OLEH:
Annisa Rahmah Fitri, S.Ked
Berry Lahiqhi, S.Ked
Deon Pradana Putra, S.Ked
Jessica, S.Ked
Novira Jasmin, S.Ked
Raja Yumi Gusriani, S.Ked
Vini Jum’atur Rahmah, S.Ked
Widya Finanda, S.Ked
Pembimbing :
Dr. dr. Donel Suhaimi, SpOG (K)
dr. Dafnil Akhir Putra, Sp.OG
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan YME atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Penatalaksanaan
G1 Gravid 29-30 minggu dengan Perdarahan Antepartum dan Gawat
Janin”.
Penulis menyusun laporan kasus ini untuk memahami lebih dalam mengenai
Plasenta Previa khususnya definisi, etiologi, diagnosis dan terapi Plasenta Previa,
dan juga pengaplikasian teori dalam klinis sehari-hari serta sebagai salah satu
syarat dalam menempuh Ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Obstetri Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang turut membantu hingga terselesaikannya laporan kasus ini. Ucapan
terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. dr. Donel Suhaimi, Sp.OG(K) dan dr.
Dafnil Akhir Putra, Sp.OG selaku dokter pembimbing di Bagian Obstetri
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Riau - Rumah Sakit Umum Daerah
Arifin Achmad Provinsi Riau yang telah memberikan saran dan bimbingannya
dalam menyempurnakan penulisan laporan kasus ini.
Penulis sadar pembuatan laporan kasus ini memiliki kekurangan. Saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis
mengharapkan semoga laporan kasus ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.
Pekanbaru, Oktober
2020
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
3.2.1 Definisi 19
3.2.2 Epidemiologi 21
3.2.4 Etiologi 22
3.2.5 Patofisiologi 23
3.2.6 Diagnosis 25
3.2.7 Tatalaksana 28
3.2.8 Komplikasi 30
3.2.9 Prognosis 30
2
3.4.1 Definisi 32
3.4.2 Diagnosis 32
3.5.1 Definisi 35
3.5.3 Patologi 36
3.5.4 Diagnosis 37
3.5.5 Tatalaksana 37
BAB IV PEMBAHASAN 39
5.1 Simpulan 46
5.2 Saran 47
DAFTAR PUSTAKA 48
3
BAB I
PENDAHULUAN
segmen bawah rahim yang menyebabkan tertutupnya seluruh atau sebagian dari
ostium uteri internum. Penyebab dari plasenta belum diketahui secara pasti,
namun plasenta previa banyak ditemukan pada kehamilan di atas usia 30 tahun,
kehamilan dengan paritas yang tinggi, dan lebih sering ditemukan pada kehamilan
Sakit Umum Pemerintah yang dilaporkan berkisar 1,7% sampai 2,9%. Insiden
plasenta previa.1
dapat menyebabkan perdarahan berat, dan jika tidak tertangani dengan cepat dapat
menyebabkan syok fatal. Plasenta previa juga dapat menyebabkan komplikasi lain
seperti plasenta akreta atau inkreta, retensio plasenta, perdarahan akibat robeknya
serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh, dan solusio plasenta. Komplikasi
pada janin adalah kelainan letak anak, kelahiran prematur, dan gawat janin.1,3
beberapa teori yang menunjukkan hubungan antara plasenta previa dan IUGR.
1
2
Teori pertama, karena massa otot dan kerja kontraktil korpus dan fundus uteri
lebih besar daripada di segmen bawah rahim, suplai darah ke korpus dan fundus
uteri cenderung lebih rendah pada kasus plasenta previa. Demikian pula,episode
perdarahan berulang dari plasenta previa mungkin berdampak pada oksigenasi dan
pertumbuhan janin. Insidens IUGR pada kasus plasenta previa aalah sebesar
8,7/100 kasus, sementara insidens IUGR pada kasus tanpa plasenta previa adalah
5,8/100 kasus.4,5
dan mortalitas ibu dan janin, maka penulis ingin membahas tentang plasenta
LAPORAN KASUS
Airway : clear
Circulation : TD: 80/40 mmHg, HR: 120x/m, loading 1000 cc RL, 500 cc HES
Exposure : Vulva tampak rembesan darah aktif berwarna merah segar, uretra
tampak tenang
3
4
pasien stabil)
9 Oktober 2020 pukul 04.00 WIB, pasien datang sendiri dengan keluhan keluar
● Keluhan utama
darah dari jalan lahir sejak 2 jam SMRS. Keluar darah bewarna merah
segar dan bergumpal membasahi 1 pakaian dalam. Keluar darah dari jalan
lahir tanpa nyeri dan tanpa sebab, dan berulang, pasien mengalami hal
yang sama 2 minggu yang lalu. Keluhan nyeri pinggang menjalar ke ari-ari
(+) semakin lama semakin sering dan semakin kuat, keluar air-air dari
jalan lahir yang tidak tertahankan (-), gerakan janin dirasakan aktif.
Arifin Achmad dengan keluhan yang sama dan pasien dipulangkan 2 hari
yang lalu dan telah dilakukan usg di bagian fetomaternal dan dikatakan
ketuban sedikit dan letak plasenta dibawah menutupi jalan lahir dengan
janin letak sungsang dan berat janin yang kurang. Pasien mengatakan
Riwayat perdarahan dari jalan lahir (+) 2 minggu yang lalu, diurut-
urut (-), riwayat trauma (-), riwayat coitus (-), pasien mengatakan tidak
nafsu makan dan minum selama hamil ini, pasien mengatakan makan
berwarna kekuningan dan berbau, demam tidak ada, buang air kecil dan
Mual (+), muntah (+), tetapi tidak dirawat di rumah sakit, perdarahan (-),
keputihan (-)
Mual (-), muntah (-), perdarahan (+), keluar air-air dari jalan lahir (-)
Kontrol kehamilan di bidan swasta dan tidak ada kartu ANC sebanyak 1
kali dan dikatakan janin dalam keadaan baik dan pernah USG di dokter
spesialis kandungan 1 kali dan dikatakan air ketuban sedikit dan letak
plasenta dibawah menutupi jalan lahir dengan janin letak sungsang dan
Riwayat gastritis kronik (+), tekanan darah tinggi (-), asma (-), diabetes
mellitus (-), penyakit jantung (-), kelainan darah (-) dan alergi (-)
Tekanan darah tinggi (-), diabetes mellitus (-), penyakit menular seksual
● Riwayat Menstruasi
Menarche berusia 12 tahun, siklus haid teratur 28 hari, lama haid 5-6 hari,
ganti pembalut 2-3 kali setiap harinya dan tidak ada keluhan nyeri pada
● Riwayat Perkawinan
● Riwayat Obstetri
● Riwayat KB
Tidak ada
terakhir SMA.
Mual (+), muntah (+), tetapi tidak dirawat di rumah sakit, perdarahan (-),
keputihan (-)
Mual (-), muntah (-), perdarahan (+), keluar air-air dari jalan lahir (-)
Kontrol kehamilan di bidan swasta dan tidak ada kartu ANC sebanyak 1
kali dan dikatakan janin dalam keadaan baik dan pernah USG di dokter
spesialis kandungan 1 kali dan dikatakan air ketuban sedikit dan letak
plasenta dibawah menutupi jalan lahir dengan janin letak sungsang dan
Riwayat gastritis kronik (+), tekanan darah tinggi (-), asma (-), diabetes
mellitus (-), penyakit jantung (-), kelainan darah (-) dan alergi (-)
Tekanan darah tinggi (-), diabetes mellitus (-), penyakit menular seksual
● Riwayat Menstruasi
8
Menarche berusia 12 tahun, siklus haid teratur 28 hari, lama haid 5-6 hari,
ganti pembalut 2-3 kali setiap harinya dan tidak ada keluhan nyeri pada
● Riwayat Perkawinan
● Riwayat Obstetri
● Riwayat KB
Tidak ada
terakhir SMA.
Solusio Plasenta
● Kardiotokografi (CTG)
● USG
10
Kardiotokografi (CTG)
CTG
Variabilitas : 10 dpm
Akselerasi :-
Kontraksi : (-)
● Biometri :
⮚ HC : 24.192 cm (27w0d)
⮚ AC : 20.19 cm (25w0d)
⮚ FL : 4.53 cm (28w0d)
⮚ HC/AC 1,25
Kesan: Janin tunggal hidup intrauterin, gravid 28-29 minggu sesuai biometri
letak sungsang dengan plasenta previa totalis, IUGR dengan absent end
diastolic.
janin tunggal hidup intrauterin, letak lintang, IUGR, absent end diastolic, fetal
distress.
