A. Identitas Klien
Nama : Ny.O
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : P
Agama : Islam
Suku/bangsa : Madura
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Rumah Tangga
Alamat asal : Ambangan Desa Bengkarak
No RM : 084645
Tanggal Masuk : 30 Desember 2014
Tanggal Pengkajian : 13 Januari 2015
Diagnosa Medik : Efusi Pleura
Golongan Darah : O
Penanggung jawab & Biaya: Zainudin / Jamkesmas
X X X X
X X X
Keterangan :
: Klien
: Laki laki
: Perempuan
X : Meninggal Dunia
F. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : kurus, klien tampak lemah, edema pada kaki kanan &
kiri (ekstremitas), edema pada kestremitas atas kanan
(hipo), dan batuk.
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 120/100 mmHg
RR : 24x/menit
N : 88x/menit
S : 36,9ºC
4. BB & TB : 38 Kg & 153 cm
5. Sistem pernapasan
a. Dada, thorax dak paru-paru
Palpasi : nyeri dada pada area kanan dan badomen kanan atas
saat dilakukan palpasi dangkal. Klien tidak dapat
mneyebutkan 77 karena terlalu lemah.
Perkusi : resonan
Auskultasi : bronchial
6. Sistem kardiovaskular
a. Jantung
16 18
(I) (II)
8 10
(III) (IV)
b. Genitalia : tidak ada rabas, tidak ada luka dan cukup bersih.
c. Penggunaan alat bantu : tidak ada menggunakan alat bantu berkemih apapun.
berkemih
10. Sistem musculoskeletal
a. Ekstremitas
Atas : tidak ada massa, lesi, tidak ada deformitas, dan tangan
kanan klien mengalami hipo.
Bawah : edema pada ekstremitas bawah distal kiri dan kanan.
Pitting edema : 3 (> 1 menit) normalnya 0 (no pitting edema)
Kekuatan otot : skala 3 (lemah), normalnya 5
b. Aktivitas / kegiatan : aktivitasnya kurang karena lemah, tidak mampu
berjalan tanpa bantuan, kalau mau duduk harus dibantu, tidak bisa mandi karena
kondisi tubuh lemah.
11. Sistem integument
a. Kulit
Inspeksi : warna, suhu, konsistensi kulit normal, warnanya tidak
sianosis, suhu 36,9ºC. edema pada ekstremitas kanan
dan kiri bagian bawah. Hipo pada kestremitas atas
distal.
Palpasi : merasa sebal pada ekstremitas bawah, tidak rontok,
dan ketebalan cukup merata.
Pola kebersihan
(Hygiene) : tidak mandi selama di RS, tetapi klien dibersihkan
dengan washlap.
12. Sistem persepsi sensori
a. Telinga
Inspeksi : lesi, massa dan hematima tidak ada
Palpasi : tidak ada nyeri
Uji pendengaran : pendengaran menurun sejak sakit
b. Hidung
Inspeksi : lubang hidung simetris, edeam tidak ada, tidak ada
polip, bernafas menggunakan cuping hidung.
Palpasi : tidak terdapat nyeri
Kemampuan menghidu : klien dapat mencium/ menghidu dengan baik dan saat
dites dapat membedakan bau yang satu dengan yang
lainnya.
c. Mata
Inspeksi : tidak ada lesi, konjungtiva anemia, tidak ada katarak,
edema tidak ada.
Palpasi : tidak ada nyeri.
G. Data Psikologis
1. Status emosi : emosi terkontrol, jarang marah-marah
2. Konsep diri : klien menerima penyakitnya, ikhlas dan pasrah.
3. Gaya komunikasi : menggunakan bahasa daerah, sehingga suaminya yang
menerjemhkannya ke perawat.
4. Pola koping : menutup diri dan jika ada masalah, klien akan
memendam masalahnya.
H. Data Sosial
1. Hubungan sosial : baik, sering mengikuti kegiatan di lingkungan rumah
2. Faktor sosio-kultural : tidak ada hal-hal budaya dan makanan khas sukunya
yang menyebabkan sakit .
