LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Bima dibawa ibunya dikeluhkan sesak nafas. Sesak nafas dan
batuk pasien dikatakan ibunya sudah sejak 3 hari yang lalu dan semakin memberat hari ini
SMRS. Sesak nafas terdengar seperti suara mengorok disertai batuk berdahak dan pilek.
Awalnya pasien pilek saja sudah sekitar 5 hari yang lalu tetapi semakin memberat setelah
batuk muncul. Setelah batuk pasien juga menjadi sesak. Pasien juga dikeluhkan demam sejak
kondisinya memberat. Namun demam turun setelah diberikan paracetamol. Selain itu, pasien
juga tampak lemas dan menyusu kurang. Keluhan lain seperti BAB cair sudah 3x sejak tadi
pagi, namun BAK normal. Setelah keluhan berulang pasien dibawa ke praktek dokter sp.A
dan diberikan saran untuk dirujuk ke RSUD.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa tidak pernah dialami pasien sebelumnya.
Kesimpulan: tidak ada hubungan antara penyakit pasien yang dahulu dengan keluhan
sekarang
Riwayat Pengobatan
Pasien saat pertama kali sakit diberikan obat sirup paracetamol oleh bidan setempat.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Ibu pasien hamil selama 9 bulan dan merupakan kehamilan yang pertama. Selama
kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami perdarahan maupun penyakit berat lainnya.
ANC dilakukan rutin setiap bulan di Posyandu dan rutin minum tablet Fe dari awal
kehamilan sampai menjelang persalinan. Riwayat konsumsi obat-obatan maupun jamu
selama hamil disangkal. Pasien lahir normal, ditolong oleh bidan di Puskesmas dengan berat
lahir 3.700 gram dan langsung menangis. Riwayat perdarahan setelah melahirkan (-), riwayat
kuning setelah lahir (-), riwayat tubuh membiru setelah lahir (-).
Kesimpulan: Riwayat kehamilan dan persalinan cukup baik
Riwayat Imunisasi
HB0 pada usia 0 hari
BCG dan polio 1 saat usia 1 bulan
DPT 1, HIB 1 dan polio 2 belum dapat
DPT 2, HIB 2 dan polio 3 belum dapat
Riwayat Nutrisi
Hingga saat ini pasien masih mendapatkan ASI tapi ditambah sufor berupa susu SGM
karena beberapa hari terakhir pasien kurang menyusu dan diberikan tambahan sufor oleh
ibu. Pasien minum frekuensi 8-10 kali setiap hari sebelum sakit, reflek hisap kuat, susu
formula setiap kali minum kurang lebih 30 cc. Setelah sakit pasien menjadi malas
minum, frekuensi kurang dari 8 kali, reflek hisap kurang, susu formula sebanyak 30 cc
tidak habis dalam sekali pemberian, terkadang pasien muntah bila terbatuk.
Kesimpulan: Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif dan riwayat makan pasien saat ini
kurang.
