Anda di halaman 1dari 19

Autolube System Hitachi 2500-6

Nama Kelompok :
Arya Wijaya Putra
Marthin Dear Palele
M.Adjie Nugroho
Pendahuluan
Auto-lubrication system adalah bagian dari system kerja sebuah machine.
System ini pada umumnya bekerja secara otomatis berdasarkan setting interval
yang ditetapkan oleh teknisi. Fungsi utama system auto-lubrication ini adalah
upaya melumasi komponen yang bergerak seperti pin terhadap bushing, swing
bearing, center joint yang dilakukan secara otomatis oleh kerja sebuah timer.
Gesekan (friksi) pada komponen yang bergerak akan menimbulkan panas yang
tinggi. Akibat panas yang berlebihan pada sebuah benda keras, maka akan
menimbulkan efek keausan yang tinggi. Akibatnya umur (life time) komponen
tersebut menjadi lebih pendek.
Spesifikasi Komponen utama
1. Grease Tank Fungsi : Untuk menampung ketersediaan pelumas grease yang akan
dipompakan ke injector. Kapasitas : 200 liter
2. Grease Pump Fungsi : Untuk mengalirkan pelumas grease ke masing masing injector melalui
grease manifold. Capacity : 200 kg (440 lb) Maximum Pressure : 24.0 MPa (245 kgf/cm2, 3490
psi) Displacement : 240 mL (14 in3)/min
3. Grease pressure switch (automatic detection) Fungsi : Mendeteksi tekanan grease ketika
autolube bekerja dan mengirimkan signal listrik ke controller. Setting Pressure : 17.6 MPa (180
bars, 2559 psi)
4. Grease pressure switch (Manual) Fungsi : Mendeteksi tekanan grease saat operasi manual
dan mengirimkan signal listrik ke controller. Setting pressure : 23.5 Mpa (240 bars, 3410 psi)
5. Vent Valve Fungsi : Untuk mengembalikan tekanan grease (return) ke drum saat kerja auto-
lube berakhir dan menutup saluran tank saat pompa grease bekerja.
6. Injector grease Fungsi : Menyalurkan grease ke setiap sambungan bergerak dari proses kerja
auto-lube sebelumnya. Jenis : SL1 dengan nilai Output 0.128 ~ 3.0 cc)/injector SL11 dengan
max. 8.0 cc/injector
7. Interval timer (standard EH series) Fungsi : Mengatur interval kerja auto-lube sesuai
keperluan pelumasan.
8. Main Controller (standard EX series) Fungsi : Mengontrol kerja machine dan salah satunya
adalah kerja auto-lube system
Spesifikasi Komponen utama
9. Autolube Solenoid valve Fungsi : Membuka/menutup saluran oli hidrolik yang menuju
ke motor grease pump sesuai dengan setting timer.
10. Pressure Safety valve Fungsi : Membatasi tekanan max. grease pump Setting : Grease
akan keluar melalui drain passage jika tekanan lebih dari 340 bars
11. Reducing valve Fungsi : Mengurangi tekanan oli hidrolik sebelum masuk ke motor
grease pump Setting : 20 ~ 30 Bars
12. Flow Control valve Fungsi : Mengatur/mengontrol jumlah aliran oli yang menuju ke
grease pump motor. Pengaturan ini akan mempengaruhi kecepatan kerja motor
hidrolik.
13.Interval switch (excavator) Fungsi : Mengatur interval waktu kerja solenoid valve,
sesuai dengan keperluan. Setting : 3, 5, 10 dan 15 menit
14. Auto/manual/Off switch (excavator) Fungsi : Untuk menentukan posisi kerja autolube
(normalnya posisi auto)
15.Hose Reel dan grease gun Fungsi : Untuk menyalurkan grease bertekanan saat
dilakukan greasing manual.
16. Nipple Grease Fungsi : Sebagai saluran masuknya grease ke masing masing
sambungan bergerak saat dilakukan greasing manual.
GREASE INJECTOR
Grease injector berfungsi untuk mensupply grease melalui grease line. Jumlah grease
yang disalurkan adalah grease yang ada didalam discharge chamber dari proses kerja
grease pump sebelumnya. Jumlah grease yang disalurkan melalui discharge port
tergantung dari setting injector atau volume measuring chamber.
Vent valve
berfungsi untuk menyalurkan grease pressure dari system setelah siklus kerja
pompa berakhir.
Hose dibagian atas vent valve mengalirkan tekanan oli sekitar 340-400psi (yang
dihasilkan dari pressure reducing valve) ke bagian atas sebuah needle valve. Saat pump
diaktifkan oleh solenoid valve, maka 340-400psi oil menekan needle kebawah untuk
menutup saluran tank, sehingga grease pressure akan menuju ke supply lines untuk
selanjutnya ke injector banks. Pump akan stall (terhenti) ketika grease pressure sudah
tercapai dan grease pressure akan dijaga sampai solenoid valve cuts out (dimatikan).
Saat solenoid terjadi cuts out, maka pump drops stall (berhentinya pumping
action/force) akibatnya pressure oil pada oil line dibagian atas vent valve melepaskan
pressure yang ada pada grease needle. Akhirnya needle bergerak keatas dan tekanan
grease yang terjebak akan kembali ke tank sehingga seluruh lines dan injectors tidak
bertekanan sebab grease akan melewati vent line dan kembali ke grease tank.
Pressure Reducing Valve
Pressure reducing valve diperlukan untuk menurunkan (reduce) pressure supply
untuk kerja pump. Tekanan ini adalah berupa primary pilot pressure dari pilot
pump untuk excavator dan dari steering system untuk Hauler melalui RCB valve,
lalu dialirkan ke Lincoln Lube pump valve block dimana pressure reducing valve
menurunkan dari nilai tekanan dengan 40 bar (EX) atau 2400-2750psi (EH) dan
selanjutnya menuju ke Lincoln Lube pump drive pressure menjadi 340-400psi.
Pressure Reducing Valve
Pump beroperasi dengan rasio 9:1. Ketika pompa berhenti disebabkan oleh kerja dan
tercapainya tekanan, maka ratio berubah menjadi kecil. Dalam kasus untuk mendapatkan kerja
pompa yang efisien, pressure reducing valve harus disetting sesuai standard agar grease
pressure tidak melampaui batas. Setting pressure reducing valve sudah benar ketika grease
pressure gauge produces menunjukan nilai 2750psi

Reducing
valve

WARNING! Jangan melakukan


setting reducing valve jika anda
tidak mengetahui
spesifikasinya. Kerusakan grease
pump akan terjadi lebih cepat.
Flow control valve
berfungsi untuk mengontrols kecepatan rata rata dari kerja Lincoln
Lube pump. Atau dengan kata lain bahwa floe control valve bekerja untuk mengontrol
jumlah flow rate yang masuk ke motor pump. Oleh karena itu, flow control valve harus
disetting dengan pedoman quietly run (bersuara halus) dengan pencapaian grease
pressure sekitar 2750psi.

Flow control
valve
PENJELASAN SINGLE LINE, PARALLEL SYSTEMS

Pada sebuah single line, parallel system adalah upaya penyaluran sumner pelumas
yang dialirkan melalui sebuah single supply line seperti yang terpasang pada setiap
injector manifold. Individual injector pada injector manifold adalah “in line”; ini
berarti bahwa sumber (source) langsung menghubung ke setiap injector setiap saat.
Setiap injector bekerja secara simultan dengan mengalirkan lubricant dan masing
masing injector bekerja secara independent dengan yang lain pada system.
Gerakan atau or cycling pada individual injectors adalah parallel satu dengan yang
lain.
Pada penjelasan sebelumnya bahwa injectors cycle independent dengan yang
lainya. Jika suatu injector tidak mengalami siklus, maka siklus dari semua injector
lain dalam sistem tersebut akan berjalan normal. Pelumas akan berhenti mengalir
pada injector yang tidak mengalami siklus saja.
PENJELASAN SINGLE LINE, PARALLEL SYSTEMS
1. Manifold 7. Adjusting Screw 13. Outlet
port (1/8 NPTF)
2. Mounting hole 8. Adjusting screw lock
nut 14. Plunger spring
3. Adapter bolt 9. Measuring chamber 15.
Slide valve
4. Injector 10. Injector piston 16. Passage
5. Cover cap, metal 11. Discharge chamber
17. gasket
6. Indicator Stem 12. Fitting assembly
SL1 INJECTOR ASSEMBLY
Setiap Lincoln “Centro-Matic” SL1 injector assembly terdiri dari satu atau lima
injectors yang dipasang pada sebuah manifold. Ini adalah desain untuk
memberikan
inject grease ke bearings dengan nilai output pressure mencapai 3,500 psi.
Setiap manifold terdiri dari supply line connection ports pada salah satu ujungnya,
mounting surface untuk individual injectors, flow passages untuk interconnect
injectors dan connection ports, serta mounting holes yag terpasang tetap pada
manifold ke machine.
SL1 INJECTOR ASSEMBLY
Kesimpulan Dan Trik
1. Untuk mengetahui internal leak atau kemacetan pada grease injector, perlu diperiksa
secara visual dengan melihat naik/turun valve stem sebagai indicator.
2. Kemacetan kerja slide valve pada injector diakibatkan oleh kotoran pada grease
(internal) dan debu disekitar valve stem. Maka jagalah kebersihan disekitar valve stem.
3. Lakukan pengisian grease ke (reservoir) dengan melalui fast filling. Hindari pengisian
grease dengan cara membuka tutup grease tank, sebab kotoran dari atas cover tank akan
masuk ke grease tank.
4. Lakukan inspeksi pin/bushing/bearing dengan cara memeriksa setiap saluran grease
(pipa/hose). Jika perlu periksa panas pin dengan thermo gun dan catat hasilnya.
5. Lakukan download machine secara berkala untuk memonitor kerja autolube sytem
melalui program MIC.
6. Lakukan performance test pada grease pump dengan mengamati continuity pada
grease pressure switch. Grease pressure switch harus NC dalam waktu <150 detik.
7. Jangan menyetel grease pressure switch lebih rendah dari standard setting (180 bars).
8. Jika mendapatkan ada salah satu pin/bushing yang kering, segera lakukan pemeriksaan
kerja pelumas otomatis dan lakukan perbaikan segera.
9. Jangan menunda waktu perbaikan jika system autolube mengalami kerusakan
dengan memasukan kedalam backlog.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai