iii
DALAM PERUBAHAN
Matakuliah:
Pengembangan Inovasi Pendidikan
dan Pembelajaran PAI
Oleh:
Muttaqin Khabibullah
NIM: 15790011
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015
i
iii
DAFTAR ISI
Bismillahirrahmanirrahim
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
Alhamdulillah, segala
KATA PENGANTAR puji bagi Allah yang selalu
................................................................ ii
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga
pada
DAFTARkesempatan ini penulis dapat menyelesaikan makalah ini. iii
ISI ............................................................................
Sholawat beserta salam semoga tetap terlimpah curahkan
kepada
A. Pendahuluan
nabi besar Muhammad .................................................................
SAW, yang telah berhasil merubah1
peradaban jahiliyah menuju jalan islamiyah yakni dinul Islam, dan
semoga 1.kita
Latar Belakang
semua mendapat Masalah syafa’.........................................
at beliau kelak di hari 1kiamat
dan hari kebangkitan.
2.Makalah
RumusaniniMasalah
sengaja.................................................
ditulis oleh penulis untuk mengkaji 4
tentang Pendidikan Islam Transformatif dalam perubahan dengan
3. Tujuan
memfokuskan Pembahasan
pada konsepnya...............................................
sebagai subject matter 5 . Kelebihan
kajian dari makalah ini terletak pada penjelasan tentang konsep
B. Pembahasan .................................................................. 5
pendidikan islam transformatif secara utuh dan holistik dalam
pembahasannya.
1. Pengertian Pendidikan Islam Transformatif ............. 5
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
dengan 2.penghargaan yang setinggi-tingginya
Dasar dan Paradigma Pendidikan Islam kepada yang
Transformatif1010
terhormat :
1. Bapak3. Tujuan
Prof. Pendidikan
Dr. H. Muhaimin, Islam Transformatif
M.A. selaku..................
Direktur 19
Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Bapak4. Hakikat
Dr. H. Manusia
Mujab, M.A. dalamselaku PandanganKepalaPendidikan
Prodi Doktoral Islam
Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner (PAI-
Transformatif .......................................................... 22
BSI) Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Bapak Dr. Hj. dalam
5. Pendidik Suti’ah, M. Ag. selaku
Pendidikan dosen pengampu
Islam Transformatif ..... 29mata
kuliah Pengembangan Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran
PAI.
6. Materi Pendidikan Islam Transformatif ................... 32
4. Segenap sahabat Program Doktoral PAI-BSI B yang penulis
7. Metode Pendidikan Islam Transformatif .................. 34
banggakan.
5. Bapak dan Ibu tercinta, serta segenap keluarga yang telah
C. Penutup .........................................................................
memberikan dukungan kepada penulis. 377
Wallahul1.Muwaffiq
Kesimpulan ............................................................ 37
Ila Aqwamittharieq
Wassalamu’alaikum, Wr., Wb
2. Rekomendasi .......................................................... 38
Malang, 08 Oktober
DAFTAR RUJUKAN ................................................................ 392015
Penulis
Muttaqin Khabibullah
ii
iii
1
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Ditinjau dari aspek ontologis, hakikat pendidikan adalah
manusia. Sebab ia merupakan produk pemikiran yang dilakukan
oleh dan untuk manusia agar dapat beraktualisasi diri di atas
dunia. Sebagai produk pemikiran manusia, pendidikan bersifat
relatif dan tergantung pada kapasitas dan kualitas pencetusnya.
Di samping itu, pada aspek epistemologis sebaik apapun
produk pemikiran manusia tentang pendidikan, produk tersebut
tetaplah bersifat relatif. Sebab tergantung pada konteks sosial dan
tingkat pengalaman serta pengetahuan manusia. Seda ngkan
manusia sendiri pada dasarnya bersifat terbatas.
Dengan pengertian ini tidak ada alasa n untuk mensucikan
produk pemikiran manusia pada zaman yang lain yang dianggap
baku dan statis. Oleh karena itu, jika realitas berubah, bergerak
dan berbeda, maka respon manusia juga harus berubah jika tidak
ingin mengalami kejumudan.
Membincangkan mengenai persoalan pendidikan sama halnya
membincangkan tentang kehidupan manusia, sebab pendidikan
merupakan proses yang dilakukan oleh setiap individu menuju ke
keadaan yang lebih baik sesuai dengan potensi kemanusiaannya.
Proses ini hanya akan berhenti jika nyawa sudah tidak ada dalam
raga manusia.
