Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

“RESIKO BUNUH DIRI”

KELOMPOK 5 :
FATIMAH SAHRA (A.19.11.011)
IRNA WATI (A.19.11.018)
JUSRIANI (A.19.11.021)
NURKHALIZAH (A.19.11.036)
YUSNIAR (A.19.11.048)
NIRNA NINGSI (A.19.11.049)

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AJARAN 2021/2022


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA

Ruang rawat : IGD Tanggal dirawat : 30 oktober 2021 No.RM : -

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. H (L/P)
Umur : 20 tahun
Status Perkawinan : belum kawin
Pekerjaan : mahasiswa
Tanggal Pengkajian : 30 oktober 2021
Pendidikan : SMA
Jumlah Anak : -
Informan : orang tua pasien
II. ALASAN MASUK
Karena pasien mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri.
III.FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya

 Tidak

2. Pengobatan sebelumnya

Berhasil

Kurang berhasil

Tidak berhasil

3. Pelaku/usia Korban/Usia Saksi/Usia


Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan criminal

Jelaskan No. 1,2,3 :

Masalah keperawatan

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ? Ya ya  Tidak

Hubungan keluarga

Gejala

Riwayat pengobatan

Masalah keperawatan

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Masalah keperawatan :

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. TTV : TD : N: S : P:
2. Ukur : BB : kg TB : cm
3. Keluhan fisik : Ya 
Tidak

Masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Jelaskan : ny. H memiliki orang tua yang tidak ingin dikecewakan dan pasien ingin
seperti kedua saudaranya.
Masalah keperawatan : Resiko Bunuh Diri
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : -
b. Identitas : -
c. Peran : Nn. H merasa bodoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh
harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya.
d. Ideal diri : Nn. H merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam
mengikuti SNMPTN
e. Harga diri: Nn. H merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal
dalam mengikuti SNMPTN. Nn. H merasa bodoh dan menyusahkan orang tuanya
yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri
seperti kedua kakaknya.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : orang tua dan saudaranya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Masalah keperawatan

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
b. Kegiatan ibadah :
Masalah keperawatan

VI. STATUS MENTAL


1. Penampilan

Tidak rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan:
Masalah keperawatan

2. Pembicaraan

Cepat
Keras

Gagap

Inkoherensi

 Lambat

Membisu

Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan
Masalah keperawatan

3. Aktivitas Motorik

Lesu

Tegang

Gelisah

Agitasi

Tik

Grimasem

Tremor
Kompulsif

Jelaskan:

Masalah keperawatan:

4. Alam perasaan

Sedih

Ketakutan

 Putus asa

 Khawatir

Gembira berlebihan

Jelaskan : Nn. H merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam
mengikuti SNMPTN. Nn. H merasa bodoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah
menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua
kakaknya.

Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah

5. Afek

Datar

Tumpul
Labil

Tidak sesuai

Jelaskan :

Masalah keperawatan

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan

Tidak kooperatif

Mudah tersinggung

 Kontak mata kurang

Defensive

Curiga

Jelaskan :

Masalah keperawatan :
7. Persepsi

Halusinasi :

Pendengaran
Penglihatan

Perabaan

Pengecapan

Penghidu/Penciuman

Jelaskan :

Masalah keperawatan:

8. Isi pikir

Obsesi

Phobia

Hipokondria

Depersonalisasi

Ide yang terkait

Pikiran magis

Waham :

Agama
Somatik

Kebesaran

Curiga

Nihilistic

Sisip pikir

Siar pikir

Kontrol pikir

Jelaskan :

Masalah keperawatan :
9. Proses Pikir

Sirkumstansial

Tangensial

Kehilangan asosiasi

Flight of idea

Blocking

Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

10. Tingkat Kesadaran

Bingung

Sedasi

Stupor

Disorientasi waktu

Disorientasi orang

Disorientasi tempat

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

11. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang

Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini

Konfabulasi
Jelaskan :

Masalah keperawatan :

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih

Tidak mampu berkonsentrasi

Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

13. Kemampuan penilaian

Gangguan ringan

Gangguan bermakna

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita


Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :

Masalah keperawatan:

VII. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


1. Makan

Bantuan Minimal

Bantuan Total

2.BAB / BAK

Bantuan Minimal

Bantuan Total

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

3. Mandi

Bantuan Minimal

Bantuan Total
4.Berpakaian / Berhias

Bantuan Minimal

Bantuan Total

5. Istirahat dan Tidur

Tidur siang, lama : ……………s/d ……………

Tidur malam, lama :…………. s/d …………..

