Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH METODOLOGI KEPERAWATAN

“ PERENCANAAN KEPERAWATAN”

DosenPengampu:
Ns. Dini Sukmalara, S.Kep, M.KM

Disusun Oleh :
Mifta’ul Maru’fah (1720200013)
MaetaUlfa (1720200019)
WindyaRahmawati (1720200032)

PRODI D-III KEPERAWATAN


FALKUTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

Jl. Jatiwaringin No 12, JatiCempaka, Kec. PondokGede


Kota Bekasi, Jawa Barat 17411
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, segala puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya, sehingga kami dapat selesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul Perencanaan Keperawatan ini kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini ada manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Jakarta , Oktober 2021


PENYUSUN
DAFTAR ISI`

KATAPENGANTAR........................................................................................……2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang...........................................................................................4

B. RumusanMasalah......................................................................................4

C. Tujuan......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Perencanaan Keperawatan..........................................................5
B. Tujuan Perencanaan Keperawatan...............................................................6

C. Manfaat Perencanaan Keperwatan..........................................................6

D. Langkah-Langkah Perencanaan Keperawatan......................................... 6

E. Pedoman Penulisan Kriteria Hasil............................................................5


F. Perbedaan Rencana Tindakan Kep dan Tindakan Medis.........................6

G. Pengembangkan/penyusunan Rencana Tindakan Kep............................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................16
B. Saran......................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan
memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber
yang dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang
diikuti. Dalam perencanaan keperawatan, perawat memilih metode khusus dan
sekumpulan tindakan alternatif untuk menolong pasien mempertahankan kesejahteraan
yang optimal.
Pembuatan makalah mengenai konsep perencanaan dalam keperawatan ini dalam
rangka menyelesaikan tugas yang diberikan pada mata kuliah dokumentasi
Keperawatan.
Rencana keperawatan merupakan bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan
keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien .

B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas mengenai definisi perencanaan keperawatan. Serta membahas
mengenai tahap perencanaan keperawatan.
1. Apa Definisi perencanaan dalam keperawatan?
2. Tujuan perencanaan dalam keperawatan?
3. Tahap perencanaan dalam keperawatan?

C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain :
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
2. Untuk menambah pengetahuan tentang perencanaan dalam keperawatan
3. Untuk mengetahui tujuan dari perencanaan keperawatan
4. Untuk mengetahui manfaat perencanaan keperawatan
5. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam perencanaan keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perencanaan Keperawatan

Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan. Menurut Kozier et


al. (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam,
tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan
dan pemecahan masalah.
Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan petunjuk dalam
membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan, atau
mengeliminasi masalah kesehatan klien.
Rencana keperawatan adalah bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan
keperawatan agar dalam melakukan perawatan terhadap pasien efektif dan efisien
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat
mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya
berdasarkan diagnosis keperawatan.
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi
atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan.
Tahap dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rncana
dokumentasi (Iyyer, Taptich & Bernocchi-Losey, 1996).
Secara tradisional, rencana keperawatan diartikan sebagai suatu dokumen tulisan tangan
dalam menyelesaikan masalah, tujuan dan intervensi. Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, rencana keperawatan merupakan metode komunikasi tentang asuhan
keperawatan kepada klien. Setiap klien yang memerlukan asuhan keperawatan perlu
suatu perencanaan yang baik. Misalnya, semua klien pasca operasi memerlukan suatu
pengamatan tentang pengelolaan cairan dan nyeri. Sehingga semua tindakan
keperawatan harus distandarisasi. Standar tindakan tersebut dapat dibaca SAK
( Standar Asuhan Keperawatan) atau SOP (Standar Operasional) dari Depkes R.I
(1995).
B. Tujuan Perencanaan Keperawatan

Tujuan rencana tindakan keperawatan dapat dibagi menjadi dua:


(1) Sebagai administratif dan (2) Klinik (Carpenito,2000)
1) Tujuan Administratif
 Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok
 Untuk membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya
 Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan
 Untuk menyediakan kriteeria klasifikasiklien

2) Tujuan Klinik
 Menyediakan suatu pedoman daalam penulisan
 Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, apa yang diobservasi,
dan apa yang dilaksanakan
 Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan

C. Manfaat Rencana Keperawatan


Sebagai penghubung kebutuhan klien
a. Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan

b. Untuk meningkatkan praktik keperawatan, sehingga mendapatkan pengertian

yang lebih jelas tentang prinsip proses keperawatan


c. Menjadi dasar pendekatan yang sistematis terhadap asuhan keperawatan

D. Langkah – Langkah Rencana Keperawatan


Pada tahap perencanan dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, yaitu sebagai
berikut:
1. Penentuan prioritas diagnosis
Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah tahap
diagnosis keperawatan. Dengan menentukan diagnosis keperawatan, maka dapat
diketahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau diatasi pertama kali atau yang
segera dilakukan. Dalam menentukan prioritas terdapat beberapa pendapat urutan
prioritas, di antaranya:
a. Berdasarkan tingkat kegawatan (mengancam jiwa) Penentuan prioritas berdasarkan
tingkat kegawatan (mengancam jiwa) yang dilatarbelakangi dari prinsip pertolongan
pertama yaitu dengan membagi beberapa prioritas diantaranya prioritas tinggi, prioritas
sedang, dan prioritas rendah.
1) Prioritas tinggi _ prioritas yang mencerminkan situasi yang mengancam kehidupan
(nyawa seseorang) sehingga perlu dilakukan tindakan terlebih dahulu seperti masalah
pembersihan jalan nafas.
2) Prioritas sedang _ prioritas ini menggambarkan situasi yang tidak gawat dan tidak
mengancam hidup klien seperti masalah personal higiene.
3) Prioritas rendah _ prioritas yang menggambarkan situasi yang tidak berhubungan
langsung dengan prognosis dari suatu penyakit yang secara spesifik seperti masalah
keuangan dan lainnya.
b. Berdasarkan kebutuhan Maslow Maslow menentukan prioritas diagnosis yang akan
direncanakan berdasarkan urutan kebutuhan dasar manusia, diantaranya: Kebutuhan
fisiologis, meliputi masalah respirasi, sirkulasi, suhu, nutrisi, nyeri, cairan, perawatan
kulit, mobilisasi, dan eliminasi. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, meliputi
masalah lingkungan, kondisi tempat tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari infeksi
dan rasa takut. Kebutuhan mencintai dan dicintai, meliputi masalah kasih sayang,
seksualitas, afiliasi dalam kelompok, dan hubungan antar manusia. Kebutuhan harga
diri, meliputi masalah respek dari keluarga, perasaan menghargai diri sendiri.
Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi masalah kepuasan terhadap lingkungan.
2. Penentuan tujuan dan hasil
yang diharapkan Tujuan merupakan sinonim dari kriteria hasil yang mempunyai
komponen sebagai berikut: S (Subjek), P (Predikat, K (Kriteria), K (Kondisi, W (Waktu)
dengan penjabaran sebagai berikut:
S: Perilaku pasien yang diamati.
P: Kondisi yang melengkapi pasien.
K: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk meentukan tercapainya tujuan.
K: Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W: Waktu yang ingin di capai.

3. Menentukan rencana tindakan


Untuk memudahkan dalam menentukan rencana tindakan, maka ada beberapa
persyaratan dalam menuliskan rencana tindakan diantaranya harus terdapat unsur
tanggal, kata kerja yang dapat diukur yang dapat dilihat, dirasa dan didengar, adanya
subjek, hasil, target tanggal dan tanda tangan perawat. Perawatan dan pengobatan
dirancang untuk membantu pencapaian satu atau lebih dari tujuan perawatan sehingga
dapat mengurangi, mencegah atau menghilangkan dari masalah pasien.
E. Pedoman Penulisan Kriteria Hasil (outcomes)