2.11 TATALAKSANA
3. O2 NRM 8L/I
2.12 PROGNOSIS
Rina, Sp. An
DIAGNOSIS PRA OPERASI : G1 gravid 29-30 minggu, inpartu kala I fase laten,
anemia berat + janin tunggal hidup intrauterin, letak lintang, IUGR, absent end
6. Plika dibuka, sbr disayat, ketuban dipecahkan, jumlah sedikit tampak ketuban
7. Lahir bayi perempuan berat badan 800 gram, panjang badan 32 cm, apgar score
3/5
5. Diet segera.
7. Mobilisasi bertahap.
Follow up Post OP
2.14 Follow up
2020/ O: uterus.
17.00 Keadaan umum : Tampak sakit sedang ● IVFD RL + drip
wib kesadaran : composmentis Oksitosin 10 IU 20
TD : 120/90 mmHg, N : 92 x/m, RR : 20 tpm.
x/m, S : 36,50C ● Inj. Ketorolac 3x
B: ASI (-) 30 mg.
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, kontraksi ● Hemafort 1 x1.
baik ● Diet segera.
B: BAK (+) terpasang DC urine jernih ● Mobilisasi
B: BAB (-), BU (-) bertahap.
L: lochia rubra (+) ● Persiapan PRC 2
E: luka tertutup verban (+), rembesan darah kolf + WB 1 kolf
(-) (sudah masuk PRC 1 +
M: mobilisasi bertahap WB 1).
A: P1A0H1 post SCTPP a/i profuse ●
bleeding ec HAP ec Plasenta previa totalis +
fetal distress, IUGR, absent diastolic. (POD
I).
10 S : nyeri luka bekas OP (+). ● Obs
Oktober O: KU/TTV/involusi
2020/ Keadaan umum : Tampak sakit sedang uterus.
06.00 kesadaran : composmentis ● Asam mefenamat
wib TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/m, RR : 20 3x1
x/m, S : 36,50C ● Hemafort 1 x1.
B: ASI (-) ● Diet segera.
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, kontraksi ● Tranfusi PRC 1
baik kolf.
B: BAK (+) terpasang DC urine jernih ● DPL 6 jam post
B: BAB (-), BU (-) op.
L: lochia rubra (+)
E: luka tertutup verban (+), rembesan darah
(-)
M: mobilisasi bertahap
A: P1A0H1 post SCTPP a/i profuse
bleeding ec HAP ec Plasenta previa totalis +
fetal distress, IUGR, absent diastolic. (POD
II)
11 S : nyeri luka bekas OP (+) ● Obs
Oktober O: KU/TTV/involusi
2020/ Keadaan umum : Tampak sakit sedang uterus.
06.00 kesadaran : composmentis ● Asam mefenamat
wib TD : 120/97 mmHg, N : 74 x/m, RR : 20 3x1
x/m, S : 370C ● Hemafort 1 x 1.
Wajah: pucat, konjungtiva anemis (+/+) ● Mobilisasi segera
CRT: <2 detik ● Diet segera.
B: ASI (-) Tranfusi selesai
U: TFU 2 jari dibbawah pusat, kontraksi
baik
17
B: BAK (+)
B: BAB (+), BU (+)
L: lochia rubra (+)
E: luka tertutup verban (+)
M: mobilisasi bertahap
Laboratorium 11/10/2020
Hb: 9,7 gr/dL (L)
Leukosit: 16,9 x 103/uL (H)
Trombosit: 147 x 103/uL (L)
Ht: 23% (L)
MCV/MCH: 85,2/28
A: P1A0H1 post SCTPP a/i profuse
bleeding ec HAP ec Plasenta previa totalis +
fetal distress, IUGR, absent diastolic. (POD
III)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
tinggi perhatian dan jadwal kunjungan harus lebih ketat. Namun, bila kehamilan
18
19
KEHAMILAN KEHAMILAN
Jumlah Status RUJUKAN
Perawatan Rujukan Tempat Penolong
RDS RDR RTW
skor kehamilan
TIDAK
2 KRR BIDAN POLINDES BIDAN
DI RUJUK
BIDAN DI RUJUK BIDAN
6-10 KRT PKM/RS √ √ √
DOKTER PKM/RS DOKTER
RUMAH RUMAH
≥ 12 KRST DOKTER DOKTER √ √ √
SAKIT SAKIT
Pemeriksaan antenatal yang lengkap adalah K1, K2, K3 dan K4. Hal ini
sekali kunjungan antenatal selama 28-36 minggu dan sebanyak dua kali
3.2.1 Definisi
plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium
uteri internal) yang ditandai dengan perdarahan uterus yang dapat keluar
melalui vagina tanpa adanya rasa nyeri pada kehamilan trimester akhir.8,9
uteri internum
bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2
belakang.
pembukaan.
pembukaan ostium.
3.2.2 Epidemiologi
tinggi dan pada usia di atas 30 tahun. Juga lebih sering terjadi pada kehamilan
maju insidensinya lebih rendah yaitu kurang dari 1% kemungkin disebabkan oleh
satu dari tiga penyebab kematian pada ibu di dunia. Demikian pula dengan
● Pada primigravida, umur di atas 35 tahun lebih sering dari pada umur
● Plasenta previa banyak dijumpai pada usia muda dan paritas kecil. Hal
belum matang
3.2.4 Etiologi
yang kurang pada desidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan sedangkan
a. Teori dropping down, ovum yang telah dibuahi jatuh kebawah dan
vera dari segmen bawah rahim dapat menjadi plasenta previa letak rendah.
yang luas pada dinding uterus. Selama proses ini tidak hanya plasenta yang
3.2.5 Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester ketiga, karena
telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami
pelepasan. Tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua
basalis yang bertumbuh menjadi bagian dari uri. Melebarnya ismus uteri menjadi
laserasi akibat pelepasan pada desidua. Pada waktu serviks mendatar dan
membuka, ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi itu
akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan
Perdarahan itu relatif dipermudah dan diperbanyak karena segmen bawah rahim
dan serviks tidak mampu berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang
dimilikinya sangat minimal akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak kan
24
kecuali jika ada laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta yang mana akan
berlangsung lebih banyak dan lebih lama. Akibat pembentukan segmen bawah
rahim berlangsung progresif dan bertahap, maka laserasi baru akan mengulang
kejadian perdarahan. Perdarahan akan berulang tanpa sesuatu sebab lain. Darah
terjadi lebih awal dalam kehamilan karena segmen bawah rahim terbentuk lebih
dahulu pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya,
pada plasenta previa parsialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi pada
tetapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Hal ini perlu
terletak dekat dengan ostium uteri internum, maka perdarahan lebih mudah
pertumbuhan vili dari trofoblas, akibatnya plasenta melekat lebih kuat pada
dinding uterus. Lebih sering terjadi plasenta akreta dan plasenta inkreta, bahkan
plasenta perkreta yang pertumbuhan vilinya bisa sampai menembus ke buli- buli
25
dan ke rektum bersama plasenta previa. Plasenta akreta dan inkreta lebih sering
terjadi pada uterus yang sebelumnya pernah bedah sesar. Segmen bawah rahim
dan serviks yang rapuh mudah robek karena kurangnya elemen otot. Kedua
plasenta previa, misalnya dalam kala tiga karena plasenta sukar melepas dengan
sempurna (retentio placentae), atau setelah uri lepas karena segmen bawah
3.2.6 Diagnosis
pemeriksaan.
1. Anamnesis
(trimester III).
2. Inspeksi
anemis.
3. Palpasi abdomen
rendah.
4. Pemeriksaan inspekulo
5. Pemeriksaan radio-isotop
pintu atas panggul, lalu dibuat foto. Bila jarak kepala dan kandung
plasenta previa.