Kegiatan sebelum / setelah tidur

6. Penggunaan Obat

Bantuan Minimal

Bantuan Total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Ya Tidak
Perawatan Lanjutan

Sistem Pendukung

8. Kegiatan di dalam Rumah

Ya Tidak
Mempersiapkan makanan

Menjaga kerapihan Rumah

Mencuci Pakaian

Pengaturan Keuangan

9. Kegiatan di Luar Rumah

Ya Tidak
Belanja

Transportasi

Lain-lain

Jelaskan

Masalah keperawatan :

VIII. ASPEK MEDIK

Diagnosis medik :

Terapi medik :
Lampiran 2

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN

1 Data subjektif : Resiko bunuh diri

 pasien merasa tidak kuat lagi


melanjutkan hidup
 pasien merasa bodoh dan menyusahkan
orang tuanya

Data objektif :

 tampak mencoba untuk mengiris


pergelangan tangannya dan
 tampak tidak sadarkan diri

2 Data subjektif : Harga diri rendah

 pasien merasa bodoh dan menyusahkan


orang tuanya

Data objektif :

 tampak mencoba untuk mengiris


pergelangan tangannya dan
 tampak tidak sadarkan diri.

Lampiran 3
FORMAT PERENCANAN KEPERAWATAN
( NURSING CARE PLAN )
Nama Klien : Ny. H

Ruangan : Melati

No Tg Dx Tujuan Kriteria Intervensi Rasional


l Keperawatan Evaluasi

1 30 Resiko Untuk Pasien Pencegahan bunuh diri  Untuk


bunuh diri mengontrol berusaha mengetahui
Observasi
diri agar untuk gejala yang
tidak muncul mengontro  Identifikasi gejala beresiko pasien
pemikiran l pikiran resiko bunuh bunuh diri agar
untuk bunuh negatif diri(mis.gangguan pasien dapat
diri mood,halusinasi,delusi, diberikan
panic, penyalahgunaan tindakan
zat,kesedihan penanganan
,gangguan kepribadian)  Untuk
 Identifikasi keinginan mengetahui
dan pikiran rencana apakah pasien
bunuh diri memiliki
 Monitor lingkungan keinginan atau
bebas bahaya secara pemikiran
rutin (mis.barang untuk bunuh
pribadi ,pisau diri
cukur,jendela)  Untuk menjaga
Terapeutik: lingkungan
pasien
 Libatkan dalam
terhindar dari
perencanaan perawatan
benda yang bisa
mandiri
menyebabkan
 Libatkan keluarga
dalam perencanaan bahaya
perawatan  Saat melakukan
 Lakukan pendekatan perawatan
langsung dan tidak pasien harus
menghakimi saat ikut serta dalam
membahas bunuh diri perawatan
Edukasi: tersebut agar
dapat berjalan
 Anjurkan
dengan baik
mendiskusikan
 Saat melakukan
perasaan yang dialami
perawatan
kepada orang lain
keluarga harus
ikut serta agar
keluarga tahu
tindakan apa
saja yang bisa
membantu
pasien dalam
masa pemulihan
 Untuk
mempermudah
jalannya
intervensi
 Bantu pasien
untuk selalu
menyampaikan
pemikiran dan
perasaan yang
dialami agar
pasien tidak
tertekan

Lampiran 4
DAFTAR PRIORITAS

MASALAH KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. H


Ruangan : Melati
No Nama Diagnosis Keperawatan Tanggal/Bulan/Tahun
. Ditemukan Teratasi

1 Resiko bunuh diri 30 oktober 2021 -

Lampiran 6

LAPORAN PENDAHULUAN STRATEGI PELAKSANAAN


TINDAKAN KEPERAWATAN (SP 1)

