Anda di halaman 1dari 4

Nama : Laode Akmal Isra

Kelas : X IPA

Pelajaran : PKWU

Ukiran Kayu Suku Asmat Kerajinan Eksotis Asal


Papua
Ukiran Kayu Suku Asmat menjadi salah satu hal membuktikan bahwa di Indonesia
tidak pernah kehabisan kekayaan alam dan budayanya. Jika anda berniat berkunjung ke
Papua, Anda pun bisa melihat sendiri bagaimana papua penuh dengan berbagai keunikan nya.
Salah satunya yang akan kita bahas adalah hasil kerajinan khasnya, seperti noken, lukisan
kulit kayu dan ukiran kayu suku Asmat. 
Suku Asmat sendiri mendiami daerah Teluk Flamingo dan Teluk Cook, di wilayah
pantai sebelah bagian barat daya Papua. Suku Asmat ini sendiri sudah terkenal sebagai
pemahat kayu handal sejati. Hasil-hasil dari pahatannya sudah memiliki nama yang melekat
serta menjadi jaminan kualitas terbaik.

Ukiran Kayu Suku Asmat papua yang rumit dan mendetail menjadi ciri khasnya yak tak
diragukan lagi. Tidak hanya itu, model pahatannya pun terbilang tidak biasa. Inilah yang
menjadi daya tarik  wisatawan baik dalam maupun wisatawan luar negeri untuk melihat
Ukiran Kayu Suku Asmat .

Peralatan yang  digunakan para pengrajin ukiran untuk membuat kerajinan terdiri dari
kapak batu, gigi binatang serta kulit kerang. Sedangkan alat yang digunakan untuk
menghaluskan patahan, mereka biasanya menggunakan taring dari babi, atau gigi-gigi ikan
tertentu dan tiram, sungguh kombinasi bahan dan peralat yang sangat eksotik untuk membuat
kerajinan Ukiran Kayu Suku Asmat .

Keunikan Ukiran Suku Asmat Papua

Telah di ketahui bahwa Ukiran kayu Suku Asmat sangatlah menarik perhatian dunia
selain karena motifnya yang beragam kesenian papua ini juga sarat makna budaya.
Sebagai Misalnya, ukiran yang menggambarkan wajah nenek moyang, berbagai jenis
binatang yang dekat dengan kehidupan masyarakat seperti kasuari dan buaya serta adapula
motif-motif antropomorfik.
Proses Pembuatan Kerajinan Ukiran Kayu Asmat Papua

Ada beberapa tahapan yang mesti dilalui para pengrajin untuk menghasilan ukiran kayu
suku Asmat yang indah. Pertama, ukiran akan diawali dengan memahat sepotong kayu untuk
dibentuk.
Kemudian dilanjutkan dengan  memberikan pewarnaan. Dalam pemilihan warna itu
sendiri suku Asmat memiliki persepsi yang berbeda, dimana warna merah itu melambangkan
daging, warna putih berarti tulang, sedangkan hitam akan melambangkan warna kulit dari
suku Asmat.
Mengukir sendiri bagi suku asmat papua merupakan sebuah tradisi kehidupan dan ritual
yangsangat terkait erat dengan spiritualitas hidup dan bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Ketika pengrajin Suku Asmat mengukir, mereka tidak hanya sekedar membuat pola ukiran
dalam kayu tetapi juga mengalirkan sebuah spiritualitas hidup.

Walaupun seni ukir merupakan seni yang umum dimiliki oleh suku Asmat, namun tidak
semua orang Asmat dapat menjadi pengukir. Mengukir adalah kemampuan yang diturunkan
antar generasi dan umumnya hanya dilakukan oleh kaum pria.

Mereka biasanya mengukir sembari para wanita bekerja di ladang. Karena mengukir
adalah sebuah warisan, maka bagi keluarga yang tidak memiliki darah pengukir biasanya
juga tidak akan memiliki kemampuan ini.
Namun, bagi masyarakat Asmat modern kemampuan ini dapat dipelajari secara khusus.
Banyak pria-pria Asmat yang secara khusus mempelajari cara mengukir, apalagi menjadi
seorang pengukir kini dapat dijadikan mata pencaharian.

Dari segi model dan konsep, ukiran suku Asmat  ini memiliki pola yang khas  dan
beragam , mulai dari patung berbentuk manusia, binatang, model perahu, panel, perisai, tifa,
telur kaswari hingga ukiran tiang.
Suku Asmat biasanya akan mengadopsi pengalaman dan lingkungan hidup nya sehari-hari
sebagai pola dasar ukiran mereka, seperti bentruk pohon, bentuk perahu, binatang dan
bahkan  orang berperahu, orang berburu dan lain-lain.
Salah satu benda hasil kerajinan ukiran yang cukup populer di dunia adalah panel-panel
unik yang sering dimanfaatkan menjadi hiasan dinding. Panel-panel ukiran ini biasanya
mempunyai pola ukiran hewan atau garis-garis tribal khas Asmat. Benda ini menjadi begitu
terkenal karena keunikannya dan kemudahannya untuk dibawa dalam jarak jauh, mengingat
para wisatawan biasanya membeli panel untuk dijadikan buah tangan.
Selain bentuk panel, jenis ukiran yang tak kalah terkenal adalah Patung Bis atau disebut
leluhur dan Totem. Pembuatan kedua ukiran ini sangatlah berkaitan dengan kehidupan
spiritual masyarakat Asmat. Mereka biasanya akan menggunakan satu batang utuh dari
sebuah pohon lalu diukir hingga menyerupai manusia yang mereka anggap sebagai leluhur.
Untuk totem sendiri, biasanya dibuat dari sebuah batang pohon yang terbalik. Bagian
akar akan ditaruh di atas karena mereka akan menggunakan akarnya yang panjang tersebut
sebagai pelambangan kesuburan dan harus diletakkan di bagian atas totem. Kedua benda ini
sangatlah sakral bagi masyarakat setempat dan biasanya akan ditempatkan pada tempat yang 
sakral pula seperti ditempatkan diJew (Rumah Bujang) atau pintu masuk desa Asmat.
Harga Ukiran Kayu Asmat
Untuk Harga yang dikenakan untuk sebuah ukiran kayu dari suku Asmat ini terbilang
cukup tinggi, karena selain dari nilai estetika, kerajinan ukiran papua tersebut mewarisi nama
besar kerajinan ukiran kayu suku Asmat yang telah mendunia sehingga rata rata harganya
bisa mencapai jutaan rupiah per buahnya.
namun untuk Harga jual panel-panel anda bisa membeli nya dengan harga yang tidak
terlalu mahal, untuk satu buah  panel berukuran paling kecil umumnya dijual seharga
200.000-300.000 rupiah. menurut kami Harga ini cukup pantas karena panel-panel ini juga
mempunyai nilai sertatingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam membuatnya.

Anda mungkin juga menyukai