Anda di halaman 1dari 7

PSIKOLOGI DESAIN PELATIHAN

“METODE PEMBELAJARAN BAGI MAHASISWA”

Dosen Pengampu: Dwi Yulis Susanto, S.Psi., MM

NAMA KELOMPOK :

Luh Ketut Sri Wedayanti (15610005)


Dewi Larassati (15610011)
Novi Yulianti (15610015)
Hadijah Niken (15610025)
Dewi Nurlaili (15610037)
Mirah Noor Rizki Rahayu (15610047)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS GAJAYANA MALANG
2018
Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru
terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi
antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran
lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk
menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses
pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu
belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti belajar
sesungguhnya. Belajar adalah sebuah tindakan aktif untuk memahami dan mengalami
sesuatu. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Jadi, proses
belajar terjadi jika anak merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu
untuk meraih pembelajaran yang efektif peserta didik juga dapat dibimbing oleh Guru dari
pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan pemikiran
mereka (Kognitif) dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat. Jika
hal itu belum terjadi maka proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan
optimal Tanpa menyiapkan sejumlah perangkat pembelajaran yang tepat.

Kondisi Ideal
Hakikat pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja
terfokus kepada hasil yang dicapai peserta didik, namun bagaimana proses pembelajaran
yang efektif mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan
dan mutu serta dapat memberikan perubahan prilaku dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan mereka. Untuk mencapai pembelajaran efektif perlu dibutuhkan metode
pembelajaran diantarannya:
1.      Model Cooperative Learning merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil
siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai
tujuan belajar. Dengan nilai karakter diantarannya yaitu kerjasama, hormat dan santun,
toleransi, kepemimpinan, keadilan, percaya diri, kerja keras.
2.      Model  Problem Based Learning, adalah model pembelajaran  dengan pendekatan
pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga  siswa dapat  menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh  kembangkan  keterampilan yang  lebih tinggi dan
inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Dengan nilai
karakter diantarannya berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, kejujuran, kerja keras,
kemandirian, tanggung jawab, kerjasama, ingin tahu, cinta ilmu.
3.      Model Contextual Learning, adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan
antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan nilai karakter diantarannya peduli sosial dan lingkungan,
kerja keras, kemandirian, tanggung jawab, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif,
ingin tahu, cinta ilmu, kejujuran, religious.
4.      Metode Quantum Teaching merupakan proses pembelajaran dengan menyediakan latar
belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar menjadi
menyenangkan. Pembelajaran Quantum Teaching mencakup petunjuk untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif merancang pengajaran, menyampaikan isi
dan memudahkan proses belajar.
Dengan menerapkan metode pembelajaran diatas diharapkan mahasiswa lebih
memahami materi tidak hanya dipelajari namun nantinya dapat diterapkan di kehidupan
sehingga proses pembelajaran tersebut dapat dibilang efektif.

Realitas
Diakui atau tidak, proses pembelajaran di perguruan tinggi masih jauh dari kata baik.
Tujuan pendidikan yang sebenarnya tidak mampu terealisasikan secara nyata dan sempurna
dalam pembelajaran. Masih banyak dijumpai dosen berbicara dan menulis di papan tulis atau
sekedar menampilkan materi melalui slide proyektor, sementara mahasiswa duduk dan hanya
mendengarkan. Kegiatan ini umumnya dilakukan dengan alasan untuk memberikan bekal
materi yang cukup kepada mahasiswa dan biasanya menyita hampir separuh waktu
pembelajaran. Akibatnya, waktu yang tersisa untuk tanya jawab dan berdiskusi menjadi
sangat sedikit. Kalaupun ada sisa waktu, dosen menggunakannya untuk menyimpulkan
materi yang disampaikan, bahkan tidak jarang dosen menggunakan sisa watu ini untuk
bercerita tak tentu arah.

Pembahasan
Salah satu yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran adalah penggunaan metode-
metode pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan peserta didiknya agar dalam
pembelajaran yang dilakukan dapat lebih variatif dan berjalan lancar. Penggunaan model
pembelajaran ini juga disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan sehingga kesesuaian
antara keduanya dan semua komponen menjadi tepat guna. Misalnya saja dengan Model
Cooperative Learning, Model  Problem Based Learning, Model Contextual Learning dan
Metode Quantum Teaching sehingga pembelajaran menjadi efektif dan membuat mahasiswa
menjadi aktif. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran dosen harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga mahasiswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si
pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima
kucuran ceramah dosen tentang pengetahuan. Jika pembelajaran tidak memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut
bertentangan dengan hakikat belajar. Saat ini masih banyak dosen yang menggunakan metode
ceramah yang berkepanjangan dalam proses pembelajaran sehingga terkadang membuat
mahasiswa bosan akan mata kuliah tersebut. Akibatnya tidak sampai disitu, dosen yang
seharusnya mendidik mahasiswa untuk mempunyai karakter yang baik malah menanamkan
sifat pasif pada mahasiswa karena mahasiswa hanya sebagai pendengar saja. Padahal
kemampuan softskill sangat dibutuhkan mahasiswa ketika nantinya mereka menginjak dunia
kerja, karena tidak semua mata kuliah yang diajarkan di kampus nantinya dipakai dalam
dunia kerja. Menjadi sebuah kesalahan bila dalam proses pembelajaran tidak mengajarkan
kemampuan softskill.

Kesimpulan
Metode pembelajaran yang efektif untuk pembentukan karakter mahasiswa masih
kurang. Karena kebanyakan metode yang diberikan dosen lebih mementingkan bidang
akademik daripada memberikan pembelajaran karakter padahal pengembangan karakter
sangat diperlukan mahasiswa untuk menghadapi dunia kerja. Jika tidak ada pembaharuan
metode pembelajaran, mahasiswa yang nantinya menjadi pionir pembangunan nasional tidak
punya modal karakter yang kuat untuk meneruskan kehidupan bangsa. Maka dari itu perlunya
pembimbing yang tulus dalam proses pengajaran untuk membentuk generasi penerus bangsa
dengan karakter dan mental yang kuat.
Saran
1.     Dosen memberikan metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan
kelas menjadi hidup.
2.     Motivasi dosen terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang guru akan
mendorong mahasiswa untuk giat dalam belajar.
3.     Pelajaran di kampus perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
4.     Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari materi atau
jawaban sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya
dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.

Pendapat lain dikemukakan oleh (Santosa, http://lecturer.ukdw.ac.id/, diakses 7 April


2008) Terkait dengan Hukum Newton, ada beberapa tips tentang cara belajar yang baik yang
disarankan:

1. Jangan belajar hanya pada saat menjelang ujian.

Jika terlalu lama dalam keadaan diam (tidak belajar), maka kita semakin sulit untuk
memulainya. Semakin lama kita tidak belajar, semakin besar kecenderungan kita untuk tetap
tidak belajar.

2. Buat suatu keadaan sedemikian hingga seolah-olah kita selalu dalam  keadaan


belajar.

Ini tidak berarti kita harus terus menerus belajar tanpa istirahat. Dimaksud di sini, kita belajar
secara berkesinambungan dan teratur. Sinambung artinya nyambung antara proses belajar
hari ini dengan hari-hari kemarinnya. Kalaupun kita liburan, upayakan kita tidak lepas sama
sekali dengan mata pelajaran.
3. Bangkitkan motivasi yang kuat untuk belajar, terutama untuk pelajaran yang lebih
sulit.

Semakin sulit materi pelajaran, semakin besar motivasi yang diperlukan untuk menguasainya.
Untuk membangkitkan motivasi ada berbagai cara, antara lain: Bayangkan betapa puas dan
bangganya kita kalau kita mampu menguasai pelajaran yang sulit; Anggaplah semua
pelajaran penting dan berguna bagi masa depan kita; Kejarlah prestasi terbaik karena
kesempatan yang lebih baik biasanya lebih memihak pada orang-orang terbaik; Ingat belajar
itu termasuk ibadah. Tuhan tidak menilai kesuksesan belajar kita hanya dari nilai hasil ujian,
tetapi Tuhan akan menilai proses perjuangan kita untuk memperoleh nilai tersebut.

4. Jangan sekali-kali membenci suatu mata kuliah.

Pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Dalam hal ini mungkin anda belum
mengenal mata kuliah tersebut. Coba kenali lebih jauh, mungkin anda akan menyayanginya.

Selain hal di atas, maka hal lain yang perlu diperhatikan adalah masalah pengaturan
waktu. Pengaturan Waktu adalah membuat dan melakukan jadwal belajar agar dapat
mengatur dan memprioritaskan belajarmu dalam konteks membagi waktu dengan aktivitas,
keluarga, dan lain-lain.

Pedoman yang dapat dipakai dan dilakukan antara lain adalah:

1. Perhatikan waktumu,
2. Refleksikan bagaimana kamu menghabiskan waktumu
3. Sadarilah kapan kamu menghabiskan waktumu dengan sia-sia
4. Ketahuilah kapan kamu produktif
5. Dengan mengetahui bagaimana kamu menghabiskan waktu dapat membantu untuk:
1) Membuat daftar “Kerjaan”.  Tulislah hal-hal yang harus kamu kerjakan,
kemudian putuskan apa yang dikerjakan sekarang, apa yang dikerjakan nanti,
apa yang dikerjakan orang lain, dan apa yang bisa ditunda dulu pengerjaannya.
2) Membuat jadwal harian/mingguan.  Catat janji temu, kelas dan pertemuan
pada buku/tabel kronologis.  Selalu mengetahui jadwal selama sehari, dan
selalu pergi tidur dengan mengetahui kamu sudah siap untuk menyambut
besok.
3) Merencanakan jadwal yang lebih panjang.  Gunakan jadwal bulanan sehingga
kamu selalu bisa merencanakan kegiatanmu lebih dulu, seperti:
a. Rencana Jadwal Belajar Efektif:
b. Beri waktu yang cukup untuk tidur, makan dan kegiatan hiburan.
c. Prioritaskan tugas-tugas.
d. Luangkan waktu untuk diskusi atau mengulang bahan sebelum kelas.
e. Atur waktu untuk mengulang langsung bahan pelajaran setelah kelas. 
Ingatlah bahwa kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi dalam waktu
24 jam tanpa review.
f. Jadwalkan waktu 50 menit untuk setiap sesi belajar.
g. Pilih tempat yang nyaman (tidak mengganggu konsentrasi) untuk
belajar.
h. Rencanakan juga “deadline”.
i. Jadwalkan waktu belajarmu sebanyak mungkin pada pagi/siang/sore
hari.
j. Jadwalkan review bahan pelajaran mingguan.

Anda mungkin juga menyukai