Kamis, 30-oktober-2021

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien:
Kondisi emosi stabil Nn. H merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu
gagal dalam mengikuti SNMPTN. Nn. H merasa bodoh dan menyusahkan orang
tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi
negeri seperti kedua kakaknya. Dan juga klien mencoba untuk mengiris pergelangan
tanganya dan tidak sadarkan diri.
2. Diagnosis/Masalah Keperawatan: Resiko Bunuh Diri
3. Tujuan:
TUM : Klien tidak mencederai, diri, orang lain, dan lingkungan
Tuk 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tuk 2 : Klien dapat mengenal bahaya resiko bunuh diri
Tuk 3 : Klien dapat mengontrol diri agar tidak terjadi resiko bunuh diri
4. Tindakan keperawatan.
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik :
b. Observasi tingkah laku klien terkait dengan resiko bunuh diri dan diskusikan
dengan klien mengenai isi, waktu, frekuensi resiko bunuh diri, situasi yang
menimbulkan halusinasi, hal yang dirasakan jika berhalusinasi, hal yang
dilakukan untuk mengatasi, serta dampak yang dialaminya.
c. Identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan jika klien ingin
melakukan percobaan bunuh diri .
d. Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya rasa ingin bunuh diri
e. Bantu klien memilih satu cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya.
B. Strategi Pelaksanaan
Kasus: Nn. H (20 tahun) dirawat di IGD RS L karena mencoba untuk mengiris
pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri. Setelah kondisi emosi stabil dan dapat
diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa Nn. H merasa tidak kuat lagi
melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. Nn. H merasa bodoh
dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di
perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya.

Orientasi:

Perawat : Assalamualikum …….“Selamat pagi dek, nama saya nurse nurkhalisah ade
bisa panggil saya kakak lisa, atau nurse lisa , kalau sya boleh tau nama ade siapa?

Klien : waalaikum salam, dengan ade H

Perawat :“Bagaimana perasaan ade hari ini? Bagaimana dengan tidurnya semalam?”

Klien : “ sya bisa tidur, Perasaan saya masih belum bisa menerima kegagalan saya
karena tidak lulus (sambil berkaca-kaca dan menunduk)

Perawat : “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang selalu
membuat ade merasakan tidak bisa menerima semua yang terjadi? ade maunya
dimana biar ade ini bisa nyaman ya sya ingin meminta waktunya ade, Bagaimana
kalau 20 menit bisakan ade ? ”

Klien : iya bisa nurse bagaimna kalau disini saja

Kerja:

Perawat :“baik dek,tidak perlau merasa sungkan untuk bercerita apa yang manjadi
masalah ade sekarang ya agar sakiranya ade bisa lebih legah ( sambil memegang
pundak klien )

Klien : iya nurse

Perawat : Berapa kali sehari ade bisa mengalami hal seperti ini? Apakah ade tidak
bisa mengalihkan pemikiran ade ?
Klien: tidak bisa nurse karena sya selalu merasa tidak pantas sebagai seorang anak
yang tidak mampu membahagikan orang tua sya. Sya selalu memikirkanya hamper
setiap hari

Perawat : “Saya mengerti perasaan adek karena sya juga seorang anak tetapi
alangkah baiknya ketika ade tidak bisa menerima keadaan seperti ini adek harus bisa
memotivasi diri ade bukan hanya karena ujian kelulusan ini yang mempu
mencerahkan masa depannya ade

Klien : iya kk

Perawat : ade bisa kan mendaftar di tempat lainyya di mana pun pendidikan dan
universitasnya itu tidak menjamin apa kedepannya yang penting adek tulus untuk
menuntut ilmu

Klien : iya kk,tapi sya selalu kefikiran dan saya tidak tau ingin melakukan apa ketika
sya memikirkan hal ini

Perawat : mohon maaf ya dek Apakah dengan cara mengiris pergelagan tangan dan
ingin bunuh diri semua bisa terselesaikan dek? Bagaimana kalau kita belajar cara-
cara untuk mencegah ,Agar itu tidak muncul dan juga ade bisa menjadi jauh lebih
baik lagi dek ?”

Klien : krna saya selalu malu kk, karena selalu gagal dan tidak bisa seperti ke2
kakak sya, bagimana sya bisa mengontrol ini semua kakak.

Perawat: begini dek, ade ketika ingin melalukan hal-hal yang yang bisa
membahayakan ade dan merugikan ade,jika ada pemikiran seperti itu ade baiknya
lebih baik melakukan kegiatan yang positif agar hal-hal yang bisa merugikan ade itu
tidak terjdi

Klien: oh iya kakak sya akan mencoba saran kakak

Perawat : ade bisa memulai misal pagi hari setelah ade sholat subuh ade bisa
mengunakan waktu ade untuk mengaji setelah itu melalukan pekerjaan rumah dan
siang harinya bisa melakukan kegiatan membaca buku dan kegiatan lainnya hingga
malam hari juga

Klien : iya kk insya allah sya akan memulainya dan melakukannya

Terminasi

Perawat : baiklah dek karena kita dibatasi oleh waktu, bagaimana perasaan ade
setelah berbincang –bincang?

