Lp. Stase Letsu
Lp. Stase Letsu
DISUSUN OLEH
Sri Annisapada Jamaru 1119499211035
Banjarmasin, Juli
2021
Menyetujui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 11194992110035
Banjarmasin,
Juli 2021
Menyetujui,
Mengetahui,
iii
Desilestia Dwi. S,SST., M.Kes Ika Mardiatul Ulfa, SST., M. Kes
Nik.1166012011037 NIK.
1166122009027
iv
KATA PENGANTAR
Suriansyah Banjarmasin
kepada :
1. Dr. Hj. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku ketua Yayasan
Indah Banjarmasin
v
4. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor
Mulia
7. Ibu Ika Zullianti, M.Keb selaku preceptor pendidik (PP) yang telah
8. Ibu Hj. Aminah, SST selaku preceptor klinik (PK) yang telah
9. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang selalu memberikan doa
disebutkan satu per satu yang tekah bersedia untuk berdiskusi dan
Semoga kebaikan Bapak dan Ibu serta teman-teman berikan mendapatkan ridho dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan laporan kasus ini
penulisan yang dituangkan dalam bentuk laporan kasus ini dapat memberikan manfaat
vi
Banjarmasin,
Juli 2021
en
uli
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................
1
A. Latar Belakang.........................................................................
1
B. Rumusan Masalah...................................................................
2
C. Tujuan......................................................................................
3
1) Umum.................................................................................
3
2) Khusus...............................................................................
3
D. Manfaat....................................................................................
3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................
5
A. Pengertian................................................................................
5
B. Etiologi/Penyebab....................................................................
6
C. Patofisiologi/Mekanisme...........................................................
8
D. Clinical Pathway.......................................................................
9
viii
E. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala........................................ 10
F. Komplikasi................................................................................ 11
G. Penatalaksanaan Medis........................................................... 11
H. Penatalaksanaan Kebidanan................................................... 20
BAB 3 TINJAUAN KASUS..................................................................... 22
A. Subjektif Data........................................................................... 22
B. Objektif Data............................................................................ 26
C. Analisa Data............................................................................. 29
D. Penatalaksaan
29
BAB 4 PEMBAHASAN 38
BAB 5 PENUTUP................................................................................... 39
A. Kesimpulan.............................................................................. 39
B. Saran....................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 40
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal ini dikaitkan dengan abnormalitas janin dan ibu. Pada. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan kelainan letak presentasi bokong, diantaranya paritas ibu dan bentuk
panggul ibu. Angka kejadian presentasi bokong jika dihubungkan dengan paritas ibu
maka kejadian terbanyak adalah pada ibu dengan multigravida dibanding pada
primigravida, sedangkan jika dihubungkan dengan panggul ibu maka angka kejadian
kepala janin yang tidak baik pada Pintu Atas Panggul (Syaifuddin, 2010).
kepala di fundus uteri dan bokong di bawah kavum uteri (Prawirohardjo, 2010).
Klasifikasi presentasi letak sungsang yaitu : letak bokong dengan kedua tungkai
1
terangkat ke atas, letak sungsang sempurna, di mana letak kaki ada di samping
bokong, letak sungsang tidak sempurna yaitu letak sungsang di mana selain bokong
sungsang sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian perinatal
Angka kematian ibu dan bayi pada letak sungsang lebih tinggi dibanding
persalinan yang baik untuk janin tunggal aterm dengan presentasi bokong murni
atau presentasi bokong kaki sempurna adalah bedah sesar elektif. Angka
persalinan sungsang di RSUP Dr. Kariadi Semarang cukup tinggi bila dibandingkan
neonatal beserta faktor yang mempengaruhi belum pernah diteliti di RSUP Dr.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah laporan kasus ini
letak sungsang”
C. Tujuan
1. Umum
2. Khusus
Banjarmsin.
D. Manfaat
3
penatalaksanaan persalinan sungsang
Dapat menjadi bahan informasi dan pengetahuan bagi klien maupun keluarga
3. Bagi Mahasiswa
dilapangan dan sebagai bekal dalam memberikan asuhan pada pasien dengan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang (membujur) dalam rahim
dengan kepala berada di fundus dan bokong di bawah (Rustam, 2011). Persalinan
pada bayi dengan presentasi sungsang dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu
badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian
terbawah atau di bagian pintu atas panggul. Pada letak sungsang berturut-turut lahir
bagian-bagian yang makin lama makin besar,dimulai dari lahirnya bokong, bahu
kemudian kepala.
ada yang berpendapat bahwa operasi seksio sesarea merupakan cara terbaik untuk
pervaginam masih menjadi pilihan pertama yang dilakukan. Dari beberapa penelitian
lebih tinggi dibanding persalinan melalui operasi bedah Sesar, namun pada penelitian
lain melaporkan bahwa pemilihan operasi seksio sesarea pada letak sungsang tidak
selalu menjamin bahwa bayi yang dilahirkan akan selalu baik sedangkan di sisi lain
risiko dan komplikasi operasi bedah sesar teradap ibu lebih tinggi dibanding persalinan
mesti dipertimbangkan secara bijaksana. Komunikasi yang baik dengan pasien dan
5
B. Etiologi/Penyebab
Letak janin tergantung pada proses adaptasinya didalam rahim. Jadi tidak perlu
khawatir jika posisi sungsang terjadi pada usia kehamilan dibawah 32 minggu. Pada
usia kehamilan ini, jumlah air ketuban relatif lebih banyak sehingga janin masih dapat
bergerak bebas. Dari posisi sungsang berputar menjadi posisi melintang lalu berputar
lagi sehingga posisi kepala dibagian bawah rahim. Sehingga frekuensi letak sungsang
Memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, letak sungsang sudah sulit untuk
berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas panggul. Tetapi
seharusnya di trimester ketiga, bokong janin dengan tungkai terlipat yang ukurannya
lebih besar dari kepala janin akan menempati ruangan yang lebih besar yaitu dibagian
atas rahim (fundus uteri), sedangkan kepala menempati ruangan yang lebih kecil,
disegmen bawah rahim ibu. Masalahnya, mengapa posisi sungsang masih dapat
Penyebab Letak Sungsang dapat berasal dari faktor janin maupun faktor ibu.
Kehamilan dengan dua janin atau lebih dalam rahim, sehingga menyebabkan
terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha mencari tempat yang lebih
nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian tubuh yang lebih besar (yakni
6
b. Hidramion (kembar air)
Didefinisikan jumlah air ketuban melebihi normal (lebih 2000 cc) sehingga hal ini
trimester ketiga.
c. Hidrocepalus
otak, sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan
ubun-ubun. Karena ukuran kepala janin terlalu besar dan tidak dapat
sungsang.
a. Plasenta praevia
jalan lahir (osteum uteri internal). Akibatnya keadaan ini menghalangi turunnya
kepala janin ke dalam pintu atas panggul sehingga janin berusaha mencari
b. Panggul sempit
sungsang.
7
c. Multiparitas
Adalah ibu/ wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (lebih dari
4 kali), sehingga rahimnya sudah sangat elastis, keadaan ini membuat janin
d. Kelainan uterus (seperti uterus arkuatus, uterus bikornis, mioma uteri) Adanya
kelainan didalam uterus akan mempengaruhi posisi dan letak janin dalam rahim,
C. Patofisiologi/Mekanisme
Menurut Sarwono (2007) letak janin dalam uterus bergantung pada proses
adaptasi janin terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai lebih kurang
32 minggu, jumlah air ketuban relatif banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak
dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi
kepala, letak sungsang atau letak lintang. Pada kehamilan triwulan terakhir janin
tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan
kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari pada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada dalam
8
D. Clinical Pathway
LETAK SUNGSANG
Partus Sungsang
Pervaginam
Full Extraction:
- Ekstraksi Bokong
- Ekstraksi Kaki
9
E. Manifestasi Klinik
Pada persalinan sungsang, akan didapatkan presentasi bagian terbawah janin
sebagai berikut:
1. Frank breech. Pantat bayi (janin) terletak terlebih dulu untuk keluar selama
persalinan. Kaki lurus di depan tubuh, dengan kaki di dekat kepala. Jenis ini
2. Complete breech. Pantat bayi di bawah dekat saluran persalinan. Kaki tertekuk
3. Footling breech. Salah satu atau kedua kaki menjuntai di bawah bokong. Salah
satu atau kedua kaki terletak untuk keluar lebih dulu saat persalinan.
