SKRIPSI
Oleh :
Wahyu Febri Nugroho
NIM. 17040090
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Oleh:
Wahyu Febri Nugroho
NIM. 17040090
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Hasil penelitian ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk
mengikuti seminar hasil pada Program Studi Sarjana Farmasi
Universitas dr. Soebandi
Pembimbing 1
Pembimbing II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir yang berjudul (Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun
Mangga Arum Manis Dengan Metode Dpph (1,1diphenyl-2-Picryl Hidrazil) Di
Kabupaten Banyuwangi) telah diuji dan disahkan oleh Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan pada :
hari :
tanggal :
tempat : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas dr. Soebandi
Tim Penguji
Ketua,
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas dr. Soebandi,
iv
PERSEMBAHAN
v
MOTTO
“Allah akan mengabulkan do’a-do’a kita ketika sudah siap, bukan ketika kita
menginginkanya”
Gus Baha
Albert Eisntein
“Hidup yang tidak teruji adalah hidup yang tidak layak untuk dihidupi , Tanda
manusia masih hidup adalah ketika ia mengalami ujian, kegagalan dan
penderitaan”
Socrates
“Tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dikerjakan , hanya tidak ada sesuatu yang
mudah”
Napoleon Bonaparte
“Ibadah termulia adalah memasukkan rasa bahagia pada hati orang lain”
“Engkau tak dapat meraih ilmu kecuali dengan enam hal yaitu cerdas, selalu ingin
tahu, tabah, punya bekal dalam menuntut ilmu, bimbingan dari guru, serta dalam
waktu yang lama”
vi
KEASLIAN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Wahyu Febri Nugroho
NIM : 17040090
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Uji
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Mangga Arum Manis Dengan Metode
Dpph (1,1diphenyl-2-Picryl Hidrazil) Di Kabupaten Banyuwangi” adalah benar
benar hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah disebutkan sumbernya, dan
belum pernah diajukan pada institusi manapun serta bukan karya jiplakan. Saya
bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap
ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika dikemudian hari ini tidak benar.
vii
SKRIPSI
Oleh :
Pembimbing
viii
ABSTRAK
*peneliti
**pembimbing 1
***pembimbing 2
ix
ABSTRAK
This study aimed to test the antioxidant activity of mango leaf extract
(Mangifera.indica.L.Var.Arum.Manis). Determination of the antioxidant activity
test using the DPPH method which has the principle of decreasing the intensity of
the absorbance of DPPH which is proportional to the increase in the concentration
of antioxidant compounds expressed in IC50 (Inhibition Concentration 50).
Absorbance measurement using UV-VIS spectro with a wavelength of 517 nm.
This study shows that the antioxidant activity of mango leaf extract
(Mangifera.indica.L.Var.Arum.Manis) obtained from the Banyuwangi Regency
with an IC50 value of 89.43 g/ml which is in the range of strong antioxidants.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat, kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi, dengan judul “Uji Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Etanol Daun Mangga Arum Manis Dengan Metode Dpph (1,1diphenyl-
2-Picryl Hidrazil) Di Kabupaten Banyuwangi”.
Tujuan penyusunan skripsi ini yaitu untuk memenuhi salah satu
persyaratan menyelesaikan pendidikan Program Studi sarjana Farmasi.
Penyusunannya dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari banyak pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. H. Said Mardijanto, S.Kep., Ns., MM selaku rektor Universitas
dr. Soebandi Jember;
2. Hella Meldy Tursina, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas dr. Soebandi;
3. apt. Dhina Ayu Susanti, S.Farm.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi
Sarjana Farmasi Universitas dr. Soebandi Jember;
4. apt. Sholihatil Hidayati, M.Farm selaku pembimbing I dan apt.
Lindawati Setyaningrum, M.Farm selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, pikiran, ilmu, dan motivasi untuk membimbing
penulis dalam penulisan skripsi ini;
5. Arief Judi, M.Kes selaku ketua dosen penguji yang telah bersedia
menjadi dosen penguji dan memberikan saran serta kritik yang
membangun bagi skripsi penulis;
6. apt. Dina Trianggaluh, M. Farm selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing selama penulis menjadi mahasiswa;
7. Para dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis menjadi
mahasiswa;
8. Pak Edi selaku laboran laboraturium kimia STIKES dr Soebandi
Jember yang telah membantu selama penulis melakukan penelitian;
xi
9. Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa, dorongan motivasi,
semangat dan Keluarga atau Saudara lain yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu serta adikku yang selalu memberikan motivasi;
10. Iqbal, Hafis, dan Rikka yang telah memberi semangat dan banyak
membantu penulis dalam melakukan persiapan bahan untuk penelitian
serta banyak dukungan lain yang membantu penulis
11. Ginanjar, Chandra, Novia, Alfi dan Ma’rifa yang menjadi teman pada
saat peneliti sedang penelitian di Laboratorium.
12. Teman-teman angkatan 2017 Farmasi Universitas dr Soebandi Jember
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Motto ........................................................................................................... vi
Abstrak ........................................................................................................ ix
Abstract ....................................................................................................... x
xiii
1.4.2 Manfaat bagi Peneliti Lain .............................................. 6
2.2.1 Definisi.............................................................................. 13
2.3.2. Macam-Macam.................................................................. 17
xiv
2.4.1.DPPH.................................................................... .............. 21
2.4.1.1 Definisi.................................................................... 21
2.4.1.2 Mekanisme............................................................... 22
2.5.1.Definisi................................................................................. 24
2.5.2.Macam-macam...................................................................... 24
2.5.2.1 Maserasi.................................................................... 25
2.5.2.2 Perkolasi................................................................ 25
2.5.2.4 Refluktasi............................................................... 27
2.5.3.Pelarut.................................................................................. . 28
2.6.1. Definisi.............................................................................. 29
2.6.3.1.Sumber Radiasi........................................................ 31
2.6.3.2.Monokromator......................................................... 32
2.6.3.4.Fotosel...................................................................... 32
2.6.4.Syarat Menggunakan........................................................... 33
2.6.5.Hasil..................................................................................... 33
xv
2.6.6.Pengujian secara In Vitro...................................................... 33
3.2. Hipotesis..................................................................................... 36
4.7.2.4.Skrining Fitokimia................................................... 41
xvi
4.7.2.5 Pengujian Aktivitas Antioksidan dengan DPPH.. .... 42
xvii
6.2 Saran ................................................................................................ 66
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Radikal bebas yang dihasilkan dalam sistem biologis .................... 16
Tabel 2.4 Tingkat kekuatan aktivitas antioksidan dengan metode 2,2- diphenyl-1-
picrylhydrazyl (DPPH).................................................................. 24
Tabel 2.5 Sumber Spektrum cahaya tampak dan warna komplementer .......... 34
Tabel 5.3 Hasil Absorbansi Ekstrak Daun Mangga dan Quercetin ................. 54
Tabel 5.4 Hasil% Inhibisi dan IC 50 Ekstrak Daun Mangga dan Quercetin ... 56
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.I C 50 Hubungan Waktu dan IC 50 dari Ekstrak dan Quercetin ..... 58
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
BAB 1
PENDAHULUAN
(Werdhasari, 2014).
radikal bebas, oleh karena itu supaya radikal bebas tidak menumpuk dan dapat
akibat berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh, berupa hasil sampingan
dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu
tubuh terkena polusi lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok,
bahan pencemar, dan radiasi matahari atau radiasi kosmis (Fauziah, 2012).
1
2
gagal jantung (Berawi, 2017). Untuk itu peran antioksidan di dalam tubuh
albumin, dan faktor nutrisi termasuk di antaranya vitamin dan fenol dan untuk
Sistem pertahanan tubuh lain yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas
adalah kulit, namun kulit yang terpapar sinar ultraviolet (UV) matahari secara
berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian
berupa senyawa fenol, senyawa ini dapat ditemukan dari berbagai bagian
tanaman seperti buah, biji, daun dan kulit batang (Dorta et al, 2012). Tanaman
oleh Marjoni (2018) yaitu, Ekstrak metanol daun mangga arum manis
dilakukan oleh Elzaawely dan Tawata (2010) menunjukkan bahwa fraksi etil
komponen senyawa flavonoid dan fenol adalah dengan cara mereduksi radikal
bebas tergantung pada jumlah gugus hidroksi pada struktur molekulnya (Zaini,
pengujian aktivitas antioksidan pada sampel ekstrak daun mangga arum manis
ini bertujuan untuk melihat seberapa besar potensi antioksidan dari ekstrak
Visible). Prinsip kerja metode DPPH adalah adanya atom hidrogen dari
lebih cepat (tidak memerlukan waktu inkubasi yang lama), sederhana, dan
tidak membutuhkan jumlah sampel yang banyak (Lung, 2017). Dengan nilai
IC50 (Inhibisi konsentrasi 50%) yang memenuhi maka bisa dilihat dari hasil
1. Apakah ekstrak etanol dari daun mangga arum manis (Mangifera indica
2. Berapa nilai inhibisi konsentrasi 50% (IC50) pada ekstrak etanol daun
L.Var.Arum manis).
L.Var.Arum manis).
etanol dari daun mangga arum manis (Mangifera indica L.Var.Arum manis)
selanjutnya untuk pencarian antioksidan baru dari bahan alam dan sebagai
potensi antioksidan ekstrak etanol dari daun mangga arum manis (Mangifera
TINJAUAN PUSTAKA
buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara India. Tanaman ini
Mangga tumbuh berupa pohon berbatang tegak, bercabang banyak, dan bertajuk
rindang hijau sepanjang tahun. Tinggi pohon dewasa bisa mencapai 10-40 m.
Umur pohon bisa mencapai 100 tahun lebih. Morfologi pohon mangga terdiri atas
akar, batang, daun, dan bunga. Akar tunggang pohon mangga sangat panjang,
dapat mencapai 6 m dalamnya. Daun tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun
penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya
membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang
2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip
dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun
sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga yaitu: lonjong dan ujungnya
seperti mata tombak; berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata
tombak; berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing; berbentuk segi empat,
8
9
keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian
bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih. Buah
mangga bisa di identifikasi berdasarkan ukuran dan bentuk malai, warna bunga,
dan tangkai malai bunga. Bentuk bunga mangga secara umum adalah piramida
terdiri atas beberapa ribu individu bunga. Dalam satu malai terdapat bunga
sempurna dan bunga jantan dengan proporsi 1:4 sampai 1:2. Struktur bunga jantan
terdiri atas tangkai bunga, kelopak, mahkota, filamen (terdiri atas 5 buah dengan
ukuran panjang yang berbeda, filamen yang panjang mempunyai serbuk sari subur
10
sedangkan filamen yang pendek serbuk sarinya tidak subur), kepala sari (terdiri
atas kantong dan serbuk sari), dan dasar bunga. Bunga menghasilkan buah dan biji
(plok) yang secara generatife dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Kulit batang
dari pohon mangga yaitu tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan
sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua
biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam. Kulit buah agak tebal
buah jika masak berwarna merah jingga, kuning atau krem, berserabut atau tidak,
manis sampai masam dengan banyak air dan berbau kuat sampai lemah
(Oktavianto, 2016).
2.1.2 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Infrakingdom : Streptophyta
Superdivisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Subdivisi : Sprematophyta
Kelas : Magnoliopsida
Superordo : Rosanae
Ordo : Sapindales
Suku : Anacardiaceae
11
Marga : Mangifera L.
Hasil skrining senyawa fitokimia dari ekstrak metanol daun mangga yaitu
menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun mangga mengandung banyak senyawa
penetralisir radikal hidroksi yang baik sehingga dapat melindungi dari kerusakan
flavonoid dan fenol adalah dengan cara mereduksi radikal bebas tergantung pada
jumlah gugus hidroksi pada struktur molekulnya (Zaini, 2016; Zuraida, 2017)
Selain itu senyawa aktif yang terdapat dalam tanaman mangga salah satunya
daun mangga arum manis memiliki potensi yang sangat besar sebagai sumber
antioksidan. Selain itu, penelitian yang menggunakan daun mangga selain uji
2017), Anti bakteri (Yakubu, 2015), Anti hiperlipidemia (Shah et al, 2010),
12
Analgesik (Mohanvelu et al, 2015) dan masih banyak lagi penelitian yang
menggunakan daun mangga. Untuk itu potensi daun mangga sangat besar
untuk kesehatan mulai dari daun, buah muda maupun buah masak, getah, kulit
batang. Daun mangga mengadung flavonoid, alkaloid, steroid, polifenol, tanin dan
saponin yang dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan anti diabetes (Syah, 2015).
Kandungan terbesar dari daun mangga yaitu mangiferin yang memiliki fungsi
sebagai analgesik, inflamasi, anti mikroba dan peningkat daya tahan tubuh (Syah,
2015). Buah manga muda selain dibuat untuk manisan juga berkhasiat untuk
mengobati beberapa penyakit seperti diare, dan wasir, kemudian untuk buah
mangga yang masih hijau di India mangga yang masih hijau digunakan sebagai
menyembuhkan sariawan. Getah mangga dari bagian batang atau ranting dapat
dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk penyakit luar, seperti eksim, kudis,
dan gatal-gatal. Penyakit rematik atau persendian nyeri dapat diobati dengan
belum ada laporan tentang adanya efek samping atau belum ada penelitian lebih
2.2.1 Definisi
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat
reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya (Maulida, 2010). Sifat dari radikal bebas adalah tidak stabil sehingga
2010). Hal tersebut menyebabkan radikal bebas bersifat toksik terhadap molekul
biologi atau sel disekitarnya. Radikal bebas dapat mengganggu produksi DNA
Gambar 2.2 Sisi kiri : atom oksigen normal dengan semua elektron berpasangan;
satu elektron sedang dalam proses melompat keluar. Sisi kanan :
radikal bebas, dengan sebuah elektron tidak berpasangan (Sumber:
Vasudevan, 2011)
14
2.2.2 Sumber
Menurut Khaira (2010), sumber radikal bebas ada dua yaitu yang bersifat
internal dari dalam tubuh dan ada yang bersifat eksternal dari luar tubuh. Radikal
bebas internal berasal dari oksigen yang kita hirup, oksigen yang biasa kita hirup
namun hasil samping dari reaksi pembentukan energi tersebut akan menghasilkan
ROS. Radikal bebas eksternal yaitu berasal dari luar tubuh contohnya polusi
udara, alkohol, rokok, radiasi ultra violet, obat-obatan tertentu seperti anastesi,
berbagai bentuk yaitu superoksida anion (O2- ), radikal hidroksil (HO), lipid (R),
dan peroksida lainnya seperti ROO dan XOO (Berawi, 2017). Radikal bebas dan
ROS yang diproduksi dalam jumlah yang normal sebenarnya juga diperlukan
untuk fungsi biologis tubuh seperti untuk melawan radang dan membunuh bakteri
(Putri, 2018)
2.2.3 Mekanisme
inisiasi merupakan langkah pertama terciptanya spesies radikal. Secara umum, ini
energi. Pada tahapan propagasi, bagian rantai dari reaksi berantai. Begitu radikal
bebas reaktif dihasilkan, akan menjadi pemicu untuk bereaksi dengan molekul
stabil dan membentuk radikal bebas baru. Demikian hal ini terus menerus
menjadi ikatan rangkap dan menghasilkan banyak radikal bebas. Sementara pada
tahapan terminasi, reaksi radikal akan berhenti jika dua radikal saling bereaksi dan
peroksidasi lipid, protein modifikasi, dan akhirnya kematian sel dan meyebabkan
adalah serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal (Fakriah,
2019).