Klien : iya kk makasih banyak insyallah sya akan melakukannya, perasaan sya sangat
baik kk

Perawat : baiklah deh Sampai ketemu nanti ya selamat siang dek makasih waktunya

Klien: iya kk terima kasih kembali

Perawat: assalamualikum

Klien : waalaikum salam


Lampiran 7

ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial pasien : Ny. H Status interaksi perawat-pasien : pertemuan 1

Tanggal : 30 oktober 2021 Lingkungan : Rumah Sakit

Waktu : 09.00 Deskripsi pasien : pasien berumur 20 tahun,

Tempat : Kamar Pasien Tujuan interaksi : SP 1 (percakapan untuk


melindungi pasien dari isyarat bunuh diri)

Komunikasi Verbal Komunikasi Analisis Analisis Berpusat Rasional


Nonverbal Berpusat Pada Pada Pasien
Perawat

P : Assalamualikum P : memandang H P: Ingin K: Memberikan Ucapan salam


“Selamat pagi dek, dan tersenyum membuka tanggapan positif perawat kepada
nama saya nurse percakapan atas kehadiran klien menunjukkan
K : pandangan tidak
nurkhalisah ade bisa dengan klien perawat penghargaan
fokus dan tersenyum
panggil saya kakak perawat kepada
lisa, atau nurse lisa , klien. Penghargaan
kalau saya boleh tau kepada orang lain
nama ade siapa? merupakan modal
awal seseorang
K : waalaikum salam,
dapat membuka
dengan ade H?
diri dengan orang
lain.

P:“Bagaimana P : memandang H P: Merasa senang K: Klien Perawat mencoba


perasaan ade hari ini? dan tersenyum karena H mendengarkan menggali kondisi
Bagaimana dengan memberikan pertanyaan klien dengan
K : pandangan mata
tidurnya semalam?” respon positif perawat dengan pertanyaan
waspada mengarah
K : “saya bisa tidur, ke belakang terhadap serius terbuka, memberi
Perasaan saya masih percakapan kesempatan klien
belum bisa menerima mengeksplorasikan
kegagalan saya telusuri apa yang
karena tidak lulus dirasakan klien
(sambil berkaca-kaca
dan menunduk)

P : “Baiklah, P : memandang H P: Ingin K: Klien tampak Untuk


bagaimana kalau kita dan tersenyum mengetahui menerima dan mendapatkan
bercakap-cakap perasaan yang terbuka dengan persetujuan dari
K : Pandangan tidak
tentang apa yang dirasakan pasien diskusi yang akan pasien.
focus terhadap
selalu membuat ade dilakukan dengan
perawat yang
merasakan tidak bisa perawat
bertanya
menerima semua
yang terjadi? ade
maunya dimana biar
ade ini bisa nyaman
ya saya ingin
meminta waktunya
ade, Bagaimana kalau
20 menit bisakan
ade ? ”

K: iya bisa nurse


disini saja

P: “baik dek, tidak P : memandang H P: Ingin K: Klien tampak Mengeksplorasi


perlu merasa sungkan mengetahui ingin menceritakan permasalahan
K : menatap perawat
untuk bercerita apa keadaan H saat masalahnya klien bertujuan
dan terlihat sedang
yang manjadi masalah ini dengan perawat untuk
berpikir
ade sekarang ya agar mengidentifikasi
sakiranya ade bisa masalah utama
lebih lega (sambil klien.
memegang pundak
klien)

K : iya nurse

P : Berapa kali sehari P : Memandang H P: Perawat K: Klien mencoba Mengeksplorasi


ade bisa mengalami menciba memahami permasalahan
K : mengingat-ingat
hal seperti ini? menggali lebih pertanyaan klien dan bertujuan
kejadian yang telah
Apakah ade tidak bisa dalam tentang perawat untuk
terjadi, penuh
mengalihkan masalah klien mengidentifikasi
kekhawatiran,
pemikiran ade ? masalah utama
memandang
klien.
K : tidak bisa nurse perawat, dan sesekali
karena saya selalu memandang kea rah
merasa tidak pantas kanan dengan
sebagai seorang anak tatapan mata tajam.
yang tidak mampu
membahagikan orang
tua saya. Saya selalu
memikirkanya hampir
setiap hari

P : “Saya mengerti P : memandang H P: Perawat K: Klien tampak Mengetahui


perasaan adek karena berusaha tegas mengambil keadaan pasien
K : Memandang
saya juga seorang mendengar kesimpulan sekarang menurut
perawat dan tampak
anak tetapi alangkah ungkapan klien tentang sudut pandang
berfikir
baiknya ketika ade kejadiannya pasien
tidak bisa menerima
keadaan seperti ini
adek harus bisa
memotivasi diri ade
bukan hanya karena
ujian kelulusan ini
yang mempu
mencerahkan masa
depannya ade

K: iya kak

P : ade bisa kan P: Mendengarkan P: Perawat K: Klien tampak Penjelasan dari


mendaftar di tempat dengan penuh berusaha lebih bersemangat klien menunjukkan
lain ya... dimana pun perhatian. menyimak menceritakan proses kognitif
pendidikan dan Kembali cerita rencananya kepada yang masih baik
K: Suara klien
universitasnya itu klien perawat
terdengar pelan dan
tidak menjamin apa
memandang perawat
kedepannya, yang
dengan serius
penting adek tulus
untuk menuntut ilmu

K : iya kak, tapi saya


selalu kepikiran dan
saya tidak tau ingin
melakukan apa ketika
saya memikirkan hal
ini

P: mohon maaf ya P: Memandang H P: Perawat K: Klien terlihat Reinforcement (+)


dek, Apakah dengan berusaha bersemangat meningkatkan
K: Memandang
cara mengiris memberi mengungkapkan harga diri klien,
perawat dan tampak
pergelagan tangan reinforcement (+) apa yang menjadi teknik eksplorasi
berfikir
dan ingin bunuh diri dan menggali rencananya dengan memberika
semua bisa permasalahan pertanyaan terbuka
terselesaikan dek? klien bertujuan untuk
Tidak kan? Begini... menjelaskan
Bagaimana kalau kita pikiran dan
belajar cara-cara perasaan klien.
untuk mencegah,
Agar itu tidak
muncul dan juga ade
bisa menjadi jauh
lebih baik lagi dek ?”

K : karena saya selalu


malu kak, karena
selalu gagal dan tidak
bisa seperti ke 2
kakak saya, bagimana
saya bisa mengontrol
ini semua kak.

P: begini dek, ade P: Mendenggar P: Perawat K: Klien terlihat Evaluasi subjektif


ketika ingin dengan penuh mengevaluasi antusias menyimak membantu perawat
melalukan hal-hal perhatian perasaan klien pertanyaan mengevaluasi hasil
yang yang bisa perawat proses
K: Suara klien
membahayakan ade penyelesaian
terdengar pelan dan
dan merugikan ade, masalah yang
memandang perawat
jika ada pemikiran diajarkan
dengan serius
seperti itu ade
baiknya lebih baik
melakukan kegiatan
yang positif agar hal-
hal yang bisa
merugikan ade itu
tidak terjadi. Karena
mencoba mengiris
pergelangan tangan
atau bunuh diri bukan
jalan keluar yang bisa
menyelesaikan
masalah melainkan
akan memunculkan
masalah baru untuk
diri sendiri dan
keluarga.

K: oh iya kak, saya


akan mencoba saran
kakak

P: ade bisa memulai P: Memandang P: Perawat K: Klien terlihat menyepakati


misal pagi hari dengan pandangan membuat kontrak setuju dengan kontrak
setelah ade sholat 5 menghargai dan pertemuan dan kontrak yang merupakan bentuk
waktu ade bisa tersenyum menentukan topik ditawarkan penghargaan
mengunakan waktu pembicaraan perawat kepada klien, hal
K: Menunduk
ade untuk mengaji ini dapat
setelah itu belajar, meningkatkan
kan adek ingin masuk harga diri klien
universitas yang ade dan memotivasi
mau, jadi harus giat klien
belajar, setelah itu mempertahankan
melalukan pekerjaan perilaku baru
rumah dan siang
harinya bisa
melakukan kegiatan
membaca buku dan
kegiatan lainnya
hingga malam hari,
sehingga adek tidak
ada waktu untuk
berpikir ingin bunuh
diri.
K : iya kak insya
allah saya akan
memulainya dan
melakukannya

P : baiklah dek karena P: Suara jelas, tetap P: Perawat K: Klien mencoba Kemampuan klien
kita dibatasi oleh tersenyum sikap merasa senang memahami menentukan
waktu, bagaimana terbuka atas kemampuan perawat tempat dan waktu
perasaan ade setelah klien interaksi
K: Memandang
berbincang - bincang? menyepakati menunjukkan
perawat, wajah
kontrak dan kemampuan klien
K : iya kak makasih tampak lebih rileks
menentukan dalam penilaian
banyak insyallah sya
waktu dan tempat dan pengambilan
akan melakukannya,
keputusan
perasaan saya sangat
sederhana
baik kak