3. Gaya hidup : olahraga dilakukan secara tidak langsung. Klien seirng
berjalan kaki dari rumah ke kebun yang berjarak ± 1 Km.
J. Data spiritual
1. Keyakinan terhadap Tuhan : klien percaya bahwa penyakitnya merupakan cobaan
dari Allah Swt.
2. Kegiatan ibadah selama sakit: tidak ada, karena klien terlalu lemah untuk melakuan
ibadah.
K. Data Penunjang
Ureum = 18 N=10-50
Urin acid = 0,7 N=0,7-1,1
Albumin = 0,95 N=3,3-5,5
SGOT = 31 N= <37
SGPT = 36 N=<40
RBC = L. 2,53 N=3,50-5,50
MCU = 78,1 N=75-100
RDW% = 18,1 N=11-16
RDWa = 79,6 N= 30-150
HCT = L. 19,7 N=35-55
PLT = H. 468 N= 100-400
MPV = L.6 N=8-11
PDW = 9,3 N=0,1-99,9
PCT = 0,29 N=0,01-9,99%
LPCR = 6,3 N=0,1-99,9%
WBC = 3,8 N=3,5-10
HGB = L.7 N=11,5-16,5
MCH = 27,8 N=25-35
McHc = 35,5 N=31-38
Lym = 0,7 N=0,5-5
Grin = 2,9 N=1,2-8
MID = 0,2 N=0,1-1,5
Lym % = 19,1 N=15-50
GRA % = 78 N=35-80
MID % = 4,9 N=2-15
I. Medikasi / Pengobatan
Vipoalbumin 3x2 caps
Ringer laktat 20 tetes/menit (2x 500 cc)
Ceftriaxon 2x1g IV
Furosemid 3x1,5 mg,
ANALISA DATA
RENCANA KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan intervensi Rasional
o keperawatan
1 Nyeri akut b.d Dalam waktu 1. Tentukan 1. Nyeri dada biasanya ada
akumulasi 1x24 jam setelah karakteristik dalam beberapa derajat,
cairan pada diberikan nyeri juga dapat timbul
pleura yang intervensi, pasien 2. Pantau TTV komplikasi efusi pleura.
menekan rongga tidak mengeluh 3. Berikan 2. Perubahan frekuensi
pleura sata nyeri tindakan jantung / TD
kontraksi kriteria hasil : nyaman , Mis; menunjukkan bahwa
menyatakan teknik pasien mengalami nyeri,
nyeri hilang/ relaksasi. khususnya bila alas an lain
terkontrol, 4. Tawarkan utnuk perubahan TTV
menunjukkan pembersihan tidak terlihat .
rileks, istirahat/ mulut dan 3. Tindakan non analgesic
tidur dan sering diberikan dengan sentuhan
peningkatan 5. Berikan lembut dapat
aktivitas dengan analgesic dan menghilangkan
tepat. antitusif sesuai ketidaknyamanan dan
indikasi memperbesar efek terapi
analgesic
4. pernapasan mulut dan
terapi oksigen dapat
mengiritasi dan
mengeringkan membrane
mukosa, potensial
ketidaknyamanan umum.
5. Obat ini dapat digunakan
untuk menekan batuk
nonproduktif/paroksismal/
menurunkan mukosa
berlebihan, meningkatkan
kenyamanan/ istirahat
umum.
2 Ketidakefektifan Dalam waktu 1. Kaji frekuensi/ 1. Takipnea, pernapasan
bersihan jalan 2x24 jam setelah kedalaman dangkal, dan gerakan dada
napas b.d batuk diberikan pernapasan tak simetris, terjadi karena
akibat deviasi intervensi, dan gerakakn ketidaknyamanan gerakan
trakea bersihan jalan dada. dinding dada dan cairan
napas kembali 2. Auskultasi paru.
efektif. area paru, catat 2. Penurunan aliran udara
Criteria hasil : area terjadi pada area
Mengidentifikasi penurunan konsolidasi dengan cairan
/ menunjukkan atau tak ada bunyi napas bronchial
perilaku aliran udara (normal pada bronkus)
mencapai dan bunyi dan juga terjadi pada ara
kebersihan jalan napas konsolidasi. Krekels,
napas adventisius. ronki dan mengi terdengar
3. Bantu pasien pada inspirasi dan atau
latihan napas ekspirasi pada respon
sering. terhadap pengumpulan
Tunjukan/ cairan, secret kental, dan
bantu pasien spasme jalan napas/
mempelajari obstruksi.
melakukan 3. Napas dalam
batuk. memudahkan ekspansi
4. Penghisapan maksimum paru-paru dan
sesuai indikasi jalan napas lebih kecil.
5. Bantu Batuk adalah mekanisme
mengawasi pembersihan jalan napas
efek alami, membantu silia
pengobatan. untuk mempertahankan
jalan napas.
4. Merangsang batuk/
pembersihan jalan napas
secara mekanik pada
pasien yang tak mampu
melakukan karena batuk
tak efektif/ pennurunan
tingkat kesadaran.
5. Koordinasi pengobatan/
jadwal dan masukan oral
menurunkan muntah
karena batuk.
3 Kelebuhan Volume cairan 1. Pantau 1. Haluan urin mungkin
volume cairan stabil dengan haluaran urin, sedikit dan pekat karena
b.d retensi keseimbangan catat jumlah penurunan perfusi ginjal.
natrium dan air pengeluaran dan dan warna saat 2. Terapi diuretic dapat
masukan. hari dimana disebabkan oleh
Criteria hasil : dieresis kehilangan cairan tiba-tiba
Edema terjadi. / berlebihan (hipovolemia)
mengalami 2. Pantau/ hitung meskipun edema masih
penurunan / tidak keseimbangan ada.
ada, pemasukan dan 3. Posisi telentang
Volume cairan pengeluaran meningkatkan filtrasi
stabil, selama 24 jam. ginjal dna menurunkan
Bunyi napas 3. Pertahankan produksi ADH sehingga
beresih/ jelas, duduk/ tirah meningkatkan dieresis.
TTV normal, BB baring dengan 4. Melibatkan pasien dalam
stabil, posisi program terapi dapat
semifowler meningkatkan perasaan
selama fase mengontrol dan kerjasama
akut. dalam pengobatan.
4. Buat jadwal 5. Meningkatkan laju aliran
pemasukan urin dan dpaat
cairan , menghambat reabsorbsi
digabung natrium / klorida pada
dengan tubulus ginjal.
keinginan
minum bila
mungkin. Beri
perawatan
mulut / es batu
sebagai bagian
dari kebutuhan
cairan.
5. Pemberian
diuretik, mis
furosemid
(lasix)
4 Intoleransi Dalam waktu 1. Evaluasi 1. Menetapkan kemampuan/
aktivitas b.d 3x24 jam setelah respon pasien kebutuhan pasien dan
penurunan diberikan terhadap memudahkan memilih
perfusi oksigen intervensi pasien aktivitas. Catat intervensi.
ke jaringan. bebas laporan 2. Menurunkan stres dan
beraktivitas. dispnea, rangsangan berlebihan,
Kriteria hasil : peningkatan meningkatkan istirahat.
Melaporkan/ kelemahan / 3. Tirah baring
menunjukkan ,kelelahan dna dipertahankan selama fase
peningkatan perubahan akut untuk menurunkan
toleransi TTV selama kebutuhan metabolic,
terhadap dan setelah menghemat energy untuk
aktivitas yang aktivitas. penyembuhan.
dapat diukur 2. Berikan Pembatasan aktivitas
dengan tidak lingkungan ditentukan dengan respon
adanya dispnea, tenang dan individual pasien terhadap
kelemahan batasi aktivitas dna perbaikan
berlebihan, dan pengunjung kegagalan pernapasan.
tanda vital dalam selama fase 4. Pasien mungkin nyaman
rentang normal. akut sesuai dengan kepala tinggi, tidur
indikasi. dan kursi,/ menunduk
Dorong kedepan meja/ bantal.
penggunaan
manajemen
stres dna
pengalih yang
tepat.
3. Jelaskan
pentingnya
istirahat dalam
rencana
pengobatan
dna perlunya
keseimbangan
aktivitas/
istirahat.
4. Bantu pasien
memilih posisi
nyaman untuk
istirahat dan/
tidur.
5 Deficit Self care activity 1. Monitor 1. Untuk menentukan
perawatan diri of dialing living kemampuan aktivitas perawatan diri
b.d kelelahan (ADLs) klien untuk yang dapat dilakukan klien
dan keadaan Kriteria hasil : perawatan diri secara mandiri.
fisik yang lemah Klien terbebas yang mandiri. 2. Meningkatkan keinginan
dalam bau badan, 2. Monitor klien untuk melakuakn
Menyatakan kebutuhan perawatan mandiri.
keamanan klien untuk 3. Agar klien tetap bersih
terhadap alat-alat bantu meskipun tidak dapat
kemampuan kebersihan melakukan perawatan
untuk melakukan diri, mandiri.
ADLs, berpakaian,
Dapat melakukan berhias,
ADLs dengan toileting dan
bantuan. makan,
3. Sediakan
bantuan klien
mampu secara
utuh untuk
melakukan self
care.
6 Kurang Pasien 1. Kaji fungsi 1. Meningkatkan
pengetahuan b.d mengetahui normal paru, pemahaman situasi yang
prognosis proses penyakit patologi ada dan penting
penyakit dan kondisi. menghubungkannya
pengobatannya. 2. Berkan dengan program
Criteria hasil : informasi pengobatan.
Menyatakan dalma bernutk 2. Kelemahan dan depresi
pemahaman tertulis dan dapat mempengaruhi
kondisi proses verbal. kemampuan untuk
penyakit/ 3. Tekankan mengasimilasi informasi/
pengobatan, pentingnya mengikuti program medic.
melakukan melnjutkan 3. Selama awal 6-8 minggu
perubahan pola betuk efektif/ setelah pulang, pasien
hidup dan latihan beresiko beasr untuk
berpartisipasi pernapasan. kambuh dari efusi pleura.
dalam program 4. Tekankan 4. Penghentian dini antibiotic
pengobatan. perlunya dapat mengakibatkan
melanjutkan irirtasi mukosa bronkus
terapi dan menghambat
antibiotic makrofag alveolar,
selama periode mempengaruhi pertahanan
yang alami tubuh melawan
dianjurkan. minfeksi tubuh.
Implementasi keperawatan
17/01/2015 1. Mengkaji kekuatan otot Skala 4, klien sudah bisa duduk tanpa dibantu
klien. dnaberjalan pelan-pelan dengan bantuan.
5 15/01/2015 1. Kaji perawatan mandiri 1. BAK dan BAB dapat dilakukan sendiri,
apa yang dapat gosok gigi dapat dilakukan secara madiri
dilakukan klien. tetapi lama, karena lemah.
2. Menanyakan kepada 2. Klien mengatakan tidak mandi dan 1x/hari
klien dan keluarga tubuhnya hanya dibersihkan dengan
berapa kali mandi, washlap , klien gosok gigi 1x/hari, kuku
gosok gigi . klien bersih karena dipotong oleh anak
3. Menganjurkan keluarga/ perempuannya.
klien untuk 3. Keluarga klien berjanji akan melakukan
membersihkan klieen anjuran perawat.
2x/hari dengan
menggunakan washlap
dan gosok gigi 2x/hari.
16/01/2015 Menanyakan kepada klien Klien dibersihkan tubuhnya dengan
berapa kali dibersihkan menggunakan washlap 2x/hari dan gosok gigi
dengan menggunakan 2x/hari.
washlap dan gosok gigi
6 15/01/2015 1. Mengkaji berapa banyak 1. Klien dan keluarga hanya tahu ada cairan
pengetahuan klien dan di paru-paru klien.
keluarga tentang efusi 2. Klien dan keluarga mengetahui tentang
pleura. pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
2. Memberikan pendidikan komplikasi, dan makanan yang jarus
kesehatan tentang efusi dihindari selama pengobatan.
pleura, yaitu :
Pengertian
Penyebab
Tanda dan gejala
Komplikasi
Makanan yang
harus dihindari
selama pengobatan
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal No SOAP
diagnosa
15/01/2015 1 S: klien mengatakan nyerinya masih ada dan menetap, nyerinya di
daerah dada kanan dan menjalar ke abdomen kanan atas (kuadran I)
O: skala nyeri 4, ketika di palpasi klien mengeluh kesakitan.
A: masalah belum teratasi
P: ulangi intervensi sesuai rencana keperawatan.
15/01/2015 2 S: klien mengatakan masih batuk-batuk
O: ketika dimonitoring klien batuk-batuk.
A: masalah belum teratasi
P:ulangi intervensi setelah rencana keperawatan.
15/01/2015 3 S: klien mengatakan bahwa ia sudah sering kencing ± 3-4 x /hari
semenjak masuk RS.
O: edema amsih ada di ekstremitas bawah kanan dna kiri tetapi sudah
tidak terik.
A: masalah teratasi sebagian.
P: pertahankan intervensi sesuai rencana keperawatan.
15/01/2015 4 S: klien mengatakan tubuhnya masih lemah, dan belum bisa berjalan
sendiri.
O: klien tampak lemah, kekuatan otot = 3, ketika mau duduk klien harus
dibantu.
A: masalah belum teratasi
P: ulangi intervensi sesuai rencana keperawatan.
15/01/2015 5 S:klien mengatak tidak mandi selama masuk RS dan hanya dibersihkan
dengan menggunakan washlap, klien sikat gigi 1x/hari, kuku klien bersih
karena dipotong oleh anak perempuannya.
O:ada bau tak sedap pada klien tetapi tidak kuat.
A: masalah teratasi sebagian.
P: pertahankan intervensi sesuai rencana keperawatan
15/01/2015 6 S: klien dan keluarga sudah mengetahui efusi pleura dan makanan yang
tidak boleh dimakan.
O: klien dan keluarga mengangguk dan tampak mengerti.
A: masalah teratasi.
P : hentikan intervensi.
16/01/2015 1 S: klien mengatakan masih nyeri dada tapi jarang, ketika ia
menggunakan teknik relaksasi nyerinya berkurang.
O: klien tampak tidak meringis , skala nyeri 1
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervensi sesuai rencana keperawatan.
16/01/2015 2 S: klien mengatakan masih batuk tetapi sudah berkurang
O: klien masih batuk, intensitasnya berkurang.
A: masalah teratasi sebagian.
P: pertahankan intervensi sesuai rencanan keperawatan
16/01/2015 3 S: klien mengatakan sudah sering kencing ±5x / hari
O: edema klien pada ekstremitas bawah kanan berkurang/ menyusut.
A: masalah teratasi sebagian.
P: pertahankan intervensi sesuai rencana keperawatan.
16/01/2015 4 S: klien masih lemah, berjalan harus diiringim dan duduk harus dibantu.
O: klien tampak lemah , kekuatan otot =3
A: masalah belum teratasi
P: ulangi intervensi sesuai rencana keperawatan
16/01/2015 5 S: klien mengatakan badannya dilap menggunakan washlap 2x/hari
O: tidak ada bau tak sedap dank lien tampak bersih.
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
17/01/2015 1 S: klien mengatakn nyeri sudah hilang.
O: skala nyeri 0
A: masalah teratasi.
P: henitikan intervensi
17/01/2015 2 S: klien mengatakan tidak batuk-batuk.
O: ketika dikaji klien tidak batuk
A:masalah teratasi
P: hentikan intervensi
17/01/2015 3 S: klien mengatakan sudah sering kencing ±6x /hari
O: edema klien pada ekstremitas bawah kanan tidak ada lagi, dan
ekstremitas bawah yang kiri sudah berkurang / menyusut.
A: masalah teratasi sebagian.
P: pertahankan intervensi sesuai rencana keperawatan.
17/01/2015 4 S: klien mengatakn tubuhnya sudha lumayan segar.
O: klien sudah bisa duduk tanpa bantuan , kekuatan otot =4
A: masalah teratasi sebagian
P:pertahankan intervensi sesuai rencana keperawatan.