Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TUGAS INDIVIDU KELUARGA BINAAN

Disusun Oleh :
ABD. AZIZ HAFID AMRULLAH
6120018030

Pembimbing :
dr. Warda Elmaida, M. Ked. Trop

DEPARTEMEN / SMF IKM – KP


(ILMU KESEHATAN MASYARAKAT – KEDOKTERAN PENCEGAHAN)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMASURABAYA
2020
MAKALAH
TUGAS INDIVIDU KELUARGA BINAAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kepaniteraan KlinikDan Melengkapi Salah


Satu Syarat Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Di Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat – Kedokteran Pencegahan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Disusun Oleh :
ABD. AZIZ HAFID AMRULLAH
612001800

Pembimbing :
dr. Warda Elmaida, M. Ked. Trop

DEPARTEMEN / SMF IKM – KP


(ILMU KESEHATAN MASYARAKAT – KEDOKTERAN PENCEGAHAN)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS INDIVIDU KELUARGA BINAAN

Oleh :
ABD. AZIZ HAFID AMRULLAH
6120018030

Makalah ini telah diperiksa, disetujui, dan diterima sebagai salah satu tugas dalam
rangka menyelesaikan Studi Kepanitraan Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
– Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.

Surabaya, Oktober 2020


Mengesahkan,
Dokter Pembimbing

dr. Warda Elmaida, M. Ked. Trop


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
nikmat, rahmat, dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah keluarga dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat – Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya. Di samping itu, melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar – besarnya kepada dr. Warda Elmaida, M. Ked. Trop selaku
pembimbing dalam penyusunan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada rekan – rekan anggota Kepaniteraan SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat serta
berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput
dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan, kritik maupun
saran yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya, semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.

Surabaya, 04 Oktober 2020

Penulis
Abd. Aziz Hafid Amrullah
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
BAB I ANAMNESIS dan PEMERIKSAAN FISIK ............................................6
BAB II ANALISIS INTERVENSI.......................................................................7
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................7
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
LAMPIRAN..........................................................................................................24
BAB I
ANAMNESIS dan PEMERIKSAAN FISIK

No. Identitas Pasien dan Keluarga Keterangan


1. Identitas Pasien Nama : Ny. N
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 51 th
Alamat : Perum Kodam
V/Brawijaya TA no. 47 Mangli Jember
Pekerjaan : Pemilik Toko
Status pernikahan : Sudah menikah

2. Identitas Keluarga Nama : Nn. L / 23 th /Mahasiswa/ anak


pasien
Nama : Nn. I / 23 th / Lulusan sarjana/ anak
pasien
Nama : Nn. N/ 18 th/ Mahasiswa / anak
pasien
Aspek Personal
3. Keluhan Utama Nyeri kepala
4. Riwayat Perjalanan Penyakit Nyeri kepala dirasakan seperti di ikat, di
kedua sisi kepala, intensitas sedang, seriap
kekambuhan berkisar 1-2- jam dan dirasakan
hilang timbul sejak 3 tahun terakhir. Nyeri
karang disertai dengan kaku leher. Nyeri
timbul saat pasien merasa lelah setelah
bekerja suharian dan membaik saat setelah
istirahat.

Keluhan tersebut tidak pernah diobati


sebelumnya

Pasien kerap mengeluhkan pusing saat


berdiri dari duduk, pusing dirasakan seperti
pandangan gelap dan sedikit terasa berputar,
keluhan tersebut dirasa sejak 1 tahun
terakhir. Tidak ada pemicu yang
memperberat atupun memperingan keluhan,
pasien hanya merasa takut dengan gejala
pusing yang timbul secara tiba tiba seperti
itu

Keluhan lain kadang merasakan mual dan


tidak enak badan saat bangun tidur, waktu
makan tidak teratur, dan sering mengeluhkan
nyeri di perut di daerah tengah atas. Keluhan
ini dirasakan sejak 3 tahun yang lalu, hilang
timbul, dan sempat periksa sebelumnya dan
diketahui memiliki riwayat gastritis dan
hanya diberikan minyak kayu putih untuk
meredakan gejala tersebut
5. Aspek Psikis Pasien merasa banyak pikiran
6. Riwayat Penyakit Keluarga Tidaka ada anggota keluarga yang menderita
seperti ini
7. Riwayat Reproduksi Jumlah anak 3, siklus menstruasi masih
lancar dan teratur, riwayat melahirkan ke3
anaknnya normal di rumah sakit Binasehat
Jember
Aspek Risiko Internal
8. Riwayat Sosial dan Perilaku Pasien memilihiki hubungan baik dengan
tetangga di rumahnya
Pasien kadang beberapa bulan sekali
mengecek kesehatannya.
Tidak ada anggota keluarga yang merokok
kecuali manan suaminta yang telah bercerai
sekitar 7 tahun yang lalu
Aktifitas fisik sehari hari dalam batas
normal, dan beberapa minggu sekali
olahraga jalan di sekitar perumahan
Pola makan masih kurang teratur dan belum
memperhatikan untuk aspek gizi seimbang
Istirahat sekitar 6-8 jam sehari dengan
kualitas sedang
Merasa banyak pikiran

Hetero anamnesis kepada Nn. L selaku anak


tertua pasien untuk memastikan mengenai
riwayat sosial dan perilaku pasien,
wawancara dilakukan secara terpisah dengan
pasien, dan anak pasien membenarkan
peryataan tersebut
9. Keluarga Pasien didukung oleh ketiga anaknya dalam
mengelola toko dirumah, hubungan dengan
keluarga berjalan dengan baik, tidak ada
riwayat merokok, masalah ekonomi
berkecukupan namun memiliki masalah
terhadap skripsi anak pertama yang belum
tuntas dikarenakan faktor dari dosen
pembimbing yang susah dimintai
persetujuan
10. Tempat Tinggal Lingkungan tampak bersih namun banyak
barang dikarenakan rumah menjadi satu
dengan toko.
Pengaruh debu jalanan jarang mempengaruhi
dikarenakam halaman rumah rutin
dibersihkan dan disiram agar tidak banyak
debu yang masuk kedalam rumah
Kondisi ventilasi rumah cukup, pencahayaan
cukup dan sumber air minum berasal dari air
mineral galon
Jarak dengan puskesmas cukup dekat
11. Lingkungan Kerja Hanya dirumah saja dikarenakan toko
menjadi satu dengan rumah pasien
Aspek Klinis
12. Pemeriksaan Fisik Tanda Vital
TD : 90/70
Nadi : 85x/ menit
RR : 20x/menit
BB : 51 kg
T : 36 ‘c
TB : 160 cm

Kepala Leher
Anemis/Ikterus/Dyspneu/Cyanosis/ : -/-/-/-
Kaku Leher :+
Pembesaran KGB :-

Thorax
Inspeksi dalam batas normal
Palpasi dalam batas normal
Perkusi Sonor
Auskultasi pulmo vesikuler/vesikuler, cor S1
S2 tunggal

Abdomen
Inspeksi dalam batas normal
Palpasi dalam batas normal
Perkusi tympani
Auskultasi bisinig usus dalam batas normal

Extremitas
Akral Hangat Kering Merah
Edema -/-
CRT <2 detik
13. Diagnosis Kerja / Diagnosis - Hipotensi
Klinis - Tension type headache
- Gastitis

Status gizi cukup, IMT Normoweight


Aspek Fungsional
14. Fugnsi sosial pasien skala 1 (pasien dapat
hidup secara mandiri)
BAB II
ANALISIS INTERVENSI

Analisis
Berdasarkan beberapa data yang dikumpulkan, mulai dari pendekatan
perkenalan diri, informconsent, serta antusias dari pasien dalam rangka dilaksanakan
kegiatan keluarga binaan ini dapat digambarkan jika pasien sangat senang terhadap
kegiatan ini karena pasien merasa bisa menyalurkan keluhan-keluhan seputar masalah
kesehatan yang dialaminya, disamping pasien sangat kooperatif, latar belakang
pendidikan pasien adalah sarjana, dimana pendekatan yang dilakukan bisa berjalan
dengan baik.
Data Anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan beberapa masalah kesehatan
yang dapat dikumpulkan secara holistik. Pasien memiliki keluhan utama sakit kepala,
dimana sakit kepala yang muncul dari anamnesis mengarahkan kepada diagnosis
tension type headache, yang gejala sakit tersebut diperparah dengan riwayat gastritis.
Sedangkan pada pemeriksaan tanda vital pasien, tekanan darah pasien 90/70, dari sana
dapat digali informasi terkait keluhan utama yang dianalisis bersama dengan
pemeriksaan fisik.
Dalam analisis keluhan pasien, masalah keluhan utama pasien dapat ditimbulkan
akibat tekanan darah rendah yang diderita pasien dan diperparah dengan riwayat
gastritis pasien. Beberapa faktor yang ditemukan pada pasien hingga timbul hipotensi
adalah faktor stress, makan makan yang belum teratur kadar gizinya, olahraga dan
faktor kelelahan fisik.
Faktor stress yang dialami pasien beberapa tahun terakhir adalah perceraiannya
dengan suami sehingga pasien harus bekerja menghidupi kebutuhan ketiga anaknya
yang sudah mulai beranjak deewasa, dimana kebutuhan pendidikan sangat diperlukan
mengingat pasien mengerti sangat pentingnya pendidikan bagi keluarga pasien. Selain
itu, walaupun anak pasien sangat antusias dengan masalah keluarga yang dihadapi,
masalah skripsi anak pertama yang tak kunjung selesai yang berasal dari faktor dosen
pembimning membuat pasien terbebankan pikiran kawatir jika anaknya tidak segera
lulus dan dapat mencari pekerjaan.
Faktor selanjutnya adalah makanan yang dikonsumsi belum teratur baik secara
waktu makan dan komposisi gizi yang dikandung. Pasien makan tidak teratur dalam
masalah waktu, hal ini menyebabkan memperparahnya penyakit gastritis yang diderita
dan dapat memicu memperparahnya sakit kepala yang timbul. Pasien masih suka
mengkonsumsi sayuran, namun untuk kandungan buah, protein dan susu pasien masih
jarang mengkonsumsinya dikarenakan lebih suka makan seadanya.
Faktor kurangnya olahraga juga merupakan salah satu faktor timbulnya tekanan
darah rendah pada pasien, pasien hanya berolahraga sekitar satu bulan selama 1-2 kali
dan olahraga yang dilakukan hanya sekedar berjalan di komplek perumahan.
Selanjutnya adalah faktor kelelahan fisik dimana pasien berperan sebagai tulang
puggung keluarga, terlalu banyak bekerja yang tidak diimbangi dengan kualitas istirahat
yang cukup menjadikan faktor ini sebagai faktor yang sangat berpengaruh terhadap
keluhan pasien, diakrenakan apabila pasien merasa istirahat cukup maka keluhan yang
ditimbulkan jarang terjadi atau bahkan sangat minimal terjadi,

Intervensi
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan
bahwa pasien menderita penyakit hipotensi yang dapat menimbulkan tension type
headache dan diperparah dengan riwayat gastritis yang dimiliki pasien. Dari beberapa
masalah yang terdapat pada pasien tersebut sangat berkaitan dengan beberapa faktor
penting yaitu faktor stress, faktor asupan gizi dan nutrisi tubuh, olahraga, dan faktor
kelelahan fisik.

Dari beberapa hal diatas dapat dilakukan kegiatan intervensi terhadap pasien.
Kegiatan tersebut berupa penyuluhan terkait masalah kesehata yang dialami pasien serta
cara mengatasinya. Beberapa aspek yang ada dalam materi penyuluhan adalah definisi
dan pengertian terkait penyakit yang diderita pasien, faktor risiko apa yang
memungkinkan hal tersebut terjadi dan apa saja faktor risiko yang terdapat pada diri
pasien, bahaya mengenai penyakit pasien apabila tidak diobati dengan benar, lalu terapi
yang dianjurkan saat serangan terjadi, selain itu perlu juga pemberian edukasi mengenai
cara mencegah agar masalah tersebut tidak muncul dan dapat dikontrol.

Penyuluhan akan dilakukan di rumah pasien dan dihadiri oleh pasien dan
ebebrapa anggota keluarga yang berguna untuk membantu memonitor keadaan pasien
saat dilakukan kontrol kesehatan dalam program keluarga binaan ini di kemudian hari.
Media promosi yang digunakan pada penyuluhan kali ini menggunakan leaflet yang
dapat disimpan dan dapat menjadi pengingat bagi keluarga pasien terhadap pentingnya
menjaga kesehatan. Pada hasil akhir dari kegiatan intervensi penyuluhan ini
didokumentasikan berupa foto dan video.

Berikut adalah leaflet yang diberikan kepada pasien :

Gambar 1 : Leaflet Penyuluhan Hipotensi


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah lebih rendah dari nilai 90/ 60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah,
sehingga menyebabkan gejala – gejala seperti pusing dan pingsan (A.J.
Ramadhan, 2010).
Hipotensi atau tekanan darah rendah, terjadi jika terdapat
ketidakseimbangan antara kapasitas vaskuler darah dan volume darah atau jika
jantung terlalu lemah untuk menghasilkan tekanan darah yang dapat mendorong
darah (Sherwood, 2002).
Hipotensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah rendah dari
90/60 mmhg sehingga menyebabkan keluhan. Namun jika tidak terjadi keluhan
dapat dikategorikan kondisi yang normal. Sedangkan Tekanan darah adalah
tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat
ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah
tekanan terendah yang terjadi saat ventrikel beristirahat dan mengisi ruangannya.
Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap
tekanan diastolic (Oxford, 2013).
Hipotensi adalah tekanan darah rendah sehingga tidak mencukupi untuk
perfusi dan oksigenasi jaringan adekuat. Hipotensi dapat primer atau sekunder
(misal: penurunan curah jantung, syok hipovolemik, penyakit addison) atau
postural (ortostatik). Kelenjar adrenal (insufisiensiadrenal), Syok (Chris
Brooker, 2015). Pada tekanan darah yang terlampau rendah akan
menyebabkan masalah yang dapat mengancam jiwa karena akan terjadi
penurunan aliran darah yang mengangkut nutrisi dan oksigen pada organ vital
seperti jantung daan otak (Lintang, 2010).

B. Etiologi
Banyak orang memiliki tekanan darah sistolik di bawah 100, tetapi
beberapa orang mengalami gejala dengan tekanan yang rendah. Gejala tekanan
darah rendah terjadi karena satu atau lebih dari organ tubuh tidak mendapatkan
pasokan darah yang cukup. (Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM 2015).
Jika tekanan darah rendah menyebabkan gejala klinis, penyebabnya akan
berada di salah satu dari tiga kategori umum. Entah jantung tidak memompa
dengan tekanan yang cukup, dinding arteri terlalu melebar, atau tidak ada cukup
cairan intravaskular (pembuluh intra = dalam + vaskular = darah) dalam sistem
(Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM 2015).
1. Jantung
Jantung adalah pompa listrik. Masalah dengan baik pompa atau listrik
dapat menyebabkan masalah dengan tekanan darah rendah.
Jika jantung berdetak terlalu cepat, tekanan darah bisa turun karena tidak
ada cukup waktu bagi jantung untuk mengisi di antara setiap denyut
(diastole). Jika jantung berdetak terlalu lambat, mungkin ada terlalu banyak
waktu yang dihabiskan di diastol ketika darah tidak mengalir.
Jika otot jantung telah rusak atau jengkel, mungkin tidak ada cukup
kekuatan memompa untuk mempertahankan tekanan darah. Dalam serangan
jantung (infark miokard), otot jantung cukup mungkin akan terkejut
sehingga jantung terlalu lemah untuk memompa secara efektif.
Katup jantung memungkinkan darah mengalir hanya satu arah. Jika
katup gagal, darah dapat memuntahkan mundur, meminimalkan jumlah
yang akan mengalir ke tubuh. Jika katup menjadi menyempit (stenosis),
maka aliran darah dapat menurun. Kedua situasi dapat menyebabkan
hipotensi.

2. Cairan intravascular
Ruang cairan di dalam pembuluh darah terdiri dari sel-sel darah dan
serum ( air , faktor pembekuan , bahan kimia , dan elektrolit )
a. Dehidrasi , hilangnya air , mengurangi total volume dalam ruang
intravaskular ( dalam pembuluh darah ) . Hal ini dapat dilihat pada
penyakit dengan peningkatan kehilangan air . Muntah dan diare adalah
tanda-tanda kehilangan air .
1) Pasien dengan pneumonia atau infeksi saluran kemih , terutama
orang tua , rentan terhadap dehidrasi .
2) korban Kembakaranbisa kehilangan sejumlah besar cairan dari luka
bakar mereka .
b. Perdarahan mengurangi jumlah sel darah merah dalam aliran darah dan
menyebabkan penurunan jumlah cairan di ruang intravaskular dan
tekanan darah rendah.

C. Patofisiologi
Tekanan Pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke berdiri maka
tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Pada
orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata pada kaki adalah 180-200
mmHg. Tekanan darah arterisetinggi kepala adalah 60-75 mmHg dan tekanan
venanya 0. Pada dasarnya, darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitas
vena ekstremitas inferior 650 hingga 750 ml darah akan terlokalisir pada satu
tempat. Pengisian atrium kanan jantun gakan berkurang, dengan sendirinya
curah jantung juga berkurang sehingga pada posisi berdiri akan terjadi
penurunan sementara tekanan darah sistolik hingga 25mmHg, sedang tekanan
diastolic tidak berubah atau meningkat ringan hingga 10mmHg (Andhini Alfiani
Putri F, 2012).
Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh
bagian bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri kepala
akan turun mencapai 20-30mmHg. Penurunan tekanan ini akan diikuti kenaikan
tekanan persial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan persial O2 (pCO2) serta pH
jaringan otak (Andhini Alfiani Putri F, 2012).
Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor yang terdapat
didalam dinding dan hamper setiap arteri besar didaerah dada dan leher, namun
dalam jumlah banyak didapatkan dalam diding arteri karotis interna, sedikit di
atas bifurcation carotis, daerah yang dikenal sebagai sinus karotikus dan dinding
arkus aorta. Respon yang ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan tahanan
pembuluh darah perifer, peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan
abdomen, peningkatan frekuensi respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung
serta sekresi zat-zat vasoaktif. Sekresi zat vasoaktif berupa katekolamin,
pengaktifan system Renin-Angiostensin Aldosteron, pelepasan ADH dan
neurohipofisis. Kegagalan fungsi reflex autonomy inilah yang menjadi penyebab
timbulnya hipotensi ortostatik, selain oleh factor penurunan curah jantung akibat
berbagai sebab dan kontraksi volume intravascular baik yang relative maupun
absolute. Tingginya kasus hipotensi ortostatik pada usia lanjut berkaitan
dengan :(Andhini Alfiani Putri F, 2012).
a. Penurunan sensitivitas baroreseptor yang diakibatkan oleh proses
atheroskleosis sekitar sinus karotikus dan arkus aorta, hal iniakan
menyebabkan tak berfungsinya reflex vasokontriksi dan peningkatan
frekuensi denyut jantung sehingga mengakibatkan kegagalan pemeliharaan
tekanan arteri sistemik saat berdiri.
b. Menurunnya daya elastisitas serta kekuatan otot eksremitas inferior.

D. Manifestasi Klinis
Terhadat beberapa manifestasi dari beberapa Hipotensi :
1. Hipotensi, (Alo, 2014)
Jantung berdebar kencang dan tidak teratur, pusing, lemas, mual, pinsan,
pandangan buram dan kehilangan keseimbangan
2. Hipotensi Interadialisis, asympomatik hingga syok (Burton Etal, 2019)
Perasaan tidak nyaman pada perut, mual, muntah, menguap, otot terasa
kram, gelisah, pusing kecemasan.
3. Hipotensi Ortostatik, (Jeffrey B. Lanier,dkk, 2014)
Pusing hingga pingsan.

E. Komplikasi
1. Pingsan : hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang mengalir
ke otak, sel-sel otak tidak meneri,a cukup oksigen dan nutrisi-nutrisi.
Sehingga mengakibatkan pening bahkan pingsan.
2. Stroke : hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen
yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak. Sehingga
menimbulkan kematiain pada jaringan otak karena arteri otak tersumbat
(infark serebral) atau arteri pecah (pendarahan).
3. Anemia : hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi sel
darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang rendah
sehingga mengakibatkan anemia.
4. Serangan jantung : hipotensi yang mengakbatkan kurangnya tekanan darah
yang tidak cukup untuk menyerahkan dara ke arter-arteri koroner (arteri yang
menyuplai darah ke otot jantung) seingga menyebabkan nyeri dada yang
mengakibatkan serangan jantung.
5. Gangguan ginjal : ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal-ginjal,
ginjal-ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan-pembuangan dari
tubuh yaitu urea, dan creatin, dan peningkatan pada tingkat-tingkat hasil
eliminasi didarah terjadi (contohnya : kenaikan dari blood urea nitrogen atau
BUN,dan serum keratin.
6. Shock : tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa darah
lebihbanyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa dimana tekanan darah
yang gigih menyebabkan organ-organ seperti ginjal , hati, jantung, dan otak
untuk secara cepat.

F. Pemeriksaan Penujang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika gejala-gejala hipotensi terus
menerus berulang namun sulit untuk mendokumentasikan kelainan-kelainan
dalam pembacaan tekanan darah.Tes mungkin berguna dalam membedakan
hipotensi ortostatik dari gangguan lain yang hadir dengan gejala
orthostasis,seperti sinkop neurocardiogenic dan juga mengevaluasi bagaiman
tubuh bereaksi terhadap perubahan posisi.
Langkah-langkah yang dilakukan saat dilakukan pemeriksaan :
1. Tes ini dilakukan diruangan yang tenang dengan suhu 680F hingga 750F
(200C sampai 240C).
2. Pasien harus beristirahat sementara terlentang selama lima menit sebelum
tes dimulai.
3. Sewaktu tes pasien diikat diatas meja yang rata,kemudian meja secara
berangsur-angsur dimiringkan kesudut 70/80 derajat,pembacaan tekanan
darah dan denyut jantung terus menerus diambil.
4. Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10 menit untuk mencari
perubahan-perubahan orthostatic tachycardia syndrome.
Tes ini dianggap positif jika tekanan darah sistolik turun 20mmHg bawah
dasar atau jika tekanan darah diastolik turun 10mmHg bawah baseline.Jika
gejala terjadi selama pengujian,pasien harus dikembalikan ke posisi terlentang
segera.