P:baiklah deh Sampai P: Pemandangan H P: Perawat puas K: Klien tampak Terminasi adalah
ketemu lain waktu dan berbicara dengan interaksi senang karena saat untuk
ya... selamat siang dengan sopan yang dilakukan perawat mengubah
dek makasih dengan klien membantunya perasaan dan
K: mendengarkan
waktunya. dalam mengatasi memori serta
kata-kata perawat
masalahnya untuk
K :iya boleh kak, dengan serius dan
mengevaluasi
terima kasih kembali menjawab dengan
kemajuan klien
kak. suara jelas
dan tujuan yang
telah dicapai

P : assalamualikum P: Memandang H
dan tersenyum
K: waalaikum salam
K: Pandangan fokus
dan tersenyum
Lampiran 8

FORMAT LAPORAN RESUME

1. Pengkajian (dalam bentuk naratif )


perawat mendapatkan data bahwa Nn. H merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena
selalu gagal dalam mengikuti SNMPTN. Nn. H merasa bodoh dan menyusahkan orang
tuanya yang sudah menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri
seperti kedua kakaknya.

2. Masalah keperawatan / Diagnosis


1) Resiko Bunuh Diri
2) Harga Diri Rendah Situasional
3. Rencana keperawatan

No Diagnosis Intervensi Tindakan


keperawatan keperawatan

1. Resiko bunuh diri Pencegahan bunuh diri Observasi :

 Identifikasi gejala resiko bunuh


diri(mis.gangguan
mood,halusinasi,delusi,panic,
penyalahgunaan zat,kesedihan
,gangguan kepribadian)
 Identifikasi keinginan dan pikiran
rencana bunuh diri
 Monitor lingkungan bebas bahaya
secara rutin (mis.barang pribadi ,pisau
cukur,jendela)
 Monitor adanya perubahan mood atau
perilaku
Terapeutik:

 Libatkan dalam perencanaan perawatan


mandiri
 Libatkan keluarga dalam perencanaan
perawatan
 Lakukan pendekatan langsung dan
tidak menghakimi saat membahas
bunuh diri
 Berikan lingkungan dengan
pengamanan ketat dan mudah
dipantau(mis.tempat tidur dekat ruang
perawat)
 Tingkatkan pengawasan pada kondisi
tertentu
 Lakukan intervensi
perlindungan(mis.pembatasan
area.pengekangan fisik)jika perlu
 Hindari diskusi berulang tentang bunuh
diri sebelumnya,diskusi berorientasi
pada masa sekarang dan masa depan
 Diskusikan rencana menghadapi ide
bunuh diri di masa depan (mis.orang
yang dihubungi ,kemana mencari
bantuan)
 Pastikan obat ditelan
Edukasi:

 Anjurkan mendiskusikan perasaan


yang dialami kepada orang lain
 Anjurkan menggunakan sumber
pendukung(mis.layanan
spiritual,penyediaan layanan)
 Jelaskan tindakan pencegahan bunuh
diri kepada keluarga atau orang
terdekat
 Informasikan sumber daya masyarakat
dan program yang tersedia
 Latih pencegahan resiko bunuh
diri(mis.latihan asertif,relaksasi otot
progresif)
Kolaborasi:

 Kolaborasi pemberian obat antiansietas


,atau antipsikotik,jika diperlukan
 Kolaborasi tindakan keselamatan
kepada PPA
 Rujuk ke pelayanan kesehatan
mental,jika perlu

Observasi :

 Identifikasi kebutuhan pelaksanaan


ibadah sesuai agama yang dianut
Terapeutik:

 Sediakan sarana yang aman dan


nyaman untuk pelaksanaan ibadah
 Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh
agama terhadap prosedur khusus
 Fasilitasi kebutuhan diet sesuai
dengan agama yang dianut (mis.tidak
makan babi bagi yang muslim,dan
tidak makan daging sapi bagi yang
hindu)
 Fasilitasi pemenuhan ritual pada
situasi khusus (mis.mengadzankan
bayi,pembaptisan ,pengakuan
dosa,menuntun syahadat saat sakaratul
maut,menghadap kiblat)
 Fasilitasi penuntunan ibadah oleh
keluarga dan/atau rohaniawan
Kolaborasi :

 Konsultasi medis terkait pelaksanaan


ibadah yang memerlukan perhatian
(mis.puasa)
 Rujuk pada rohaniawan ,konseling
profesi,dan kelompok pendukung pada
situasi spiritual dan ritual ,jika sesuai

Dukungan pelaksanaan
ibadah

2. Harga diri rendah Manajemen perilaku Observasi :


situasional
 Identifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku
Terapeutik:

 Diskusikan tanggung jawab terhadap


perilaku
 Jadwalkan kegiatan terstruktur
 Ciptakan dan pertahaknkan lingkungan
dan kegiatan perawatan konsisten
setiap dinas
 Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
kemampuan
 Batasi jumlah pengunjung
 Bicara dengan nada rendah dan tenang
 Lakukan kegiatan pengalihan terhadap
sumber agitasi
 Cegah perilaku pasof dan agresif
 Beri penguatan positif terhadap
keberhasilan mengendalikan perilaku
 Lakukan pengekanan fisik sesuai
indikasi
 Hindari sikap menyudutkan dan
menghentikan pembicaraan
 Hindari sikap mengancam dan berdebat
 Hindari berdebat atau menawar batas
perilaku yang telah ditetapkan
Edukasi:

 Informasikan keluarga bahwa


keluarga sebagai dasar pembentukan
kognitif

Observasi:

Dukungan emosional  Identifikasi fungsi marah,frustasi,dan


amuk bagi pasien
 Identifikasi hal yang telah memicu
emosi
Terapeutik :

 Fasilitasi mengungkapkan perasaan


cemas,marah atau sedih
 Buat pernyataan suportif atau empati
selama fase berduka
 Lakukan sentuhan untuk memberikan
dukungan
 Tetap bersama pasien dan pastikan
keamanan selama ansietas,jika perlu
 Kurangi tuntutan berfikir saat sakit
atau lelah
Edukasi :

 Jelaskan konsekuensi tidak


menghadapi rasa bersalah atau malu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan
yang dialami
 Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional sebelumnya
dan pola respon yang biasa digunakan
 Ajarkan penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
Kolaborasi:

Rujuk untuk konseling, jika perlu

Lampiran 9

LAPORAN PENDAHULUAN
1. Kasus ( masalah Utama ) :
Resiko Bunuh Diri
2. Proses terjadinya masalah :
Nn. H (20 tahun) mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan tidak sadarkan diri.
Setelah kondisi emosi stabil dan dapat diwawancara, perawat mendapatkan data bahwa Nn.
H merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal dalam mengikuti
SNMPTN. Nn. H merasa bodoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah menaruh
harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri seperti kedua kakaknya.
3. a. Pohon masalah

Resiko bunuh diri

Gangguan konsep diri :


harga diri rendah

b. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Resiko bunuh diri
DS :
 Pasien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal
dalam mengikuti SNMPTN
 Pasien merasa bodoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah
menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri
seperti kedua kakaknya.
DO :
 Pasien tampak mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya dan
 pasien tampak tidak sadarkan diri.

2. Harga diri rendah


DS :
 Pasien merasa tidak kuat lagi melanjutkan hidup karena selalu gagal
dalam mengikuti SNMPTN
 Pasien merasa bodoh dan menyusahkan orang tuanya yang sudah
menaruh harapan besar untuk bisa sekolah di perguruan tinggi negeri
seperti kedua kakaknya.
DO :
 Pasien tampak mencoba untuk mengiris pergelangan tangannya
 Pasien tampak tidak sadarkan diri.

4. Diagnosis keperawatan
1. Resiko bunuh diri
2. Harga Diri Rendah Situasional
5. Rencana tindakan keperawatan

No Diagnosis Intervensi Tindakan


keperawatan keperawatan
1. Resiko bunuh diri Pencegahan bunuh diri Observasi :

 Identifikasi gejala resiko bunuh


diri(mis.gangguan
mood,halusinasi,delusi,panic,
penyalahgunaan zat,kesedihan
,gangguan kepribadian)
 Identifikasi keinginan dan pikiran
rencana bunuh diri
 Monitor lingkungan bebas bahaya
secara rutin (mis.barang pribadi ,pisau
cukur,jendela)
 Monitor adanya perubahan mood atau
perilaku
Terapeutik:

 Libatkan dalam perencanaan perawatan


mandiri
 Libatkan keluarga dalam perencanaan
perawatan
 Lakukan pendekatan langsung dan
tidak menghakimi saat membahas
bunuh diri
 Berikan lingkungan dengan
pengamanan ketat dan mudah
dipantau(mis.tempat tidur dekat ruang
perawat)
 Tingkatkan pengawasan pada kondisi
tertentu
 Lakukan intervensi
perlindungan(mis.pembatasan
area.pengekangan fisik)jika perlu
 Hindari diskusi berulang tentang bunuh
diri sebelumnya,diskusi berorientasi
pada masa sekarang dan masa depan
 Diskusikan rencana menghadapi ide
bunuh diri di masa depan (mis.orang
yang dihubungi ,kemana mencari
bantuan)
 Pastikan obat ditelan
Edukasi:

 Anjurkan mendiskusikan perasaan


yang dialami kepada orang lain
 Anjurkan menggunakan sumber
pendukung(mis.layanan
spiritual,penyediaan layanan)
 Jelaskan tindakan pencegahan bunuh
diri kepada keluarga atau orang
terdekat
 Informasikan sumber daya masyarakat
dan program yang tersedia
 Latih pencegahan resiko bunuh
diri(mis.latihan asertif,relaksasi otot
progresif)
Kolaborasi:

 Kolaborasi pemberian obat antiansietas


,atau antipsikotik,jika diperlukan
 Kolaborasi tindakan keselamatan
kepada PPA
 Rujuk ke pelayanan kesehatan
mental,jika perlu
Observasi :

 Identifikasi kebutuhan pelaksanaan


Dukungan pelaksanaan
ibadah sesuai agama yang dianut
ibadah
Terapeutik:

 Sediakan sarana yang aman dan


nyaman untuk pelaksanaan ibadah
 Fasilitasi konsultasi medis dan tokoh
agama terhadap prosedur khusus
 Fasilitasi kebutuhan diet sesuai
dengan agama yang dianut (mis.tidak
makan babi bagi yang muslim,dan
tidak makan daging sapi bagi yang
hindu)
 Fasilitasi pemenuhan ritual pada
situasi khusus (mis.mengadzankan
bayi,pembaptisan ,pengakuan
dosa,menuntun syahadat saat sakaratul
maut,menghadap kiblat)
 Fasilitasi penuntunan ibadah oleh
keluarga dan/atau rohaniawan
Kolaborasi :

 Konsultasi medis terkait pelaksanaan


ibadah yang memerlukan perhatian
(mis.puasa)
 Rujuk pada rohaniawan ,konseling
profesi,dan kelompok pendukung pada
situasi spiritual dan ritual ,jika sesuai
2. Harga diri rendah Manajemen perilaku Observasi :
situasional
 Identifikasi harapan untuk
mengendalikan perilaku
Terapeutik:

 Diskusikan tanggung jawab terhadap


perilaku
 Jadwalkan kegiatan terstruktur
 Ciptakan dan pertahaknkan lingkungan
dan kegiatan perawatan konsisten
setiap dinas
 Tingkatkan aktivitas fisik sesuai
kemampuan
 Batasi jumlah pengunjung
 Bicara dengan nada rendah dan tenang
 Lakukan kegiatan pengalihan terhadap
sumber agitasi
 Cegah perilaku pasof dan agresif
 Beri penguatan positif terhadap
keberhasilan mengendalikan perilaku
 Lakukan pengekanan fisik sesuai
indikasi
 Hindari sikap menyudutkan dan
menghentikan pembicaraan
 Hindari sikap mengancam dan berdebat
 Hindari berdebat atau menawar batas
perilaku yang telah ditetapkan
Edukasi:

 Informasikan keluarga bahwa


keluarga sebagai dasar pembentukan
kognitif

Observasi:
Dukungan emosional
 Identifikasi fungsi marah,frustasi,dan
amuk bagi pasien
 Identifikasi hal yang telah memicu
emosi
Terapeutik :

 Fasilitasi mengungkapkan perasaan


cemas,marah atau sedih
 Buat pernyataan suportif atau empati
selama fase berduka
 Lakukan sentuhan untuk memberikan
dukungan
 Tetap bersama pasien dan pastikan
keamanan selama ansietas,jika perlu
 Kurangi tuntutan berfikir saat sakit
atau lelah
Edukasi :

 Jelaskan konsekuensi tidak


menghadapi rasa bersalah atau malu
 Anjurkan mengungkapkan perasaan
yang dialami
 Anjurkan mengungkapkan
pengalaman emosional sebelumnya
dan pola respon yang biasa digunakan
 Ajarkan penggunaan mekanisme
pertahanan yang tepat
Kolaborasi:

 Rujuk untuk konseling, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai