Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

“ MANAJEMEN MODAL KERJA”


Dosen Pengampu: Dr. H. Tona Aurora Lubis, S.E., M.M.

Disusun oleh :

Lia Evi Febriana

(C1B020020)

PRODI MANAGEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan atas berkat dan rahmat-NYA saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul „Manajemen Modal Kerja‟, tugas makalah
ini di ajukan guna memenuhi mata kuliah manajemen keuangan. Setiap Perusahaan
membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk
pembiayaan factor-faktor produksi yang dimana biaya-biaya yang telah dikeluarkan
diharapkan akan dapat kembali lagi dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil
penjualan.
Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Tona Aurora Lubis, S.E., M.M.
selaku guru pengampuh yang telah memberikan tugas makalah yang mendorong saya
untuk mencari tahu informasi mengenai perputaran modal dalam suatu perusahaan. Saya
berharap tugas makalah ini mendapatkan respon yang baik dari bapak, apabila ada
kesalahan penulisan dan penyusunan kalimat di dalam tugas makalah ini, saya
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun kreatifits.

Bayung Lencir, 9 September 2021

Lia Evi Febriana

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 4
A. Perumusan Masalah 5
B. Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Modal Kerja 6
B. Jenis-jenis Modal Kerja 8
C. Perputaran Modal Kerja 10
D. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja 11
E. Kebijakan Modal Kerja 12
F. Perbedaan antara Modal Kerja dan Modal Tetap 13
G. Investasi Modal Kerja 14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA 16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnnya spesialisasi dalam
perusahaan serta juga makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka
factor produksi modal mempunyai arti yang lebih menonjol lagi.
Sebenarnya masalah modal dalam peru sahaan merupakan persoalan yang tak akan
berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung begitu banyak dan berbagai
rupa aspek.
Dalam hubungan inipun perlu disayangkan bahwa sehingga kini diantara para ahli
ekonomi sendiri belum terdapat „communis opinion‟ tentang apa yang disebut modal,
sehingga banyak pendapat-pendapat mengenai modal yang kadang-kadang bertentangan
satu sama lainnya.
Diantaranya A.Amonn, J.von Komorzynsky memandang modal sebagai kekuasaan
menggunakan yang diharapkan atas barang-barang modal yang belum
digunakan.Prof.Meij mengartikan modal sebagai “kolektivitas dari barang-barang modal”
yang terdapat dalam neraca sebelah debit sedang yang dimaksudkan dengan barang-barang
modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalam fungsi
produktifnya untuk membentuk pendapatan.

Prof.Polak mengartikan modal sebagai kekuasaan untuk menggunakan barang-


barang modal, dengan demikian modal ialah terdapat di neraca sebelah kredit.Prof.Bakker
mengartikan modal sebagai baik yang berupa barang-barang konkret yang masih ada
dalam rumah tangga perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debit, maupun berupa
daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu tercatat disebelah kredit.

Namun yang perlu kita ketahui sebagai dasar pemahaman terhadap pengertian
modal itu sendiri adalalah Setiap perusahaan membutuhkan dana(modal) agar usaha
tersebut dapat beroperasi. Dana yang diperoleh bisa bersumber dari pemilik, kreditur,
bahkan berupa donasi. Kemudian dana yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk
membiayai factor-faktor produksi termasuk membeli surat-surat berharga yang sering
disebut efek/sekuritas baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk mejaga likuiditas
perusahaan.
4
Dari pembelian-pembelian untuk operasional perusahaan ini diharapkan modal
yang telah dikeluarkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam jangka waktu
yang pendek tentunya dengan niai yang lebih tinggi dari total biaya yang telah
keluar.Dengan demikian maka dana tersebut akan terus berputar setiap periodenya selama
hidupnya perusahaan tersebut.

B. Perumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Modal Kerja?
b. Apa saja yang menjadi Jenis-Jenis Modal Kerja?
c. Bagaimana Perputaran Modal Kerja dalam suatu Perusahaan?
d. Bagaimana menentukan besarnya kebutuhan Modal Kerja?
e. Apa saja kebijakan modal kerja?
f. Apa saja perbedaan antara modal kerja dan modal tetap?
g. Investasi apa yang dimaksud dalam Modal Kerja?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengerti apa yang dimaksud dengan modal kerja dalam perusahaan
b. Mengetahui jenis-jenis modal kerja
c. Memahami perputaran modal kerja dalam suatu perusahaan
d. Menentukan besarnya modal kerja untuk menjamin kontinuitas usaha
e. Mengetahui kebijakan kerja
f. Dapat membandingkan antara modal kerja dan modal tetap
g. Mampu menjelaskan investasi yang terkait dengan Modal Kerja

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Modal Kerja


Gitman (2001) menjelaskan bahwa modal kerja adalah jumlah harta lancar yang
merupakan bagian dari investasi yang bersirkulasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain
dalam suatu kegiatan bisnis. Weston dan Brigham (1986) menjelaskan bahwa manjemen
modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek: kas, surat-surat berharga
(efek), piutang, dan persediaan.
Manajemen modal kerja meliputi administrasi harta lancar dan utang lancar, memiliki
fungsi utama yaitu;
(1) menyesuaikna tingkat volume penjualan dan musiman penjualan; di mana silklus
volume jangka pendek ini merupakan syarat untuk jangka jangka panjang yang
menguntungkan,
(2) membantu perusahaan memaksimumkan nilainya dengan cara menurunkan biaya
modal dan menaikkan laba.
Modal keja sangat penting bagi perusahaan karena;

(1) sebagian besar pekerjaan manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi
perusahaan sehari-hari yang memerlukan modal keja,

(2) pada umumnya nilai harta lancar suatu perusahaan kira-kira lebih dari 50% dari jumlah
harta, hal ini perlu pengelolaan yang serius,

( 3) khususnya bagi perusahaan kecil, manajemen modal kerja sangat penting karena
mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal,

(4) perkembangan pertumbuhan penjualan berkaitan erat dengan kebutuhan modal kerja
(Brigham dan Weston, 1981:245-246).

Modal terbagi atas dua apabila dilihat dari neraca yaitu “Modal Aktif” ialah modal
yang tertera di sebalah debit dari neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam mana
seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan, sedangkan pengertian “Modal pasif”
ialah modal yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-

6
sumber darimana dana diperoleh. Elemen-elemen dari modal aktif akan selalu berubah-
berubah, akan selalu berganti-ganti baik dalam waktu pendek (kas, persediaan,
piutang).Sedangkan nilai dari modal pasif dalam jangka waktu tertentu adalah relative
permanen.
Dalam buku Manajemen Keuangan Agus Sartono dijelaskan bahwa ada dua pengertian
modal kerja, yaitu:
 Modal Kerja Bruto, adalah keseluruhan aktiva lancar.
 Kerja Bersih, adalah kelebihan aktiva diatas hutang lancar.
Pengertian modal kerja adalah jumlah kekayaan atau aktiva lancar, seperti kas atau uang
tunai di peti kas dan di bank, piutang usaha dan persediaan bahan baku, bahan pembantu,
dan barang jadi, ditambah kewajiban atau pasiva lancar, seperti hutang usaha dan pinjaman
jangka pendek. Dengan demikia maka manajemen modal kerja merupakan semua kegiatan
dalam rangka pengelolaan aktiva lancar dan pasiva lancar.
Berdasarkan cara dan lamanya perputaran modal aktif dapat dibedakan atas :
 Aktiva Lancar
 Aktiva Tetap
Aktiva Lancar adalah aktiva yang habis dalam satu kali berputar dalam proses produksi,
dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang pendek (umumnya kurang dari
satu tahun).Dilihat dari pengertian Modal Kerja itu sendiri dari beberapa konsep,aktiva
lancar merupakan elemen dari Modal Kerja.
Faktor yang mempengaruhi modal kerja:
a. Volume Penjualan
Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat
terjadi peningkatan penjualan.
b. Faktor Musim dan Siklus
Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan
mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja.
c. Perubahan dalam teknologi
Jika terjadi pengembangan teknologi maka akan berhubungan dengan proses produksi dan
akan membawa dampak terhadap kebutuhan akan modal kerja
d. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan juga akan membawa dampak terhadap
kebutuhan modal kerja.

7
B. Jenis-Jenis Modal Kerja

1. Modal Kerja Permanen ( permanent working capital ) yaitu modal kerja yang harus
tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata
lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Permanent Working Capital dibedakan dalam :

a. Modal Kerja Primer ( Primary Working Capital ) yaitu jumlah modal kerja
minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitasnya.
b. Modal Kerja Normal ( Normal Working Capital ) yaitu jumlah modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. Pengertian
„normal‟ disini adalah dalam artian yang dinamis.Apabila suatu perusahaan
misalnnya selama 4 atau 5 bulan tara-rata perbulannya mempunyai produksi 1000
unit maka dapat dikatakan luas produksi normalnnya adalah 1000 unit.Apabila
kemudian tarnyata bahwa selama 4 atau 5 bulan mendatang luas produksi
normalnya di sinipun berubah menjadi 2000 unit.
2. Modal Kerja Variabel ( Variabel Working Capital ) yaitu modal kerja yang
jumlahnnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini
dibedakan antara :
a. Modal Kerja Musiman ( Seasonal Working Capital ) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktasi musiman
b. Modal Kerja Siklis ( Cyclical Working Capital ) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur.
c. Modal Kerja Darurat ( Emergency Working Capital ) yaitu modal kerja yang
besarnnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnnya ( misalnnya adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan
keadaan ekonomi yang mendadak )

Bambang Riyanto (1995) mengemukakan modal kerja dapat dibagi menjadi 3 konsep yaitu
konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional.
1. Konsep Kuantitatif

8
Modal kerja menurut konsep kuantitatif menggambarkan keseluruhan atau jumlah
dari aktiva lancar seperti kas, surat-surat berharga, piutang persediaan atau keseluruhan
daripada jumlah aktiva lancar dimana aktiva lancar ini sekali berputar dan dapat kembali
ke bentuk semula atau dana tersebut dapat bebas lagi dalam waktu yang relatif pendek atau
singkat. Konsep ini biasanya disebut modal kerja bruto (gross working capital).

Berdasarkan konsep tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa konsep tersebut


hanya menunjukkan jumlah dari modal kerja yang digunakan untuk menjalankan kegiatan
operasi perusahaan sehari-hari yang sifatnya rutin, dengan tidak mempersoalkan dari mana
diperoleh modal kerja tersebut, apakah dari pemilik hutang jangka panjang ataupun hutang
jangka pendek. Modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan batas keamanan atau
margin of safety yang baik atau tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang tinggi.
Jumlah modal kerja yang besar belum tentu menggambarkan likuiditas perusahaan yang
baik sekaligus belum tentu menggambarkan jaminan kelangsungan operasi perusahaan
pada periode berikutnya.
2. Konsep Kualitatif
Menurut konsep kualitatif modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan
utang lancar. Berdasarkan konsep ini modal kerja merupakan sebagian dari aktiva lancar
yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahan tanpa menunggu
likuiditasnya. Konsep ini biasa disebut dengan modal kerja neto (net working capital).
Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih
besar daripada hutang lancar dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka
pendek serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh tambahan jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.
3. Konsep Fungsional
Modal kerja menurut konsep inimenitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam
menghasilkan dana atau income dari usaha pokok perusahaan. Setiap dana yang digunakan
dlam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan. Ada dana yang digunakan
dalam satu periode akuntansi tertentu yang menghasilkan pendapatan pada periode
tersebut. Sementara itu, ada pula dan aynag dimaksudkan utuk menghasilkan pada
periode2periode selanjutnya atau dimasa yang akan datang, misalnya bangunan, mesin-
mesin, alat-alat kantor atau aktiva tetap lainnya yang disebut future income. Jadi modal
kerja menurut konsep ini adalah dana digunakan untuk menghasilkan pendapata pada saat

9
ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, diantaranya kas, piutang
dagang. Dan lain sebagainya.
Sedangkan efek atau surat berharga dan marjin laba dari piutang merupakan modal kerja
potensial yang akan menjadi modal kerja bila piutang sudah dibayar dan efek sudah dijual

C. Perputaran Modal Kerja


Modal Kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama
perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja
(working capital turnover period ) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam
komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.
Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin
tinggi tingkat perpuatarannya ( turnover rate-nya ).Berapa lama periode perputaran modal
kerja adalah tergantung pada berapa lama periode perputaran modal kerja adalah
tergantung kepada berapa lama periode perpuataran dari masing-masing komponen dari
modal kerja tersebut. Periode perpuataran barang dagangan adalah lebih pendek daripada
barang yang mengalami proses produksi.
Perputaran barang dagangan dapat digambarkan sebagai berikut :

Penjualan dengan kredit,

Kas1 Barang Piutang Kas2

Pembelian Penjualan Penerimaan uang

Penjualan dengan tunai,


Kas1 Barang Kas2

Pembelian Penjualan/Penerimaan uang


Perputaran barang yang mengalami proses produksi,
Upah buruh
Kas1 Barang jadi Piutang Kas
10
MaterialPenjualan Penerimaan uang

Untuk lebih jelasnya saya berikan sebagian gambaran :


Periode perputaran modal kerja
Keadaan Januari Februari Maret April
1 - K1 B P K2
2 - K1 B P K2
K2
3 - K1 B P
4 K1 B P K2

Ket : K1 = Kas yang dikeluarkan untuk beli barang


K2 = Kas yang diterima dari hasil penjualan
B = Barang
P = Piutang
Keadaan 1 : Periode perputaran modal kerja (K1-K2) adalah 1 bulan yaitu permulaan
Februari sampai permulaan Maret, dimana meliputi periode pembelian, penjualan, dan
penerimaan pembayarannya, dimana penjualan dilakukan dengan kredit.Pada keadaan ini
tingkat perputaran modal kerjanya adala 12* dalam waktu 1 tahun.Tingkat perputaran
modal kerja dalam 1 tahun dapat diketahui dengan membagi tahun dalam bulan atau hari
dengan periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja.
Keadaan 2 : 12/2 = 6* setahunnya (periode perputaran modal kerja 2 bln)
Keadaan 3 : 12/3 = 4* setahunnya (periode perputaran modal kerja 3 bln)
Keadaan 4 : 12/4 = 3* setahunnya (periode perputaran modal kerja 4 bln)

D. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja


Besar kecilnya kebutuhan modal kerja terutama tergantung kepada 2 faktor yaitu :
1.Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
2.Pengeluaran kas rata-rata setiap harinya

Dengan jumlah pegeluaran setiap harinya yang tetap,tetapi dengan makin lamanya
periode perputaran, maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan semakin besar. Periode
perputaran/periode terikatnya modal kerja adalah merupakan keseluruhan atau jumlah dari

11
periode-periode yang meliputi jangka waktu pemberi kredit beli, lama penyimpanan bahan
mentah di gudang, lamanya proses produksi, lamanya barang jadi disimpan di gudang dan
jgk waktu penerimaan piutang sedangkan pengeluaran yang dimaksud disini adalah biaya
rata-rata perhari untuk membeli bahan baku, bayar gaji buruh, bahan pembantu, dll.

Contoh :
Periode perputaran :

Lamanya proses produksi = 10 hari


Lamanya barang disimpan digudang = 10 hari
Jangka waktu penerimaan piutang = 10 hari
Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja = 30 hari

Pengeluaran setiap harinya :


Bahan mentah = 4.000
Bahan pembantu = 2.000
Upah buruh = 3.000
Pengeluaran-pengeluaran lain = 1.000
Jumlah pengeluaran setiap harinya = 10.000
*Kebutuhan modal kerja bagi perusahaan yang menjalankan aktivitas usaha setiap harinya
untuk dapat menjamin kontinuitasnya usahanya dibutuhkan modal kerja sebesar 10.000 *
30 hari = 300.000

E. Kebijakan Modal Kerja


Kebijakan modal kerja dihubungkan dengan jangka waktu pinjaman dan tingkat
bunga, makin panjang umur pinjaman makin tinggi tingkat bunganya. Pinjaman jangka
panjang untuk modal kerja, pihak yang meminjam harus membayar bunga yang lebih
besar daripada pinjaman jangka pendek. Karena masa mendatang adalah penuh
ketidakpastian sehingga pihak yang memberi pinjaman memperhitungkan risiko
ketidakpastian tersebut. Modal kerja yang dipenuhi dengan pinjaman jangka panjang
memiliki tingkat likuiditas tinggi, risiko kegagalan memenuhi kewajiban-kewajiban yang
jatuh tempo kecil. Pada umumnya perusahaan menggunakan pinjaman jangka panjang
untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya, dan perusahaan yang demikian disebut
menganut kebijakan modal kerja yang konservatif.
12
Kebijakan modal kerja yang lainnya adalah bahwa modal kerja harus dihubungkan
dengan harta. Harta lancar sebaiknya dibiayai dengan utang lancar, harta tetap sebauiknya
dibiayai dengan utang jangka panjang dan modal sendiri. Perusahaan yang mampu
melaksanakan kegiatan bisnis dengan kebijakan modal kerja yang demikian melakukan
kebijakan modal kerja yang agresif; risikonya besar karena semua kewajiban yang jatuh
tempo harus dapat dipenuhi oleh tersedianya harta lancar. Perusahaan yang melakukan
kebijakan model ini lebih banyak gagalnya, karena struktur harta lancar itu ada yang sulit
dicairkan menjdai uang tunai yaitu persediaan, khususnya persediaan barang setengah jadi
atau persediaan barang dalam proses. Perusahaan pada umumnya memiliki tiga jenis
kebijakan modal kerja, yaitu:
1) Kebijakan yang agresif, yaitu modal kerja dipenuhi dengan seluruhnya dengan utang
jangka pendek
2) Kebijakan yang moderat, yaitu modal kerja dipenuhi 50% dengan utang jangka pendek
dan 50% dipenuhi dengan utang jangka panjang
3) Kebijakan yang konservatif, yaitu seluruh modal kerja dipenuhi dengan utang jangka
panjang

F. Perbedaan antara Modal Kerja dan Modal Tetap

Modal Kerja Modal Tetap


Jumlah modalnya lebih fleksibel, sehingga Sulit untuk disesuaikan karena sifatnya
mudah disesuaikan apabila gelombang yang tetap, dalam keadaan gelombang
ekonomi naik atau turun ekonomi naik,modal tetap tidak dapat
segera diperbesar.
Susunan modal kerja relavif variabel, Susunan modal tetap relatif permanen
elemen-elemen modal kerja akan berubah- dalam jangka waktu tertentu, karena
ubah sesuai dengan kebutuhan elemen-elemen dari modal tetap tidak
segera mengalami perubahan-perubahan
Modal kerja mengalami proses perputaran Modal tetap mengalami proses perputaran
dalam jangka waktu yang pendek dalam jangka waktu yang panjang

13
G. Investasi Modal Kerja
Investasi dalam modal kerja dapat dilihat dalam aktiva lancar pada laporan neraca,
diantaranya : Investasi dalam persediaan, investasi dalam piutang, investasi dalam kas.
Ketiga komponen mengalami perputaran dalam perusahaan guna membiayai semua
kegiatan operasional perusahaan dan kemudian semua biaya-biaya yang dikeluarkan
kembali lagi ke perusahaan dengan nilai yang lebih tinggi dari modal sebelummya.
Investasi dalam persediaan, merupakan elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva
yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus mengalami perubahan.
Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif seperti halnya
investasi dalam aktiva-aktiva lainnya.

Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory


mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan.Kesalahan dalam
penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan
perusahaan.Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran,
yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam
perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang
bersangkutan.
 Investasi dalam piutang, untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan
perusahaan besar menjual produknya dengan kredit.Dengan demikian piutang
merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara
terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja.Piutang memiliki tingkat
likuiditas lebih dari persediaan.Manajemen piutang merupakan hal yang sangat
penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit, guna
meminimalisir risiko-risiko piutang yang kemungkinan tak tertagih.
 Investasi dalam kas, kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid yang dimiliki
perusahaan, semua transaksi yang ada didalam maupun diluar perusahaan berkaitan
dengan kas,bagaikan darah yang terus menerus mengalir dalam tubuh perusahaan
yang memungkinkan perusahaan itu dapat melangsungkan hidupnya.Dan aliran kas
menjadi laporan utama bagi para investor sebagai bahan pertimbangan yang utama.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Modal kerja yaitu analisis hubungan antara aktiva lancar dengan kewajiban. Modal
kerja juga disebut manajemen keuangan jangka pendek. Dalam perspektif yang luas,
manajemen jangka pendek merupakan upaya perusahaan untuk menyesuaikan keuangan
terhadap perubahan jangka pendek; perusahaan harus memberi tanggapan yang cepat dan
efektif. Bidang keputusan ini sangat penting karena sebagian besar waktu manajer
digunakan untuk menganalisis setiap perubahan aktiva lancar dan utang lancar.

Modal kerja diperoleh dari hasil operasi perusahaan, dana kredit dari bank, aktiva
penjualan tidak lancar, dan penjualan saham atau obligasi. Manajemen modal kerja yang
menjadi sangat penting untuk pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. perusahaan
Kekurangan modal kerja untuk memperpanjang penjualan dan peningkatan peroduksinya,
maka besar kemungkinan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Dan jika perusahaan
tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar kewajiban jangka waktu
yang tepat pada wakunya, maka akan menghadapi masalah likuidasi. Semakin lama
periode antara saat pengeluaran kas sampai penerimaan kembali, maka kebutuhan modla
kerja akan semakin besar.

B. SARAN
Dengan pembahasan makalah ini, diharapkan pembaca mengetahui, dan apa saja
yang perlu diketahui dalam hal modal kerja, sehingga manajer dapat menentukan besarnya
modal kerja dan efisiensi pengguanaan modal kerja yang tepat untuk menjalankan kegiatan
kehidupan perusahaan. Sehingga apa yang menjadi tuhuan utama dari perusahaan dalam
hal ini adalah perolehan laba dapat diperoleh secara maksimal

15
DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.Bambang Riyanto(DASAR-DASAR PEMBELANJAAN PERUSAHAAN)


www.manajemenmodalkerja/blog/synclimit/co.id
BAKKER, O.,Bedriffshuisoudkunde,deel I,4 drunk.Purmerend.1974
BERSTEIN, L.,Die Betriebswirtschaftliche Finanzierung,C.E>Poeschel Verlag, Stuttgart,
1956
Agus Sartono. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2000.
Jurnal Irma S. Irmaningsih, Penggunaan Modal Kerja, 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penghasilan_tidak_kena_pajak / minggu/9oktober2016.
http://www.pajak.go.id/content/article/makalahmodalkerja-terbaru / minggu/12Maret2017.

16

Anda mungkin juga menyukai