a. Perdarahan
c. Infeksi
berat.
tulang ekstremitas. Kerusakan alat vital : limpa, hati, paru-paru atau jantung.
10
Dislokasi fraktur persendian tulang leher : fraktur tulang dasar kepala ; fraktur
tulang kepala ; kerusakan pada mata, hidung atau telinga ; kerusakan pada
jaringan otak.
pemeriksaan dalam.
G. Penatalaksanaan Medis
Dalam memilih metode pertolongan persalinan pada letak sungsang apakah akan
dilakukan operasi seksio sesarea atau akan dilakukan persalinan normal pervaginam
seksio sesarea karena proses persalinan pervaginam juga masih aman dengan
perencanaan yang baik dan dilakukan oleh petugas yang kompeten dan terlatih.
Seorang bidan dan dokter umum harus mendapatkan pelatihan agar dapat melakukan
pasien letak sungsang dengan inpartu kala II yang datang ke IGD sebuah rumah
sakit. Bila masih memungkinkan untuk pilihan section cesarea, biasanya dokter
a. Spontan Bracht
- Muller
- Klasik
11
- Lovseet
- Mauriceau
c. Full Extraction (dilakukan hanya bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau
Perasat Brach
- Setelah bokong lahir, bokong dan paha janin dicekam dengan kedua tangan,
sedemikian hingga kedua ibu jari + sejajar pada pangkal paha dan 4 jari lainnya
- Setelah ujung tulang scapula lahir, bokong diarahkan ke atas perut itu untuk
menambah lordose. Tidak boleh melakukan tarikan pada janin karena lengan dapat
12
- Ekspresi dari luar tetap, hingga mulut dan hidung bayi tampak dari vulva. Sisa kepala
1.Perasat Mueller
2. Perasat Lovset
3. Perasat Klasik/Deventer
Di makalah ini akan dijelaskan hanya tentang Perasat Lovset, karena cara ini yang mudah
dilakukan dan penulis sering menggunakan perasat ini untuk melahirkan bahu dan cukup
berhasil.
Cara Lovset
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua tangan
Putar bayi 180° sambil tarik ke bawah dengan lengan bayi yang terjungkit ke arah
penunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan posterior berada di bawah
simfisis (depan).
Bantu lahirkan dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta
menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan fleksi dan
Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180° ke arah yang berlawanan ke
kiri/ke kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang menjadi lengan depan dan
lahir di depan.
13
Gambar 4. Manuver Lovset
- Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-oleh
menunggang kuda (untuk penolong kidal letakkan badan bayi di atas tangan
kanan).
- Letakkan jari telunjuk dan jari manis kiri pada maksila bayi dan jari tengah di dalam
14
mulut bayi.
- Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala dengan
Bila kemacetan pada kelahiran kepala (After coming head), perlu dilakukan tindakan atau
a. Forceps Piper
15
Melahirkan dengan Forceps piper :
cunam dipasang melintang terhadap kepala dan melintang terhadap panggul. Setelah
dengan tarikan pada cunam batas rambut kepala janin tampak di bawah simfisis, dengan
batas tersebut sebagai titik pemutaran, lambat laun muka bayi dilahirkan melalui
- Primigravida dengan disertai salah satu faktor X (Ketuban pecah dini, Serotinus,
- Presentasi kaki
16
- Riwayat Obstetri jelek
a. Kriteria Janin:
- Kepala fleksi
b. Kriteria ibu
- Panggul normal
Keterangan 0 1 2
Paritas Primi Multi
Usia Gestasi ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu
TBJ ≥ 3630 3629 - 3176 ≤ 3176
Riwayat pres. Bokong - 1 kali 2 kali
Station -3 -2 -1/lebih rendah
Pembukaan ≤ 2 cm 3 cm ≥4 cm
17
persalinan dengan letak sungsang dari RS. Pelita Insani Martapura tahun 2017:
a. Melahirkan lengan belakang dulu karena lengan belakang berada di ruang yang
luas (sacrum), baru melahirkan lengan depan, tetapi bila lengan depan sulit
dilahirkan maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang yaitu punggung
b. Kedua kaki janin di pegang dengan tangan penolong pada pergelangan kaki,
ditarik ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu.
c. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong yaitu jari telujukdan jari tengah
masuk ke jalan lahir menelusuri bahu, vosa cubiti, lengan dilahirkan seolah-olah
d. Untuk melahirkan bahu depan kaki janin di pegang dengan tangan kanan ditarik
e. Bila lengan depan sulit dilahirkan maka harus diputar menjadi lengan belakang
yaitu lengan yang sudah lahir di sekam dengan kedua tangan penolong
sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari penolong terletak di punggung dan
sejajar dengan sumbu badan janin sedang jari yang lain mencengkeram dada,
18
SECARA LOVSET
Prinsip : memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolakbalik sambil
dilakukan traksi curam ke bawah, sehingga bahu yang sebelumnya berada di
belakang akhirnya lahir di bawah sympisis
menjadi bahu depan. Kemudian sambil dilakukan traksi badan janin di putar
b. Bila lengan janin tidak bisa lahir dengan sendirinya maka lengan janin dapat di
a. Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin(tangan yang dekat dengan
perut janin) dimasukkan ke dalam jalan lahir yaitu jari tengah dimasukkan ke
dalam mulut janin, jari telunjuk dan jari manis pada vosa canina, sedangkan jari
yang lain mencekam leher, kemudian badan bayi ditunggangkan pada lengan
bawah.
penolong yang mencekam leher janin. Bila oksiput tampak di bawah sympisis
19
4. TEKNIK EKSTRAKSI KAKI BILA KAKI DEPAN LAHIR LEBIH DULU
a. Kaki ditarik keluar diusahakan betis menghadap ke atas, hingga punggung
b. Tungkai bawah yang sudah lahir dipegang dengan kedua ibu jari sejajar pada
pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari sejajar pada sumbu
paha dan jari lainnya di belakang paha, ditarik curam ke bawah sampai
c. Kedua pangkal paha dengan pegangan yang sama ditarik ke atas sehingga
d. Setelah lipatan paha kelihatan lalu dikait dengan jari telunjuk tangan kiri
e. Setelah bokong lahir dipegang dengan ibu jari sejajar pada sacrum, jari-jari
lain pada masing-masing paha ditarik curam ke bawah sampai pusat kelihatan
lalu tali pusat dikendorkan. Lalu ditarik terus curam ke bawah hingga ujung
f. Bahu dan lengan dilahirkan secara klasik dan kepala dilahirkan secara
mauriceau.
belakang lahir lebih dulu, maka bokong depan tersangkut pada tepi atas symphisis.
Untuk menghindari kesulitan tersebut maka tungkai belakang ditarik lebih curam ke
bawah hingga pusat kelihatan kemudian tali pusat dikendorkan. Tarikan terus ke
20
a. Tarik terus ke bawah sampai trochanter mayor depan berada di bawah
b. Lipatan paha depan dikait dengan satu jari yaitu jari telunjuktangan kanan
c. Pegangan beralih, kedua ibu jari sejajar pada sacrum, jari-jari yang lain masing-
masing pada paha, ditarik ke bawah hingga pusat kelihatan kemudian tali pusat
bawah symphisis 5. Kedua bahu dan lengan dilahirkan secara klasik dan
BAB III
TINJAUAN KASUS
21
NY. R G2P10A0 USIA KEHAMILAN 39 MINGGU , INPARTU KALA I FASE AKTIF
JANIN TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI DENGAN LETAK SUNGSANG PERSALINAN
PATOLOGIS
A. Subjective Data
1.Identitas
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Nama : Tn. R
Umur : 35 tahun
22
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil 9 bulan mengeluh sakit dari bagian bawah menjalar
kepinggang dan merasa ingin mengedan, ada keluar lendir darah dan air-air jam
23.30 wita
Ibu mengatakan dari tadi pagi jam 07.00 wita mengeluh sakit-sakit tapi rasa
sakitnya masih hilang timbul dan ibu masih bisa istirahat seperti biasanya, jam
17.00 ada keluar lendir darah dan jam 21.00 wita sakitnya semakin lama
bertambah sering sampai menjalar kepingang sehinga suaminya membawa ibu ke
BPM bidan, setelah diperiksa bidan ternyata di pihak BPM merujuk Ke RSUD.
Sultan Suriansyah dikarenakan persentase bokong.
4. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 27 tahun, dengan suami sekarang sudah 4
tahun.
5. Riwayat Haid
23
No Tah Kehamilan Persalinan Bayi Kead Penyu
un aan lit
Lahir Nifas
UK Penyuli UK Cara Tempat/ Penyu BB PB Seks
t Penolon lit
g
1 201 Ater Tidak Aterm Spt - Klinik / Tidak 27 Laki- Sehat Tidak
8 m ada BK Bidan ada 00 laki ada
2 Ha
mil
ini
a. Jenis : Pil
b. Lama : 1 Tahun
c. Masalah : Tidak ada
9. Riwayat Kesehatan
: seksual.
24
Gynecologi kandungannya seperti, kanker rahim,
mioma, kista, tumor dan tidak pernah
mengalami operasi pada alat
kandungannya.
10. Keadaan Kehamilan Sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : Bidan, Dokter, PKM
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 8 minggu
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 2 kali
Trimester II : 4 kali
d. TT I : 24 minggu TT II : 28 minggu
e. Keluhan/ masalah yang dirasakan ibu :
b. Eliminasi
BAB
Konsistensi : lembek
Warna : kuning
BAK
25
Terakhir BAK : 2 jam yang lalu
Banyaknya : 6x sehari
c. Personal hygiene
Terakhir mandi dan gosok gigi : 6 jam yang lalu
d. Aktifitas
Ibu melakukan aktifitas ringan disela sela rasa mules seperti menyapu
f. Data seksual
ibu malam tadi melakukan hubungan seksual
Sekarang : 60 kg
26
5. LILA : 24 cm
4. Tanda vital : TD 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5 oC, respirasi
20 x/menit.
