Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

UNFASE ABORTION
Disusun untuk memenuhi Matakuliah Maternitas
Yang dibimbing oleh Ibu Chinthia K S.Kep, Ns. M.Kep

Disusun oleh:

Rika Lionita Agustin

Laksmi Rosyidah

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia
Nya Kami di berikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan makalah mata kuliah mater
nitas ini.

Tak lupa Kami ucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam p
enulisan makalah ini yang tidak dapat Kami ucapkan satu persatu sehingga makalah ini dapat terse
lesaikan tepat pada waktunya.

Di dalam makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan sara
n yang membangun sangat Kami harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi.

Malang, 22 September 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................................................
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Unfase Abortion ............................................................................................
2.2 Penyebab Unfase Abortion…………………………………................................................
2.3 Metode Unfase Abortion...................................................................................................
2.4 Ciri-ciri Unfase Abortion……………………………………..................................................
2.5 Dampak Unfase Abortion……………………………………………………..........................
2.6 Komplikasi Unfase Abortion……………………………………………………………………
2.7 Hukum Unfase Abortion………………………………………………………………………..
2.8 Unfase Abortion yang Aman…………………………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..........................................................................
3.2 Saran ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamil
an yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamat
an jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengeta
huan dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak meme
nuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.

Tindakan unsafe abortion seperti ini diperkirakan banyak dilakukan keluarga miskin
yang tidak ingin menambah anak. Tanpa mereka sadari, unsafe abortion dapat menimbulk
an gangguan pada kesehatan reproduksi bahkan mengakibatkan kematian bagi kaum ibu.

WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kejadian ab


orsi yang tidak aman (unsafe abortion) (WHO, 2010). Sekitar 13% dari jumlah total ke
matian ibu di seluruh dunia diakibatkan oleh komplikasi aborsi yang tidak aman. 95
% (19 dari setiap 20 tindak aborsi tidak aman) di antaranya terjadi di negara-negara
berkembang.

Tindakan unsafe abortion yang sering dilakukan wanita seperti melakukan kekeras
an fisik seperti berlari, naik sepeda atau naik kuda. Jika tindakan pertama tidak berhasil, m
aka wanita tersebut melakukan tindakan kedua dengan cara mengonsumsi obat-obatan ya
ng dapat menggugurkan kandungan. Misalnya, wanita tersebut sengaja mengonsumsi oba
t-obatan yang dilarang untuk wanita hamil. Bisa juga dengan cara mengonsumsi obat tradi
sional seperti nenas muda.

Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi, perdar
ahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada akhirnya
dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang segera, sehin
gga kejadian tersebut harus dicegah dengan memberikan pendidikan dan pelayanan kese
hatan yang berkukalitas.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, adalah sebagai berikut:

1. Apa definisi unsafe abortion?


2. Apa penyebab unsafe abortion?
3. Apa saja metode yang dilakukan untuk unsafe abortion?
4. Apa saja ciri-ciri unsafe abortion?
5. Bagaimana dampak unsafe abortion?
6. Apa komplikasi dari unsafe abortio?
7. Bagaimana hukum unsafe abortion?
8. Bagaimana peran bidan dalam menangani unsafe abortion?
9. Bagaimana kriteria yang baik untuk unsafe abortion?

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum

Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang bercak unsafe abortion dan
penatalaksanaan dari unsafe abortion.

2. Tujuan khusus

a.       Menjelaskan definisi unsafe abortion.

b.      Menjelaskan penyebab unsafe abortion.

c.       Menyebutkan metode yang dilakukan untuk unsafe abortion

d.      Menyebutkan ciri-ciri unsafe abortion.

e.       Menjelaskan dampak unsafe abortion.

f.        Menjelaskan komplikasi unsafe abortion

g.      Menjelaskan hukum unsafe abortion

h.      Menjelaskan peran bidan dalam menangani unsafe abortion

i.        Menjelaskan kriteria yang baik untuk unsafe abortion.

1.4 Manfaat
1. Bagi masyarakat
Agar masyarakat mengetahui tentang penyebab dan dampak dari unsafe abortion.

2. Bagi peneliti

Mengetahui dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang unsafe abortion.

3. Bagi institusi

Memberikan penambahan informasi tentang unsafe abortion khususnya bagi institusi kese
hatan agar dapat mengetahui tentang unsafe abortion dan cara mencegahnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamilan
yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamatan
jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengetahua
n dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak memenuhi
persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.

Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakuka
n oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai,
sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. (Bidan Menyongsong Masa
Depan, PP IBI).

Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksana
an tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman s
ehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.  (Behrman Kliegman, 2000:167).