(1) Berfokus pada klien


Outcomes (kriteria hasil) harus ditujukan kepada klien. Outcomes harus
menunjukan “apa yang akan dilakukan klien, kapan, dan sejauh mana tindakan akan
bisa dilaksanakan.
(2) Singkat dan jelas
Dengan menggunakan kata-kata yang singkat dan jelas padaa kriteria hasil, maka
akan memudahkan perawat untuk mengidentifikasi tujuan dan rencana tindakan.
Oleeh karena itu dalam menuliskan kriteria hasil perlu membatasi kata-kata “klien
akan. ” pada walaa kalimat.
(3) Dapat diobservasi dan diukur
Outcomes yang dapat diobservasi dan diukur meliputi pertanyaan “apa” dan
“sejauh mana”. Measurable (dapat diukur) adalah suatu kata kerja yang menjelaskan
perilaku klien atau keluarga yang anda harapkan akan terjadi jika tujuan telah
tercapai. Tindakan harus mencerminkan bahwa perawat dapat melihat dan
mendengarkan. Contoh kata kerja yang tidak menggambarkan sesuatu yang bisa
dilihat dan didengar; “kecemasan klien akan berkurang” (Carpenito, 1989,p.70).
Menurut Carpenito(2000) kata kerja yang tidak bisa diukur melalui penglihatann dan
suara meliputi; menerima, mengetahui, menghargai dann memahami. Sedangkan
contoh kata kerja yang bisa diukur meliputi: menyatakan pada...., tidak adanya ,
mengkususkan dan memberikan tindakan”.

(4) Ada batas waktu


Batas pencapaian hasil harus dinyatakan dalam penuisan kriteria hasil. Contoh kata-
kata tersebut; “selama di rumah sakit, setelah pulang dari rumah sakit, setelah selesai
pengajaran, dan dalam waktu 48jam”. Komponen waktu dibagi lagi menjadi 2;
 Jangka panjang: suatu tujuan yyang dihaarapkan dapat dicapai dalam
jaangk waktu lama, biasanya lebih dari satu minggu atau satu bulan; kriteria
hasil tersebut ditunjukan pada unsur “problem (masalah) dalam diagnosa
keperawatan
 Jangka pendek: suatu tujuan yang dihrapkan bisa dicapai dalam waktu
yang singkat,
biasanya kurang dari 1 minggu; kriteria hasil tersebut ditunjukan pada unsur E/S
(etiologi/tanda dn gejala) dalam diaagnosa keperawatan aktual/resiko
(5) Realistik

Kriteria hasil harus bisa dicapai sesuai dengan saran dan prasaran yang tersedia,
meliputi: biaya, peralatan, fasilitas, tingkat pengetahuan, effek-emosi dan kondisi
fidik. Kelebihan dan kekurangan staf perawat harus menjadi salah satu bahan
pertimbangan dalam penyusunan outcomes.
Contoh Outcomes yang tidak realistik:
“Mandi setiap hari pada jam 09.00 BBWI pagi”, kenyataan, ada 6 klien yang
memerlukan mandi pada jam yang sama”
“Menggunakan kursi roda selama 4jam sehari,..kenyataa, hanya ada 2 kursi roda
dalam ruangan dengan jumlah 30 klien.

(6) Ditentukan oleh perawat dan klien

Selama pengkajian, perawat mulaai melibatkan klien dalam intervensi.


Misalnya pada waktu interview, perawat mempelajari apa yang bisa dikerjakan
atau dilihat klien sebagai masalah utama, sehingga muncul diagnosa
keperawatan. Kemudian perawat dan klien mendiskusikan kriteria hasil dan
rencana tindakan untuk memvalidasi.

F. Perbedaan Rencana Tindakan Keperawatan dan Tindakan Medis


Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana yang disusun oleh
perawat untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat yang menulis dan
perawat lainnya. Sedangkan rencana tindakan pelimpahan (delegasi) adalah rencana
yang disusun oleh dokter untuk dilaksanakan oleh staf perawat. Program atau perintah
dokter adalah bukan perintah untuk perawat, tetapi perintah ditujukan kepada klien yang
tindakannya dilaksanakan oleh perawat. Kedua intervensi tersebut memerlukan suatu
pengambilan keputusan yang independen, karena secara hukum perawat harus
menentukan apakah memang sudah selesai untuk melaksanakan suatu tindakan
berdasarkan standar praktik. Rencana tindakan medis biasanya difokuskan pada kegiatan
yang berhubungan dengan diagnostik dan pengobatan berdasarkan kondisi klien.
Tindakan tersebut didelegasikan kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya.
Tindakan medis sering meliputi pengobatan, uji diagnostik, diet dan pemberian obat.
Rencana tindakan keperawatan ditujukan pada kegiatan yang berhubungan dengan
promosi, mempertahankan atau menjaga kesehatan klien. Rencana tindakan tersebut
bisa dikategorikan menjadi 3, yaitu:
1. Dependen yaitu tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain. seperti
ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya.
2. Interdependen
yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga kesehatan
lainnya misalnya tenaga soaial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
3. Independen
Adalah suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah
dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Tipe tindakan independent keperawatan ada 4 yaitu:
1). Tindakan Diagnostik
a. Wawancara dengan klien
b. Observasidan pemeriksaan fisik
c. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, misalnya HB dan membaca
hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut.
2). Tindakan terapeutik
Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah klien. Misalnya:
Untuk mencegah gangguan integritas kulit dengan melakukan mobilisasi dan
memberikan bantal air pada bagian tubuh yang tertekan.
3). Tindakan Edukatif
Tindakan ini untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan
pendidikan kesehatan kepada klien. Misalnya: Perawat mengajarkan kepada klien
cara injeksi insulin.
4). Tindakan Merujuk
Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
G. Pengembangan/Penyusunan Rencana Tindakan Keperawatan
Perawat menggunakan metode ilmiah dalam penyusunan rencana tindakan
keperawatan, meliputi : (1) mendifinisikan masalah (diagnosa) ; (2) mengidentifikasi
kemungkinan alternatif; dan (3) menyelesaikan alternatif yang mungkin. Jika
diagnosa keperawatan dan kriteria hasil suah tersusun, maka perlu mengambil
keputusan tentang bagaimana mengambil keputusan tentang bagaimana
mempromosikan, mempertahankan atau meningkatkan atau meningkatkan kesehatan
Klien

(1)hipotesa
Pengertian hipotesa pada tahap ini adalah untuk memprediksi alternatif tertentu
yang sesuai untuk mencapai kriteria hasil. Tujuan rencana tindakan keperawatan bisa
dilakukan (1) apakah telah berlalu pada waktu lalu untuk memecahkan masalah; (2)
apakah sekitarnya efektif berdasarkan pengetahuan klien, keterampilan dan saran.
Teknik tersebut memungkinkan perawat mengaplikasikan prinsip-prinsp ilmiah,
mengembangkan pendekatan yang kreatif dalam problem solving, dan memudahkan
self-care
(2)Braintorming

Braintorming adalah sekelompok teknik yang digunakan untuk


mengumpulkan suatu ide lebih daBraintorming adalah sekelompok teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan suatu ide lebih dari satu orang. Hal ini bisa
dilaksanakan dalam tahap penyusunan perencanaan, pertemuan antar sejawat, atau
pertemuan dengan tenaga kesehatan lainnya. Tujuaan braintorming adalah untuk
merangsang kondisi yang kreatif untuk menemukan alternatif yang tepat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Rencana keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat


mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai
dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.

B. Saran

Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan merupakan petunjuk untuk intervensi
keperawatan pada individu. Tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan menentukan
efektivitas dari intervensi keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-perencanaan-keperawatan/
http://sukardjoskmmkes.blogspot.com/2010/12/perencanaan-dalam-keperawatan.html

alfaro,R.(1998). Applying Nursing Diagnosis and Nursing Process: A step-by-step guide. 4th ed. JB
Lippincott.philadelphia

ANA (1973). Standards of Nursing Practice, ANA,St.Louis Banner,F.

(1982). The Process of Planning Care,3rd ed, CV Mosby,St.L

Anda mungkin juga menyukai