0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) Air Beras dari limbah pertanian seperti bonggol pisang, rebung bambu, dan kulit buah. MOL dibuat dengan mencampur air beras, air kelapa, dan gula merah kemudian difermentasi selama 1-2 minggu. MOL bermanfaat untuk mendegradasi limbah organik menjadi pupuk organik atau cair karena mengandung berbagai bakteri dan zat hara yang dibutuh
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) Air Beras dari limbah pertanian seperti bonggol pisang, rebung bambu, dan kulit buah. MOL dibuat dengan mencampur air beras, air kelapa, dan gula merah kemudian difermentasi selama 1-2 minggu. MOL bermanfaat untuk mendegradasi limbah organik menjadi pupuk organik atau cair karena mengandung berbagai bakteri dan zat hara yang dibutuh
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) Air Beras dari limbah pertanian seperti bonggol pisang, rebung bambu, dan kulit buah. MOL dibuat dengan mencampur air beras, air kelapa, dan gula merah kemudian difermentasi selama 1-2 minggu. MOL bermanfaat untuk mendegradasi limbah organik menjadi pupuk organik atau cair karena mengandung berbagai bakteri dan zat hara yang dibutuh
Limbah pertanian yang sudah tak terpakai memiliki nilai ekonomi rendah yang sebagian besar terdiri dari selulosa, memerlukan waktu 3-4 bulan untuk pengomposan. Waktu tersebut sangat tidak efektif jika petani menggunakan sistem pertanian intensif. Oleh karenanya petani sering hanya membakar sisa-sisa hasil produksi yang sebenarnya bisa diolah untuk dimanfaatkan. Sisa hasil produksi pertanian dapat diolah menjadi pakan, kompos, dan pupuk dengan sedikit sentuhan teknologi, salah satunya adalah dengan Mikroorganisme Lokal (MOL). Mikroorganisme Lokal (MOL) merupakan produk yang dihasilkan dari proses fermentasi dari substrat/bahan tertentu yang diperbanyak dengan bahan alami mengandung karbohidrat (gula), protein, mineral, dan vitamin. Peran MOL adalah untuk mendegradasikan bahan-bahan seperti bahan organik untuk diproses menjadi kompos/pupuk organik, biourine (pupuk cair). Limbah yang dapat digunakan dalam proses pembuatan MOL diantaranya adalah limbah rumah tangga yang berupa nasi basi, limbah buah, limbah sayur, dll. Limbah pertanian yang terdiri dari bonggol pisang, rebung bambu, kulit buah, dll. Dan limbah organik lain yang terdiri dari keong, limbah udang, dll. Alat yang harus di siapkan yaitu berupa baskom, ember plastik dan botol bekas air minum mineral besar. Bahan berupa air beras sebanyak 2 liter, gula merah 1/2 kg , dan air kelapa 2 liter . Pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) dilakukan dengan menyiapkan air beras sebanyak 2 liter, setelah itu air beras yang telah di siapkan di masukkan kedalam ember yang telah di sediakan lalu di campur dengan air kelapa dan gula merah yang sudah di haluskan setelah semua bahan MOL yang sudah tercampur dalam satu wadah kemudian dituang ke dalam botol plastic ditutup rapat , lalu difermentasi (disimpan di tempat yang tidak langsung terpapar cahaya matahari) dalam botol plastik yang telah dipersiapkan selama 1-2 minggu. Selama masa fermentasi tersebut sesewaktu (2-3 hari) tutup botol dibuka agar gas yang tertampung di dalam botol dapat terbuang. Perhatikan perubahn bahan MOL akan berangsur menjadi bening dan beraroma seperti air aren. Kandungan: Menurut Akib et al., (2014), air limbah cucian beras dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman karena masih mengandung karbohidrat (pati), Glutein, selulose, hemi selulose protein, thiamin (B1), P dan Fe. Air cucian berasmengandung banyak nutrisi yang terlarut di dalamnya di antaranya adalah 80%, vitamin B1, 70% vitamin B3 , 90%, vitamin B6, 50% mangan,50%, fosfor, 60% zat besi (Nurhasanah, 2011 dalam Bahar, 2016). Selain itu mengandung Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B1 0,043% Wulandari et al., (2011). Penelitian Wulandari et al., (2011), membuktikan hasil analisis kandungan air cucian beras putih adalah N 0,015%, P 16,306%, K 0,02%, Ca 2,944%, Mg 14,252%, S 0,027%, Fe 0,0427% dan B1 0,043%. Air cucian beras merupakan bahan organik yang kaya akan kandungan nutrisi. Air cucian beras mengandung beberapa nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan dapat membuat tanaman menjadi lebih subur. Selain nutrisi, air cucian beras juga mengandung beberapa jenis bakteri yang bermanfaat untuk tanaman. Air cucian beras memiliki 90% karbohidrat yang berupa pati, juga mengandung vitamin, mineral dan protein, 80% protein beras di sebut protein glutein. Kualitas protein glutein cenderung berupa zat lisin, lisin sendiri merupakan asam amino essensial pembatas. Dari struktur mikrobiologi, air beras juga punya keanekaragaman bakteri antagonis, artinya bisa melawan bakteri jahat/patogen. Juga dapat menginvasi sel telur hama kutu-kutuan menjadi pecah sebelum waktunya. Daun yang selalu diaplikasikan dengan air cucian beras sebagai pupuk cair hayati cenderung sehat dan subur (Asniwati et al., 2019). Berikut ini beberapa jenis mikroorganisme bermanfaat yang dihasilkan dari air cucian beras : 1) Bakteri Pseudomonas fluorescensadalah sejenis mikroba atau mikroorganisme yang beradaptasi serta mengkloning dengan baik pada sistem perakaran (akar tanama) serta mempunyai keunggulan untuk mensintesis metabolit untuk proses menghambat perkembangbiakan patogen. 2) Bakteri Pektolitik pectin yakni sejenis mikroba yang mensintesis karbohidrat dan asam amino untuk menghasilkan hormone tumbuh atau ZPT. Berikut unsur hara yang terkandung dalam air cucian beras atau air leri; Nitrogen (N) : 70,55 ppm Phosphor (P) : 60,65 ppm Kalium (K) : 91,11 ppm Besi (fe) : 09,95 ppm Boron (B) : 06,44 ppm Vitamin B : 205,44 ppm Materi Praktek PMLK Ed. Y. Neonbeni, S.P., M.P
Vitamin K : 11,12 ppm
Protein : 185,09 ppm (Sumber: http://lingkar-desa.com/ketimbang-dibuang-air-cucian-beras-bisa-dijadikan-pupuk-begini-caranya/) Menurut Asniwati et al., (2019), komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram. Secara khusus, air kelapa kaya akan potasium (kalium). Selain mineral, air kelapa juga mengandung gula (bervariasi antara 1,7 sampai 2,6 persen) dan protein (0,07- 0,55 persen). Karena komposisi gizi yang demikian ini, maka air kelapa berpotensi dijadikan bahan baku produk pangan. Dedak padi merupakan salah satu hasil limbah industri yang dapat dijadikan sumber substrat untuk aktifitas mikroorganisme selama fermentasi, karena substrat tersebut masih banyak mengandung karbohidrat yang merupakan sumber energi bagi mikroorganisme. Sampai saat ini penelitian yang berkaitan dengan penggunaan sumber substrat dari hasil limbah industri pertanian masih sangat terbatas (Zakaria, 2013). Selama proses fermentasi akan menyederhanakan partikel pada dedak padi sehingga akan meningkatkan nilai gizinya. Dedak padi yang telah mengalami fermentasi akan lebih baik kualitasnya dari bahan asal, sehingga dapat meningkatkan nafsu makan dan menyeimbangkan mikroorganisme pada ternak (Sandi, 2012). Dengan demikian penambahan dedak dalam pembuatan MOL atau pupuk organik lainnya seperti kompos dapat mempercepat aktivitas mikroba pengurai dalam mengkonsumsi bahan-bahan organik yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik. Manfaat fermentasi itu sendiri antara lain dapat mengubah bahan organik kompleks seperti protein, karbohidrat dan lemak menjadi molekul - molekul yang lebih sederhana dan mudah dicerna, mengubah rasa dan aroma yang tidak disukai menjadi disukai, mempercepat pematangan, dan dalam beberapa hal tertentu menambah daya tahan (Rosyidi, 2009). Dalam mempercepat penguraian Selulosa selama proses fermentasi dapat digunakan EM4 atau Mikroorganisme Lokal (MOL).
===================******************************************====================== Selamat mencoba
Proses okulasi dilakukan dengan cara penempelan batang atas dan penempelan batang bawah melalui mekanisme fisiologis berupa pembesaran dan dan pembelahan sel cambium yang menghubungkan cambium dari batang atas dan ba