Dalam pasal 15 (1) UU Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keada
an darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat di
lakukan tindakan medis tertentu. Sedangkan pada ayat 2 tidak disebutkan bentuk dari tind
akan medis tertentu itu, hanya disebutkan syarat untuk melakukan tindakan medis tertentu.

Berdasarkan UU Kesehatan RI No. 36 Thn 2009, Pasal 75 bahwa setiap orang dila
rang melakukan aborsi dapat dikecualikan berdasarkan indikasi kedaruratan media yang d
ideteksi sejak usia dini kehamilan dan aturan ini diperkuat dengan Pasal 77 yang berisi pe
merintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75 mengenai tindakan aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak berta
nggung jawab sera bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perunda
ng-undangan.

Dengan demikian pengertian aborsi yang didefinisikan sebagai tindakan tertentu u


ntuk menyelamatkan ibu dan atau bayinya (pasal 15 UU Kesehatan) adalah pengertian ya
ng sangat rancu dan membingungkan masyarakat dan kalangan medis.

2.2 Penyebab

Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya pelayanan kesehatan y
ang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti :
1. Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
2. Alasan psikososial, dimana ibu sendiri tidak ingin punya anak lagi.
3. Kehamilan di luar nikah.
4. Masalah ekonomi, menambah anak akan menambah beban ekonomi.
5. Masalah sosial, misalnya khawatir adanya penyakit turunan.
6. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan.
7. Kegagalan pemakaian alat kontrasepsi.

2.3 Metode

Metode aborsi yang tidak aman yang umumnya digunakan di berbagai negara berv
ariasi, dari metode teknik medis lanjut yang digunakan oleh dokter sampai teknik tradision
al berbahaya yang digunakan oleh dukun, teman, atau tetangga yang menolong atau oleh
wanita hamil itu sendiri.

Untuk para pelaku abortus yang tidak profesional, upaya yang dilakukan antara lai
n adalah memasukkan cairan ke dalam uterus. Cairan yang digunakan bervariasi, mulai d
ari air sabun sampai disinfektan rumah tangga yang dimasukkan melalui semprotan ataup
un alat suntik. Di beberapa negara juga menggunakan pasta yang bersifat abortif yang me
ngandung zat iritatif. Sediaan jamu dan obat-obatan per oral juga sering digunakan. Berba
gai jamu dan obat yang diduga bersifat abortif dapat ditemukan di pasaran bebas di negar
a-negara berkembang. Di Bangladesh, obat-obat tersebut kemungkinan mengandung air r
aksa.

Metode lain yang relatif lebih berbahaya adalah memasukkan alat atau benda asin
g ke dalam rongga rahim. Di India digunakan pucuk wortel yang telah dikeringkan; di Philip
in alat tesebut adalah pisang atau daun tumbuh-tumbuhan lokal kalachulchi. Di Ghana, dig
unakan ranting pohon comelina yang jika dimasukkan ke dalam rahim akan menyerap air
dan mengembang membuka leher rahim serta menyebabkan abortus. Jenis lain adalah ta
naman Jatropha yang mengandung bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan abortus.

Di Amerika latin, upaya abortus dilakukan dengan memasukkan ujung kateter yang
lentur ke dalam rongga rahim. Ujung yang lain diikatkan di pangkal paha. Wanita tersebut
kemudian disuruh berjalan sehingga ujung kateter yang berada di dalam rongga rahim ber
goyang-goyang menggangu isi rahim dan merangsang abortus. Ada pula yang mengguna
kan cairan kina yang toksik pada bayi dan si ibu. Ada juga para wanita yang melakukan se
ndiri dengan memasukkan plastik berongga ke dalam rongga rahim, kemudian memasukk
an alat atau kawat melalui plastik tersebut untuk mengorek rongga rahim.

2.4 Ciri – Ciri


1. Dilakukan oleh tenaga medis atau non medis
2. Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun tenaga pelaksana
3. Kurangnya fasilitas dan sarana
4. Status illegal

2.5 Dampak
1. Dampak sosial

Biaya lebih banyak, dilakukan secara sembunyi - sembunyi.

2. Dampak kesehatan

Bahaya bagi ibu bisa terjadi perdarahan dan infeksi.

3. Dampak psikologis

Trauma

2.6 Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi akibat tindakan-tindakan yang tidak aman terhadap
kehamilan yang tidak diinginkan misalnya dengan melakukan abortus provokatus oleh duk
un, dengan meminum jamu-jamuan, ramuan.

Pengakhiran kehamilan yang tidak aman menurut WHO yaitu pengakhiran kehamil
an yang tidak dikehendaki dengan cara yang mempunyai resiko tinggi terhadap keselamat
an jiwa perempuan tersebut sebab dilakukan oleh individu yang tidak mempunyai pengeta
huan dan ketrampilan yang sangat diperlukan, serta memakai peralatan yang tidak meme
nuhi persyaratan minimal bagi suatu tindakan medis tersebut.
Akibat dari tindakan yang tidak aman tersebut akan memberikan resiko infeksi, per
darahan, sisa hasil konsepsi yang tertinggal di dalam rahim dan perforasi yang pada akhir
nya dapat menyebabkan kematian apabila tidak mendapatkan pertolongan yang segera.

Tingginya AKI mengindikasikan masih rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk 


dan secara tidak langsung mencerminkan kegagalan pemerintah dan masyarakat untuk m
engurangi risiko kematian ibu.  Peningkatan kualitas perempuan merupakan salah satu sy
arat pembangunan sumber daya manusia.

Strategi untuk menurunkan risiko kematian karena aborsi tidak aman adalah denga
n menurunkan ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman.  Ini dapat dimungkinkan
bila pemerintah mampu menyediakan fasilitas keluarga berencana yang berkualitas dileng
kapi dengan konseling.

Konseling keluarga berencana dimaksudkan untuk membimbing klien melalui kom


unikasi dan pemberian informasi yang obyektif untuk membuat keputusan tentang penggu
naan salah satu metode kontrasepsi yang memadukan aspek kesehatan dan keinginan kli
en, tanpa menghakimi.  Bagi remaja yang belum menikah, perlu dibekali dengan pendidika
n seks sedini mungkin sejak mereka mulai bertanya mengenai seks.  Namun, perlu disada
ri bahwa risiko terjadinya kehamilan selalu ada, sekalipun pasangan menggunakan kontra
sepsi. Bila akses terhadap pelayanan aborsi yang aman tetap tidak tersedia, maka akan s
elalu ada ‘demand’ perempuan terhadap aborsi tidak aman.

2.7 Hukum

Menurut KUHP orang yang dapat dihukum adalah orang yang menggugurkan kand
ungan seorang wanita, juga wanita yang digugurkan kandungannya. Sedangkan dalam pr
aktek yang tidak dihukum adalah dokter yang melakukan aborsi dengan indikasi medis, ya
itu dengan tujuan untuk menyelamatkan jiwa atau menjaga kesehatan wanita yang bersan
gkutan.

Persoalannya, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) kita yang merupakan


peninggalan masa kolonialisasi Belanda melarang keras dilakukannya aborsi dengan alas
an apapun sebagaimana diatur dalam pasal 283, 299 serta pasal 346 – 349. Bahkan pasal
299 intinya mengancam hukuman pidana penjara maksimal empat tahun kepada siapa saj
a yang memberi harapan kepada seorang perempuan bahwa kandungannya dapat digugu
rkan.

2.8 Kriteria Aborsi yang Aman


1. Dilakukan oleh pekerja kesehatan yang benar-benar terlatih dan berpengalaman
melakukan aborsi
2. Pelaksanaannya mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak.
3. Dilakukan dalam kondisi bersih, apapun yang masuk dalam vagina atau rahim
harus steril atau tidak tercemar kuman dan bakteri.
4. Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien terakhir kali mendapat
haid.

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aborsi tidak aman (Unsafe Abortion) adalah penghentian kehamilan yang dilakuka
n oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan sarana yang tidak memadai,
sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian. Aborsi tidak aman tidak selal
u sama dengan aborsi ilegal. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersed
ianya pelayanan kesehatan yang memadai.

Masalahnya tiap perempuan mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan aborsi


dan hukum pun terlihat tidak akomodatif terhadap alasan-alasan tersebut, misalnya dalam
masalah kehamilan paksa akibat perkosaan atau bentuk kekerasan lain termasuk kegagal
an KB. Larangan aborsi berakibat pada banyaknya terjadi aborsi tidak aman (unsafe aborti
on).

3.2 Saran

1. Untuk menurunkan angka kejadian unsafe abortion diperlukan peran tenaga kesehat
an di komunitas dengan memberikan health education mengenai bahaya aborsi
2. tenaga kesehatan di komunitas bisa bekerjasama dengan tokoh agama dan tokoh m
asyarakat untuk menekan adanya unsafe abortion
3. tenaga kesehatan harus bisa menjunjung tinggi kode etik kebidanan dengan tidak m
elakukan aborsi atas indikasi nonmedis.

DAFTAR PUSTAKA

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.

Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC.
Jakarta.  

Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga.
Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi
Kesehatan

Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai