PROPOSAL PENELITIAN
Dilakukan dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi Bagi Dosen
STIKes Karsa Husada Garut
Peneliti:
Peneliti Utama : Muhammad Hadi Sulhan, S.Si., M.Sc
Anggota : 1. Gina Nafsa Mutmainna, SST.,M.Pd
2. Mamay, S.Pd.,M.Si
i
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN
k. Telpon/faks/E-mail : 2
4. Jumlah Anggota Peneliti : 1. Gina Nafsa Mutmainna, SST.,M.Pd
Nama Anggota 2. Mamay, S.Pd.,M.Si
: Kabupaten Garut
5. Lokasi Penelitian : Rp. 5.000.000,-
Jumlah Biaya Penelitian : 5 Juta Rupiah
Terbilang :
Menyetujui, Garut, November 2021.
Ketua LP4M STIKes Karsa Husada Garut Peneliti Utama
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur terpanjatkan kepada Allah SWT, tuhan semesta alam yang
mengatur kehidupan dengan bijaksana. Atas karunia nikmat-Nya penulis dapat
menyusun proposal peneltian yang berjudul “Fitoremediasi Total Dissolved Solid
(TDS) Pada Limbah Penyamakan Kulit Oleh Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes)” dengan maksimal.
Sholawat dan salam kami sampaikan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah menerangi dunia dengan ilmu dan keteladanannya.
Salam dan doa juga tak lupa kami sampaikan kepada keluarga, sahabat dan seluruh
umatnya yang setia hinggaakhir zaman.
Meski telah disusun dengan sebaik mungkin, penyusun menyadari masih
banyak kesalahan dalam karyaini. Sehingga kami mengharapkan keridhoan pembaca
sekalian untuk memberikan kritik dan saran yang bisa kami jadikan sebagai bahan
evaluasi.
Akhir kata, semoga karya ini dapat diterima oleh masyarakat dan pemerintah
sebagai literasi bacaan dalam meningkatkan kualitas keshatan masyarakat.
Penulis
iii
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Identifikasi Masalah Penelitian................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................2
D. Guna Penelitian..........................................................................................2
E. Studi Kepustakaan.....................................................................................2
F. Kerangka Konsep.......................................................................................7
G. Hipotesis......................................................................................................7
H. Definisi Operasional..................................................................................7
I. Metodelogi Penelitian
1. Desain Penelitian...................................................................................8
2. Populasi..................................................................................................8
3. Sampel....................................................................................................8
4. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................8
J. Pengumpulan Data
1. Instrumen...............................................................................................8
2. Cara dan Prosedur Pengumpulan Data..................................................9
K. Pengolahan dan Analisa Data.................................................................10
L. Daftar Pustaka.........................................................................................11
M. Lampiran..................................................................................................12
ii
PROPOSAL PENELITIAN
FITOREMEDIASI TOTAl DISSOLVED SOLID (TDS) PADA LIMBAH
PENYAMAKAN KULIT OLEH TANAMAN ECENG GONDOK ((EICHHORNIA
CRASSIPES)
A. Latar Belakang
Penurunan kualitas air dapat dipengaruhi oleh pembuangan air limbah oleh
pabrik, salah satunya adalah pabrik penyamakan kulit. Pabrik penyamakan kulit
merupakan usaha yang sangat menjanjikan, sebagai contohnya di daerah Kabupaten
Garut. Pabrik penyamakan kulit Kabupaten Garut berpusat di daerah Sukaregang.
Sejak tahun 1920 telah berdiri berbagai pabrik penyamakan kulit mulai dari yang
berskala rumahan sampai pabrik kelas menengah (Rudi Priyadi, 2011). Dengan
adanya pabrik penyamakan kulit ini perekonomian masyarakat sekitar meningkat.
Akan tetapi dampak negatif dari pertumbuhan pabrik penyamakan kulit adalah limbah
yang dihasilkan mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan benar.
Limbah penyamakan kulit yang terbuang ke lingkungan dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit diantaranya gatal-gatal, asma, kanker dan berbagai macam
penyakit lainnya (Wardhani et al., 2012). Pada proses penyamakan kulit,
menghasilkan berbagai macam zat-zat kimia berbahaya misalnya, dinatrium sulfida
(Na2S), ion logam kromium (Cr3+), amonium klorida (NH4Cl) dan kromium sulfat
(Cr2(SO4)3) (Ningrum, 2010). zat-zat yang terkandung di dalam limbah tersebut
menyebabkan cairannya sangat berbau, berwarna dan keruh. Tingkat kekeruhan suatu
cairan dapat ditentukan dengan menghitung jumlah TDS cairan tersebut. Nilai TDS
pada limbah penyamakan kulit ditemukan lebih dari 15.000 mg/L (Sugihartono et al.,
2016). Hal ini sudah melebihi ambang batas yang ditentukan pemerintah melalui
Permenkes No. 492 tahun 2010 sebesar 500 mg/L. Oleh karena itu, limbah cair
penyamakan kulit harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pengolahan limbah oleh pabrik penyamakan kulit biasanya dengan
membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL). IPAL pada industri biasanya
menggunakan rangkaian pengolahan fisika, kimia dan biologi (Indrayani L, 2018).
Akan tetapi sistem pengolahan tersebut tidak selalu berhasil menurunkan kandungan
polutan secara signifikan. Di samping itu, IPAL konvensional juga menghasilkan
sludge yang memerlukan penanganan lebih lanjut (Manjunath & Kousar, 2016).
Untuk membuat IPAL konvensional dibutuhkan biaya yang relatif tinggi dan tidak
terjangkau oleh kebanyakan pabrik penyamakan kulit yang masih tergolong insdustri
skala menengah (IKM). Permasalahan finansial merupakan salah satu faktor utama
yang menghambat upaya pengendalian pencemaran lingkungan di negara berkembang
termasuk Indonesia (Khandare et al., 2011). Oleh karena itu, diperlukan alternatif
pengolahan limbah cair industri yang lebih terjangkau namun tetap efektif. Salah satu
langkah yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan tumbuhan air untuk
menanggulangi jumlah pencemar dengan cara menyerap, mengumpulkan dan
mendegradasi bahan- bahan pencemar tertentu yang terdapat dalam limbah tersebut,
yang kita kenal dengan fitoremediasi. Tumbuhan air yang bisa digunakan untuk
proses fitoremediasi adalah eceng gondok (Suharto, 2013).
merupakan penghasil bahan baku bagi industri yang mengolah kulit menjadi barang
seperti koper, tas, sepatu, jaket, kerajinan tangan dll. Kulit jadi adalah kulit hewan
yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat daging dibawah kulit
(Muliartha, 2004). Pencemaran limbah cair industri penyamakan kulit paling luas
(Lasindrang, 2014). Karena itu dalam perkembangannya industri ini harus diimbangi
tersuspensi, garam sulfida, Total Dissolved Solid (TDS), COD (Chemical Oxygen
Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand) (Wardhani et al., 2012). Limbah
cair tersebut dibuang langsung ke sungai dan mencemari beberapa sungai di daerah
tersebut. Sejak tahun 1920 telah terjadi pencemaran Sungai Cigulampeng dan
Sungai Ciwalen di Sukaregang, Kabupaten Garut (Wardhani et al., 2012). Salah satu
penyebab terjadinya pencemaran berasal dari limbah industri penyamakan kulit yang
dapat menyebabkan rasa gatal pada kulit manusia, disamping itu limbah yang
dihasilkan menimbulkan bau yang kurang sedap dan sangat menyengat hidung
penyamakan kulit dapat diketahui dengan cepat dari perubahan warna, bau, dan
2. Eceng gondok
Eceng gondok (Eichornia crassipes) merupakan tumbuhan akuatik yang
secara teroritis dapat menyerap air dan unsur yang terdapat didalamnya sehingga
pada limbah radiaktif. Kemampuan enceng gondok menyerap berbagai zat radioaktif
limbah nuklir. Salah satu yang telah dilakukan adalah pemanfaatan enceng gondok
sebagai kolektor uranium yang juga merupakan salah satu limbah dari reaktor
3. Fitoremediasi
Fitoremediasi adalah upaya penggunaan tanaman dan bagian-bagiannya
secara ex-situ menggunakan kolam buatan atau reaktor maupun in-situ atau secara
berbahaya
F. Kerangka Konsep
Fitoremediasi dengan
tanaman eceng
gondok
Nilai TDS
menurun
G. Hipotesis
H0 : Tidak Ada Penurunan Nilai TDS
H1 : Ada Penurunan Nilai TDS
H. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memberikan pengertian variabel dalam penelitian
ini, peneliti membuat definisi operasional sebagai berikut :
Definisi
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel X1 Mengukur Nilai TDS Meter TDS Meter Mg/L Nume
Nilai TDS TDS rik
I. Metodelogi Penelitian
1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu pre-eksperimental desain dengan jenis one –
group pretest-postes design (satu kelompok pretes-postest). Pada penelitian ini
dilakukan pengukuran nilai TDS pada limbah sebelum dan sesudah dilakukan
tindakan fitoremediasi
2. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah limbah cair industri penyamakan kulit pretreament
3. Sampel
Sampel yang diambil dengan teknik grab sampling, yaitu suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi satu waktu sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi
yang dikenal sebelumnya, sampel limbah berjumlah 100 mL yang diambil pada posisi
atas, tengah dan bawah IPAL pretreatment industri penyamakan kulit
4. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan Pengujian nilai TDS dilakukan di kampus 1 STIKes
Karsa Husada Garut
J. Pengumpulan Data
1. Jenis data dan Instrumen
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan berupa data primer. Data
primer adalah data yang didapatkan dari limbah cair yang belum ditreatmet di IPAL
industri penyamakan kulit
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa
ember yang memiliki diameter 50 cm dan tinggi 30 cm, digunakan untuk wadah
limbah dan eceng gondok, selang yang memiliki panjang ± 10 m, yang digunakan
untuk mengalirkan air, lalu gelas ukur yang digunakan untuk mengukur volume
limbah batik, dan Jerigen dengan kapasitas 50 L, digunakan sebagai wadah limbah.
2. Prosedur pengambilan data
Eceng gondok yang digunakan sebagai fitoremediator, dipilih berdasarkan
banyak jumlah tangkai yaitu dalam satu tanaman memiliki jumlah 10 tangkai, dan air
digunakan sebagai media aklimatisasi dan membersihkan kotoran pada akar tanaman
eceng gondok. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok
(RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama
yaitu besar biomassa eceng gondok (B) terdiri dari tiga level yaitu, B1 berisi 3
tanaman, B2 berisi 5 tanaman, dan B3 berisi 7 tanaman. Faktor yang kedua yaitu
lama pemaparan limbah (H) yang terdiri dari tiga level yaitu, H1 selama 6 hari, H2
selama 9 hari, dan H3 selama 12 hari, sedangkan untuk pengulangan (A), terdiri dari
tiga level yaitu, A1 sebagai ulangan 1, A2 sebagai ulangan 2, dan A3 sebagai ulangan
3. Berdasarkan kedua faktor tersebut didapatkan 9 kombinasi perlakuan dengan 3 kali
pengulangan, dengan total perlakuan adalah sebanyak 27 perlakuan.
L. Daftar Pustaka
Indrayani L, T. M. (2018). Efektivitas Pengolahan Limbah Cair Industri Batik. Dinamika
Kerajinan Batik, 35(1), 53–66.
Khandare, R. V, Kabra, A. N., Kurade, M. B., & Govindwar, S. P. (2011). Bioresource
Technology Phytoremediation Potential Of Portulaca Grandiflora Hook . ( Moss-Rose )
In Degrading A Sulfonated Diazo Reactive Dye Navy Blue HE2R ( Reactive Blue 172 ).
Bioresource Technology, 102(12), 6774–6777.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2011.03.094
Lasindrang, M. (2014). Adsorpsi Pencemaran Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit Oleh
Kitosan Yang Melapisi Arang Aktif Tempurung Kelapa. Jurnal Teknosains, 3(2).
https://doi.org/10.22146/teknosains.6026
Manjunath, S., & Kousar, H. (2016). Phytoremediation Macrophytes of Textile Industry
Effluent using Aquatic. International Journal of Environmental Sciences, 5(2), 65–74.
Muliartha, I. K. (2004). Pedoman Teknis Pengelolaan Limbah Cair Industri Kecil. Jakarta:
PT. Envirotekno Karya Mandiri.
Ningrum, D. (2010). Peran Pengrajin Dalam Pengelolaan Limbahnya. Prosiding Seminar
Nasional Manajemen Teknologi XI.
Rudi Priyadi. (2011). Teknologi M-BIO (Rudi Priyadi (ed.); 1st ed., Vol. 00, Issue 24).
UNSIL PRESS.
Sugihartono, Sutyasmi, S., Rahmawati, D., & Suyatini. (2016). Penggunaan Gelatin Untuk
Pengolahan Limbah Cair Industri Penyamakan Kulit. Prosiding Seminar Nasional Kulit,
26(1), 39–50.
Suharto, B. dkk. (2013). Pengolahan Limbah Batik Tulis Dengan Fitoremediasi
Menggunakan Tanaman Eceng Gondok ( Eichornia Crassipes ) Batik Waste Reduction
With Phytoremediation Using Water Hyacinth Plants ( Eichornia Crassipes ) Jurnal
Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jurnal Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 14–19.
Wardhani, E., Dirgawati, M., & Valyana, K. P. (2012). Penerapan metode elektrokoagulasi
dalam pengolahan air limbah industri penyamakan kulit. Seminar Ilmiah Nasional
Penelitian Masalah Lingkungan Di Indonesia. Yogyakarta, Indonesia: Universitas
Gadjah Mada.
M. Lampiran
Lampiran I. Surat Permohonan Dana Penelitian
Kepada:
Yth. Ketua STIKes Karsa Husada Garut
Di
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka meningkatkan kinerja dosen dalam bidang penelitian, maka saya bermaksud
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Fitoremediasi Nilai Total Dissolved Solid (TDS)
Pada Limbah Penyamakan Kulit Oleh Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)
”.
Untuk terlaksanakan penelitian tersebut maka dengan ini saya mengajukan permohonan dana
penelitian sebesar Rp. 5.000.000,- (Terbilang: Lima Juta rupiah). Adapun proposal dan
rencana anggaran terlampir.
Demikian permohonan bantuan dana ini saya sampaikan. Atas perhatian dan perkenan Bapak,
saya ucapkan terima kasih.
3 Dan lain-lain
a. Penyusunan 2 Rp 50.000 Rp 100.000
laporan
b. Dokumentasi dan 1 Rp 400.000 Rp 400.000
publikasi
c. Penjaminan mutu 1 Rp 150.000 Rp 150.000
laporan
(reviewer)
Jumlah Rp 5.000.000
Terbilang : Tiga Juta Rupiah