DAN TATALAKSANA
SKRINING KESEHATAN
DALAM JKN
01 PENDAHULUAN
03 PENUTUP
2
KONTRIBUSI JKN KIS UNTUK INDONESIA
3
CAPAIAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN
226,30 Juta
Jiwa
22.965 Biaya Pelkes
84% Rujukan
FKRTL Kerjasama
s.d. Sept 2021
2.677 16%
Biaya pelkes
Primer
4
PEMBIAYAAN KATASTROFIK
Pembiayaan Katastrofik Tahun 2019-2020
Pembiayaan Katastrofik dalam JKN
100,000,000,000,000 35%
31% 30%
90,000,000,000,000
27% 30%
80,000,000,000,000 26% 26% 26% 25%
70,000,000,000,000 25%
60,000,000,000,000 20%
50,000,000,000,000
40,000,000,000,000 15%
30,000,000,000,000 10%
20,000,000,000,000 Proporsi Pembiayaan Penyakit Kanker termasuk dalam dua
10,000,000,000,000
5%
Katastrofik Tahun 2020 terbesar pembiayaan katastrofik,
- 0% THALASSAEMIA
3%
CIRRHOSIS HEPATIS
2%
dengan proporsi biaya sebesar 18%
dari total biaya katastrofik.
GAGAL GINJAL
biaya biaya biaya biaya biaya biaya biaya STROKE
13%
11%
01 PENDAHULUAN
03 PENUTUP
6
DASAR REGULASI PELAYANAN PROMOTIF PREVENTIF
Undang-Undang No 40 Tahun 2004 Tentang SJSN
Undang-Undang No 36/2009 Tentang Kesehatan
Pasal 22 Ayat (1)
Pasal 47
“Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa
“Upaya kesehatan di selenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif
pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai yang
dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan.”
diperlukan.”
PP No 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal Perpres No 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
1) SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang 1) Pasal 46: Setiap Peserta berhak memperoleh Manfaat
berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal. Jaminan Kesehatan yang bersifat pelayanan kesehatan
2) SPM wajib diselenggarakan oleh semua daerah. perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, termasuk pelayanan obat, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai sesuai dengan
Permendagri No 100 Tahun 2018 tentang Penerapan SPM kebutuhan medis yang diperlukan.
Pembiayaan Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah dibebankan pada 2) Pasal 48: Manfaat pelayanan promotif dan preventif
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, Anggaran meliputi pemberian pelayanan:
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota, dan sumber a. penyuluhan kesehatan perorangan;
lainnya yang sah dan tidak mengikat. b.imunisasi rutin;
c. keluarga berencana;
d.skrining riwayat kesehatan dan pelayanan penapisan
Permenkes No 4 Tahun 2019 tentang SPM Bidang Kesehatan atau skrining kesehatan tertentu; dan
a.Pelayanan kesehatan ibu hamil; e. peningkatan kesehatan bagi Peserta penderita penyakit
b.Pelayanan kesehatan ibu bersalin; kronis.
c.Pelayanan kesehatan bayi baru lahir; SINERGI antara SPM & JKN 3) Pasal 52: Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin, meliputi:
d.Pelayanan kesehatan balita; agar Optimal huruf u: Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program
e.Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar; lain
f.Pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
g.Pelayanan kesehatan penderita hipertensi; Peraturan BPJS Kesehatan No 2 Tahun 2019
h.Pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus; tentang Pelaksanaan Skrining Riwayat Kesehatan dan Pelayanan Penapisan atau
i.Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat; Skrining Kesehatan Tertentu serta Peningkatan Kesehatan bagi Peserta
j. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis;dan
Pelayanan Promotif PreventifPenderita Penyakit
bersifat Upaya KronisPerorangan (UKP), meliputi:
Kesehatan
k. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus yang
1. Skrining Riwayat Kesehatan;
melemahkan daya tahan tubuh manusia (HIV)
2. Pelayanan Penapisan atau Skrining Kesehatan Tertentu
yang bersifat peningkatan/promotif dan pencegahan/ preventif.
3. Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) dan Program Rujuk Balik
PELAYANAN PROMOTIF PREVENTIF JKN
Dasar Hukum: Peraturan Presiden No 82/2018 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 48
Peserta JKN
559,706
2. Dapat diakses oleh Peserta JKN 1x setahun. 600,000
• Skrining kanker serviks dilakukan kepada seluruh peserta JKN berjenis kelamin Pelayanan skrining yang dilakukan diluar FKTP terdaftar harus
perempuan yang pernah berhubungan seksual dan berisiko. mendapatkan Surat Pengantar Skrining dari FKTP tempat
• Skrining kanker serviks dilakukan melalui IVA atau Papsmear. peserta terdaftar.
• Skrining kanker serviks dapat dilakukan oleh FKTP dan jejaring, Laboratorium Pelayanan Skrining DM dan IVA yang dilaksanakan dalam
Kerjasama. UKBM di Puskesmas, Posbindu PTM karena sudah masuk
• Peserta dengan hasil IVA (+) dilakukan terapi krioterapi. dalam mekanisme pembiayaan Program Pemerintah Pusat
dan/atau Pemda sesuai regulasi yang diacu, maka tidak dapat
• Pembiayaan Non Kapitasi: IVA (Rp 25.000), Papsmear (Rp.125.000), Krioterapi dijamin JKN.
(Rp150.000)
Apabila pembiayaan Skrining bagi peserta JKN di Puskesmas
oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemda tidak tersedia/ habis,
SKRINING KANKER PAYUDARA maka dapat dilakukan rujukan horizontal ke FKTP atau
• Skrining kanker payudara dilakukan kepada seluruh peserta JKN. Biasanya Laboratorium kerja sama lainnya.
dilaksanakan bersamaan dengan IVA/ Papsmear.
Pelayanan skrining yang dilakukan dengan pengerahan massa
• Skrining kanker payudara dilakukan melalui pemeriksaan secara klinis (Sadanis). yang terorganisir tidak dapat dijamin JKN.
• Pembiayaan: Kapitasi
EVALUASI PELAYANAN PENAPISAN/ SKRINING KESEHATAN
Secondary Prevention
CAPAIAN PESERTA SKRINING DIABETES MELLITUS
5.201
Hasil:
FKTP yang melaksanakan Skrining
4.706 60% Kriteria Normal
Kanker Serviks
Peserta Skrining DM 10% Diagnosa Prediabetes
30% Diagnosa DM
3.654 Puskesmas
CAPAIAN PESERTA SKRINING KANKER SERVIKS (36% dari Puskesmas Kerjasama)
Hasil:
1.763.874
Peserta IVA &
90% Negatif 795 Klinik Pratama
Papsmear 10% Positif (14% dari Klinik Pratama Kerjasama)
ASPEK PEMBIAYAAN
ASPEK SUPPLY SIDE
Mekanisme pengelolaan Non Kapitasi
Keterbatasan Faskes yang mampu untuk Biaya Skrining Kesehatan pada
Skrining Kesehatan FKTP Pemerintah.
Distribusi Faskes yang mampu Skrining Ada beberapa sumber pembiayaan
Kanker Serviks dan Krioterapi dan belum untuk pelayanan Skrining DM dan IVA
merata yang berisiko tumpang tindih
Distribusi dokter dan bidan belum penjaminan.
merata
Disparitas kompetensi dokter dan bidan
.
ASPEK MEDIS
ASPEK NON MEDIS
• Kesesuaian pedoman pelaksanaan Skrining
Pandemi Covid-19 menyebabkan keterbatasan Kanker Serviks dengan dengan Standar
pelayanan Skrining DM, Skrining Kanker Serviks Kompetensi Profesi Bidan terkini
dan Skrining Kanker Payudara oleh FKTP.
• Ketersediaan dan konsistensi atau
Kesadaran dan kemauan peserta untuk Skrining kepatuhan Dokter terhadap pelaksanaan
DM dan Skrining Kanker Serviks. Clinical Pathway atau Panduan Praktek
Sistem/ alur pelayanan Skrining Kanker Serviks. Klinis
Disharmonisasi regulasi penjaminan pelayanan
Skrining Kesehatan pada SPM dengan JKN.
INTENSIFIKASI PROMOTIF PREVENTIF
DI MASA PANDEMI COVID-19
02
01 03
Perluasan Cakupan Penapisan/
Perluasan Akses Pelaksanaan Skrining Kesehatan
Intensifikasi Pengelolaan Penyakit
Skrining Riwayat Kesehatan Kronis
Skrining Riwayat Kesehatan dapat Pelayanan penapisan/ Skrining Kesehatan a. Penjaminan kegiatan kelompok Prolanis (edukasi
dengan fokus sasaran keluarga penderita dan senam/aktifitas fisik) termasuk kegiatan secara
diakses melalui:
online.
FKTP penyakit kronis, untuk penyakit:
Diabetes Mellitus (Pemeriksaan GDP & b. Telekonsultasi untuk pemantauan status Kesehatan
Aplikasi Mobile JKN
peserta Prolanis.
Website BPJS Kesehatan GDPP)
Hipertensi (Pemeriksaan Tekanan Darah) c. Iterasi obat PRB 2 bulan bagi peserta Prolanis-PRB.
Chat Asisstance BPJS Kesehatan
Kanker Leher Rahim (IVA/Papsmear) d. Pemeriksaan penunjang Prolanis (GDP, HbA1C,
(CHIKA)
Kimia Darah) secara terjadwal.
Kanker Payudara (Sadanis)
13
AGENDA
01 PENDAHULUAN
03 PENUTUP
14
HARAPAN