G. Penatalaksanan
Perawatan untuk penderita hipotensi tergantung penyebabnya yaitu :
1. Hipotensi kronik
Hipotensi kronik jarang terdeteksi dari gejala. Hipotensi yang tak
bergejala pada orang-orang sehat biasanya tak memerlukan perawatan.
Dalam mengatasi hipotensi berdasarkan penyebabnya yaitu dengan
mengurangi atau menghilangkan gejalanya.
a. Jika keluhan dirasakan klien saat keadaan diare terjadi, maka klien
dianjurkan untuk pemulihan kepada kebutuhan cairannya, yang
mempengaruhi atau mengurangi volume darah, mengakibatkan
menurunnya tekanan darah.
b. Kecelakaan atau luka yang menyebabkan pendarahan, akan
mengakibatkan kurangnya volume daran dan menurunkan aliran darah,
untuk itu yang dibutuhkan oleh penderita adalah transfusi darah sesuai
dengan yang dibutuhkan.
c. Adanya kelainan jantung bawaan seperti kelainan katup, maka penderita
harusmenjalani operasi jantung sesuai indikasi dokter, ataupun menjalani
pengobatan yang intensif untuk tidak memperburuk keadaan
penderitanya.
2. hipotensi ringan
Cara lain untuk mengatasi hipotensi, yaitu Menambahkan elektrolit.
Penambahan elektrolit untuk diet dapat meringankan gejala dari hipotensi
ringan.
a. Minum kopi. Dosis kafein dipagi dapat memberikan efek karena kafein
dapat memacu jantung untuk bekerja lebih cepat
b. Pemberian posisi trendelenburg. Pada kasus hipotensi rendah dimana
pasien masih merespon dengan meletakkan posisi kaki lebih tinggi dari
pada punggung ( posisi trendelenburg.) posisi itu akan meningkatkan
aliran balik vena, sehingga membuat banyak darah memenuhi organ-
organ yang membutuhkan seperti bagian dada dan kepala.
c. Klien yang sedang mengalami hipotensi, diharuskan banyak istirahat, dan
membatasi aktifitas fisiknya selama keadaan ini.
d. Klien dengan hipotensi harus membiasakan diri untuk mempunyai pola
makan yang teratur dan mempunyai makanan pelengkap , seperti susu
untuk meningkatkan stamina. Karena pada umumnya penderita hipotensi
cukup lemah dan mudah lelah.
e. Jika diperlukan misalnya pada klien dengan anemia maka klien harus
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi ataupun suplemen
zat besi untuk meningkatkan sel-sel darah merah darah yang menambah
volume darah sehingga dapat meningkatkan tekanan darah penderita.
f. Penderita hipotensi dianjurkan untuk rajin berolahraga ringan, misal
jogging, untuk melatih kerja jantung secara teratur, dan melancarkan
aliran darah keseluruh tubuh.
3. hipotensi simtomatik :
Hipotensi postural simtomatik dapat ditangani dengan mengatur posisi
tidur pasien dengan kepala lebih tinggi. Fludrokortison, suatu
mineralokortilkoid dapat juga berguna tapi banyak pasien tidak mempunyai
respon yang baik terhadap obat ini dan obat obatan yang lain yang telah
dicoba seperti indometasin Penanganan hipotensi yang dilakukan sendiri
(Lionel, 2015).
a. Perbanyak asupan cairan terutama air minum.
b. Tambahkan lebih banyak garam pada makanan, kecuali sudah konsisi
lain yang tidak memperbolehkannya.
c. Terarur berolahraga untuk membuat kondisi jantung dan pembulu darah
menjadi lebih sehat .
d. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain (Muhtadi, 2013)
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil maklah keluarga binaan diatas dapat disimpulkan bahwa


hipotensi atau tekanan darah rendah adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
lebih rendah dari nilai 90/ 60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah, sehingga
menyebabkan gejala – gejala seperti pusing dan pingsan.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan bahwa pasien menderita penyakit hipotensi yang dapat menimbulkan
tension type headache dan diperparah dengan riwayat gastritis yang dimiliki
pasien. Dari beberapa masalah yang terdapat pada pasien tersebut sangat berkaitan
dengan beberapa faktor penting yaitu faktor stress, faktor asupan gizi dan nutrisi
tubuh, olahraga, dan faktor kelelahan fisik.
Dari beberapa hal diatas dapat dilakukan kegiatan intervensi terhadap
pasien. Kegiatan tersebut berupa penyuluhan terkait masalah kesehata yang
dialami pasien serta cara mengatasinya. Beberapa aspek yang ada dalam materi
penyuluhan adalah definisi dan pengertian terkait penyakit yang diderita pasien,
faktor risiko apa yang memungkinkan hal tersebut terjadi dan apa saja faktor
risiko yang terdapat pada diri pasien, bahaya mengenai penyakit pasien apabila
tidak diobati dengan benar, lalu terapi yang dianjurkan saat serangan terjadi,
selain itu perlu juga pemberian edukasi mengenai cara mencegah agar masalah
tersebut tidak muncul dan dapat dikontrol.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3.
Jakarta : EGC
Carpenito LD.1995.Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik.
Jakarta : EGC
Doengoes, M.E.,2010. Penerapan Proses Kperawatan dan Diagnosa
Keperawatan, Jakarta : EGC.
Donna, D.Et Al.2011. Medical Surgical Nursing : A. Nursing Prosess Approch.
St. Louis : The International, Philadephia.
Mansjoer, Arif. Dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarata : Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran UI
Muttaqin, Arif. 2018. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
NANDA, 2017. Nursing Diagnoses : Definition and Clssification 2007 – 2008,
NANDA
Pearce,C Evelyn.2010.ANATOMI DAN FISIOLOGI
UNTUKPARAMEDIS.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai