Anda di halaman 1dari 15

TES INTELIGENSI, MINAT DAN BAKAT

“PENGANTAR BAKAT”

Oleh:

Kelompok 11

Siddiq Dwi Hastono 171301039

Annisa Salsabila Tasya 171301201

Muhammad Ridwan 171301215

Helen Sarah 171301226

Ombun Faustin 171301228

Ajeng Khoirani 171301244

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................i

PEMBAHASAN.......................................................................................................................1

A Defenisi Aptitude dan Aptitude Test..............................................................................1

B Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bakat.....................................................................2

a Faktor Internal.............................................................................................................2

b Faktor Eksternal...........................................................................................................2

C Perkembangan Tes Bakat................................................................................................3

D Teori Bakat......................................................................................................................4

a Spearman’s Two Factor Theory..................................................................................5

b Thurstone’s Primary Mental Abilities Theory............................................................5

c Three-Ring Conception...............................................................................................5

E Macam-Macam Tes Bakat dan Aspek yang Diungkap...................................................6

a The Elementary-School Level.....................................................................................6

b Graduate Record Exam (GRE)....................................................................................6

c Medical College Admission Test (MCAT).................................................................7

d Law School Admission Test (LSAT)..........................................................................7

e Differential Aptitude Test (DAT)................................................................................8

f The General Aptitude Test Battery..............................................................................9

F Keterbatasan Tes Bakat.................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

LAPORAN KONTRIBUSI...................................................................................................13

i
PEMBAHASAN

A Defenisi Aptitude dan Aptitude Test

Bakat adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang dengan latihan-latihan
tertentu akan memperoleh berbagai macam pengetahuan dan keterampilan khusus.
Menurut Kartini Kartono (1979), bakat merupakan suatu kemampuan spesifik yang
memberikan individu suatu kondisi untuk memungkinkan tercapainya pengetahuan,
kecakapan atau keterampilan tertentu. Bakat ini sifatnya laten potensial, sehingga masih
bisa tumbuh dan dikembangkan. Dalam hal ini bakat memerlukan latihan dan pendidikan
agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang.

Menurut Bingham, bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang dengan suatu
latihan khusus memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan
keterampilan khusus. Misalnya, kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik dan
lain-lain. Bakat seseorang dapat diukur dengan tes bakat. Tes bakat adalah tes yang
dirancang untuk yang dirancang untuk mengukur kemampuan potensial seseorang dalam
suatu jenis aktivitas dispesialisasikan dan dalam rentangan tertentu. Tes bakat adalah tes
kemampuan khusus disebut juga tes perbedaan individual, tes yang terpisah (separated
test). Karena bakat menunjukkan keunggulan atau keistimewaan kemampuan khusus
tadi, maka tes bakat juga disebut tes batas kemampuan (power ability test) atau
differential aptitude test (Anastasi, 1997).

Perbedaan antara achievement test dan aptitude test adalah aptitude test lebih
fokus kepada pembelajaran secara informal atau pengalaman hidup dimana achievement
test lebih fokus kepada hasil pembelajaran yang merupakan hasil dari input yang
structural . Menariknya label dari achievement dan aptitude test tidak bergantung pada
tipe item yang terkandung dalam tes tapi pada tujuan kegunaan tes. Bisa saja 2 tes yang
mengandung isi yang sama atau mirip tapi dilabeli berbeda, satu bisa dilabeli sebagai
achievement test dan yang lain bisa dilabeli sebagai aptitude test. Apakah sebuah tes itu
untuk mengukur achievement test atau aptitude test tergantung penilaian berdasarkan
konteks. Aptitude test sering kali disebut juga dengan prognostic test, digunakan untuk
membuat prediksi.

1
Beberapa kegunaan aptitude test diantaranya:
 Untuk memasuki SD
 Berhasil untuk menyelesaikan tantangan pembelajaran di tingkat lanjutan
 Mampu menyelesaikan college-level work
 Mampu tamat termasuk dengan pembelajaran di professional

B Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bakat


Adapun yang menjadi faktor seseorang mengembangkan bakat, antara lain:
a Faktor Internal
 Faktor Bawaan (Genetik)
Faktor ini merupakan faktor yang mendukung yang berasal dari orang tua nya
atau dapat dikatakan sebagai anak mendapat pewarisan bakat yang dimiliki oleh
ayah atau ibunya.
 Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian yaitu perkembangan bakat seseorang tergantung pada
dirinya sendiri. Jadi bakat seseorang tidak akan berkembang kalau individu
tidak sadar atau tahu bahwa ia memang memiliki kemampuan yang menonjol di
bidang tertentu.

b Faktor Eksternal
 Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan terbagi atas :
- Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat awal untuk mengetahui bakat ank
dan menjadikan ajang pelatihan bakat yang ada pada diri anak. Orangtua
membimbing anak dalam menggapai bakat.
- Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah dapat digunakn untuk anak dalam proses belajar
mengajar dan dapat mempengaruhi minat dan bakat anak dikembangkan
secara intensif dan guru menjadi tanggung jawab untuk proses
pengembangan bakat di sekolah.
- Lingkungan Sosial
Suatu lingkungan pasti berhubungan dengan banyak orang atau masyarakat.
Anak dapat mengembangkannya bersama masyarakat dan bisa bertukar

2
pengalaman dengan masyarakat, sehingga anak lebih berbakat dalam
mengembangkannya.

C Perkembangan Tes Bakat


Kebanyakan tes intelegensi pada dasarnya merupakan ukuran kemampuan verbal
dan, kemampuan menangani hubungan-hubungan numeric dan hubungan-hubungan
abstrak dan simbolis. Istilah “tes intelegensi” adalah nama yang salah, karena hanya
aspek tertentu dari intelegensi yang diukur oleh tes-tes tersebut.

Tes ini mencakup kemampuan kemampuan yang amat penting dalam budaya
yang menjadi rancangan tes. Namun, sudah disadari bahwa peruntukan yang lebih tepat,
dilihat dari segi jenis informasi yang hendak didapat dari tes-tes ini, akan lebih disukai.
Contohnya, sejumlah tes yang mungkin akan disebut tes-tes intelegensi selama tahun
1920-an selanjutnya akan dikenal sebagai tes bakat sekolah. Pergeseran penggunaan
istilah ini terjadi ketika orang mengalami kombinasi kemampuan yang dituntut dan
didorong oleh penelitian akademik.

Sebelum Perang Dunia I, para psikolog telah mulai mengakui perlunya tes bakat
khusus untuk untuk melengkapi tes-tes intelegensi global. Tes-tes bakat khusus ini
dikembangkan secara khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan dan seleksi
dan klasifikasi personal industry dan militer.

Kinerja individu pada berbagai bagian dari tes semacam ini kerap menunjukan
variasi yang cukup besar. Hal ini tampak jelas terutama pada tes-tes kelompok, dengan
soal-soal yang umumnya dipilah-pilah menjadi sub-subtes yang isinya relative homogen.
Contoh, seseorang bisa memeroleh skor yang relatif tinggi pada subtes verbal dan skor
yang rendah pada subtest numerikal, atau sebaliknya. Sampai tingkat tertentu, Binet,
yang di dalamnya, misalnya, semua yang menggunakan kata-kata mungkin terbukti sulit
untuk individu tertentu, sementara soal-soal yang menggunakan gambar atau diagram-
diagram geomtris bisa memberikan keuntungan baginya.

Para pengguna tes, dan terutama orang-orang klinik, sering memanfaatkan


perbedaan-perbedaan semacam itu dalam rangka memeroleh lebih banyak wawasan atas
susunan psikologis. Jadi, tak hanya IQ atau skor global melainkan juga kinerja pada
kelompok soal atau subtes tertentu yang akan diperiksa dalam mengevaluasi masing-
masing kasus. Akan tetapi, praktik semacam itu harusnya tidak direkomendasikan secara

3
umum, karena tes-tes intelegensi tidak dirancang untuk maksud analisis bakat yang
berbeda-beda. Kerap semua subtes yang dibandingkan mengandung terlalu sedikit soal
sehingga tidak memungkinkan memeroleh perkiraan yng stabil atau dapat diandalkan
tentang kemampuan tertentu. Akibatnya, perbedaan yang diperoleh antara skor-skor
subtes mungkin terbalik jika individu dites-ulang pada hari yang berbeda atau dengan tes
yang sama tapi dalam bentuk lain. Jika perbandingan antar-individu semacam itu harus
dibuat, dibutuhkan tes-tes yang dirancang secara khusus untuk menyingkapkan
perbedaan-perbedaan kinerja pada berbagai fungsi.

Aplikasi praktis atas sejumlah tes menunjukkan perlunya tes multibakat (multiple
aptitude test), sedangkan perkembangan serupa pada penelitian penggolongan sifat
kepribadian (trait organization) secara bertahap memberikan sarana untuk menyusun tes
semacam itu. Perkembangan-perkembangan metodologis selanjutnya, yang didasarkan
pada penelitian para psikolog Amerika seperti T.L. Kelley (1928) dan L.L. Thurstone
(1938, 1947b), dan juga pada karya peneliti Amerika dan Inggris lainnya, sudah ikenal
sebagai analisis faktor.

D Teori Bakat
Bakat merupakan sebuah karunia atau pemberian Tuhan kepada manusia. Bakat
mengacu pada kemampuan atau potensi yang membutuhkan usaha untuk berkembang
secara optimal. Konsep bakat muncul sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap tes
inteligensi yang menghasilkan skor tunggal yaitu intelligence quetiont (IQ). Semula IQ
inilah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam perencanaan di berbagai
bidang. Namun IQ tidak dapat memberikan banyak informasi. Misalnya, ada dua orang
mempunyai IQ yang sama, tetapi prestasi belajar atau prestasi kerjanya berbeda. Dalam
pelaksanaan tes IQ, analisis kemampuan secara diferensial tidaklah direkomendasikan.

Nur’aeni (2012) menjelaskan faktor-faktor yang sering disebutkan dalam teori


bakat. Adapun faktor-faktor tersebut, ialah:

1) Kemampuan verbal, adalah kemampuan memahami dan menggunakan bahasa baik


secara lisan atau tulisan.
2) Kemampuan numerik, adalah kemampuan ketepatan dan ketelitian memecahkan
problem aritmatik/konsep dasar berhitung.
3) Kemampuan spasial, adalah kemampuan merancang suatu benda secara tepat.

4
4) Kemampuan persepsi, adalah kemampuan mengamati dan memahami gambar dua
dimensi menjadi bentuk tiga dimensi.
5) Kemampuan nalar (reasoning), adalah kemampuan memecahkan suatu masalah.
6) Kemampuan mekanik, adalah kemampuan memahami dua konsep mekanik dan
fisika.
7) Kemampuan memori, adalah kemampuan mengingat.
8) Kemampuan clerical, adalah kemampuan bekerja di bidang administrasi.

a Spearman’s Two Factor Theory


Teori yang digagas oleh Spearman adalah teori dua faktor yang menganalisis
kemampuan umum (general ability). Teori dua faktor menerangkan bahwa setiap
aktivitas mental ditunjukkan oleh faktor spesifik (s) yang berbeda. Semua faktor
spesifik itu akan secara bersama membentuk single common factor yang disebut
dengan general (g). Dengan demikian maka setiap perilaku akan terdiri dari faktor s
yang berbeda dan faktor g yang selalu sama.

b Thurstone’s Primary Mental Abilities Theory


Thurstone terkenal dengan teori primary mental ability (PMA). Kemampuan
mental primer merupakan kemampuan yang berasal dari kelompok faktor kecerdasan
yang berbeda-beda. meliputi pemahaman verbal (V), kelancaran verbal (W),
pemahaman konsep angka (N), ruang (S), ingatan asosiasi (M), kecepatan persepsi
(P), induksi (I) atau penalaran umum (R).

c Three-Ring Conception
Renzuli, dkk memperkenalkan konsep three-ring conception sebagai upaya
dalam memahami bakat (Munandar, 2016). Bakat merupakan interaksi antara tiga
dimensi, yaitu:

1) Kemampuan umum di atas rata-rata (above average ability), yang meliputi


kemampuan verbal, numerik, spasial dan memori yang bisa diukur dengan
kecerdasan umum. Menurut Gardner, kecerdasan umum (general intelligence)
terbagi atas kemampuan: verbal, logika-matematika, spasial, kinestetik, hubungan
interpersonal, hubungan intrapersonal dan kemampuan naturalistik (Lahey,
2012).
2) Kreativitas (creativity) merupakan kemampuan untuk menciptakan produk dan
ide yang bersifat baru dan bermanfaat bagi orang lain.

5
3) Komitmen terhadap tugas (task commitment)/motivasi internal.

E Macam-Macam Tes Bakat dan Aspek yang Diungkap


a The Elementary-School Level
Tes yang digunakan untuk mengukur anak-anak yang akan masuk ke SD
adalah The Metropolitan Readiness Test (MRTs). Tes ini adalah tes yang
diadministrasikan secara berkelompok dan mengukur perkembangan membaca dan
kemampuan matematika yang penting di awal tahapan dari pembelajaran formal
disekolah. Tes ini dibagi 2 level. Level pertama akan digunakan untuk pemula dan
tengah TK. Level 2 akan digunakan ketika anak-anak hampir tamat dan masuk ke
kelas 1. Tes ini tidak memiliki waktu dan diadministrasikan secara oral dan mereka
biasanya membutuhkan 90 menit untuk menyelesaikannya.

Tes yang paling banyak digunakan untuk pendidikan lanjutan adalah SAT.
SAT terdiri dari 2 bagian yaitu : SAT Reasoning Test, dan SAT subjek test. Tes pada
SAT Reasoning Test terdiri dari critically reading (dikenal sebagai verbal tes dengan
tugas seperti pemahaman membaca), Mathematics (tes pengetahuan seperti algebra,
geometri, statistika dasar, dan kemungkinan) dan writing ( pengetahuan mengenai tata
bahasa, penggunaan dan pemilihan kata yang di tes melalui pilihan berganda dan
esai). Tes yang pertama diadministrasikan adalah essay kemudian baru pilihan
berganda. SAT subject test merupakan tes selama 1 jam yang didesain untuk
mengukur achievement di bidang spesifik, seperti Bahasa Inggris, Sejarah dan
Pembelajaran Sosial, Matematika, Sains dan Bahasa lainnya.

b Graduate Record Exam (GRE)

GRE adalah tes kelompok yang berbentuk pilihan ganda yang banyak
digunakan oleh program pascasarjana yang digunakan diberbagai bidang sebagai satu
komponen dalam pemilihan calon mahasiswa untuk pelatihan lebih lanjut. GRE
menawarkan berbagai mata pelajaran di banyak bidang (mis., Biologi, Ilmu
Komputer, Sejarah, Matematika, Pandangan Politik, Psikologi), tetapi inti dari tes ini
adalah tes umum yang dirancang untuk mengukur kemampuan verbal, kuantitatif, dan
analitik. Bagian verbal (GRE-V) terdiri dari item verbal seperti analogi, penyelesaian
kalimat, antonim, dan pemahaman bacaan. Bagian kuantitatif (GRE-Q) terdiri dari
masalah dalam aljabar, geometri, penalaran, dan interpretasi data, grafik, dan diagram.
Bagian analitis (GRE-A) mencakup masalah penalaran analitis dan logis. Ketiga skor

6
GRE dijadikan sebagai skor standar dengan perkiraan rata-rata 500 dan standar
deviasi 100. Sebenarnya, skor rata-rata mungkin berbeda dari tahun ke tahun karena
semua hasil tes ditambatkan ke kelompok referensi standar 2.095 perguruan tinggi
yang sudah lama yang diuji pada tahun 1952 pada bagian tes verbal dan kuantitatif.
Program pascasarjana cenderung memperhatikan kombinasi skor pada dua bagian
pertama (GRE-V + GRE-Q), di mana skor gabungan di atas 1.000 akan dianggap di
atas rata-rata.

Reliabilitias GRE sangat kuat, dengan koefisien reliabilitas konsistensi internal


biasanya sekitar 0,90 untuk tiga komponen. Validitas GRE umumnya telah diuji yang
berhubungan dengan kemampuan tes untuk memprediksi kinerja di sekolah
pascasarjana. Kinerja telah dioperasionalkan terutama sebagai nilai rata-rata poin,
meskipun penilaian kemampuan dari bakat siswa juga telah digunakan.

c Medical College Admission Test (MCAT)

MCAT diperlukan oleh calon mahasiswa untuk hampir semua universitas


kedokteran di Amerika Serikat. Tes ini dirancang untuk menilai pencapaian
keterampilan dan konsep dasar yang merupakan prasyarat untuk penyelesaian sekolah
kedokteran yang sukses. Ada tiga sesi pilihan ganda (Penalaran Verbal, Ilmu Fisika,
Ilmu Biologi) dan satu bagian esai (Sampel Penulisan). Bagian Penalaran Verbal
dirancang untuk mengevaluasi kemampuan untuk memahami dan menerapkan
informasi dan argumen yang disajikan dalam bentuk tertulis. Secara khusus, tes
terdiri dari beberapa bagian masing-masing sekitar 500 hingga 600 kata, yang diambil
dari humaniora, ilmu sosial, dan ilmu alam. Setiap sesi diikuti oleh beberapa
pertanyaan berdasarkan informasi yang disertakan dalam sesi. Ilmu Fisika dirancang
untuk mengevaluasi penalaran dalam kimia umum dan fisika. Ilmu Biologi dirancang
untuk mengevaluasi penalaran dalam biologi dan kimia organik. Bagian ilmu fisika
dan biologi ini memuat 10 hingga 11 kumpulan masalah yang masing-masing
dijelaskan dalam sekitar 250 kata, dengan beberapa pertanyaan. Tes Sampel
Penulisan terdiri dari dua esai sekitar 30 menit. Tes ini dirancang untuk menilai
keterampilan menulis dasar seperti mengembangkan ide sentral, mensintesis konsep
dan ide, menulis secara logis, dan mengikuti praktik tata bahasa, sintaksis, dan tanda
baca.

d Law School Admission Test (LSAT)

7
LSAT adalah tes standar yang diperlukan bagi calon mahasiswa hamper di
setiap universitas hukum di Amerika Serikat. Tes ini dirancang untuk mengukur
keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan di universitas hukum,
termasuk membaca dan memahami materi yang kompleks, organisasi dan manajemen
informasi, dan kemampuan untuk berpikir kritis dan menarik kesimpulan yang benar.
LSAT terdiri dari beberapa pertanyaan pilihan dalam empat bidang: membaca
kompetensi, penalaran analitis, dan dua bagian penalaran logis. Bagian tambahan
digunakan untuk melakukan pretest item tes baru dan untuk melengkapi formulir tes
baru, tetapi bagian ini tidak berkontribusi pada skor LSAT. Skala skor untuk LSAT
meluas dari yang terendah dari 120 ke tinggi 180. Selain bagian-bagian yang obyektif,
sampel tulisan yang dikerjakan selama 30 menit diberikan pada akhir tes. Bagian ini
tidak diberi skor, tetapi salinan sampel tulisan dikirim ke semua universitas hukum
tempat peserta ujian berlaku.

e Differential Aptitude Test (DAT)

Seri test multiple bakat Differential Aptitude Test (DAT), yang dalam Bahasa
Indonesia dapat dipakai istilah Tes Perbedaan Bakat, merupakan salah satu seri tes
multiple bakat yang paling banyak dipakai dalam bidang pendidikan dan kerja. DAT
pertama kali terbit tahun 1947, dan telah direvisi pada tahun 1963.Penyusun DAT
adalah G. Bennett, H.G.Seashore, dan A.G.Wesman dari USA.DAT memakai teori
kelompok faktor kecerdasan model PMA atau Kemampuan Mental (KMP) dari
Thurstone. Adapun tujuan DAT antara lain:

• Sebagai sarana akademik untuk mendapatkan prosedur peni laian yang ilmiah,
terintegrasi, dan standart bagi murid–murid.

• Dirancang untuk bimbingan pendidikan dan vokasional (pekerjaan).

• Dapat dipakai dalam bidang industri untuk penempatan karyawan dan promosi
jabatan selanjutnya (perkembangan pembinaan karyawan pabrik).

• DAT terdiri dari 8 tes, masing-masing berdiri sendiri, sehingga dapat digunakan
secara terpisah, untuk seleksi dalam bidang industri pada jenis pekerjaan tertentu.

DAT terdiri dari 8 tes berikut


1). Verbal Reasoning Ability

8
2). Numerical Reasoning
3). Abstract Reasoning
4). Perceptual Speed and Accuracy
5). Mechanical Reasoning
6). Space Relations
7). Spelling
8). Language Usage

f The General Aptitude Test Battery

GATB digunakan pada konseling pekerjaan di States Employment Service


Office. Sebelum persiapan baterai ini, analisis faktorial dilakukan lebih dahulu pada
baterai dari 15 hingga 29 tes, yang telah diberikan kepada sembilan kelompok pria.
Kelompok-kelompok ini mencakup total 2.156 pria berusia antara 17 dan 39, yang
sebagian besar adalah peserta pelatihan dalam kursus kejuruan. Sebanyak 59 tes
ditutupi oleh sembilan baterai yang tumpang tindih. Atas dasar investigasi ini, 10
faktor diidentifikasi dan 15 tes dipilih untuk mengukurnya. Dalam revisi GATB
jumlah tes dikurangi menjadi 12 dan jumlah faktor menjadi 9. Kesembilan faktor
tersebut adalah:

1). G. General Learning Ability : Ditemukan dengan menambahkan skor pada tiga
tes yang juga digunakan untuk mengukur faktor-faktor lain (Vocabulary,
Arithmetic Reasoning, Three-Dimensional Space).
2). V. Verbal Aptitude: Diukur dengan tes vocabulary yang membutuhkan peserta
ujian untuk menunjukkan dua kata dalam setiap set yang memiliki arti yang sama
atau berlawanan.
3). N. Numerical Aptitude : Termasuk tes Computation dan Arithmetic Reasoning
tests.
4). S. Spatial Aptitude : Diukur dengan uji Three-Dimensional Space, yang
melibatkan kemampuan untuk memahami representasi dua dimensi dari objek
tiga dimensi dan untuk memvisualisasikan efek gerakan dalam tiga dimensi.
5). P. Form Perception: Diukur dengan dua tes yang membutuhkan peserta ujian
untuk mencocokkan gambar yang identik dalam satu tes dan bentuk geometris
yang lain.

9
6). Q. Clerical Perception : Mirip dengan P, tetapi membutuhkan pencocokan nama
daripada gambar atau formulir.
7). K. Motor Coordination : Diukur dengan tes simple paper-and-pencil yang
membutuhkan peserta ujian untuk membuat tanda pensil tertentu dalam
serangkaian kotak.
8). F. Finger Dexterity: Dua tes yang membutuhkan memasang dan membongkar
berturut-turut
9). M: Manual dexterity : menggerakkan Merupakan kemampuan untuk tangan
dengan mudah dan terampil. Kemampuan untuk bekerja dengan tangan dalam
menempatkan dan memindahkan sesuatu.

Kelompok Single Test

Test bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya mengungkapkan
kemampuan khusus yang dimiliki seseorang, antara lain :

1. Tes Sensory, tes yang mengungkapkan kemampuan indera, misal tes ketajaman
penglihatan, pendengaran.
2. Tes artistik, yaitu tes yang mengungkapkan bakat seni, misalnya : tes gambar dan
tes musik
3. Tes clerical, yaitu tes untuk mengukur keakuratan (ketepatan, ketelitian) dan
kecepatan respon dalam tugas-tugas pekerjaan yang membutuhkan presepsi
sederhana.
4. Tes kreativitas
5. Tes motor desterity (tes ketangkasan/ keterampilan motorik)
6. Tes Kraeplin, tes ini dibuat dengan maksud ntuk mengetahui kecepatan kerja,
ketelitian kerja dan ketahanan kerja.

F Keterbatasan Tes Bakat


1). Tes bakat hanya menguji satu konsep/konstruk
2). Terdapat bias dalam berbagai budaya
Tes bakat yang dibuat dan diuji pada lingkungan kebudayaan yang berbeda
dengan konteks kebudayaan di Indonesia, dapat menimbulkan kesenjangan
komunikasi antara testee orang Indonesia dan perangkat tes.
3). Reliabilitas tes jarang mempunyai koefisien reliabilitas yang sama

10
Tes yang dilakukan dengan individu yang sama beberapa kali belum tentu
menunjukkan hasil yang sama persis. Bisa jadi skor yang diperoleh dari
pengukuran tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A. (1976). Psychological Testing (4th ed.). New York: Macm illa n Publishing Co.,
In.

Cohen, R. J., & Swerdlik, M. E. (2010). Psychological Testing and Assessment. New York:
McGraw-Hill.

Graham, J. R, dkk (2003). Handbook of Psychology: Vol. 10. Assessment Psychology.


Canada: John Wiley & Sons, Inc

Gregory, R. J. Psychological Testing : History, Principles and Applications (4th ed). Pearson

Octavia, N. H. (2020). Faktor yang mempengaruhi pengembangan bakat remaja. Jurnal


Phoraris, S. Pros and Cons of Aptitude Testing. Diakses dari
https://www.careeraddict.com/pros-and-cons-of-aptitude-testing pada 28 Agustus
2021

Urbina, S. (2014). Essentials of Psychological Testing. Wiley

12
LAPORAN KONTRIBUSI

Siddiq Dwi Hastono Aktif berdiskusi dalam grup, ikut serta dalam pembuatan
makalah & PPT

Annisa Salsabila Tasya Aktif berdiskusi dalam grup, ikut serta dalam pembuatan
makalah & PPT

Muhammad Ridwan Aktif berdiskusi dalam grup, ikut serta dalam pembuatan
makalah & PPT

Helen Sarah Aktif berdiskusi dalam grup, ikut serta dalam pembuatan
makalah & PPT

Ombun Faustin Aktif berdiskusi dalam grup, ikut serta dalam pembuatan
makalah & PPT

Ajeng Khoirani Aktif berdiskusi dalam grup, ikut serta dalam pembuatan
makalah & PPT

13

Anda mungkin juga menyukai