27
maka ia akan banyak menyerap zat kontras, ini akan jelas terlihat
6. Ultrasonografi
7. Pemeriksaan dalam
partus prematurus.
raba bantalan antara jari dan kepala janin pada forniks (anterior
dan posterior) yang disebut uji forniks (fornices test), bila ada
previa.
serta his telah mulai dan janin sudah dapat hidup di luar rahim.8
3.2.7 Tatalaksana
1. Penanganan pasif
minggu, atau berat janin dibawah 2500 gram, maka kehamilan dapat
a. Amniotomi
c. Versi Braxton-Hicks
Gausz
e. Metreurynter
2. Persalinan parabdominal
dapat diatasi dengan cara-cara yang ada, jika hal ini dijumpai
tindakannya adalah:
ii. Bila anak sudah ada dan cukup, yang paling baik adalah
histerektomi.8
3.2.8 Komplikasi
Ada beberapa komplikasi utama yang bisa terjadi pada ibu hamil yang
6. Perdarahan pascapersalinan
31
8. Kematian metrnatal
3.2.9 Prognosis
kematian dan kesakitan ibu dan perinatal jaun menurun. Kematian maternal
dan trauma karena tindakan. Kematian perinatal juga mneurun menjadi 7-25%
persalinan buatan.8
Trimester 3 11,0 33
sel darah merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi dalam
proporsi yang lebih besar jika dibandingkan denga peningkatan eritrosit sehingga
defisiensinya bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi
mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorpsi yang
tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang, kebutuhan yang berlebihan,
anemia megaloblastik yang dapat disebabkan oleh defisiensi asam folat dan
defisiensi vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui antara lain
3.4.1 Definisi
volume plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat
ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka
33
bakar dan diare berat. Kasus-kasus syok hipovolemik yang paing sering
dengan syok hemoragik. Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh berbagai trauma
hebat pada organorgan tubuh atau fraktur yang yang disertai dengan luka ataupun
3.4.2 Diagnosis
kekurangan darah kurang dari 10% dari total volume darah karena pada saat ini
dan frekuensi dan kontraktilitas otot jantung. Bila perdarahan terus berlangsung
frekuensi jantung dan nadi (takikardi), pengisian nadi yang lemah, kulit dingin
dengan turgor yang jelek, ujung-ujung ektremitas yang dingin dan pengisian
pengisian kapiler yang dilakukan pada ujung-uung jari (refiling kapiler), suhu dan
dapat dibedakan menjadi empat tingkatan atau stadium. Stadium syok dibagi
berdasarkan persentase kehilangan darah, yaitu 15, 15-30, 30-40, dan >40%.
Setiap stadium syok hipovolemik ini dapat dibedakan dengan pemeriksaan klinis
tersebut.16
34
hingga maksimal 15% dari total volume darah. Pada stadium ini tubuh
penurunan refiling kapiler. Pada saat ini pasien juga menjadi sedkit cemas
atau gelisah, namun tekanan darah dan tekanan nadi rata-rata, frekuensi nadi
nadi terus meningkat hingga diatas 120 kali permenit, peningkatan frekuensi
nafas hingga diatas 30 kali permenit, tekanan nadi dan tekanan darah sistolik
4. Stadium-IV adalah syok hipovolemik pada kehilangan darah lebih dari 40%.
Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali permenit dengan pengisian lemah
terjadinya hipotensi berat, tekanan nadi semakin kecil dan disertai dengan
sirkulasi tersebut maka secara klinis tahap syok hipovolemik dapat dibedakan
35
fungsinya dengan baik untuk seluruh organ dan sistim organ. Pada tahapan ini
organ-organ vital terutama otak dan terjadi penurunan aliran darah ke ekstremitas.
Akibatnya ujung-ujung jari lengan dan tungkai mulai pucat dan terasa dingin.
Selanjutnya pada tahapan ireversibel terjadi bila kehilangan darah terus berlanjut
sehingga menyebabkan kerusakan organ yang menetap dan tidak dapat diperbaiki.
