Dipresentasikan pada
A. Hussein Kartamihardja
Department Ilmu Kedokteran Nuklir
Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran
RADIASI INTERNA PADA KANKER TIROID
INDIKASI DAN KOMPLIKASI
A. Hussein Kartamihardja
Department I. Kedokteran Nuklir
Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran
Pendahuluan
ditemukan, yaitu sebanyak 1-3% dari seluruh keganasan. Insiden kanker tiroid
terus meningkat dari 3.6 per 100.000 penduduk di tahun 1973 menjadi 8.7 per
mempunyai prognosis yang baik terutama apabila dapat dideteksi dan ditangani
perkembangannya relatif lambat tidak seperti kanker lain, sehingga seering juga
Kanker tiroid memiliki prognosis yang baik dengan prakiraan hidup sama
dengan orang lain pada umumnya walaupun pada kasus dengan metastasis jauh
kanker tiroid, yaitu papiler, folikuler, medulare dan anaplastik. Kanker tiroid
Papillary 70 – 80
Follicular 15
Medullary 5 - 10
Undifferentiated (anaplastic) 5
suppresi TSH dan substitusi hormone. Alternatif lain yang dapat dberikan adalah
atau non-keganasan dari kelenjar tiroid sudah diterima secara luas sejak tahun
1940 an. Pengobatan iodium radioaktif telah banyak digunakan untuk ablasi sisa
kelenjar tiroid normal dan mengobati sisa kanker dan metastasisnya pasca
tiroidektomi total.
memancarkan partikel beta, 131I juga memancarkan sinar gamma dengan tingkat
peranan dalam sel tiroid sebagai tempat penyimpanan iodine dan tempat utama
expresi dari sodium-iodide symporter (NIS).131I sangat spesifik untuk target sel
tersebut harus diberikan pada pasien dengan perbedaan stadium penyakit saat
pengobatan iodium radioaktif untuk ablasi sisa kelenjar tiroid normal pasca
operasi dan pengobatan pada kasus yang sudah lanjut. Demikian pula dengan
total), bahkan pada kasus tertentu dilanjutkan dengan radical neck dissection.
terdapat risiko kelenjar paratiroid yang menempel pada kelenjar tiroid dapat
berakibat lain, yaitu banyak ditemukan sisa jaringan tiroid normal yang
tertinggal, dan dapat menjadi bom waktu untuk terjadinya kekambuhan. Gambar
total. Sharma pada tahun 1985 mendapatkan survival rate sampai 15 tahun pada
91% (322 pasien) kasus, sedangkan Padhy dkk pada tahun 1988 mendapatkan
survival rate sampai 7 tahun pada 90-100% pada penderita kanker tiroid dengan
dan tanpa metastasis local dan jauh setelah pemberian iodium radioaktif.
Tubiana dkk pada tahun 1985 mendapatkan survival rate setelah 10 tahun adalah
62% pada penderita kanker tiroid yang mengalami rekuren baik lokal maupun
kanker tiroid di RSUP Dr. Hasan Sadikin sebesar 86.7%.Prognosis yang baik ini
131
disebabkan penggunaan I baik untuk ablasi maupun untuk terapi. Mayoritas
131
guidelines saat ini memberikan rekomendasai pemberian I sebanyak1–5 GBq
untuk tujuan ablasi pasca operasi sebagai lanjutan dari operasi tiroidektomi total
jaringan tiroid yang tertinggal dan meningkatkan survical rate pada penderita
ablasi dapat dilakukan sidik seluruh tubuh untuk mendeteksi penyakit yang
sebelumnya tidak terdeteksi dan metastasis jauh. Selain itu dapat memberikan
informasi lokasi yang akurat apabila diperlukan operasi lanjutan dengan bantuan
yang menunjukan tidak ada perbedaan yang bermakna pada angka kejadian
panjang waktu pemantauan makin jelas tidak ada nilai tambah pemberian ablasi
131
I pada kasus tersebut.(the International Union Against Cancer [UIAC]). Pada
penelitian meta analisis yang dilakukan oleh Sawka dkk, menunjukan bahwa
risiko untuk terjadinya metastasis jauh lebih rendah secara bermakna setelah
131
pemberian ablasi I pada penderita dengan diameter tumor >1 cm
131
dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan ablasi I. Ablasi dengan
131
I masih memberikan keuntungan walaupun sedikit pada penderita dengan
gambaran patologi stage 2 dan 3 (T2 dan T3) yang secara umum dianggap
sebagai kelompok risiko rendah. Ablasi ini juga jelas memberikan efek yang
jelas pada penderita dengan risiko tinggi atau pada kasus tiroidektomi tidak
komplit.
sebagai berikut :
8. Perhatian khusus harus diberikan pada kasus metastasis ke otak karena dapat
Secara umum dapat dikatakan bahwa makin besar kualitas invasive dari
baik saat meningkat atau menurun. Kondisi lain yang dapat menimbulkan
masalah diagnostik adalah kadar TSH yang rendah, kontaminasi iodium, tumor
131
menangkap I rendah atau tidak sama sekali atau terlalu kecil untuk dapat
kelompokan ke dalam efek samping yang timbul segera (early effect) dan yang
Earlyside effects
mukositis,
mual,
kadang-kadang muntah,
nyeri pada kelenjar ludah,
ludah berkurang dan kehilangan rasa,
nyeri dan bengkak pada leher terutama jika sisa kelenjar tiroid masih
banyak
Penurunan jumlah lekosit
Pada umumnya gejala-gejala tersebut bersifat sementara dan tidak
pasien untuk tidak diberikan iodium radioaktif pada pengobatan kanker tiroid
berdiferensiasi baik.
Efek samping yang berat sangat jarang terjadi berupa gangguan fungsi
kelenjar ludah.Hal ini dapat dihindari dengan banyak minum dan mengisap
Kesimpulan
perdebatan.
Dosis individual tidak menjadi keharusan pada ablasi sisa jaringan tiroid
normal.
Pemberian TSH rekombinan sebelum ablasi dapat mempertahankan
kualitas hidup penderita dan menghindari radiasi yang berlebihan pada jaringan
Daftar pustaka
1994 Nov;97(5):418-28.
of treatment with 30, 60 and 100 mCi. Thyroid Research 2010: 1-4.
of treatment with 30, 60 and 100 mCi. Thyroid Research 2010: 1-4.
Metabolism, 2003:1433–1441