah jam”.
FASE KERJA
“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian
yang bersih 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita
praktekkan, lihat ke cermin, bagus…sekali!
“Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali
perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan !
Ya, Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara
janggut)
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berap ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan
pasien yang lain.
ORIENTASI
Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah
di tandai dijadwal harian ?
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari
T kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )
FASE KERJA
“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang
disisir rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba
dibedakin mukanyaT, yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik
mari dioles tipis. Nach…coba lihat dikaca!
FASE TERMINASI
FASE KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T
makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita
praktekkan! “Bagus! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum
disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu - satu
dengan pelan - pelan. Ya, Ayo, sayurnya dimakanya.” . “Setelah makan kita
bereskan piring, dan gelas yang kotor. Ya betul, dan kita akhiri dengan cuci
tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat, Coba, T minta sendiri
obatnya.
FASE TERMINASI
“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik, sudah dijalankan jadual
kegiatannya?”
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira - kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech!
KERJA
Untuk pasien pria:
“Dimana biasanya pak T berak dan kencing?” . “Benar T, berak atau kencing
yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada
saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak / kencing di sembarang
tempat ya.....”
“Sekarang, coba T jelaskan kepada saya bagaimana cara T cebok?”
“Sudah bagus ya T, yang perlu diingat saat T cebok adalah Tono membersihkan
anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja / air
kencing yang masih tersisa di tubuh T”. “Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa
tinja / air kencing yang ada di kakus / WC dibersihkan. Caranya siram tinja / air
kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak
tersisa di kakus / WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini,
berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada
pada kotoran / air kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, T perlu merapihkan kembali
pakaian sebelum keluar dari WC / kakus / kamar mandi. Pastikan resleting
celana telah tertutup rapi , lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”
Untuk pasien wanita:
“Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari
arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk
mencegah masuknya kotoran / tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
“Setelah T selesai cebok, jangan lupa tinja / air kencing yang ada di kakus / WC
dibersihkan. Caranya siram tinja / air kencing tersebut dengan air secukupnya
sampai tinja / air kencing itu tidak tersisa di kakus / WC. Jika T membersihkan
tinja / air kencing seperti ini, berarti T ikut mencegah menyebarnya kuman
yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC / kakus, lalu
cuci tangan dengan menggunakan sabun.
TERMINASI
ORIENTASI
Selamat pagi mbak, Apakah benar ini Dea Anggraini. Ohh, senang dipanggil
apa ? Ohh Dea. Baiklah Dea, perkenalkan nama saya adalah Indrayani, saya
biasa dipanggil Suster Iin, saya bertugas pada shift pagi mulai pukul 08.00-
14.00.
Bagaimana perasaan Dea hari ini? Saya akan selalu menemani Dea disini
mulai dari pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan
saya untuk menemani Dea selama dirawat di rumah sakit ini.
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang mbak rasakan
selama ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak sampaikan.
Bagaimana kalau kita lakukan disini saja? Jam berapa kita akan berbincang –
bincang? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang mbak?
FASE KERJA
Bagaimana perasaan Dea setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan
bencana tersebut Dea merasa paling menderita di dunia ini? Apakah Dea
kehilangan kepercayaan diri? Apakah Dea merasa tidak berharga dan lebih
rendah dari pada orang lain? Apakah Dea sering mengalami kesulitan untuk
berkonsentrasi? Apakah Dea berniat untuk menyakiti diri sendiri seperti
ingin bunuh diri atau berharap Dea mati? Apakah Dea mencoba untuk bunuh
diri? Apa sebabnya?
Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera memberikan tindakan
untuk melindungi klien.
Baiklah tampaknya Dea memerlukan bantuan untuk menghilangkan
keinginan untuk bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar Yuki untuk
memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan Dea.
Nah, karena Dea tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk
mengakhiri hidup Dea, maka saya tidak akan membiarkan Dea sendiri.
Apakah yang akan Dea lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya
setuju. Dea harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk
membantu Dea. Saya percaya Dea dapat melakukannya
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan Dea setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Coba ibu sebutkan cara tersebut ?
Dea, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan
harga diri pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa Dea bersedia bercakap-
cakap lagi? mau berapa lama?
Dea, mau dimana tempatnya?
ORIENTASI
Selamat pagi Dea, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Bagaimana
perasaan Dea saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan?
Baik, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas tentang
rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih Dea miliki. Mau berapa
lama? Dimana?
FASE KERJA
Apa saja dalam hidup Dea yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang
sedih dan rugi kalau Dea meninggal. Coba Dea ceritakan hal-hal yang
baik dalam kehidupan Dea. Keadaan yang bagaimana yang membuat Dea
merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan Dea masih ada yang baik yang
patut Dea syukuri. Coba Dea sebutkan kegiatan apa yang masih dapat
Dea lakukan selama ini. Bagaimana kalau Dea mencoba melakukan
kegiatan tersebut, Mari kita latih.
FASE TERMINASI
Bagaimana perasaan Dea setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan
kembali apa-apa saja yang Dea patut syukuri dalam hidup Dea? Ingat dan
ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan Dea jika terjadi dorongan
mengakhiri kehidupan. Bagus Dea. Coba Dea ingat lagi hal-hal lain yang
masih Dea miliki dan perlu di syukuri! Nanti jam 2 siang kita bahas
tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana?
Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera
hubungi saya ya!
ORIENTASI
Selamat pagi Yuki.
Bagaimana perasaan Yuki hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri?
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!
Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi
masalah Yuki selama ini. Mau berapa lama Yuki? Mau disini saja?
FASE KERJA
Coba ceritakan situasi yang membuat Yuki ingin bunuh diri. Selain bunuh
diri apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Yuki. Nah,
sekarang coba kita diskusikan tindakan yang menguntungan dan
merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi
masalah yang paling menguntungkan! Menurut Yuki cara yang mana? Ya
saya juga setuju dengan pilihan Yuki. Sekarang kita buat rencana
kegiatan untuk mengatasi perasaan Yuki ketika mau bunuh diri dengan
cara tersebut.
FASE TERMINASI
Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Yuki, setelah kita bercakap-
cakap?
Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Yuki gunakan. Coba
Yuki melatih cara yang Yuki pilih tadi.
Kontrak yang akan datang: Besok di jam yang sama kita akan bertemu
lagi untuk membahas pengalaman Yuki menggunakan cara yang Yuki
pilih.