Anda di halaman 1dari 3

TEORI PEMBUKTIAN TUHAN

5 Penelitian ilmiah yang tunjukkan Tuhan itu ada

Para ilmuwan selalu punya ambisi untuk menemukan berbagai teori baru dan
mengembangkan ilmu pengetahuan jadi lebih tinggi tingkatannya. Namun Dalam berbagai
penelitiannya seringkali para ilmuwan terganjal hal-hal yang misterius.

Meski punya berbagai inovasi dan ide-ide brilian, akhirnya hal yang tak disadari ilmuwan-lah
yang membuat mereka berpikir bahwa ada yang jauh lebih tinggi derajatnya dari manusia,
dan Ialah yang mengatur semuanya.

Berikut beberapa penelitian yang mungkin tak bermaksud untuk gagal, namun justru
membuktikan pada para ilmuwan bahwa Tuhan itu ada.

Alam semesta pasti ada yang menciptakan

Menurut banyak sekali studi, alam semesta ini sebenarnya tak akan bisa bertahan lebih dari
satu detik. Sebagai contoh, Big Bang seharusnya memproduksi jumlah yang sama antara
matter dan antimatter, dan jika tidak semesta akan hancur. Namun sebaliknya jumlah matter
justru lebih banyak dan alam semesta tercipta. Hal ini sama sekali tak bisa dijelaskan
ilmuwan.

Dalam teori lain yang menyangkut partikel Higgs Boson atau 'Partikel Tuhan', tak pernah
bisa dijelaskan bagaimana benda apapun termasuk alam semesta mendapatkan massa
mereka. Tanpa adanya massa alam semesta pun tak akan ada secara nyata.

Selain itu, kombinasi jarak antara planet-planet di Tata surya kita adalah hal yang cukup jadi
misteri. Bumi berada pada jarak yang pas pada matahari sehingga tak terlalu dekat hingga
membakar, dan terlalu jauh hingga membeku. Belum lagi jarak antar planet seperti ke
Jupiter, yang mampu membantu Bumi untuk menarik komet dan asteroid untuk menjauhi
dan tidak menghantam Bumi. Hal ini tidak bisa dijelaskan.

Kehidupan kita diatur layaknya simulasi komputer

Pada tahun 2003, seorang filsuf bernama Nick Bostrom mengungkapkan bahwa alam
semesta adalah simulasi komputer. Teori ini diterima oleh para pegiat sains yakni Elon Musk
dan Neil deGrasse Tyson. Hal ini mendukung pendapat bahwa selalu harus ada yang
membangun dan mengatur simulasi tersebut.

Karena alam semesta dipercaya akan menemui titik kehancurannya, banyak ilmuwan yang
percaya bahwa manusia dapat mendeteksi batas-batas alam semesta. Hal ini dilakukan
ilmuwan Jerman yang mencoba fokus pada sinar kosmik yang fragmen atomnya berasal
dari  luar Tata Surya kita. Sinar kosmik ini seharusnya punya kekuatan yang terbatas dan
lama kelamaan makin menurun. Namun ketika sinar kosmik ini sampai di Bumi, mereka
memiliki jumlah energi yang sama, yakni 10 elektron Volt.
Hal ini memperlihatkan bahwa sinar kosmik memiliki titik awal serupa sehingga selalu
memiliki jumlah yang sama. Hal ini tentu 'diatur' layaknya kita mengendalikan komputer.

DNA manusia bukti Tuhan ada

Francis S. Collins M.D. & Ph.D, Ketua Proyek Penelitian Gen Manusia di tahun 2007 lalu
menyatakan bila DNA manusia menyimpan bukti keberadaan Tuhan.

Dr. Collins mengungkapkan bila DNA adalah bahasa Tuhan, dan perwujudan dari rencana
Tuhan yang juga bagian dari alam. Gen manusia memang sangat kompleks dengan bagian
data mencapai miliaran. Hal seperti ini tentu lahir berkat desain panjang dari 'sesuatu' yang
sangat hebat di luar jangkauan intelejensi manusia.

Lebih lanjut, ada beberapa pertanyaan dari Dr. Collins yang menguatkan argumennya,
antara lain 'Apa arti hidup?', 'Siapa yang memulai alam semesta?', dan tentu saja 'Siapa
sosok hebat yang mampu menciptakan DNA yang sangat rumit itu?'.
Apakah Anda bisa menjawabnya?

Rumus keberadaan Tuhan

Leonhard Euler adalah matematikawan sekaligus fisikawan terkemuka dari Swiss. Pria yang
lahir tanggal 15 April 1707 ini sangat tertarik dengan kalkulus, optik, dan astronomi.

Euler dikenal sebagai ilmuwan sekaligus pemeluk agama yang taat. Hal ini dibuktikan
dengan kemenangannya mengalahkan filsuf atheis dari Prancis, Denis Diderot, di sebuah
argumen soal keberadaan Tuhan. Euler memenangkan adu opini dengan memaparkan
rumus "{a+b^n}/{n}=x" untuk menjelaskan keberadaan Tuhan. Sayangnya belum ada
penjelasan secara detail dari rumus ini.

Selain Euler, Kurt Friedrich Godel, matematikawan asal Amerika yang lahir di Austria, juga
menelurkan 'Teorema Tidak Lengkap' yang menegaskan keberadaan Tuhan. Teori ini
kemudian berkembang dengan dua bagian utama, yakni 'kebutuhan' dan 'peluang'.

Berdasarkan penelitian Universitas Stanford, teori Godel menyatakan bila Tuhan adalah zat
yang paling agung dan ada di setiap pemikiran manusia. Nah, secara otomatis kita
memercayai adanya Tuhan bila kita yakin di luar sana ada zat lebih hebat dari apapun. Oleh
sebab itu, keberadaan Tuhan bisa dikatakan absolut.

Ketika manusia ingin meniru kuasa Tuhan, selalu gagal

Peradaban manusia kini sangat maju berkat adanya teknologi. Bermodalkan ilmu
pengetahuan dan sains, Bumi ini jadi tempat yang nyaman dan aman untuk ditinggali.
Teknologi pun semakin maju dan kualitas hidup manusia pun juga tak akan pernah
selangkah mundur. Hal ini sedikit banyak mengubah manusia untuk berbuat lebih.

Mulai dari sekelompok ilmuwan yang terdiri dari ilmuwan Perancis dan Spanyol, memulai
proyek ilmiah kontroversial yang serupa dengan film "Jurassic Park," di mana para ilmuwan
ingin menghidupkan lagi hewan yang sudah punah bernama Bucaro, tapi gagal karena ia
hidup hanya 10 menit.

Hingga ada BioQuark, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat yang mencoba
menghidupkan orang meninggal. Bahkan perusahaan tersebut mendapat restu dari US
Institutional Board Review untuk memulai proyek kontroversial dan ambisius tersebut.
Proyek yang diberi judul "ReAnima" ini berambisi untuk menghidupkan 20 orang meninggal
asal India yang sudah diputuskan secara legal dan klinis telah meninggal. Namun belum ada
berita mereka telah berhasil.

Kesemua penelitian ini mungkin menambah jejak rekam ilmu pengetahuan berada di level
yang lebih tinggi. Namun makin canggih teknologi dan ilmu pengetahuan, makin terlihat
bahwa Tuhan itu ada karena berbagai rahasia yang tidak atu belum bisa terpecahkan.

Anda mungkin juga menyukai