16
Tabel 2.1. Radikal bebas yang dihasilkan dalam sistem biologis (Sanchez, 2019)
2.3 Antioksidan
2.3.1 Definisi
Menurut Santo (2016) Salah satu mekanisme biologis untuk melawan stres
antioksidan memiliki fungsi fisiologis yang beragam dalam tubuh (Yadav, 2016)
dll) dan antioksidan larut air (seperti asam askorbat) (Putri, 2018). Namun ada
juga Antioksidan sintetis yaitu antioksidan yang tidak terdapat di alam tetapi
untuk membantu mencegah oksidasi lipid. Beberapa dari antioksidan sintetis yang
saat ini diizinkan untuk digunakan dalam makanan termasuk BHT, BHA, propyl
(Kebede, 2019). Secara alami tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas bila
2.3.3 Mekanisme
bervariasi satu dengan yang lainnya. Cara kerja tersebut meliputi mekanisme
mutasi.
reaktivitas dan struktur kimia radikal bebas serta lingkungan tempat spesies
reaktif itu berasal (Sanchez, 2019) Antioksidan dengan berat molekul rendah
dapat berinteraksi dengan radikal bebas dan dapat menghentikan reaksi berantai
sebelum molekul yang penting rusak dan dapat mengakibatkan berbagai penyakit
(Kebede, 2019)
2.3.4 Sumber
berasal dari luar tubuh atau dari makanan dan minuman (Wijaya, 2011). Menurut
penelitian yang telah dilakukan, banyak terdapat sumber antioksidan eksogen dari
Beberapa diantaranya yang pernah dilaporkan adalah buah terong belanda (Asih,
19
2015), daun binahong (Selawa, 2013), kunyit, jahe, pala, paprika, serai, lengkuas,
bawang putih, dan bawang merah (Sari, 2016), buah mengkudu (Anwar, 2016),
teh, anggur merah, apel dan tomat (Arifin, 2108), dan buah kiwi (Inggrid, 2014).
adanya ikatan rangkap pada flavon cincin aromatik pusat yang ditandai oleh
Senyawa Sumber
kangkung, pepaya.
Senyawa Sumber
biji-bijian
Radical Antioxidant Parameter (TRAP), dan Flourimetry seperti pada Tabel 2.4
penelitian ini adalah metode DPPH. Metode DPPH merupakan metode in vitro
sederhana, mudah, cepat, peka dan memerlukan sedikit sampel (Lung, 2017).
21
Tabel 2.3 Metode antioksidan dan prinsip kerja. Sumber: (Pisoschi, 2011)
METODE PRINSIP
2.4.1 DPPH
2.4.1.1 Definisi
reagen DPPH yang berperan sebagai senyawa radikal. Metode DPPH merupakan
metode in vitro yang sering dipilih sebagai metode pengujian aktivitas antioksidan
karena sederhana, mudah, cepat, peka dan memerlukan sedikit sampel (Lung,
diperdagangkan, memiliki sifat stabil pada suhu ruang dengan bentuk serbuk ungu
tua, cepat teroksidasi oleh temperatur dan udara dan sering digunakan untuk
22
mengevaluasi peredaman radikal bebas pada bahan alam (Azizah, 2017; Sinala,
2019).
2.4.1.2 Mekanisme
Hasil dari reaksi DPPH dapat diamati dengan perubahan larutan dari ungu
oleh proses donasi hydrogen atau electron dari senyawa antioksidan sehingga
warnanya berubah dari violet ke kuning dan DPPH memberikan serapan pada
kuat karena adanya elektron yang tidak berpasangan. Berikut mekanisme donor
Mekanisme kerja dari senyawa DPPH adalah dengan cara donasi atom
hidrogen pada saat beraksi dengan senyawa antioksidan. Hal ini menimbulkan
perubahan warna dari ungu menjadi kuning (Azizah, 2017). Tingkat perubahan
warna dari reaksi tersebut menunjukkan kekuatan aktivitas dari senyawa yang
DPPH tidak bersifat radikal lagi. Perubahan absorbsi inilah yang digunakan untuk
(Dehpour, 2009).
penangkapan radikal DPPH ini adalah nilai konsentrasi hambatan atau Inhibitory
didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang dapat meredam 50%
radikal bebas (Agustina, 2020). Semakin kecil nilai IC50, maka semakin aktif
Tabel 2.4 Tingkat kekuatan aktivitas antioksidan dengan metode 2,2- diphenyl-1-
picrylhydrazyl (DPPH) (Sumber: Agustina, 2020; Sadeer, 2020)
Intesitas Kekuatan
Aktivitas Nilai IC50 Warna
Sangat Kuat <50 μg/mL Kuning pucat
2.5.1 Definisi
merupakan langkah awal yang penting dalam penelitian tanaman obat, karena
preparasi ekstrak kasar tanaman merupakan titik awal untuk isolasi dan pemurnian
komponen kimia yang terdapat pada tanaman (Febrina, 2015). Proses ekstraksi
2.5.2 Macam-macam
Menurut Febrina (2015), ada beberapa cara metode ekstraksi yang paling
penelitian ini memakai metode maserasi. Metode ini dipilih karena prinsipnya
2.5.2.1 Maserasi
utuh atau yang sudah digiling kasar dengan pelarut dalam bejana tertutup pada
sampai semua bagian tanaman yang dapat larut melarut dalam cairan pelarut.
Pelarut yang digunakan adalah alkohol atau kadang-kadang juga air. Campuran
ini kemudian disaring dan ampas yang diperoleh dipress untuk memperoleh
2016)
yang akan diekstraksi tidak harus dalam wujud serbuk yang halus, tidak
diperlukan keahlian khusus dan lebih sedikit kehilangan alkohol sebagai pelarut
seperti pada proses perkolasi atau sokhletasi. Sedangkan kerugian proses maserasi
penyaringan, terjadinya residu pelarut di dalam ampas, serta mutu produk akhir
2.5.2.2 Perkolasi
sebuah perkolator. Pelarut ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan
dibiarkan menetes perlahan pada bagian bawah. Kelebihan dari metode ini adalah
sampel senantiasa dialiri oleh pelarut baru. Sedangkan kerugian nya adalah jika
sampel dalam perkolator tidak homogen maka pelarut akan sulit menjangkau
26
seluruh area, selain itu metode ini juga membutuhkan banyak pelarut dan
2.5.2.3 Sokhletasi
Pada teknik ekstraksi ini, bagian tanaman yang sudah digiling halus
dimasukkan ke dalam kantong berpori (thimble) yang terbuat dari kertas saring
yang kuat dan dimasukkan ke dalam alat sokhlet untuk dilakukan ekstraksi.
Pelarut yang ada dalam labu akan dipanaskan dan uapnya akan mengembun pada
kondenser. Embunan pelarut ini akan merayap turun menuju kantong berpori yang
berisi bagian tanaman yang akan diekstrak. Kontak antara embunan pelarut dan
cairan dalam tempat ekstraksi meningkat hingga mencaapai puncak kapiler maka
cairan dalam tempat ekstraksi akan tersedot mengalir ke labu selanjutnya. Proses
pelarut dari pipa kapiler tidak lagi meninggalkan residu ketika diuapkan
(Endarini, 2016).
berkontak dengan embunan pelarut segar yang turun dari kondenser sehingga
aktif, suhu ekstraksi cenderung tinggi karena panas yang diberikan pada labu
melakukan ekstraksi secara kontinyu atau paralel karena harga peralatannya cukup
murah dan dapat mengekstrak bahan aktif dengan lebih banyak walaupun
27
menggunakan pelarut yang lebih sedikit. Hal ini sangat menguntungkan jika
ditinjau dari segi kebutuhan energi, waktu dan ekonomi. Kelemahan ekstraksi
dengan sokhlet ini adalah jika dibandingkan dengan teknik ekstraksi yang lain
maka teknik ekstraksi ini memerlukan ekstraksi yang panjang dan pelarut yang
2.5.2.4 Refluktasi
didih. Uap terkondensasi dan kembali kedalam labu. Kerugian dari metode yaitu
Refluks dilakukan menggunakan seperangkat alat refluks. Dua bahan atau lebih
yang akan direaksikan biasanya termasuk katalis dan batu didih dimasukkan ke
dalam labu alas bulat (leher satu, dua atau tiga tergantung kebutuhan). Labu
selang untuk air pendingin. Setelah alat terpasang semua, labu dipanaskan sampai
campuran mendidih. Uap pelarut atau uap campuran akan naik sampai pendingin
bola, dan akan terkondensasi kembali ke dalam labu. Begitu seterusnya sampai
beberapa menit atau beberapa jam sampai diperoleh hasil yang diinginkan
(Supaya, 2019)
28
2.5.3 Pelarut
dengan kepolaran senyawa yang diinginkan (Suryani, 2015). Pada penelitian ini
menggunakan pelarut etanol yang bersifat polar. Pelarut ideal yang sering
digunakan adalah etanol atau campurannya dengan air karena merupakan pelarut
pengekstraksi yang terbaik untuk hampir semua senyawa dengan berat molekul
bersifat polar sehingga dibutuhkan pelarut yang bersifat polar. Pelarut yang
bersifat polar diantaranya adalah etanol, metanol, air dan sebagainya (Mukhriani,
2014). Efektivitas ekstraksi suatu senyawa oleh pelarut sangat tergantung kepada
kelarutan senyawa tersebut dalam pelarut, sesuai dengan prinsip like dissolve like
yaitu suatu senyawa akan terlarut pada pelarut dengan sifat yang sama (Verdiana,
2018). Penggunaan jenis pelarut atau kekuatan ion pelarut dapat memberikan
2.6.1 Definisi
digunakan untuk mengkaji sifat absorpsi dari material dalam rentang panjang
gelombang ultraviolet (mulai sekitar 200 nm) hingga mencangkup semua panjang
gelombang cahaya tampak (sampai sekitar 700 nm) (Due, 2019). Prinsip kerja
dilewatkan suatu larutan pada panjang gelombang tertentu, sehingga sinar tersebut
sebagian ada yang diteruskan dan sebagian lainnya diserap oleh larutan (Warono,
2013)
2.6.2 Jenis
instrument untuk pengukuran sinar ultra violet dan sinar tampak. Panjang
gelombang paling rendah adalah 190 sampai 210 nm dan paling tinggi adalah 800
sampai 1000 nm. Double-beam instrument mempunyai dua sinar yang dibentuk
oleh potongan cermin yang berbentuk V yang disebut pemecah sinar. Sinar
pertama melewati larutan blanko dan sinar kedua secara serentak melewati
sampel. Double beam dibuat untuk digunakan pada panjang gelombang 190
Gambar 2.7 Skema alat spektrometer UV-Vis (single beam) (Sumber: Suharti,
2017)
31
Suharti, 2017)
2.6.3 Bagian-bagian
monokromator, sel, foto sel, detektor, dan tampilan (display) (Warono, 2013).
adalah lampu hidrogen atau deuterium dan lampu filamen. Lampu hidrogen
Lampu filamen digunakan untuk daerah sinar tampak sampai inframerah dekat
2.6.3.2 Monokromator
dilewatkan melalui kuvet yang berisi sampel dan blanko secara bersaman dengan
Sel atau kuvet adalah tempat bahan yang akan diukur serapannya. Kuvet
harus dibuat dari bahan yang tidak menyerap radiasi pada daerah yang digunakan,
umumnya terbuat dari kaca tembus sinar tetapi bisa pula terbuat dari plastik. Sel
yang terbuat dari kuarsa baik untuk spektroskopi UV-VIS. Kuvet dari bahan kaca
silikat biasa tidak dapat digunakan untuk spektroskopi ultraviolet karena bahan
2.6.3.4 Fotosel
detektor. Detektor adalah material yang dapat menyerap energi dari foton dan
pembacaan yang berupa meter atau angka yang sesuai dengan hasil yang
sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Pada umumnya sampel harus diubah
menjadi suatu larutan yang jernih. Untuk sampel yang berupa larutan perlu
ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya dan tidak berwarna (tidak
boleh mengabsorpsi sinar yang dipakai oleh sampel), tidak terjadi interaksi
2017).
2.6.5 Hasil
Pembacaan absorbansi hendaknya berada diantara 0,2-0,8 atau 15-70% jika dibaca
sebagai Transmitan (T). Hal ini karena pada kisaran daerah tersebut kesalahan
penyimpangan yang terjadi sangat rendah (0,005% atau 0,5%) (Anggraini, 2013).
atau analit yang berwarna. Puncak panjang gelombang yang muncul berbeda-beda
tergantung dari warna dari analit tersebut. Spektrum cahaya tampak dapat dilihat
Uji in vitro merupakan suatu metode uji pada media buatan yang sesuai
dengan lingkungan optimal yang diperlukan (Ikrom, 2014). Pada pengujiian ini
34
juga tidak dipengaruhi oleh sifat fisik senyawa tersebut (Sanchez, 2019)
Tabel 2.5 Spektrum cahaya tampak dan warna komplementer. Sumber: (Huang,
2010)
Puncak gelombang (nm) Warna
405 Kuning
502 Merah
536 Ungu
572 Violet
606 Biru
738 Hijau
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
Daun Mangga
(Mangifera indica
L.Var.Arum manis)
Ekstrak
Etanol
Antioksidan
Endogen: Eksogen:
Katalase Flavonoid
Peroksidase Fenol
Glutation Alkaloid
Metode Radikal
DPPH Bebas
Keterangan:
35
36
3.2 Hipotesis
H1 : Terdapat aktivitas antioksidan pada ekstrak daun mangga arum manis dengan
METODOLOGI PENELITIAN
4.2 Populasi
(Amirullah, 2015)
Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih untuk
L.Var.Arum manis) yang di dapat dari Banyuwangi, Jawa Timur diambil secara
acak.
37
38
a) Variabel Bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah jenis ekstrak etanol daun mangga
b) Variabel Terikat
c) Variabel Terkendali
Alat
Variabel Pengetian Cara Ukur Skala Hasil Ukur
Ukur
Aktivitas Hasil nilai Pengukuran Spektro Skala Sangat kuat,
Antioksidan absorbansi aktivitas UV VIS Nominal jika hasil
pada Sampel antioksidan yang di dapat
daun mangga dilakukan <50 μg/mL
(Mangifera dengan cara Kuat, Jika
indica memipet yang di dapat
L.Var.Arum dari masing- 50-100
manis) yang masing μg/mL
kemudian larutan uji Sedang, jika
dihitung ekstrak yang di dapat
persen dengan 101-150
peredaman konsentrasi μg/mL
dan (50 ppm, Lemah, jika
ditentukan 100 ppm yang didapat
konsentrasi dan 150 >150μg/mL
penghambatan ppm, 200
50% (IC50) ppm dan
250 ppm),
kemudian
ditambahkan
dengan
larutan 3,5
39
ml DPPH
hingga
homogen.
Campuran
selanjutnya
dilakukan
inkubasi
pada suhu
ruang sesuai
dengan hasil
optimasi
waktu.
Serapan
diukur pada
panjang
gelombang
maksimum.
a) Alat
stopwatch.
b) Bahan
L.Var.Arum manis)
membawa semua bagian dari tumbuhan. Tujuan dari determinasi adalah untuk
L.Var.Arum manis)
(2008). Serbuk simplisia dibuat dari simplisia utuh atau potongan-potongan halus
simplisia yang sudah dikeringkan melalui proses pembuatan serbuk dengan suatu
pengayak 60 dengan lebar nominal lobang 0,105 mm, garis tengahnya 0,064, dan
hari, dan dilanjutkan dengan remaserasi dua kali hingga diperoleh maserat yang
(Rosalina, 2018)
besar yang dapat diabsorbsi oleh senyawa DPPH. Untuk alat yang
(Handayani, 2014)
43
ppm, 200 ppm dan 250 ppm dengan cara memipet sejumlah tertentu
(Handayani, 2014)
ppm, 40 ppm dan 50 ppm dengan dipipet sebanyak 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2
ekstrak dengan konsentrasi (50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250
nm yang dimulai dari menit ke-0 hingga menit ke-60 dengan selang waktu
ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm dan 250 ppm) dan Larutan Quarcetin
hasil optimasi waktu. Serapan diukur pada panjang gelombang 517 nm.
(Handayani, 2014)
persamaan :
45
A Blanko
(Rahmayani, 2013)
Keterangan :
gelombang maksimum.
gelombang maksimum.
yang dapat meredam radikal DPPH sebanyak 50%. Nilai IC50 didapatkan
Microsoft Excel.
kesimpulan yang baik, data yang diperoleh dari penelitian masih mentah, belum
2010). Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data, yaitu : editing,
1. Editing
(raw data) tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan.
46
membuang data yang tidak memenuhi syarat untuk dianalisis (Aedi, 2010)
2. Coding
pada tiap-tiap data termasuk memberikan kategori untuk jenis data yang
sama. Kode adalah simbol tertertu dalam bentuk huruf atau angka untuk
jenis data dengan mengikuti kaidah kaidah dalam skala pengukuran (Aedi,
2010)
3. Skoring
4. Procesing
5. Cleaning
entry apakah ada kesalahan atau tidak dalam program perangkat komputer
analisis probit. Analisis regresi probit adalah analisis yang digunakan untuk
melihat hubungan antara variabel dependen yang bersifat kategori (kualitatif) dan
diolah menggunakan analisa probit antara log konsentrasi larutan uji (x) dengan
persentase aktivitas antioksidan (y) sehingga diperoleh IC50. Data nanti semua
kemudian data akan muncul yaitu persamaan linier. Persamaan linier digunakan
1. Bahan
nya, kertas saring, etanol terdestilasi, etanol PA dan senyawa DPPH / 2,2-
difenil-1- pikrilhidrazil
2. Alat
stopwatch.
Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Simpilisa
Sortasi basah
Pencucian
Pengeringan
Sortasi kering
Pengecilan Ukuran
2. Pembuatan Ekstrak
3. Skrining Fitokimia
Uji Alkaloid
Uji Fenolik
Uji Flavonoid
Uji Saponin
49
Uji Tanin
5. Pengolahan Data
Kerangka Operasional
Sortasi Basah
Pencucian
Pengeringan
Sortasi Kering
Pengecilan ukuran
Simplisia Daun
Mangga Arum Manis
Nilai IC50
Analisis Data
HASIL PENELITIAN
mangga arum manis yang digunakan dalam penelitian dapat dipastikan bahwa
tanaman yang diteliti adalah spesies Mangifera indica L yang tergolong dalam
suku Anacardiaceae. Hasil identifikasi daun mangga dapat dilihat pada (Lampiran
1) .
5.3 Ekstraksi
mangga arum manis (Mangifera indica L.Var.Arum manis) ditimbang 200 gram
terdestilasi sebanyak 2 liter. serbuk dan pelarut di maserasi selama 3 hari, dan
51
52
simplisa dapat larut dalam pelarut. Ekstrak selanjutnya disaring. Filtrat yang
Universitas Jember hingga diperoleh ekstrak kental. . Ekstrak etanol daun mangga
yang diperoleh berupa ekstrak kental sebanyak 47,55 gram dari 200 gram serbuk
daun mangga (rendemen 23,77 %). Perhitungan hasil % randemen dapat dilihat
senyawa apa saja yang memiliki aktivitas antioksidan. Berdasarkan data yang
Senyawa Hasil
Alkaloid Negatif
Fenolik Positif
Flavonoid Positif
Saponin Negatif
Tanin Positif
53
diinkubasi pada suhu 37⁰C pada ruangan gelap. Diukur absorbansinya pada
Hasil dari pengukuran absorbansi yaitu 0,551 hasil dari DPPH untuk blanko
dari masing-masing larutan uji ekstrak dengan konsentrasi (50 ppm, 100 ppm, 150
ppm, 200 ppm dan 250 ppm) kemudian ditambahkan dengan larutan 3,5 ml
yang dimulai dari menit ke-0 hingga menit ke-60 dengan selang waktu 10 menit.
pada panjang gelombang 517 nm yang dimulai dari menit ke-0 hingga menit ke-
nilai IC50 dapat dihitung dengan menggunakan rumus: IC50 = (50-a)/b. Suatu
senyawa dikatakan sebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50
g/ml, kuat (50 g/ml-100g/ml), sedang (100 g/ml- 150 g/ml), dan lemah (151 g/ml-
(Agustina, 2020)
pada menit 60 atau menit yang paling optimal. Kemudian nanti dihitung grafik
hubungan menit dan IC 50 dari ekstrak daun mangga dan quercetin. Apabila nanti
grafiknya naik berarti aktivitas antioksidan nya tidak optimal sedangkan apabila
datanya, setelah itu di proses oleh aplikasi kemudian grafik muncul. Aplikasi yang
Tabel 5.4 Hasil% Inhibisi dan IC 50 Ekstrak Daun Mangga dan Quercetin
% %
Sampel Menit Konsentrasi IC50 Sampel Menit Konsentrasi IC50
Inhibisi Inhibisi
50 45,3% 10 49,1%
100 49,7% 20 59,7%
100,82 6,76
10 150 55,7% 10 30 63,2%
g/ml g/ml
200 57,3% 40 66,9%
250 59,3% 50 71,5%
50 46,4% 10 49,2%
100 50,2% 20 61,7%
91,87 5,10
20 150 56,2% 20 30 63,3%
g/ml g/ml
200 57,3% 40 67,0%
250 62,9% 50 71,9%
50 46,4% 10 49,4%
100 50,2% 20 61,9%
91,75 4.68
30 150 56,2% 30 30 63,4%
g/ml g/ml
200 57,5% 40 67,1%
Ekstrak 250 63,1% 50 72,0%
Daun Quercetin
Mangga 50 46,4% 10 49,5%
100 50,4% 20 62,0%
90,95 3,86
40 150 56,2% 40 30 65,1%
g/ml g/ml
200 57,7% 40 67,3%
250 63,3% 50 72,1%
50 46,6% 10 49,6%
100 50,4% 20 62,1%
89,54 3,68
50 150 56,4% 50 30 65,2%
g/ml g/ml
200 57,7% 40 67,6%
250 63,3% 50 72,2%
50 46,6% 10 49,7%
100 50,4% 20 62,2%
89,43 3,35
60 150 56,4% 60 30 65,3%
g/ml g/ml
200 57,8% 40 67,7%
250 63,4% 50 72,3%
57
Ekstrak Daun
89,43 g/ml Kuat IC50= 50 g/ml sampai 100 g/ml
Mangga
Untuk IC50 Ekstrak paling rendah di dapatkan nilai: 89,43 g/ml yang
Quercetin paling rendah di dapatkan nilai: 3,35 g/ml yang didapatkan dari
mangga dapat di lihat pada grafik hubungan waktu dan IC 50, apabila grafik
semakin turun berarti aktivitas antioksidan nya bekerja tetapi kalau grafik semakin
untuk itu semakin kecil nilai IC 50, semakin kuat juga aktivitas antioksidan nya,
Pada warna juga bisa diketahui aktivitas antioksidan nya. Semakin kuning
warna yang dihasilkan semakin poten aktivitas antioksidan dari senyawa tersebut.
Pada warna DPPH berwarna ungu apabila tercampur senyawa yang mengandung
120
100
80
IC 50
60
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70
MENIT
Gambar 5.1 Hubungan waktu dan IC 50 dari Ekstrak Daun Mangga dan Quercetin
Hasil grafik antara hubungan waktu dan IC 50 yang bisa dilihat diatas.
Untuk IC 50 Ekstrak daun manggar arum manis berwarna biru yang dimulai dari
IC 50 sebesar 100,82 g/ml dan berhenti di nilai 89,43 g/ml pada menit 60
sedangkan untuk quercetin grafik berwarna merah yang dimulai dari nilai IC 50
PEMBAHASAN PENELITIAN
penelitian ini adalah tanaman daun mangga (Mangifera indica L.var.Arum Maniis.)
yang didapatkan secara acak dari daerah Banyuwangi. Sebanyak 1000 gram tanaman
daun mangga dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan pengotor yang dapat
yang menempel (sortasi basah), dicuci dengan air mengalir sampai bersih,
kemudian ditiriskan untuk membebaskan daun dari sisa air cucian. Lalu, proses
selanjutnya yatiu pengeringan daun mangga untuk menghilangkan kadar air pada
sampel serta untuk menghindari pertumbuhan mikroba. Sampel yang kering berwarna
coklat kehijauan dihaluskan dengan mesin blender agar diperoleh serbuk sampel yang
halus dan memiliki ukuran yang kecil. Sehingga simplisia yang dihasilkan berbentuk
59
60
secara utuh atau yang sudah digiling kasar dengan pelarut dalam bejana tertutup
kali sampai semua bagian tanaman yang dapat larut melarut dalam cairan pelarut.
dan ampas yang diperoleh dipress untuk memperoleh bagian cairnya saja. Cairan
dibiarkan selama waktu tertentu (Endarini, 2016). Metode ini dipilih karena
maseratnya, serta proses perendaman yang cukup lama diharapkan dapat menarik
selama 3 hari, terlindung dari cahaya matahari sambil diaduk-aduk satu kali
rendemen dapat diketahui jumlah ekstrak dari simplisia pada berat tertentu.
61
Ekstrak kental daun mangga yang diperoleh sebanyak 47,55 gram dari 200
gram daun mangga (rendemen 23,77%). Rendemen merupakan nilai berat ekstrak
kental yang diperoleh dibandingkan dengan berat simplisia atau serbuk awal
(Fatoni, 2019).
senyawa apa saja yang memiliki aktivitas antioksidan.. Data yang dihasilkan yaitu
terdapat senyawa Fenolik, Flavonoid dan Tanin pada daun mangga yang
flavonoid dan fenol adalah dengan cara mereduksi radikal bebas tergantung pada
jumlah gugus hidroksi pada struktur molekulnya (Zaini, 2016; Zuraida, 2017)
filtratnya ditambahkan FeCl3. Setelah itu muncul warna biru tua yang
menunjukan perubahan warna. Hasil dari skrining senyawa fitokimia dapat dilihat
pada (Lampiran 3)
DPPH merupakan metode in vitro yang sering dipilih sebagai metode pengujian
radikal bebas yang diperdagangkan, memiliki sifat stabil pada suhu ruang dengan
bentuk serbuk ungu tua, cepat teroksidasi oleh temperatur dan udara dan sering
yang tidak stabil dengan absorbansi kuat pada panjang gelombang 517 nm dan
bebas DPPH dilakukan pada panjang gelombang 517 nm sesuai dengan penelitian
pada suhu 37⁰C pada ruangan gelap. Diukur absorbansinya pada panjang
0,551 untuk DPPH (Ekstrak) dan 0,890 untuk DPPH (Quercetin). Hasil
larutan DPPH baru. Kemudian juga bisa karena faktor cahaya, karena DPPH
tidak stabil dalam cahaya namun stabil untuk suhu ruang. Untuk itu cara
mengatasi nya yaitu dengan cara di letakkan di tempat yang kurang cahaya atau
gelap.
DPPH dengan 0,5 mL larutan uji dengan konsentrasi yang beragam (Lampiran 6).
persen inhibisi dari larutan uji terhadap DPPH (Lampiran 2). Data inhibisi dengan
IC50 yang didapat dari absorbansi pada menit 60 yaitu menit yang paling optimal.
Pada 50 ppm mempunyai nilai % inhibisi sebesar 46,6%,untuk 100 ppm sebesar
50,4%, untuk 150 ppm sebesar 56,4 %, untuk 200 ppm sebesar 57,8% dan 200
ppm sebesar 63,4 %. Data % inhibisi dari menit 60 dimasukkan kedalam aplikasi
agar didapatkan persamaan regresi linier untuk penentuan IC50, dengan cara
42,656, Untuk penentuan nilai IC50 dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
IC50 = (50-a)/b. Hasil perhitungan yaitu Nilai IC50: 89,43 g/ml yang termasuk
golongan antioksidan kuat. Rentang IC50= 50 g/ml sampai 100 g/ml merupakan
mendonorkan elektron pada radikal DPPH dengan jumlah yang besar. Hal ini
sesuai dengan prinsip metode DPPH yaitu berdasarkan single electron transfer
(SET), sehingga semakin banyak elektron yang dapat didonorkan maka aktivitas
antioksidannya juga akan semakin besar (Prior dkk., 2005). Berdasarkan hal
dipengaruhi oleh adanya senyawa golongan flavonoid dan fenol. Hal ini sesuai
64
dengan penelitian yang dilakukan Zaini, (2016) dan Zuraida, (2017) bahwa
senyawa golongan Flavonoid dan Fenol memiliki peran penting pada aktivitas
antioksidan.
antioksidan yang tinggi (Locatelli dkk., 2009). Pada penelitan uji aktivitas
Quersetin didapatkan hasil perhitungan IC50 yang didapat dari absorbansi pada
menit 60 yaitu menit yang paling optimal. Pada 10 ppm mempunyai nilai %
inhibisi sebesar 49,7%,untuk 20 ppm sebesar 62,2%, untuk 30 ppm sebesar 65,3
%, untuk 40 ppm sebesar 67,7% dan 200 ppm sebesar 72,3 %. Data % inhibisi
linier untuk penentuan IC50, dengan cara konsentrasi sampel sebagai sumbu x dan
IC50:3,35 g/ml yang termasuk golongan antioksidan sangat kuat. Rentang IC50=
ekstrak. Hal ini disebabkan karena Quersetin berupa isolat yang hanya terdiri satu
golongan senyawa saja dan sudah terbukti memiliki aktivitas antioksidan sangat
kuat (Locatelli dkk., 2009). Aktivitas antioksidan pada ekstrak cenderung lebih
rendah jika dibandingkan dengan quersetin. Hal ini disebabkan karena ekstrak
2019).
Hasil grafik dari hubungan waktu dan IC 50. Pada IC 50 ekstrak daun
mangga yang berwarna biru dimulai dari IC 50 sebesar 100,82 g/ml dan berhenti
di nilai 89,43 g/ml pada menit 60 sedangkan untuk qurcetin grafik berwarna
merah yang dimulai dari nilai IC 50 sebesar 6,76 g/ml dan berhenti di nilai 3,35
mendapatkan grafik yang turun sehingga bisa diartikan ada aktivitas antioksidan
dari ekstrak daun mangga dan quercetin. Apabila semakin turun akan lebih besar
lagi aktivitas antioksidan nya dan semakin kecil nilai IC 50, maka semakin aktif
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
7.2 Saran
66
67
DAFTAR PUSTAKA
Aedi, N. 2010. Pengolahan Dan Analisis Data Hasil Penelitian. Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Agustina, E., Andiarna, F., Hidayati, I., (2020). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Bawang Hitam (Black Garlic) Dengan Variasi Lama Pemanasan. Al-
Kauniyah: Jurnal Biologi, 13(1), 39-50.
Aksara, R., Musa, W., Alio, L. (2013). Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari
Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangga (Mangifera indica L). Pendidikan
Kimia, FMIPA Universitas Negeri Gorontalo. Jurnal Entropi, Volume VIII,
Nomor 1.
Asih, A., Sudiarta, W., Suci, W. (2015). Aktivitas Antioksidan Senyawa Golongan
Flavonoid Ekstrak Etanol Daging Buah Terong Belanda (Solanum
betaceum Cav.). Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit
Jimbaran, Bali.
68
Arifianti, L., Oktarina, D., Kusumawati, I., (2014). Pengaruh Jenis Pelarut
Pengektraksi Terhadap Kadar Sinensetin Dalam Ekstrak Daun Orthosiphon
stamineus Benth. E-Journal Planta Husada Vol.2,No.1. Departemen
Farmakognosi dan Fitokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga,
Surabaya.
Azizah, Z., Zulharmita, dan E. Zulfian. (2017). Uji Aktivitas Antioksidan Dan
Penetapan Kadar Vitamin C Ekstrak Buah Naga Merah Keunguan
(Hylocereus lemairei (Hook.) britton & rose) Secara Spektrofotometri UV-
VIS. Jurnal Farmasi Higea. 9(1):42–43.
Berawi, N., Agverianti, T. (2017). Efek Aktivitas Fisik pada Proses Pembentukan
Radikal Bebas sebagai Faktor Risiko Aterosklerosis. Bagian Fisiologi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung.
Due, P., Bukit, M., Johannes, Z., (2019). Kajian Awal Spektrum Serapan Uv−Vis
Senyawa Hasil Ekstrak Daun Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Asal Tarus
Kabupaten Kupang. Jurnal Fisika, Vol. 4, No. 1. Program Studi Fisika,
Fakultas Sains Dan Teknik, Universitas Nusa Cendana.
Gunawan, D., Hartati, S., Maulana,Y. (2014). Rancang Bangun Aplikasi Analisis
Kredit Menggunakan Metode Skoring Pada Bintang Jaya Variasi Audio.
JSIKA Vol 3, No 2.ISSN 2338-137X
Handayani, V., Ahmad, A., Sudir, M. (2014). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Metanol Bunga Dan Daun Patikala (Etlingera Elatior (Jack) R.M.Sm)
Menggunakan Metode DPPH. Fakultas Farmasi, Universitas Muslim
Indonesia, Makassar. Pharm Sci Res ISSN: 2407-2354
Hasanah, M., Maharani, B., Munarsih, E. (2017). Daya Antioksidan Ekstrak Dan
Fraksi Daun Kopi Robusta (Coffea Robusta) Terhadap Pereaksi Dpph (2,2-
Difenil-1-Pikrilhidrazil). Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi,
Sumatera Selatan. Volume 4, Nomor 2.
Ikrom., Asih, D., Wira, R., Perkasa, B., Tiara, R., Wasito., (2014). Studi In Vitro
Ekstrak Etanol Daun Kamboja (Plumeria alba) sebagai Anti Aeromonas
hydrophila. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Jurnal Sain Veteriner Issn : 0126 – 0421.
70
Inggrid, M., Santoso, H. (2014). Ekstraksi antioksidan dan senyawa aktif dari
buah kiwi (actinidia deliciosa). Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat, Universitas Katolik Parahyangan.
Irianti, T., Sugiyanto., Nuranto, S., Kuswandi, M. (2017). Antioksidant.
Universitas Gajah mada, Yogyakarta.
Karnakar, N., Ramana, H., Amani, P., Tharun, S., Nagaraju, M., Sharma, B.
(2019). Analytical method development and validation of diclofenac sodium
by UV-visible spectroscopy using AUC method. International Journal of
Multidisciplinary Research and Development, Volume 7, Issue 1, Page No.
20-24.
Kemit, N., Widarta, R., Nocianitri, A. (2016). Pengaruh Jenis Pelarut Dan Waktu
Maserasiterhadap Kandungan Senyawa Flavonoid Dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Daun Alpukat (Persea Americana Mill). Jurusan Ilmu
dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.
Lisi, F., Runtuwene, J., Wewengkang, S. (2017). Uji Fitokimia Dan Aktivitas
Antioksidan Dari Ekstrak Metanol Bunga Soyogik (Saurauia Bracteosa
Dc.). Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 1. ISSN 2302 – 2493.
Marjoni, R., Nofita, D., Rahmi, N., Saifullah., Najla, A. (2018). Phenolics
compounds, flavonoids, and antioxidant activity methanol extract of arum
manis leaves (Mangifera indica L. Var. Arumanis). Department of
Phytochemistry, Dwi Farma Academy of Pharmaceutical, Bukit tinggi.
Prior, R.L., Wu, X dan Schaich, K. 2005. Standardized Methods for the
Determination of Antioxidant Capacity and Phenolics in Foods and Dietary
Supplements. Journal of Agriculture and Food Chemistry. 53: 4290-4303.
Rosalina, K., Adang, B. (2018). Skrining Fitokimia Dan Uji Aktivitas Antioksidan
Daun Sirsak (Annona Muricata L) Dengan Metode 1,1-Difenil-2-
Pikrylhidrazyl (Dpph). Program Studi Kimia, Fakultas Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tribuana Kalabahi. Partner, Tahun 23
Nomor 1, Halaman 567 – 574
Sadeer, N., Montesano, D., Albrizio, S., Zengin, G., Mahomoodally, M. (2020).
The Versatility of Antioxidant Assays in Food Science and Safety—
Chemistry, Applications, Strengths, and Limitations. Antioxidants 2020, 9,
709.
Santo, A., Zhu, H., Li, R. (2016). Free Radicals: From Health to Disease.
Reactive Oxygen Species 2(4):245–263.
73
Sinala, S., Dewi, R. (2019). Penentuan Aktivitas Antioksidan Secara In Vitro Dari
Ekstrak Etanol Propolis Dengan Metode Dpph (1,1-Difenil-2-
Pikrilhidrazil.). Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes, Makassar. Media
Farmasi p.issn 0216-2083 e.issn 2622-0962.
Souhoka, F., Hattu, N., Huliselan, M. (2019). Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Metanol Biji Kesumba Keling (Bixa orellana L). Departement of chemistry,
Faculty Mathematics and Natural Science, Pattimura Universty. Indo. J.
Chem. Res, 7(1), 25-31
Supaya. (2019). Refdes Kombinasi Alat Refluks Dan Distilasi, Upaya Efisiensi
Proses Refluks Dan Distilasi Untuk Praktikum Kimia Organik. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta. Indonesian Journal Of Laboratory, Vol 2 (1), 41-46.
Suryani, N., Permana, D., Jambe, A. (2015). Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap
Kandungan Total Flavonoid Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun
Matoa (Pometia Pinnata). Program Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.
Syah, M.I., Suwendar., Mulqi, L. (2015). Uji Aktivitas Anti Diabetes Ekstrak
Etanol Daun Mangga Arum Manis Mangifera Indica.L. Arum Manis) Pada
Mencit Swiss Webster Jantan Dengan Metode Tes Toleransi Glukosa Oral
(Ttgo). Prodi Farmasi, Fakultas MIPA, UNISBA, Bandung. ISSN: 2460-
6472
74
Verdiana, M., Widarta, R., Permana, M., (2018). Pengaruh Jenis Pelarut Pada
Ekstraksi Menggunakan Gelombang Ultrasonik Terhadap Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Lemon (Citrus Limon (Linn.) Burm F.).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan ISSN : 2527-8010 (ejournal) Vol. 7,
No.4, 213-222., Fakultas Teknologi Pertanian, Unud Kampus Bukit
Jimbaran, Badung-Bali.
Zaini, M., A. Birowo, dan K. Anwar. (2016). Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak
Etanol Herba Lampasau (Diplazium Esculentum Swartz) Terhadap Mencit
Jantan Yang Diinduksi Karagenin-A. Jurnal Pharmascience. 3(2):119–130.
Zalukhu, L., Phyma, R., Pinzon, T. (2016). Proses Menua, Proses Oksidatif, dan
Peran Antioksidan. Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Duta Wacana,
Yogyakarta.
Zuraida, Z., S. Sulistiyani, D. Sajuthi, dan I. H. Suparto. (2017). Fenol,
Flavonoid, Dan Aktivitas Antioksidan Pada Ekstrak Kulit Batang Pulai
(Alstonia scholaris R.br). Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 35(3):211–219.
75
Rendemen Ekstrak
Penimbangan DPPH
= 50 ppm
: 10 mg x 1000 ml/L
10 ml
: 1000 ppm
Perhitungan Quaercetin
: 2 mg x 1000 ml/L
10 ml
: 200 ppm
20 ppm : 20 ppm x 10 ml : 1 ml
1000 ppm
40 ppm : 40 ppm x 10 ml : 2 ml
1000 ppm
Menit 10
Menit 20
Menit 30
Menit 40
Menit 50
Menit 60
50 : 0,551- 0,294 x 100% = 46,4 %
0,551
100: 0,551- 0,273 x 100% = 50,4 %
0,551
150: 0,551- 0,240 x 100% = 56,4 %
0,551
200: 0,551- 0,232 x 100% = 57,8 %
0,551
250: 0,551- 0,202 x 100% = 63,4 %
0,551
Menit 10
Menit 20
Menit 30
Menit 40
Menit 50
Menit 60
Lampiran 8. Grafik IC 50
Menit 10
70
60 y = 0.0711x + 42.827
50 R² = 0.9428
% Inhbisi
40
30 % Inhubisi
20
Linear (% Inhubisi)
10
0
0 100 200 300
Konsentrasi
Menit 20
70
60 y = 0.0802x + 42.632
50 R² = 0.9724
% Inhibisi
40
30 % Inhibisi
20
Linear (% Inhibisi)
10
0
0 100 200 300
Konsentrasi
Menit 30
70
60 y = 0.0813x + 42.542
50 R² = 0.9752
% Inhibisi
40
30 % Inhibisi
20
Linear (% Inhibisi)
10
0
0 100 200 300
Konsentrasi
89
Menit 40
70
60 y = 0.082x + 42.542
50 R² = 0.9783
% Inhibisi
40
30 % Inhibisi
20
Linear (% Inhibisi)
10
0
0 100 200 300
Konsentrasi
Menit 50
70
60
y = 0.0813x + 42.722
50
% Inhibisi
R² = 0.9752
40
30 % Inhibisi
20
Linear (% Inhibisi)
10
0
0 100 200 300
Konsentrasi
Menit 60
80
60 y = 0.0821x + 42.656
% Inhibisi
R² = 0.9778
40
% Inhibisi
20 Linear (% Inhibisi)
0
0 100 200 300
Konsentrasi
90
( IC 50 Quercetin)
Menit 10
80
y = 0.52x + 46.48
60 R² = 0.941
% Inhibisi
40
% Inhibisi
20 Linear (% Inhibisi)
0
0 20 40 60
Konsentrasi
Menit 20
80
y = 0.507x + 47.41
60
R² = 0.8966
% Inhibisi
40
% Inhibisi
20 Linear (% Inhibisi)
0
0 20 40 60
Konsentrasi
Menit 30
80
y = 0.504x + 47.64
60 R² = 0.8949
% Inhibisi
40
% Inhibisi
20 Linear (% Inhibisi)
0
0 20 40 60
Konsentrasi
91
Menit 50
80
y = 0.507x + 48.13
60
R² = 0.8851
% Inhibisi
40
% Inhibisi
20 Linear (% Inhibisi)
0
0 20 40 60
Konsentrasi
Menit 60
80
70 y = 0.5067x + 48.299
60 R² = 0.8852
% Inhibisi
50
40
30 % Inhibisi
20 Linear (% Inhibisi)
10
0
0 20 40 60
Konsentrasi
92