Anda di halaman 1dari 20

Nama penyakit etiologi Gambaran klinis Histopatologi/radiografi Diferential treatment

dan gambar diagnosis


1. Pulpitis Karies, Pulpitis reversible, yaitu Pulpitis Karies media :
reversibel / restorasi yang inflamasi pulpa yang tidak irreversibel langsung restorasi
hyperemia/ dalam, parah. Jika penyebabnya
hyperactive paparan dihilangkan, inflamasi akan Karies profunda :
pulpagia trauma, menghilang dan pulpa pulp capping
fraktur kembali normal. Gejala
mahkota, Pulpitis reversibel Desensitasi gigi
iritasi kimia simtomatik ditandai oleh rasa sensitif : penggunaan
atau suhu sakit yang tajam dan hanya cavity varnish
sebentar. Lebih sering sebelum restorasi
diakibatkan oleh makanan
dan minuman dingin dari
pada panas. Tidak timbul
spontan dan tidak berlanjut
bila penyebabnya di
hilangkan. Pada
pemeriksaaan adanya
karies, traumatik oklusi, tes
perkusi negatif, tes vitalitas
positif, radiografi : PDL dan (pembesaran pembuluh
lamina dura normal, ada darah, ekstravasasi
karies (Mulay dan Ali, 2015). cairan edema, disrupsi
lapisan odontoblas,
reparatif dentin, terdapat
sel inflamatori)
2. Pulpitis Invasi bakteri Pulpitis irreversible Pulpitis Perawatan saluran
irreversibel (karies), injuri merupakan inflamasi parah reversibel akar
(akut, kronik) kimia, termal, yang tidak bisa pulih
mekanis pada walaupun penyebabnya
pulpa, akibat dihilangkan. Cepat atau
pulpitis yang lambat pulpa akan menjadi
tidak dirawat nekrosis. gejala asimtomatik
atau pasien hanya
mengeluhkan gejala yang
( terdapat limfosit, sel
ringan. Nyeri pulpitis
plasma dan makrofag
irreversible ini dapat tajam,
serta polimorfonuklear
tumpul, setempat, atau difus
limfosit)
(menyebar) dan dapat
berlangsung hanya beberapa
menit atau berjam-jam.
Pemeriksaan: terdapat
kavitas/ karies sekunder, tes
perkusi negatif jika belum
menyebar ke PDL dan positif
sebaliknya, tes vitalitas
positif, radiografi :
gambaran karies yang
meluas dan dalam, periapikal
normal, pelebaran sedikit
pada PDL (Mulay dan Ali,
2015).
3. Pulpitis
hiperplastik Gingival polip
kronis (pulpa Rangsangan Jika bisa direstorasi :
polip) terus menerus perawatan saluran
karies besar Pulpitis hiperplastik kronis akar
dan perforasi, (polip pulpa) adalah bentuk
diikuti dengan pulpitis yang kronis pada Jika tidak dapat di
imunitas tinggi pulpa terbuka dan terjadi restorasi : ekstraksi
pada penonjolan jaringan granulasi
penderita yang berasal dari pulpa.
(umumnya Tidak ada keluhan sakit, bila
pada M1 kena makanan mudah
anak), berdarah, terdapat tangkai Histopatologi: pulpa
Invasi bakteri pulpa (jaringan granulasi) polip ditutup eptelium
(karies), injuri yang berasal dari ruang skuamosum
kimia, termal, pulpa. Pemeriksaan: bertingkat(grossman,
mekanis pada Tidak ada rasa nyeri, karies 1995).
pulpa, akibat besar, banyak kalkulus,
pulpitis yang granulasi kemerahan,
tidak dirawat berdarah jika di probing, tes
vitalitas positif
Radiografi:
Perforasi atap pulpa
(Mulay dan Ali, 2015).
4. Resorpsi Penyebab Asimptomatik, nyeri terjadi Resorpsi Ekstirpasi pulpa dan
internal pasti tidak bila resorpsi mengakibatkan eksternal dilakukan perawatan
diketahui, perforasi akar, mahkota gigi saluran akar,
riwayat berwarna merah muda (pink surgical treatmant
trauma atau tooth). dilakukan apabila
pulpitis kronis Pemeriksaan: penampilan perawatan
yang mahkota gigi berwarna merah konvensional gagal.
persisten atau muda (pink tooth), tes
riwayat vitalitas positif.
pulpotomi Radiografi :
Radiolusen ovoid/bulat pada
saluran akar, perubahan
penampilan dinding saluran
akar, perubahan tulang
hanya ketika resorpsi internal
mengakibatkan perforasi akar
ke regio PDL
(Katunari, 2000). Histopatologi : lakuna
terisi jaringan osteoid,
adanya sel raksasa
bernukleus
banyak/dentinoklas
(grossman,1995).

5. Nekrosis Injuri pada Nekrosis pulpa adalah Pulpitis Apabila bisa di


pulpa pulpa yang kematian pulpa yang dapat irreversibel restorasi : perawatan
disebabkan diakibatkan oleh pulpitis akut, saluran akar
karena irreversibel yang tidak dirawat degenerasi
bakteri, atau terjadi trauma yang pulpa Jika tidak dapat di
trauma dan dapat mengganggu suplai restorasi : ekstraksi
iritasi kimia. darah ke pulpa. Tanda klinis
yang sering ditemui adalah
jaringan pulpa Histopatologi: jaringan
mati, perubahan warna gigi, pulpa nekrotik, debris
transluensi gigi berkurang, seluler, jaringan
pada nekrosis sebagian periapikal mungkin
bereaksi terhadap normal dan sedikit
rangsangan inflamasi pada PDL
panas, asimptomatik pada (Grossman,1995).
nekrosis total, terdapat nyeri
pada nekrosis sebagian,
terdapat riwayat trauma.
Pemeriksaan: tes vitalitas
negatif, apabila gigi dengan
akar lebih dari satu, respon
bervariasi, karna salah satu
akar nekrotik dan yang lain
vital
Radiografi: terdapat kavitas/
restorasi yang besar, juga
bisa ditemui penampakan
normal kecuali jika ada
periodontitis apikal atau
osteitis (Balaji, 2013).
6. Degenerasi Iritasi ringan Pada degenerasi ini, jaringan Perawatan saluran
pulpa persisten akan diganti dengan bahan akar dengan EDTA
(degenerasi pada gigi yang mengalami perkapuran
kalsifikasi) pasien muda, misalnya pulpstone/dentikle.
atrisi, abrasi, Kalsifikasi ini dapat terjadi
erosi, bakteri, baik didalam kamar pulpa
prosedur ataupun saluran akar,
operatif, umumnya terjadi pada kamar
karies, pulp pulpa
capping, dan
pulpitis
reversibel

7. Degenerasi Faktor usia Pengecilan pulpa yang terjadi Perawatan saluran


pulpa atrofi pada orang tua dan akar
penyebabnya tidak jelas,
asimptomatik.
Pemeriksaan:
Pemeriksaan visual normal,
tes vitalitas : tes termis
hampir tidak bereaksi.
Radiografi:
Histopatologi :
Foto tampak ruang pulpa dan
peningkatan kolagen
saluran akar mengecil
yang matur, peningkatan
(Gross, 1995)
sel stalat,deposisi dentin
sekunder berlebihan,
ukuran kamar pulpa
mengecil, penurunan
suplai darah.
8. abses Infeksi yang Infeksi purulen lokal pada Kista dan 1.Drainase
periapikal mengikuti jaringan yang berdekatan granuloma 2.Insisi kecil
karies gigi dan dengan poket periodontal 3. Pemberian
infeksi pulpa, yang dapat memicu antibiotik
trauma gigi kerusakan PDL dan tulang
hingga terjadi alveolar,.
nekrosis Abses periodontal akut: Kronik:
pulpa, Terasa sakit di area gigi non Jika dapat
vital karna penekanan abses dipertahankan
dan bahan kimia terhadap perawatan saluran
syaraf, gigi sedikit ekstrusi, akar, jika tidak:
adanya pembengkakan, ekstraksi
manifestasi sistemik berupa
demam, malaise,
leukositosis, tes vitalitas
negatif, palpasi dan perkusi
positif. Histopatologi: pus
yang terdiri dari leukosit PMN
yang didominasi neutrofil,
serta sedikit plasma sel dan
limfosit, dilatasi pembuluh
darah dan neutrofil infiltrasi
pada PDL dan sumsum
tulang yang berdekatan
dengan cairan nekrotik,
Gambaran Rontgenologi
• Pada tahap awal
sebelum terjadi
resorbsi tulang, belum
terlihat adanya
gambaran
rontgenologi
• Radiolusent yang
difus dengan batas
yang tidak jelas pada
apek gigi
Abses periodontal kronis:
Adanya drainase sehingga
asimptomatik, kecuali ada
penutupan pada sinus
sehingga menimbulkan nyeri,
tes vitalitas negatif, perkusi
nyeri sedikit atau bahkan
tidak, palpasi sediki ada
sensasi, adanya sinus tract
yang dapat dibatasi oleh
epitel yang dikelilingi jaringan
ikat yang terinflamasi,
Histopatologi :
Sel utama limfosit, sel
plasma, serta PMN, ditengah
abses ada jaringan fibroblas
dan jaringan kapiler darah
yang baru terbentuk
Gambaran Rontgenologi:
Disekitar apeks gigi terlihat
daerah radiolusen,
berangsur-angsur menyatu
didaerah sekeliling tulang
tanpa batas yang jelas.
(Balaji, 2013)
9. granuloma Iritan jaringan Pertumbuhan jaringan Abses dan Perawatan saluran
periapikal pulpa granumolatous yang kista serta akar
(periodontitis berlanjut bersambung dengan PDL sementoma
apikalis hingga sekitar disebabkan oleh matinya stadium 1
akut/kronik) apeks atau pulpa, merupakan skuela (vital)
jaringan lanjutan dari pulpa nekrotik.
periapikal, Gejala asimptomatik, perkusi
selain itu juga gigi yang terlibat negatif, tidak
karena goyah, mukosa diatas apeks
nekrotik pulpa akar mungkin peka atau tidak
yang diikuti peka terhadap palpasi, tes
infeksi ringan vitalitas negatif.
(bakteri) atau Radiografi: ditemukan pada
iritasi jaringan pemeriksaan radiografi rutin,
periapikal gambaran radiolusen
yang berbatas tegas, dengan
merangsang berbagai ukuran serta
reaksi seluler hilangnya lamina dura,
produktif. dengan atau tanpa
keterlibatan kondensasi
tulang.

Histopatologi : jaringan
granulomatous menggantikan
tulang alveolar dan ligamen
periodontal, terdiri atas
anyaman pembuluh darah,
fibroblas, dan infiltrasi limfosit
juga sel plasma. Sel
makrofag dan sel raksasa
dalam jumlah kecil. Terdiri
dari bagian luar kapsul
(jaringan fibrous) dan bagian
dalam (jaringan granulasi)
(Gross, 1995).

10. kista Proses Kista merupakan rongga Granuloma Enukleasi dan


radikuler/ peradangan patologis yang berisi cairan periapikal, kuretase
alveolar pulpa non vital dan dibatasi oleh lapisan
ke area epitel dan jaringan ikat. Kista
periapikal gigi, radikuler merupakan kista
sehingga odontogenik yang terjadi
terbentuk pada apeks gigi non vital,
granuloma, yang mengalami peradangan,
dan gejalanya bersifat
dilanjutkan asimptomatik dengan
dengan pembesaran yang perlahan
proliferasi hingga tidak disadari
sisa-sisa sel penderita, warna sama
malazes di dengan sekitarnya atau
PDL. kebiruan, permukaan
licin,tidak menimbulkan
pembesaran tulang rahang
yang bermakana, Mukosa di
atasnya
berwarna normal, Kista yang
lebih besar dapat
menyebabkan
pembengkakan ekstra oral
bahkan asimetri wajah, Bila
dinding kista telah mendesak
korteks tulang, pada palpasi
dapat terjadi pingpong ball
phenomenon. Apabila telah
menembus korteks tulang,
kista tampak berwarna
kebiruan dan teraba lunak
bahkan dapat
terjadi fraktur patologis.
Pemeriksaan: untuk
menegakan diagnosis dapat
dilakukan dengan punksi
aspirasi, dari pemeriksaan
diperoleh cairan berwarna
bening kekuningan, dengan
kilau kolesterol seperti kristal,
atau dapat ditemukan pus
pada kista yang terinfeksi.
Radiografis :
Area bulat radiolusen
berbatas radiopak di apeks
gigi, ditandai dengan adanya
kerusakan lamina dura.
Histopatologis:
Kerusakan pada dinding
epitel krista radikuler akibat
proses radang sehingga
banyak ditemukan sel
neutrofil dan sel radang lain
(Grossman, 1995)(Sirait,
dkk., 2010).
11. Ludwig Trauma Angina Ludwig merupakan Limpadenitis, Menjaga saluran
Angina bagian dalam selulitis diffusa yang potensial sellulitis, napas yang baik,
mulut, infeksi mengancam nyawa yang abses terapi antibiotik
lokal (infeksi mengenai dasar mulut dan glandula secara progresif,
odontogenik), region submandibular saliva, abses insisi dan drainase.
karies gigi, bilateral, sublingual dan peritonsilar,
terutama gigi submental dan menyebabkan angioneuritic
molar dan obstruksi progresif dari jalan edema,
premolar, nafas. memiliki riwayat hematoma
tonsillitis dan ekstraksi gigi sebelumnya sublingual.
peritonsilitis, atau hygiene oral yang buruk
trauma pada dan nyeri pada gigi, . Gejala
ekstraksi gigi, klinis yang ditemukan
angina konsisten dengan sepsis
vincent, yaitu demam, takipnea, dan
erysipelas takikardi. Pasien bisa gelisah,
wajah, otitis agitasi, dan konfusi. Gejala
media dan lainnya yaitu adanya
eksterna serta pembengkakan yang nyeri
ulkus pada pada dasar mulut dan bagian
bibir dan anterior leher, demam,
hidung. disfagia, odinofagia, drooling,
trismus, nyeri pada gigi, dan
fetid breath. Suara serak,
stridor, distress pernafasan,
penurunan air movement,
sianosis, dan “sniffing”
position. Stridor, kesulitan
mengeluarkan secret,
kecemasan, sianosis, dan
posisi duduk merupakan
tanda akhir dari adanya
obstruksi jalan nafas yang
lama dan merupakan indikasi
untuk dipasang alat bantu
pernafasan. Pada
pemeriksaan oral, elevasi
dari lidah, terdapat indurasi
besar di dasar mulut dan di
anterior lidah, dan
pembengkakan suprahioid
Pemeriksaan darah: tampak
leukositosis yang
mengindikasikan adanya
infeksi akut. Pemeriksaan
waktu bekuan darah penting
untuk dilakukan tindakan
insisi drainase. Pemeriksaan
kultur dan sensitivitas
untuk menentukan bakteri
yang menginfeksi (aerob
dan/atau anaerob). CT scan
menunjukkan adanya
pembengkakan supraglotik
dan adanya udara dalam
soft-tissue (Mahaputri, 2013)
(Barakate, dkk., 2001).
12.Trombosis Penyebaran Pembentukan bekuan darah Selulitis orbita Pemberian antibiotik
sinus infeksi di didalam sinus cavernosus, (edema (-), (penisilin ditambah
cavernosus hidung, sinus, dalam rongga didasar otak unilateral, sefalosporin generasi
telinga atau yang mengalir darah yang rasa sakit ketiga atau
gigi sudah teroksigenisasi dari hebat) keempat),
Infeksi paling otak kembali ke jantung. selanjutnya
sering Pemeriksaan: pemberian
ditemukan Eksoftalmus, edema dari kortikosteroid untuk
karena konjungtiva dan palpebra, mencegah krisis
Staphylococc reflek pupil menurun, visus adrenal, untuk
us aureus, menurun, edema papil, Gambaran MRI : operasi tidak pernah
Streptococcus strabismus, kejang sebagai A.Tampak sinusitis luas terbukti membantu,
pneumoniae, gejala serebral, febris jika B. Sisi coronal tampak yang paling penting
Atau juga sepsis (Sumantra, 2014). penebalan pada sinus mengenali infeksi
dikarenakan cavernosus dengan dari awal pada sinus
komplikasi ruang abses sphenoid untuk
selulitis orbital mencegah
(Sumantra, penyebaran ke sinus
2014). cavernosus
(Sumantra, 2014).

Angiogram karotid kiri


dan kanan dalam
proyeksi lateral tampak
penyempitan difus
ekstradural dan
intracavernosus arteri
carotid
13. Infeksi bakteri Osteomyelitis adalah Osteomyelitis Obat broad
Osteomyelitis salah satunya penyakit pada tulang, yang akut spektrum,
kronis Staphylococc ditandai dengan adanya sekuestrektomi,
us aureus, peradangan imobilisasi
dan dapat sumsum tulang dan tulang
juga terjadi yang berdekatan dan sering
karna dikaitkan dengan hancurnya
osteomyelitis kortikal dan trabekular tulang.
akut yang Gambaran morfologis dari
tidak dirawat osteomyelitis kronis adalah
adanya bagian tulang
yang nekrosis ditandai
dengan tidak adanya osteosit
yang hidup. Kebanyakan
mengandung sel
mononuklear, granula dan
jaringan fibrosa
menggantikan tulang yang
diserap oleh osteoklas.
Pemeriksaan:
adanya nyeri pada tulang,
bengkaknya jaringan, dan
kemerahan. kasus jangka
panjang biasanya ditemukan
adanya penebalan atau
pelipatan pada tempat
dimana adanya jaringan parut
atau sinus yang menempel
pada tulang yang terinfeksi.
kemungkinan terdapat
cairan seropurulen dan
ekskoriasi mengelilingi kulit.
Radiografis:
Adanya gambaran
radiolusen, bats tidak jelas,
opasifikasi, moth eaten,
ekstensif.
Histopatologi :
Penurunan limfosit,adanya
sequestra
(Parsoner, 2005).
14. mesiodens Tidak Merupakan gigi Ekstraksi sejak dini
ditemukan supernumerary berbentuk untuk mencegah
pasti, teori lain kerucut yang terjadinya diastem
adalah terletak di antara gigi sentral
disebutkan insisivus tengah rahang atas.
karna faktor Mesiodens
genetik biasanya kecil dan pendek,
dengan mahkota segitiga
atau berbentuk
kerucut. Mesiodens adalah
suatu kelainan jumlah dan
bentuk gigi konus,
biasanya terjadi pada gigi
anterior dan terletak pada
garis tengah maksila.
Mesiodens dapat
menyebabkan tertundanya
erupsi gigi permanen yang
akan mengubah oklusi atau
pergeseran gigi tetangga
dapat menyebabkan
terjadinya diastema. Tanda
klinis : terhambatnya erupsi
gigi sulung,
terhambatnya erupsi gigi
pengganti, perubahan
hubungan aksial dengan gigi
tetangga
dan rotasi gigi insisivus tetap.
15. Anodontia, Kelainan Anodontia yaitu tidak Pada keadaan
hipodontia, genetik dijumpainya seluruh gigi anodonsia, bisa
oligodontia geligi dalam rongga mulut. dibuatkan full protesa
Sedangkan hipodontia atau bila anak sudah
disebut juga oligodontia tidak dapat diajak
adanya satu atau beberapa untuk bekerja sama.
elemen gigi. Gigi yang sering full protesa dapat
mengalami hipodontia yaitu dibuat semasa gigi
gigi insisivus lateralis atas, sulung dan diganti/
premolar dua bawah, disesuaikan setelah
premolar dua atas, molar tiga masa gigi tetap.
dan insisivus sentralis bawah. Pada hipodonsia gigi
Anodontia mempunyai insisivus dua atas
dampak terhadap tetap dipasang
perkembangan psikologis removable protesa
karena adanya dan
penyimpangan estetis yang dapat diganti dengan
ditimbulkannya dan bridge protesa bila
menyebabkan gangguan apeks gigi insisivus
pada fungsi pengunyahan satu atas sebelahnya
dan bicara. Hipodontia dapat sudah
menimbulkan masalah estetis tertutup sempurna
dan diastema. (tertutup sempurna
biasanya 3-6 tahun
setelah erupsi).
Sedangkan
gigi premolar yang
hipodonsia dilakukan
penutupan ruangan
secara ortodonti atau
dibuat removable
protesa yang diganti
dengan fixed protesa
dikemudian hari
16. fusi Etiologinya Gigi fusi adalah suatu geminasi Pemisahan gigi
masih belum kelainan perkembangan, disertai restorasi,
jelas yaitu penyatuan email, dentin perawatan ortodonti,
diketahui, ada atau email dentin dari dua atau ekstraksi
yang benih gigi yang berdekatan
menyebutkan sehingga menghasilkan
faktor struktur dental abnormal.
herediter Anomali ini dapat bersifat
unilateral
17. exostoses Pembengkaka Penonjolan tulang dari Tidak ada perawatan
n nodular cortical plate, tampak aktif yang diperlukan
terdiri atas pembengkakan dengan
lamela mukosa normal diatasnya
normal,
penyebab
belum
diketahui
secara pasti

18. Tumor ini Ameloblastoma folikuler: Odontogenic Perawatan tumor ini


ameloblastoma dapat berasal tumor yang berasal dari Adanya sarang folikuler myxoma, kista beragam mulai dari
dari :Sisa sel jaringan organ enamel yang dari tumor, dentigerous, kuretase sampai
dari enamel tidak menjalani diferensiasi keratocyst reseksi tulang yang
organ atau membentuk enamel. odontogenik luas, dengan atau
sisa-sisa sifatnya unisentrik, tanpa rekonstruksi
dental lamina, nonfungsional,
Sisa-sisa dari pertumbuhannya bersifat
epitel intermiten, secara anatomis
Malassez, jinak dan secara klinis
bersifat persisten,
Epitelium dari pertumbuhannnya lambat,
kista secara lokal invasif dan
odontogenik, sebagian besar tumor ini
terutama kista bersifat jinak.
dentigerous
dan
odontoma. Tipe pleksiform:

Ameloblastoma tipe
pleksiform ditandai
dengan kehadiran sel
tumor yang berbentuk
seperti pita yang tidak
teratur dan berhubungan
satu sama lain.

Tipe achantomatous:
tipe ini ditandai dengan
karakteristik adannya
squamous metaplasia
dari retikulum stelata
yang berada diantara
pulau-pulau tumor.
Multiokular
ameloblastoma:

Uniokular
ameloblastoma:

19.torus Genetik dan Torus palatinus adalah Tidak diperlukan


mandibularis faktor eksostosis pada bagian kecuali akan dibuat
dan torus lingkungan median palatum durum. gigi palsu
palatinus Gambaran klinisnya massa
yang keras seperti tulang
yang timbul sepanjang
midline dari palatum durum
dan dapat bertambah besar
seiring bertambah usia

Torus mandibularis:
Eksostosis yang berkembang
disepanjang bagian lingual
mandibula

Anda mungkin juga menyukai