BB/PB
1. Pemeriksaan Fisik Umum
- Kepala dan Leher
a. Kepala
- Bentuk normal
- Normosefali
- Rambut berwarna hitam
- Ubun-ubun kecil terbuka
- Ubun-ubun besar terbuka
b. Mata
Akral hangat + + + +
Edema - - - -
Pucat - - - -
Sianosis - - - -
Kelainan bentuk - - - -
Jari tabuh - - - -
Pembengkakan - - - -
Sendi
Kekuatan otot 5 5 5 5
R
Limfosit 8,44 x 103/µL 1,00 - 3.70
Neutrofil 8,77 x 103/µL 1,50 - 7.00
Monosit 2,48 x103/µL 0,00-0,70
Basofil 0,1 x103/µL 0.00-0.10
Eosinofil 0.3 x103/µL 0.00-0.40
4. Foto thoraks
Interpretasi (Tgl 6 Juli 2021)
- Ground glass opacity pada kedua lapangan paru terutama lapangan atas dan
tengah kedua paru
- Tidak terdapat pemadatan hilus kedua paru
- Cor: bentuk dan ukuran kesan normal
- Kedua sinus dan diagfragma baik
- Tulang-tulang intak
- Jaringan lunak sekitar kesan baik
Kesan:
3.6 Assesment
- Diagnosis kerja: pneumonia berat
- Diagnosis banding: bronkiolitis
- Diagnosis komplikasi: sepsis
3.7 Planning
1. Terapi
- O2 Nasal kanul 1-2 lpm
- IVFD D51/4NS 10 tpm mikro
- Inj ceftrtiaxone 350 mg/12 jam
- Inj gentamisin 40 mg/24 jam
- Inj dexamethasone 1 mg/8 jam
- Infus paracetamol 70mg/6 jam k/p
- Inj ondasentron 1 mg/8 jam
- L-bio 1x1
- Nebul combivent 1/3 respul + 3cc NaCl 0,9% /6jam
- Diet ASI
2. Diagnostik
- Swab PCR
3. Diet
Kebutuhan cairan : 100cc/kgBB/hari (7,4 x 100) = 740 cc/hari
1. Diet melalui IV line, diberikan infus D5 ¼ NS 10 tpm mikro (240 cc)
2. Pemberian ASI sebanyak 4 kali (150 cc)
4. Monitoring
- Frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen
- Sianosis
- Tanda-tanda bahaya
- Bayi lemas atau penurunan kesadaran
- Malas minum
- Muntah terus menerus
5. Edukasi
1. Menjelaskan kepada orang tua agar kebersihan di sekitar lingkungan selalu terjaga
2. Menjelaskan kepada ayah pasien agar tidak merokok di dekat pasien
3. Apabila keluhan batuk, pilek, ataupun sesak muncul lagi segera bawa ke rumah sakit
tanpa harus menunggu obat habis
4. Waspadai tanda-tanda bahaya seperti anak malas minum, muntah terus-menerus, kejang,
dan lemah.
5. Menjelaskan kepada ibu agar memberikan ASI secara rutin kepada pasien ±setiap 3 jam
6. Antibiotik harus diminum sampai habis
7. Apabila demam, berikan paracetamol sesuai dengan resep yang telah diberikan dokter
8. Apabila tidak ada demam, batuk, ataupun pilek bawa pasien ke posyandu untuk
mendapatkan imunisasi.
3.8 Resume
Pasien bayi laki-laki usia 3 bulan, rujukan dari klinik spesialis anak dengan keluhan
sesak. Sesak nafas dan batuk pasien dikatakan ibunya sudah sejak 3 hari yang lalu dan
semakin memberat hari ini SMRS. Sesak nafas terdengar seperti suara mengorok disertai
batuk berdahak dan pilek. Awalnya pasien pilek saja sudah sekitar 5 hari tetapi semakin
memberat setelah batuk muncul. Setelah batuk pasien juga menjadi sesak. Pasien juga
dikeluhkan demam sejak kondisinya memberat. Namun demam turun setelah diberikan
paracetamol. Selain itu, pasien juga tampak lemas dan menyusu kurang. Keluhan lain seperti
BAB cair sudah 3x sejak tadi pagi, namun BAK normal. Setelah keluhan berulang pasien
dibawa ke praktek dokter sp.A dan diberikan saran untuk dirujuk ke RSUD. Pemeriksaan
dilakukan saat pasien datang ke IGD tgl 05/07/2021. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan
umum lemah, nadi: 140x/menit, pernapasan: 45x/menit, suhu: 37,6 ºC, dan saturasi oksigen
non air 91% dan setelah menggunakan nasal kanul 1 lpm menjadi 97%. Selain itu, pada
pemeriksaan fisik sudah didapatkan retraksi subcostal minmal, dan crackles pada kedua
lapang paru. Pada penilain antropometri didapatkan BB: 7400 gram, PB: 55 cm. Berdasarkan
penilaian status gizi berdasarkan BB/U: normal, PB/U: normal, dan BB/PB: gizi baik. Maka
dari itu, dapat disimpulkan bahwa pasien dengan gizi baik. Pada pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb: 9.0 g/dl. RBC: 3,48 juta/uL, WBC: 19.890/uL dan PLT: 631.000. Hasil
pemeriksaan swab antigen negatif namun pada foto toraks menunjukkan adanya ground glass
opacity pada kedua lapangan paru terutama lapangan atas dan tengah kedua paru yang
terkesan berupa pneumonia berat yang mengarah pada infeksi COVID 19, sehingga
dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa hasil swab PCR.
3.9 Follow Up Pasien
06 Juli 2020
Subyektif Obyektif Assesmant Planning
Sesak napas Ku: Lemah Pneumonia berat O2 NK 1-2 lpm
Batuk berdahak Kes: CM Suspek COVID 19 D51/4 NS 10 tpm mikro
Demam (+) Heart Rate : 134 x / Injeksi ceftriaxone350 mg/12 jam
BAB cair 2x s menit (H2)
Muntah 1x RR: 64 x/menit Inj gentamisin 40 mg/24 jam (H2)
ASI (+) Tax: 37,8 °C Inj dexamethasone 1 mg/8 jam
Sufor (+) BB= 6,5 kg Infus paracetamol 65mg/6 jam k/p
SPO2 : 96% dengan O2 Inj ondasentron 1 mg/8 jam
1 lpm L-bio 1x1
Retraksi interkostal (+) Zink 1x10mg
Terdengar rhonki di Apyalis drop 1x 0,5 ml
kedua lapang paru Nebul combivent 1 respul + 3cc NaCl
Tidak terdengar 0,9% /6jam
wheezing di kedua Pro PCR
lapang paru
07 Juli 2020
Subyektif Obyektif Assessment Planning
Sesak napas Ku: Lemah Pneumonia berat O2 NK 1-2 lpm
Batuk berdahak berkurang Kes: CM Suspek COVID 19 D51/4 NS 10 tpm mikro
Demam (-) Heart Rate : 138 x / Injeksi ceftriaxone 350 mg/12 jam
BAB cair (-) menit (H3)
Muntah (-) RR: 50 x/menit Inj gentamisin 40 mg/24 jam (H3)
ASI (+) Tax: 36,0 °C Inj dexamethasone 1 mg/8 jam
Sufor (+) SPO2 : 97% dengan O2 Infus paracetamol 65mg/6 jam k/p
1 lpm Inj ondasentron 1 mg/8 jam
Retraksi intercostal (+) L-bio 1x1
minimal Zink 1x10mg
Terdengar rhonki di Apyalis drop 1x 0,5 ml
kedua lapang paru Nebul combivent 1 respul + 3cc NaCl
Tidak terdengar 0,9% /6jam
wheezing Follow up hasil PCR
08 Juli 2020
Subyektif Obyektif Assessment Planning
Sesak napas berkurang KU : Sedang Pneumonia berat O2 NK 1-2 lpm
Batuk berdahak berkurang Kes: CM Suspek COVID 19 D51/4 NS 10 tpm mikro
Demam (-) Heart Rate: 129 x / menit Injeksi ceftriaxone 350 mg/12 jam
BAB cair (-) RR : 46 x/menit (H4)
Muntah (-) Tax : 36,3 °C Inj gentamisin 40 mg/24 jam (H4)
ASI (+) SPO2: 97% dengan O2 1 Inj dexamethasone 1 mg/8 jam
Sufor (+) lpm Infus paracetamol 65mg/6 jam k/p
Retraksi intercostal (+) Inj ondasentron 1 mg/8 jam
minimal L-bio 1x1
Terdengar rhonki di Zink 1x10mg
kedua lapang paru Apyalis drop 1x 0,5 ml
Tidak terdengar Azitromisin 1x70 mg (H1)
wheezing Nebul combivent 1 respul + 3cc NaCl
0,9% /6jam
Follow up hasil PCR
09 Juli 2020
Subyektif Obyektif Assessment Planning
Sesak napas berkurang KU : Sedang Pneumonia berat O2 NK 1-2 lpm
Batuk berdahak berkurang Kes: CM Suspek COVID 19 D51/4 NS 10 tpm mikro
Demam (-) Heart Rate: 124 x / menit Stomatitis Injeksi ceftriaxone 350 mg/12 jam
BAB cair (-) RR : 42 x/menit (H5)
Muntah 1 (-) Tax : 36,5 °C Inj gentamisin 40 mg/24 jam (H5)
Bercak putih di mulut SPO2: 97% dengan O2 1 Inj dexamethasone 1 mg/8 jam
ASI (+) lpm Infus paracetamol 65mg/6 jam k/p
Sufor (+) Retraksi intercostal (+) Inj ondasentron 1 mg/8 jam
minimal L-bio 1x1
Terdengar rhonki di Zink 1x10mg
kedua lapang paru Apyalis drop 1x 0,5 ml
Tidak terdengar Azitromisin 1x70 mg (H2)
wheezing Nystatin 4x2 cc (po)
Nebul combivent 1 respul selang seling
ventolin 1 respul + 3cc NaCl 0,9%
/4jam (O2 tetap dipakai saat nebul)
Resfar 300mg dalam NaCl 0,9% 40ml
habis dalam 4 jam selama 3 hari
Injeksi furosemide 3x3mg (iv)
Follow up hasil PCR
10 Juli 2020
Subyektif Obyektif Assessment Planning
Sesak napas berkurang KU : Sedang Pneumonia berat O2 NK 1-2 lpm
Batuk berdahak berkurang Kes: CM Suspek COVID 19 D51/4 NS 10 tpm mikro
Demam (-) Heart Rate: 124 x / menit Stomatitis Injeksi ceftriaxone 350 mg/12 jam
BAB cair (-) RR : 40 x/menit (H6)
Muntah 1 (-) Tax : 36,3 °C Inj gentamisin 40 mg/24 jam (H6)
Bercak putih di mulut SPO2: 98% dengan O2 1 Inj dexamethasone 1 mg/8 jam
berkurang lpm Infus paracetamol 65mg/6 jam k/p
ASI (+) Retraksi intercostal (+) Inj ondasentron 1 mg/8 jam
Sufor (+) minimal L-bio 1x1
Terdengar rhonki di Zink 1x10mg
kedua lapang paru Apyalis drop 1x 0,5 ml
Tidak terdengar Azitromisin 1x70 mg (H3)
wheezing Nystatin 4x2 cc (po)
Nebul combivent 1 respul selang seling
ventolin 1 respul + 3cc NaCl 0,9%
/4jam (O2 tetap dipakai saat nebul)
Resfar 300mg dalam NaCl 0,9% 40ml
habis dalam 4 jam selama 3 hari
Injeksi furosemide 3x3mg (iv)
Follow up hasil PCR
11 Juli 2020
Subyektif Obyektif Assessment Planning
Sesak napas berkurang KU : Sedang Pneumonia berat Orang tua pasien menolak untuk
Batuk berdahak berkurang Kes: CM Suspek COVID 19 dilakukan perawatan lebih lanjut
Demam (-) Heart Rate: 124 x / menit Stomatitis dan memutuskan untuk pulang.
BAB cair (-) RR : 42 x/menit APS
Muntah 1 (-) Tax : 36,5 °C
Bercak putih di mulut SPO2: 97% dengan O2 1
ASI (+) lpm
Sufor (+) Retraksi intercostal (+)
minimal
Terdengar rhonki di
kedua lapang paru
Tidak terdengar
wheezing