Kedaan klinis yang paling nyata adalah terjadinya kerusakan sistim filtrasi ginjal
vital dan hemodinamik kepada kondisi dalam batas normal. Selanjutnya kondisi
tersebut dipertahankan dan dijaga agar tetap pada kondisi satabil. Penatalaksanaan
syok hipovolemik tersebut yang utama terapi cairan sebagai pengganti cairan
tubuh atau darah yang hilang. Jika ditemukan oleh petugas dokter atau petugas
sakit.16
cairan isotonik NaCl 0,9% atau ringer laktat. Pemberian awal adalah dengan
36
tetesan cepat sekitar 20 ml/KgBB pada anak atau sekitar 1-2 liter pada orang
lipat perkiraan volume darah yang hilang dalam waktu satu jam, karena istribusi
cairan koloid lebih cepat berpindah dari intravaskuler ke ruang intersisial. Jika
3.5.1 Definisi
terhambat yang dapat ditentukan jika berat janin kurang daro 10% dari berat
yang harus dicapai pada usia kehamilan tertentu. Biasanya perkembangan yang
2. Gemeli
3. Anomali janin/trisomi
4. Sindrom antifosfolipid
5. SLE
7. Penyakit jantung
8. Asma
3.5.3 Patologi
metabolik menjadi abnormal. Janin menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi pada
trimester akhir sehingga timbul IUGR yang asimetrik yaitu lingkar perut yang jauh
lebih kecil daripada lingkar kepala. Pada keadaan yang parah mungkin akan
banyak dan antioksidan yang relatif kurang akan menjadi lebih parah.
Pemeriksaan gas darah pada IUGR yang parah dan menemukan asidosis dan
faktor janin atau lingkungan uterus yang kronik (diabetes dan hipertensi). Faktor
3.5.4 Diagnosis
minggu. Namun, secara ultrasonografi mungkin sudah dapat diduga lebih awal
38
dengan adanya biometri dan taksiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia
dengan usia kehamilan. Bila lebih rendah dari 3 cm, patut dicurigai adanya IUGR,
Sebaiknya kepastian IUGR dapat dibuat apabila terdapat data USG sebelum 20
tepat.17
juga tidak bertambah setelah lebih dari 2 minggu. Pemeriksaan Doppler arus
awal adanya arus darah yang abnormal atau IUGR. Jumlah cairan amnion yang
normal merupakan indikasi fungsi sirkulasi janin relatif baik. Bila terdapat
3.5.5 Tatalaksana
janin akan lahirkan. Usia optimal untuk melahirkan bayi ialah 33-34 minggu
deselerasi lambat denyut jantung. Skor fungsi dinamik janin plsenta yaitu upaya
mengukur peran IUGR pada profil biofisik akan membantu menentukan saatnya
reaktif. Skor maksimum ialah 10 di mana dianggap janin masih baik. Dengan
demikian, bila hasil penilaian ditemukan < 6, maka dapat dicurigai adanya
bayi dengan induksi. Akibat oligohidramnion, mungkin terjadi kompresi tali pusat
seksio sesarea. Pemeriksaan gas darah tali pusat sangat dianjurkan untuk
PEMBAHASAN
Pada laporan kasus ini akan dibahas lebih lanjut mengenai perdarahan
komplikasi, tatalaksana agar angka kematian ibu dan janin dapat menurun.
keluar darah dari jalan lahir. Keluar darah dirasakan sejak 2 jam SMRS, darah
bewarna merah segar, bergumpal, tanpa disertai rasa nyeri, membasahi 1 pakaian
dalam pasien dan tanpa sebab. Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami
keluhan yang sama 1 minggu SMRS, dirawat di RSUD Arifin Achmad dan baru
pulang kerumah 2 hari yang lalu. Pada pasien, keluhan nyeri menjalar ke ari – ari
(+) dirasakan hilang timbul, keluar air – air yang banyak dan tak tertahankan
39
41
disangkal, keluhan keluar lendir bercampur darah disangkal. Riwayat trauma (-),
Leopold II teraba massa bulat, keras di sisi kanan ibu dan teraba massa kurang
bulat, lunak di sisi kiri ibu, Leopold III Sulit dinilai, Leopold IV konvergen 5/5,
darah aktif, muara uretra tampak tenang. Pemeriksaa genitalia interna dengan
dievakuasi stool cell ± 30 cc, portio livide, arah posterior, OUE terbuka, fluksus
implantasi di anterior, meluas menutupi OUI maturasi grade I, FHR (+) 145 dpm,
HC/AC : 1,25, FL/AC >20%, Absent end diastolic, Air ketuban cukup, MVP :
2,65 cm, dengan kesan Janin tunggal hidup intrauterin, gravid 28-29 minggu
sesuai biometri letak sungsang dengan plasenta previa totalis, IUGR dengan
Deselerasi variabel, dengan gerakan janin lebih dari 2x dalam 10 menit kesan
pasien ini G1 gravid 29-30 minggu, inpartu kala I fase laten, syok hipovolemik
42
janin tunggal hidup intrauterin, letak lintang, IUGR, absent end diastolic, fetal
distress.
Terjadinya plasenta previa pada ibu hamil bisa disebabkan beberapa faktor
seperti paritas tinggi, usia lanjut, kehamilan ganda, wanita perokok, adanya cacat
rahim seperti bekas operasi bedah sesar, kuretase, dan miomektomi. 1 Pada pasien
ini yang menjadi faktor resiko terjadinya plasenta previa adalah kehamilan pada
IUGR ditentukan bila berat janin kurang dari 10% dari berat yang harus
dicapai pada usia kehamilan tertentu ditambah dengan . IUGR terjadi akibat
1. Usia ekstrim saat ibu hamil (<16 tahun dan >35 tahun), social ekonomi
vaginosis)
8. Kehamilan multiple
Pada kasus ini, faktor resiko terjadi IUGR didapatkan dari kondisi ibu
(Underweight), adanya riwayat gastritis pada ibu dan tidak memiliki nafsu makan
selama hamil. Selain itu pada kondisi plasenta previa, perfusi uteroplasenta
cendrung lebih rendah, hal ini berkaitan dengan segmen bawah uterus yang
kurang berkontraksi dan memiliki massa otot yang lebih rendah. Adanya
Fetal distress adalah suatu kelainan pada janin akibat adanya gangguan
oksigenasi dan atau nutrisi ke janin yang ditandai dengan adanya DJJ diatas 160
kali/ menit, DJJ dibawah 100 kali/menit, DJJ tidak teratur atau keluarnya
ini bisa dikarenakan proses akut dan kronik. Pada proses akut terjadi akibat
adanya plasenta previa dengan perdarahan, solusio plasenta, kompresi tali pusat,
hipotensi atau syok yang terjadi pada ibu. Pada proses kronik biasanya dikaitkan
Fetal distress pada kasus ini disebabkan oleh adanya perdarahaan yang
banyak (profuse bleeding) pada ibu yang mengakibatkan ibu jatuh dalam keadaan
syok hipovolemi dan anemia berat, hal ini menyebabkan terjadinya insufisiensi
jaringan perifer termasuk oksigen ke janin. Fetal distress pada pasien ini terlihat
dari pemantauan menggunakan CTG dimana didapatkan DJJ yang tidak teratur
dan adanya deselerasi variabel yang menandakan janin dalam keadaan hipoksia
Pemilihan terminasi kehamilan didasarkan pada keadaan ibu dan keadaan janin.
Pada kasus ini, adanya perdarahan aktif dan banyak (profuse bleeding), teradapat
bukti plasenta previa totalis berdasarkan USG, dan adanya tanda – tanda fetal
Talaksana IUGR (Gambar 1), dimana janin pada kasus ini dikategorikan dalam
Prognosis pada ibu dalam laporan kasus ini dapat dikatakan baik, oleh
karena perdarahan pada ibu terdeteksi dengan cepat teratasi sehingga pasien
mendapatkan tatalaksana lebih awal berupa cairan infus dan transfusi darah
sehingga mencegah ibu jatuh dalam keadaan syok hipovolemik. Selain itu
intrauterine, komplikasi dari kelahiran prematur dengan berat bayi lahir rendah
dan pematangan paru yang belum lengkap dimana pada normalnya surfaktan yang
46
dihasilkan baru mulai berfungsi pada masa gestasi 32-36 minggu menjadikan
1. Menjelaskan keadaan pasien saat ini tentang kelainan letak plasenta pada
kehidupan yang baik makan – makanan yang bergizi dan menaikan berat
5.1 Kesimpulan
gastritis pada ibu dan tidak memiliki nafsu makan selama hamil.
uteroplasenta akut.
5. Edukasi pada pasien ini yaitu menjelaskan keadaan pasien saat ini,
46
48
5.2 Saran
tinggi.
49
DAFTAR PUSTAKA