27
Abdomen
melenting
Leopold IV : divergen
Kaki
c. Auskultasi
DJJ (+), terdengar jelas, frekuensi 155 x/menit
d. Perkusi
Refleks patella : Kiri/ kanan, (+)/ (+)
28
f. Periksa dalam ( tanggal 01 juli 2021 jam 01.40wita)
Keadaan vagina : tidak ada massa
Pembukaan serviks : 9 cm
Presentasi : Bokong
Laboratorium
HB : 11,1 gr%
Albumin : negatif
Reduksi : negatif
29
B. Assessment
1. Diagnosa Kebidanan : G2 P1 A0, hamil 39 minggu
dengan inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup intra uteri dengan Letak
Sungsang
2. Masalah : Cemas
3. Kebutuhan : Segera lahirkan
Skor Ztuchi-Androw
Skor 0 1 2 jumlah
paritas Primi Multi 1
Pernah Tidak 1 ≥2 0
lutsu
PBB >3500 3000- <3000 2
3500
UK >39 38 <37 1
minggu minggu minggu
Penurunan -3 -2 -1 1
bokong
pembukaan 2 cm 3 cm 4 cm 2
jumlah 7
C. Penatalaksanaan
30
Rasional tindakan : agar ibu dan keluarga memahami keadaannya dan memberikan
dukungan yang dapat mengurangi kecemasan dan siap menghadapi persalinan
(Valery M.P. Siringoringo et al, 2017)
2. Memberikan kebutuhan nutrisi ibu dengan menganjurkan ibu makan dan minum
diantara rasa nyeri, hal ini berguna untuk tenaga ibu saat proses persalinan
Rasional tindakan : memenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu
kebutuhan dasar manusia yang sangat penting, merupakan sumber energi untuk
sehala aktifitas (Aziz Alimul Hidayat, 2005)
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi yang benar seperti ibu menarik nafas melalui
hidung dan keluar melalui mulut selama timbul kontraksi
” Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan
anjurannya”
Rasional tindakan: untuk mengurangi rasa sakit akibat kontraksi dan mengontrol
intensitas reaksi ibu terhadap rasa nyeri (Taqwin, 2018)
31
Rasional tindakan: untuk persiapan kondisi gawat darurat yang memerlukan
tindakan segera atau memastikan semua alat lengkap dan siap pakai (Yustiawan,
2019)
Catatan Perkembangan
Hari/
Jam
1 01-07-2021 Subjektif
32
Jam 01.40
Keluar air-air (+), mules perut rasa seperti hendak bab (+)
Objective:
Penatalaksanaan
Jam 02.00
2. Subjektif
Objektif:
Assesment
Kala II
Penatalaksaan
33
a. Menyiapkan alat pertus set dan obat-obatan
b. Menyiapakn alat resusitasi
c. Menyiapkan suntikan oksitosin 1 ampl
d. Menggunakan baries protektif (sarung tanganm
hazmat, celemek, dan pelindung kepala, sepatu boat)
2. Memberitahu ibu bahwa sudah lengkap dan keadaan janin
baik, apabila sudah ada rasa sakit dan adanya dorongan
yang kuat untuk mengedan maka ibu meneran pada saat
kontraksi
3. Memberikan dukungan psikologis kepada ibu agar ibu tidak
merasa khawatir dan mengajarkan ibu teknik meneran
yang baik, yaitu :
a. Tidak terlalu lama menahan nafas saat meneran
b. Berhrnti meneran dan beristirahat diantara kontraksi
c. Lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan di
dada
d. Tidak mengangkat bokong saat meneran
4. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran, melakukan episiotomy
karena adanya penyulit persalinan yaitu bokong ( perenium
tampak kaku)
5. Melakukan pertolongan persalinan dengan tahapan
34
diputar setengah lingkaran, sehingga bahu
belakang menjadi bahu depan, kemudian sambil
dilakukan traksi badan janin diputar kembali kearah
yang berlawanan, setengah lingkaran sampai bahu,
bahu belakang tampak dibawah simpisis
e. kemudian kita melahirkan kepala bayi dengan
teknik mauriceu untuk meghindari after coming
head
f. letakkan badan janin diatas lengan bawah
penolong, seolah-olah janin menunggang kuda
dengan satu jari menekan di mandibularis dan
kedua jari lainnya di maksilaris tangan yang lain
mencengkram leher janin dari arah punggung
dengan cara jari telunjuk dan jari manis berada di
setiap sisi bahu janin, jari tangan ada di sub-oksiput
g. kemudian tangan penolong yang ada dipunggung
janin menekan kepala janin, curam kebawah bila
sub-oksiput tampak dibawah simpisis pubis kepala
janin dielevasi dengan sub-oksiput sebagai
hepomoklion sehingga berturut turut lahir dagu
mulut, hidung, mata, dahi ubun-ubun besar dan
seluruh kepala janin
Jam 02.10 wita Bayi lahir segera menangis, jenis kelamin laki-
laki, AS 8/9, BB:2900 gram, Pb: 50 Cm. bayi diletakkan diperut
ibu dilakukan peng kleman dan pemotongan tali pusat diantara
2 klem, klem 1 kurang lebih dari 5 cm dari pangkal pusat dan
klem 2 kurang lebih 3 cm dari klem 1 tali pusat di klem dengan
penjepit tali pusat di klem dengan penjepit tali pusat lalu
dipotong.
2. 02.45 Subjektif:
35
Objektif:
Penatalaksanaan:
1. Melakukan management aktif kala III.
2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik disuntik
oksitoksin
3. Memberikan oksitosin agar uterus berkontraksi baik
4. Menyuntikkan oksitosin 10 iu secara IM.
5. Melakukan PTT (Peregangan Tali pusat Terkendali)
6. Memindahkan klem pada tali pusat hingga jarak 5-10
cm dari vulva
7. Menegangkan tali pusat dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati
kearah dorsokranial.
8. Lakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga
plasenta terlepas
9. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua
tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan
dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput
ketuban lahir seluruhnya. plasenta lahir lengkap pukul
36
22.50 wita
10. Lakukan massase selama 15 detik
11. Memeriksa kelengkapan plasenta
3. 02.50 Subjektif:
Objektif:
P2A0 Kala IV
Penatalaksanaan:
37
c. SF 1x1 Tablet
6. Melakukan pemantauan/observasi setiap 15 menit
selama 1 jam pertama post partum dan setiap 30 menit
selama 1 jam kedua post partum, untuk melakukan
observasi terhadap :
a. Tekanan Darah
b. Nadi
c. Suhu
d. TFU
e. Kontraksi Uterus
f. Kandung kemih
g. Perdarahan
7. Hasil observasi setiap 15 menit selama 1 jam pertama
post partum.
a. 15 menit
a. 15 menit II
1. Tekanan darah : 110/70 mmHg
2. Nadi : 83 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
38
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
b. 15 menit III
1. Tekanan darah : 110/70 mmHg
2. Nadi : 83 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
c. 15 menit IV
1. Tekanan darah : 110/70 mmHg
2. Nadi : 84 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
a. 30 menit I
1. Tekanan darah : 110/70 mmHg
2. Nadi : 80 x/menit
3. Suhu : 36,5C
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
39
7. Perdarahan : normal
b. 30 menit II
1. Tekanan darah : 110/70 mmHg
2. Nadi : 84 x/menit
3. Suhu :-
4. TFU : 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi Uterus : baik
6. Kandung Kemih : kosong
7. Perdarahan : normal
40
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada hari kamis tanggal 01 juli 2021 pukul 01.30 datang ibu hamil rujukan BPM Ny. F
G2P1A0 mengeluh perut terasa sakit dari bagian bawah menjalar sampai kepinggang dan
merasakan ingin mengedan, ada keluar lender darah dan air-air jam 21.00 wita. Menurut
teori Praworohardjo (2010) tanda dan gejala persalinan adanya rasa sakit dikarenakan his
yang dating lebih kuat, sering, dan teratur, keluar lender darah, kadang-kadang ketuban
pecah sendiri dan pada waktu pemeriksaan dalam terdapat pembukaan serviks, hal ini
sejalan dengan penelitian Metti (2016) dari data subjektif dan objektif yang diperoleh pada
pengkajian anamnesa didapatkan hasil ibu mengeluh perutnya sakit dan menjalar
dipinggang sedangkan pada pemeriksaan objektif ada keluar lender darah , pada
abdomen leopol I: TFU teraba 3 jari bawah presesus xypoideus, fundus uteri teraba
keras, bulat dan melenting (kepala), leopold II: bagian kanan perut ibu teraba keras
memanjang (punggung) dan bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin
(ekstermitas), leopoldIII: bagian terbawah janin teraba lunak, bulat dan tidak melenting
(bokong), leopold IV: bokong sudah masuk PAP, TFU 30 cm, His 4 x 10 menit durasi 40
ketuban (-), hodge III, titik penunjuk sakrum. Dilihat dari data objektif Ny. F suatu
keadaamn dimana letak bayi memanjang dengan kepala janin di fundus sedangkan
Agnes Isti Harjanti (2019), berdasarkan data subjektif dan data objektif yang diperoleh
41
pada pengkajian bahwa ibu merasa ada benda keras yang mendesak tulang iga dan
pada pemeriksaan leopold di dapatkan bagian terbawah janin teraba bulat, lunak, tidak
melenting maka diperoleh Ny.F mengalami kehamilan letak sungsang karena ada benda
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengkajian data subjektif dan objektif maka
Ny.F didiagnosa kebidanan G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif dengan
kepadapasien dan memberitahu kepada pasien bahwa ibu bisa bersalin pervaginam
dikarenakan menurut skor Ztuchi-Androw boleh bersalin pervaginam jika skor >5, Ny skor
7 hal ini juga sejalan dengan penelitian Navillah (2017) yang dimana Ny.Smenurut skor
dokter obgyn, Pasien Ny F mendapatkan terapi pasang infus RL 20 tpm, dan partus
percobaan. Karena ibu datang sudah pembukaan 9 cm, dan bokong terlihat didepan
vulva, his juga sangat baik, hanya dalam waktu 16 menit pembukaan lengkap dan ibu
Memberikan dukungan psikologis kepada ibu agar ibu tidak merasa khawatir,
mengajarkan ibu teknik relaksasi, pemeriksaan alat partus dan obat-obatan. Pada jam
02.00 wita ibu mengatakan ingin mengedan setelah dipereiksa oleh petugas, hasil
pemeriksaan pembukaan lengkap, hoodge IV, lalu Bidan menyuruh ibu untuk meneran
setelah bokong sudah lahir, bidan melonggarkan tali pusat dan penolong menolong
persalinan dengan secara lovset dan mauriceu lahir bayi laki-laki jam 02.10 wita segera
42
kesehatan kepada Ny.F antar teoti dan dilahan praktik tidak ada kesenjangan. Sehingga
Pada perbandingan praktek lahan dengan teori dalam kasus persalinan sungsang
dari tanda gejala hingga penanganan tidak memiliki perbedaan, ruang ponek vk bersalin
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Banjarmasin. Tgl 01 juli 2021. Pasien mengatakan usia kehamilan sudah 9 bulan,
dan ada keinginan untuk bab, serta ada keluar air-air sejak pukul 21.00 wita. Di
5. Berdasarkan hasil lapangan dan teori dari berbagai macam sumber, penerapan
44
B. Saran
letak sungsang serta agar dapat mengidentifikasi sejak dini, sehingga ibu tahu
akan kondisi bayi didalam raim, dan melahirkan di tempat fasilitas pelayanan
Kesehatan.
3. Bagi Mahasiswa
pada pasien dengan persalinan letak sungsang sesuai dengan ranah bidan.
Diharapkan bisa menjadi wahana informasi bagi mahasiswa, pasien dan seluruh
45
DAFTAR PUSTAKA
Cunningham F.G, Leveno K.J, Bloom S.L, et al. Williams Obstetrics. 22th edition.McGraw-
pregnancies in Australia and New Zealand. Australian and New Zealand Journal of
Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. monica est. Edited by M. Ester. Jakarta:
Pramana C. Ilmu Phantom Obstetri Dalam Praktik Klinik. Sagung Seto. Jakarta. 2018
Umoh A.V, Abah M.G, Umoiyoho A.J. Breech Presentation-An Overview. Ibon Medical
46
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1991
47