Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ASKEP RETENSIO PLASENTA”

Dosen Pengampuh:

Ns. Pingkan Timbuleng, S.Kep

Disusun Oleh:

Anggota Kelompok 11

1. Gabriela Pondaag (19180020)


2. Jenniver Misa (19180033)
3. Veisy Sonothan (19180079)
4. Risky Talumesang (19180067)
5. Waldi Lubis (19180082)

AKADEMI KEPERAWATAN RUMKIT TK.III MANADO

T.A 2021/2022
“KATA PENGANTAR”

Syalom ...

Ass.wr.wb

Segala Puji dan syukur kami panjat kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat meyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa Penyertaan dan pertolongannya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.

Kami mengucap syukur kepada Tuhan karena atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Maternitas dengan judul “Askep
Retensio Plasenta”

Tentunya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kkritik
serta saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Jika apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam pembuatan maklah ini
dan seluruh web internet yang telah menjadi bagian dalam isi dari makalah ini.

Manado, April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................1

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................3

1. Konsep Medik....................................................................................................................3
2. Pengertian..........................................................................................................................3
3. Patofisiologi.........................................................................................................................3
4. Etiologi...............................................................................................................................3
5. Penanganan.......................................................................................................................3
6. Tanda dan gejala...............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................4

A. Pengkajian.........................................................................................................................4
B. Diagnosa dan Rencana Intervensi Keperawatan...........................................................4

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................6

A. Saran..................................................................................................................................6
B. Kesimpulan.......................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................7
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Konsep Medik

Pengertian

Retensio plasenta adalah tertahannya atau keadaan dimana uri/plasenta belum lahir dalam
waktu satu jam setelah bayi lahir. Pada proses persalinan, kelahiran plasenta kadang mengalami
hambatan yang dapat berpengaruh bagi ibu bersalin. Dimana terjadi keterlambatan bisa timbul
perdarahan yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu pada masa post partum.apabila
sebagian lagi belum, terjadi perdarahan karena uteus tidak bisa berkontraksi dan beretraksi
dengan baik pada batas antara dua bagian itu. Selanjutnya apanila sebagian besar plasenta sudah
lahir tetapi sebagian besar kecil masih melekat pada dinding uterus, dapat timbul perdarahan
masa nifas.

Disamping kematian perdarahan post partum akibat retensio plasenta membesar


kemungkinan terjadi infeksi puerperal karena daya tahan penderita yang kurang. Oleh karena itu
sebaiknya penanganan kala III pada persalinan mengikuti prosedur tetap yang berlaku.

Patofisiologi

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih terbuka.
Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum sehingga sinus-
sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.

Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup,
kemudian pembuluh darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Pada
kondisi retensio plasenta, lepasnya plasenta tidak terjadi secara bersamaan dengan janin, karena
melekat pada tempat implantasinya. Menyebabkan terganggunya retraksi dan kontraksi otot
uterus sehingga sebagian pembuluh darah tetap terbuka serta menimbulkan perdarahan
Etiologi

Penyebab terjadinya Retensio Plasenta adalah:

1. Plasenta belum lepas dari dinding uterus

Hal ini dapat terjadi karena kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta dan
plasenta yang tumbuh melekat erat lebih dalam. Pada keadaan ini tidak terjadi perdarahan
dan merupakan indikasi untuk mengeluarkannya.

2. Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan


Keadaan ini dapat terjadi karena atonia uteri dan dapat menyebabkan perdarahan yang
banyak dan adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim. Hal ini dapat
disebabkan karena penanganan kala III yang keliru/salah dan terjadinya kontraksi pada
bagian bawah uterus yang menghalangi plasenta (plasenta inkaserata).
Menurut tingkat perlengkatannya, retensio plasenta dibedakan atas beberapa tingkatan
yaitu sebagai berikut:
 oPlasenta Adhesiva; Plasenta melekat pada desidua endometrium lebih dalam
 oPlasenta Inkreta; Plasenta melekat sampai pada villi khorialis dan tumbuh lebih
dalam menembus desidua sampai miometrium
 oPlasenta Akreta; Plasenta menembus lebi dalam kedalam miometrium tetapi
belum mencapai lapisan serosa
 oPlasenta Perkreta; Plasenta telah menembus mencapai serosa atau peritonium
dinding rahim
 oPlasenta Inkaserata; adalah tertahannya didalam kavum uteri karena kontraksi
ostium uteri

Penanganan

A. Penanganan umum

Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan. Jika anda dapat
merasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta tersebut

Pastikan kandung kemih sudah kosong

Jika plasenta belum keluar, berikan oksitoksin 10 unit jika belum dilakukan pada
penanganan aktif kala III

Jika uterus berkontraksi, lakukan PTT

Jika PTT belum berhasil cobalah untuk melakukan pengeluaran plasenta secara manual.
B. Penanganan Khusus
 oRetensio plasenta dengan separasi parsial:
 Tentukan jenis retensio yang terjadi
 Regangan tali pusar dan minta klien untuk mengedan, bila ekspulsi plasenta tidak
terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat
 Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan dengan 40 tets/menit
 Bila traksi terkontrol gagal, lakukan manual plasenta
 Tranfusi jika perlu
 Beri antibiotik dan atasi komplikasi
 oPlasenta Insakerta
 Tentuka diagnose kerja
 Siapkan alat dan bahan untuk menghilangkan konstriksi serviks dan melahirkan
plasenta
 Siapkan anestessi sertaa infus oksitosin 20 ui dalam 500 ml dengan 40
tetesan/menit
 Pemantauan tanda vital, kontraksi uterus, TFU, perdarahan paskah tindakan
 oPlasenta Akreta
 Tentukan diagnosis
 Stabilitas pasien
 Rujuk klien ke RS karena tindakan kasus ini perlu dioperasi
 oPlasenta Manual
 Kaji ulang indikasi dan persetujuan tindakan
 Kaji ulang prinsip perawatan dan pemasangan infus
 Berikan sedative, analgetik dan antibiotik dengan dosis tunggal
 Pasang sarung tangan DTT
 Jepit tali pusat, tegangkan sejajar lantai
 Masukkan tangan secara obstretik menelusuri tali pusat dan tangan lain menahan
fundus uteri
 Cari insesi pinggir plasenta dengan bagian lateral jari-jari tangan
 Buka tangan obstretik seperti member salam dan jari-jari dirapatkan, untuk
menentukan tempat implantasi
 Gerakkan tangan secara perlahan bergeser kekranial sehingga semua permukaan
maternal plasenta dapat dilepaskan
 Jika tidak terlepas kemungkinan akreta. Siapkan untuk laparatomi
 Pegang plasenta, keluarkan tangan beserta plasenta secra perlahan
 Pindahkan tangan luar kesupra simphisis untuk menahan uterus saat plasenta
dikeluarkan dan periksa plasenta
 Berikan oksitosin 10 iu dalam 500 ml cairan dengan 60 tts/menit
 Periksa dan perbaiki robekan jalan lahir
 Pantau tanda vital dan kontrol kontraksi uterus dan TFU
 Teruskan infuse dan transfusi jika perlu
Tanda dan gejala

Anamnesi :
Meliputi pertanyaan tentang periode prenatal, meminta informasi mengenai episode
perdarahan post partum sebelumnya, paritas, serta riwayat multipel fetus dan polihidramnion.
Serta riwayat post partum sekarang dimana plasenta tidak lepas secara spontan atau timbul
perdarahan aktif setelah bayi dilahirkan.

Pada pemeriksaan pervaginam :


yaitu,plasenta tidak ditemukan didalam kanalis servikalis tetapi secara parsial atau lengkap
menempel didalam uterus.
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan pada ibu dengan retensio
plasenta adalah sebagai berikut:
1) Identitas klien
Data biologis/fisiologis meliputi:
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat obstetric
 Pola kegiatan sehari hari sebagai berikut:
 Sirkulasi: perubahan tekanan darah dan nadi, pelambatan pengisian
kapiler, pucat, kulit dingin/lembab, perdarahan vena gelap dari
uterus ada secara eksternal, dapat mengalami perdarahan vagina
berlebihan, Haemoragi berat atau gejala shock diluar proposi
jumlah kehilangan darah
 Eliminasi: kesulitan berkemih dapat menunjukkan haematoma dari
porsi atau vagina
 Nyeri/ketidaknyamanan: laserasi jalan lahir: darah memang terang
sedikit menetap dengan uterus keras, berkontraksi baik; robekan
terlihat pada labia mayora/minora dari muara vagina ke perineum;
robekan luas dari episiotomie ekstensi episiotemi kedalam kubah
vagina, atau robekan pada serviks
 Seksualitas: uterus kuat; kontaksi baik atau kontraksi parsial, dan
agak menonjol, kehamilan baru dapat mempengaruhi overdistensi
uterus, absorpsio plasenta, plasenta pervia
Pemeriksaan fisik meliputi; keadaan umum, tanda vital,
pemeriksaan obstetric, pemeriksaan laboratorium

B. Diagnosa dan Rencana Intervensi Keperawatan


1) Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan kehilangan melalui vaskuler
yang berlebihan.
 Intervensi: tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan/kelahiran,
perhatikan faktor-faktor penyebab atau pemberat pada situasi hemoragi
 Rasional: membantu dan membuat rencana perawatan yang tepat dan
memberikan kesempatan untuk mencegah dan membatasi terjadinya
komplikasi, kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan, timbang dan
hitung pembalut, simpan bekuan dan jaringan untuk devaluasi oleh perawat
 Rasional: perkiraan kehilangan darah, arterial versus vena, dan adanya
bekuan-bekuan membantu membuat diagnose banding dan menentukan
kebutuhan pengganti
 Kaji lokasi uterus dan derajat kontraksilitas uterus: dengan perlahan masase
penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatkan kedua tangan
diatas simpisis pubis
 Rasional: derajat kontraksilitas uterus membantu dalam diagnosa banding.
Peningkatan kontraksilitas miometrium dapat menurunkan kehilangan darah.
Penempatan satu tangan diatas simphisis pubis mencegah kemungkinan
inverse uterus selama masase
 Perhatikan hipotensi atau takikardi, perlambatan pengisian kapiler atau
sianosis dasar kuku, membrane mukosa dan bibir
 Rasional: tanda-tanda ini menunjukkan hipovolemi dan terjadinya shock.
Perubahan pada tekanan darah tidak dapat dideteksi sampai volume cairan
telah menurun sampai 30-50%. Sianosis adalah tanda akhir dari hipoksia.
2) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
 Intervensi: demonstrasikan mencuci tangan yang tepat dan teknik perawatan
diri
 Rasional: mencegah kontaminasi silang/penyebaran organisme infeksious
3) Nyeri berhubungan dengan trauma atau distensi jaringan
 Tentukan karakteristik, tipe, lokasi dan durasi nyeri
 Rasional: membantu dalam diagnosa banding dan pemilihan metode tindakan
4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovalemia
 Intervensi: perhatikan Hb/Ht sebelum dan sesudah kehilangan darah
 Rasional: nilai bandingan membantu menentukan beratnya kehilangan darah
5) Ancietas berhubungan dengan ancaman perubahan pada status kesehatan
 Intervensi: evaluasi respon psikologis serta persepsi klien tehadap kejadian
hemoragi paska partum
 Rasional: membantu dalam menentukan rencana perawatan. Persepsi klien
tentang kejadian mungkin menyimpang, akan memperberat ancietasnya.
6) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diperoleh
 Intervensi: jelaskan faktor predisposisi atau penyebab dan tindakan khusus
terhadap penyebab hemoragi
 Rasional: memberikan informasi untuk membantu klien/pasangan
memahamindan mengatasi situasi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut maka disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

 Retensio plasenta adalah keadaan dimana uri/plasenta belum lahir dalam waktu satu
jam setelah bayi lahir

Ada dua keadaan yang menyebabkan terjadinya retensio plasenta yaitu:

a. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena tumbuh melekat dalam
b. Plasenta telah terlepas tetapi belum dapat dikeluarkan yang terjadi akibat
penanganan kala III salah

Masalah keperawatan yang dapat terjadi pada atonia uteril adalah fefisit volume
cairan tubuh, resiko terjadinya infeksi, gangguan perfusi jaringan, ancietas, dan
kurangnya pengetahuan klien tentang keadaannya

B. Saran

Hemoragi paska partum biasanya didefinisikan sebagai kehilangan darah lebih dari 500 ml
selama dan atau setelah kelahiran. Ini adalah salah satu penyebab tersering kematian pada ibu.

Mudah-mudahan makalah ini memberikan wawasan kepada kita tentang retensio plasenta
sebagai salah satu penyebab perdarahan post partum. Dan kepada dosen pengampuh mata kuliah
ini kiranya dapat memberikan masukkan, kritik, dan saran guna melengkapi pengetahuan tentang
retensio plasenta terutama yang berkaitan dengan asuhan keperawatan secara lebih khusus pada
ibu yang mengalami retensio plasenta.

DAFTAR PUSTAKA
1. Harry Oxorn, ilmu kebidanan Patofisiologi dan Persalinan, Edisi Human Labor and Birth
Yayasan Essentia Medica, 1990
2. Mary Hamilton, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, EGC, Jakarta, 1995
3. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, 2002
4. Muliyati, Buku Panduan Kuliah Keperawatan Maternitas, Makassar, 2005

Anda mungkin juga menyukai