Pendidikan dalam Islam dibutuhkan untuk menfasilitasi
manusia dalam meneguhkan eksistensi dalam mengemban fungsi
dirinya sebagai hamba dan khalifah. Eksistensi manusia
1
2
1Mastuhu, Pendidikan Islam di Indonesia Masih Berkutat pada Nalar Islami Klasik (Jakarta:
Tashfirul Afkar Jurnal Refleksi Pemikiran Keagamaan dan Kebudayaan, No. 11 Tahun 2OO1),
hlm. 77-83.
4
2. Rumusan Masalah
Dari beberapa ulasan latar belakang di atas, penulis
bermaksud merumuskan konsep pendidikan islam transformatif
sebagai jawaban atas kritik pendidikan islam konvension al yang
selama ini berjalan. Untuk itu, dalam kajian ini penulis
menfokuskan pada beberapa hal, antara lain: bagaimana
pengertian pendidikan islam transformatif?, bagaimana dasar dan
paradigma pendidikan islam transformatif?, bagaimana tujuan
pendidikan islam transformatif?, bagaimana hakikat manusia
dalam pandangan pendidikan islam transformatif?, bagaimana
konsep pendidik dalam pendidikan islam transformatif?,
bagaimana materi pendidikan islam transformatif?, dan
bagaimana metode pendidikan islam transformatif?.
2M. Amin Abdullah dkk., Tafsir Baru Studi HAM dalam Era Multikultural, (Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga dan KLS, 2002), hlm. 345-374.
5
3. Tujuan Pembahasan
Kajian ini menjadi menarik untuk didiskusikan lebih
mendalam karena kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
konsep pendidikan islam transformatif mulai yang bersifat
substansif hingga praktis meski tidak terlalu rinci. Untuk itu ada
beberapa konsep yang akan dikaji dalam tulisan ini yang meliputi:
pengertian pendidikan islam transformatif, dasar dan paradigma
pendidikan islam transformatif, tujuan pendidikan islam
transformatif, hakikat manusia dalam pendidikan islam
transformatif, pendidik dalam pendidikan islam transformatif,
materi pendidikan islam transformatif, dan metode pendidikan
islam transformatif.
B. Pembahasan
1. Pengertian Pendidikan Islam Transformatif
Terminologi pendidikan islam transformatif merupakan
integrasi dari dua konsep pendidikan menjadi satu, yaitu
pendidikan islam dan pendidikan transformatif yang berkembang
di barat yang kembangkan oleh Freire, Collins, Ivan Illich, Smith, 3
? ? ?
? ?
? ?
12 Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim; Pengantar Pendidikan Islam dan
Dakwah , (Yogyakarta: Sipress, 1993), hlm. 293.
1 3 Paradigma adalah suatu cara pendekatan investigasi suatu objek atau titik awal yang
mengungkapkan point of view , formulasi suatu teori, mendesign pertanyaan atau refleksi
yang sederhana. Paradigma dapat diformulasikan sebagai keseluruhan sistem kepercayaan,
nilai dan teknik yang digunakan bersama oleh kelompok komunitas ilmiah. Paradigma
identik sebagai sebuah bentuk atau model untuk menjelaskan suatu proses ide secara jelas.
Paradigma sebagai seperangkat asumsi-asumsi teoritis umum dan hukum-hukum serta
teknik-teknik aplikasi yang dianut secara bersama oleh para anggota suatu komunitas
ilmiah. Terdapat dua karakteristik ciri khas substansi dari paradigma adalah yaitu: pertama ,
menawarkan unsur baru tertentu yang menarik pengikut keluar dari persaingan metode
kerja dalam kegiatan ilmiah sebelumnya; kedua , (serentak) menawarkan pula persoalan-
persoalan baru yang masih terbuka dan belum terselesaikan. Lihat Thomas Kuhn, The
Structure of Scientific Revolutions , (Ed. 2, Chicago: University of Chicago Press, 1970), hlm.
11-12; George Ritzer, Sosiologi Pengetahuan Berparadigma Ganda , terj. Alimandan, (cet. 5,
Jakarta: Rajawali Press, 2004), hlm, 5; Longman, Dictionary Of American English , (cet. 3,
China: Morton Word Processing Ltd., 2002), hlm. 577; Husain Heriyanto, Paradigma Holistik
Dialog Filsafat, Sains, dan Kehidupan Menurut Shadra dan Whitehead , (Jakarta Selatan:
Teraju, 2003), hlm. 28.
11
22Ali Maksum-Luluk Yunan Ruhendi, Paradigma Pendidikan Universal di Era Modern dan Post
Modern: Mencari Visi Baru atas Realitas Baru Pendidikan Kita , (Yogyakarta: Ircisod, 2004),
hlm. 184.
15
? ? ?
? ?
23 Pemikir dan intelektual yang mengusung gagasan pemikiran teologi Islam inklusif dan
kritis antara lain: Harun Nasution (Islam Rasional), Nurcholish Madjid (Islam Modern),
Abdurrahman Wahid (Islam Pembebasan), Mansour Fakih (Ilmu Sosial Kritis), Kuntowijoyo
(Islam Sosial Profetik), Muslim Abdurrahman (Islam Transformatif), Masdar Farid Mas’udi
(Islam Emansipatoris), dan Ulil Abshar Abdalla (Islam Liberal).
2 4 Pemahaman yang dapat ditarik dari ayat ini adalah bahwa Islam berseru kepada ahlul
kitab (Yahudi, Nasrani dan Sabi’in) untuk sama -sama berpegang teguh pada kalimatun sawa’ .
Ayat ini tidak memberikan indikasi bahwa ahlul kitab harus masuk agama Islam untuk
menegakkan kalimatun sawa’ . Menurut M. Galib, bahwa ya ng dimaksud kalimatun sawa’
adalah kalimat la ilaha illallah yaitu hanya mengabdi kepada Allah dan membersihkan
17
? ? ? ?
( ? ? ? ?
aqidah mereka dari hal-hal yang berbau syirik. Lihat Muhammad Galib, Ahl Al-Kitab: Makna
dan Cakupannya, (Cet. I, Jakarta: Paramadina, 1998), hlm. 142.
2 5 Hatim Gazali, Agama dalam Cetakan Baru , http://islamlib.com/id/index.php?page=article,
hlm. 2. Diakses pada tanggal 06 Oktober 2015.
2 6 Dalam suatu riwayat di jelaskan bahwa, ketika fathu makkah (penaklukan kota makkkah),
bilal naik ke atas ka’bah untuk mengumandangkan adzan. Beberapa orang berkata “apakah
pantas budak hitam ini adzan di atas ka’bah?” maka berkatalah yang lainnya “sekiranya llah
membenci orang ini, pasti Dia akan menggantinya.” Ayat ini – Q.S. al-Hujurat [49]:13- turun
sebagai penegasan bahwa dalam Islam tidak ada diskriminasi, yang paling mulia adalah yang
paling bertaqwa. Lihat Q. Shaleh, dkk, Asbabbun Nuzul; Latar Belakang Historis Turunnya
Ayat-Ayat Al-Quran , (Ed. II, Bandung: Diponegoro, 2000), hlm. 518.
18
? ?
27M. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis: Menyingkap Relasi Pengetahuan, Politik dan
Kekuasaan, (Cet. I; Yogyakarta: Resist Book, 2008), hlm. 2.
19
28 Abd. Rachman Assegaf, Mambangun pendidikan Islam dengan Teologi Kritis, (Jurnal
Edukasi; Pendidikan Islam Kritis, II, 1, Januari, 2004), hlm. 83.
2 9 Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris , hlm. 158.
3 0 Humanisme dalam Islam tidak mengenal sekulerisme karena tidak ada sekulerisme dalam
Islam. Dengan demikian, pembahasan humanisme dalam Islam dengan sendirinya adalah
humanisme religius. Bahwa humanisme dalam Islam tidak bisa lepas dari konsep hablu
minanas Lihat, Abdurrahman Mas’ud, Menggas Format Pendidikan non dikotomik;
Humanisme Religius Sebagai Paradigma Pendidikan Islam , (Yogyakarta; Pustaka Pelajar,
2001), hlm. 139.
3 1 Abdurrahman Mas’ud, Diskursus Pendidikan Islam Liberal, (Jurnal Edukasi; Pendidikan
Islam Liberal, 1, X, Desember, 2002), hlm. 19.
20
32 M. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis: Menyingkap Relasi Pengetahuan, Politik dan
Kekuasaan, hlm. 1
3 3 Musih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia; Antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta: PT. Tiara
Wacana, 1991), hlm. 39.
21
34 Hujair AH. Sanaky, Paradigma Pendidikan Islam; Membagun Masyrakat Madani Indonesia ,
(Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2003), hlm. 123-124.
3 5 Kata an-Naas dalam al-Qur’an 241 kali, al-Insan 65 kali, Ins 18 kali, Unasun 5 kali,
Anaasiyyu 1 kali dan Insiyyan 1 kali, kata Bani Adam terulang dalam Al Qur’an sebanyak 7
kali dan Basyar 37 kali Burlinan Abdullah, Ragam Perilak u Manusia Menurut Al-Qur’an ,
(Palembang; PT Kuala Musi Raharja, 2000), hlm. 15.
23
36 Musya Asy’arie, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’an , (t.t; Lembaga Studi
Filsafat Islam, 1992), hlm. 22.
3 7 M. Qurasih, Shihab, 1996. Wawasan al-Qur’an , (Bandung; Mizan, 1996), hlm. 280.
3 8 Muhammad Tholchah Hasan, Dinamika Kehidupan Religius , (Jakarta; Listafariska Putra,
2004), hlm. 131-132.
24
? ? ?
42 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam . (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 75-77.
4 3 Murtadha Muthahhari, Perspetif Tentang Manusia dan Agama , (Bandung; Mizan, 1992),
hlm. 125.
4 4 Abd. Rachman Assegaf, Studi Islam Kontekstual , (Yogyakarta; Gama Media, 2005), hlm. 57.
4 5 Ali Syari’ati, Humanisme Antara Islam dan Madzhab Barat , (Bandung: Pustaka Hidayah,
1996), hlm. 47-49.
27
( ?
? ?
46 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, (Cet. 1, Jakarta; Pustaka Al-Husna,
1991) , hlm. 21-22.
4 7 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, hlm. 363.
4 8 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, hlm. 22.
29
49 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan ,
(Jakarta : Pustaka Al-Husna, 1989), hlm. 57.
5 0 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan , hlm.
57-58.
5 1 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, hlm.
58.
5 2 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, hlm.
363.
30
53Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, hlm.
315.
31
54 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, hlm.
308-309.
5 5 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, hlm.
249.
5 6 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, hlm.
315
32
57 Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikolog, (Jakarta :
Pustaka Al Husna, 1985), hlm.152
5 8 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikolog, hlm.
305-306.
5 9 Yang pertama dan kedua disebut Langgulung sebagai sebagai ilmu perolehan ( al ilmu al
husuli )
6 0 Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikolog, hlm.
102.
33
61 Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikolog, hlm.
102.
6 2 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, hlm.
40-41.
34
63Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, hlm.
35.
35
64 M. Agus Nuryatno, Mazhab Pendidikan Kritis: Menyingkap Relasi Pengetahuan, Politik dan
Kekuasaan, hlm. 3
6 5 Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikolog, hlm. 3.
36
66Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikolog, hlm.
309-310.
37
C. Penutup
1. Kesimpulan
Dari berbagai deskripsi kajian di atas, maka konsep
pendidikan islam transformatif dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pertama, pendidikan islam transformatif mengandung pengertian
sebagai pendidikan Islam yang memberikan akses pada
kemandirian siswa dalam memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapinya dalam hidup yang sesuai dengan ajaran atau tujuan
dalam al Qur an; kedua, konsep pendidikan islam transformatif di
dasarkan pada sumber ajaran Islam yaitu: Al Qur’an, As Sunnah
dan Ijtihad. Sedangkan lebih luas menurut Said Ismail Ali konsep
pendidikan ini didasarkan pada 6 sumber yaitu: al-Quran, sunah,
qaul as-shahabat, maslahatul mursalah, urf dan pemikiran hasil
ijtihad intelektual muslim; ketiga, tujuan pendidikan islam
transformatif berorientasi vertikal dengan ritual individual dan
kesalihan dalam bentuk ketaqwaan, tetapi juga berorientasi
horizontal yang mempunyai makna kesalihan horizontal; keempat ,
pendidik adalah model yang merangsang perkembangan potensi-
potensi yang terpendam pada anak-anak yang tiada lain adalah
representasi sifat-sifat tuhan ( devine attributes ); kelima, materi
pendidikan islam transformatif memuat beberapa jenis mata
pelajaran, antara lain: a) mata pelajaran s ubjects (ilmu yang
diwahyukan) , yaitu mata pelajaran yang harus ada dari kurikulum
pendidikan, yakni mata pelajaran ini berkaitan dengan Al-Qur’an
dan hadits di samping bahasa Arab; b) Ilmu-ilmu yang mengkaji
tentang manusia sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat
67Hasan Langgulung, Pendidikan Dan Peradaban Islam Suatu Analisa Sosio-Psikolog, hlm.
315.
38
2. Rekomendasi
Pendidikan islam transformatif merupakan konsep
pendidikan islam yang penting untuk dikembangkan. Agar islam
sebagai agama tidak dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk
melakukan legitimasi dan dominasi dalam melanggengkan
penindasan atas nama agama.
Untuk itu pendidikan islam transformatif merupakan agenda
penting untuk melakukan pembebasan dan penyadaran kritis atas
realitas agar peserta didik dapat menjadi manusia yang
seutuhnya, yaitu manusia sebagai subyek atas dunia.
39
DAFTAR RUJUKAN