Anda di halaman 1dari 119

KETERCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL

PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI ١ LUBUK SIKAPING

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana

Pada Jurusan Bimbingan Konseling

SARI YANTI

NIM ٢٦١٢.١٤٠

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) BUKITTINGGI
٢٠١٦/٢٠١٧
ABSTRAK

SARI YANTI, NIM ٢٦١٢.١٤٠ skripsi ini berjudul “KETERCAPAIAN


TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS X di
SMK NEGERI ١ LUBUK SIKAPING” . Maksud secara umum dari judul
penelitian ini adalah suatu penelitian yang mengungkapkan tentang bagaimana
ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik kelas X.
Tugas perkembangan merupakan suatu proses yang menggambarkan
perilaku kehidupan sosial-psikologis manusia pada posisi yang harmonis di dalam
lingkungan masyarakat yang lebih luas dan kompleks. Setiap tugas perkembangan
itu akan saling berkesinambungan antara tahap satu ke tahap berikutnya. Jika
individu mencapai tugas perkembangannya maka akan menimbulkan rasa bahagia
dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya
dan sebaliknya individu yang tidak mampu menyelesaikan tugas
perkembangannya dengan baik akan menghambat untuk menyelesaikan tugas
perkembangan selanjutnya. Motifasi penulis melakukan penelitian ini didasarkan
pada sebuah fenomena yang ditemui dilapangan, dimana di SMK Negeri ١ Lubuk
sikaping masih terdapat peserta didik yang belum mencapai tugas perkembangan
sosialnya sehingga masih terdapat kelompok-kelompok yang memisahkan diri
dari pergaulan dengan sesama teman sekelas, malu bergaul dengan lawan jenis,
adanya peserta didik yang belum memiliki teman akrab atau terisolir.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Pengambilan sampel digunakan dengan menggunakan teknik
Proportional sampling. Penelitian ini mengambil peserta didik sebagai sampel
penelitian mengambil peserta didik sebagai sampel penelitian yang dijadikan
sebagai responden utama yang berjumlah ٧٧ peserta didik. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang sudah baku yaitu ITP
(Instrumen Tugas Perkembangan) dengan ٧٧ item pertanyaan, ١١ aspek yang dan
٤ pernyataan, karena penulis hanya meneliti tentang perkembangan sosialnya saja
maka penulis mengambil sebanyak ٣ aspek yaitu aspek kesadaran tanggung
jawab, aspek peran sosial sebagai pria atau wanita, aspek kematangan hubungan
dengan teman sebaya,sebanyak ٢١ item pertanyaan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tingkat ketercapaian tugas-
tugas perkembangan sosial peserta didik kelas X di SMK Negeri ١ Lubuk
Sikaping , dalam ketiga aspek yaitu, aspek kesadaran tanggung jawab berada pada
tingkat seksama (Ska) dengan jumlah ٥,٧٠١ belum sampai ketingkat VI
individualistik (Sdi), aspek peran sosial sebagai pria atau wanita sudah sampai
ketingkat VI individualistik (Sdi) dengan jumlah ٦,٢٦٩, begitu juga dengan aspek
kematangan hubungan dengan teman sebaya sudah sampai ketingkat VI
individualistik (Sdi) dengan jumlah ٦,٤٤٨. Dari ketiga aspek perkembangan yang
berhubungan dengan sosial yang belum sampai ketingkat VI individualistik
adalah aspek kesadaran tanggung jawab dengan jumlah nilai ٥,٧٠١.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PENGESAHAN TIM PENGUJI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN

PERSEMBAHAN

ABSTRAK....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................ .....١

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................٨

C. Batasan Masalah ........................................................................................٩

D. Rumusan Masalah .....................................................................................٩

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..............................................................٩

F. Penjelasan Judul .......................................................................................١٠

G. Sistematika Penulisan...............................................................................١٢

v
BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Remaja....................................................................................................١٤

١. Pengertian Remaja........................................................................١٤

٢. Kurun Waktu Masa Remaja..........................................................١٥

٣. Karakteristik Remaja.................................................................... ١٨

B. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja......................................... ٢٢

١. Pengertian Tugas Perkembangan................................................. .٢٢

٢. Tingkat pencapaian perkembangan................................................٢٦

٣. Jenis Tugas-Tugas Perkembangan Remaja................................... ٢٩

C. Perkembangan Sosial Pada

Remaja......................................................٣٥

١. Pengertian Perkembangan

Sosial....................................................٣٥

٢. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja................................ .٣٦

D. Instrumen Tugas Perkembangan (ITP) ........................................... .. ٤٠

١. Pengertian Instrumen Tugas Perkembangan (ITP)...................... ٤٠

٢. Tingkat Perkembangan dalam Instrumen Tugas Perkembangan..٤٠

٣. Aspek yang diukur dalam Instrumen Perkembangan.................. ٤٧

E. Kerangka Konseptual............................................................................٥٠

F. Penelitian Relevan................................................................................. ٥١

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

vi
A. Jenis Penelitian ......................................................................................٥٤

B. Lokasi Penelitian ..................................................................................٥٥

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ .٥٥

D. Teknik Pengumpulan Data................................................................... ٥٨

١.Instrumen Penelitian....................................................................... ٥٨

٢.Uji Reabilitas dan Validitas Instrumen........................................... ٥٩

E. Teknik Pengolahan Data....................................................................... ٦٣

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian........................................................................................٦٧

B. Pembahasan.............................................................................................٧٧

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................٨

B. Saran.....................................................................................................٨٣

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPRAN

vii
viii
١

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada atau sekitar

priode tertentu dalam kehidupan individu, pencapaian (tugas

perkembangan) yang sukses berperan penting untuk kebahagiannya dan

untuk pencapaian tugas-tugas selanjutnya, sedangkan kegagalan (tugas-

tugas perkembangan) mengarah timbulnya ketidak bahagiaan dalam diri

individu itu, dan sulit untuk mencapai tugas perkembangan selanjutnya. ١

Sebagai peserta didik tentunya mempunyai tugas-tugas yang perlu

ia pahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tugas

perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai

tingkat kesulitan permasalahannya, sehingga dengan mengetahui tugas-

tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan

oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan guru maupun

masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan

tersebut.

Adapun tugas-tugas perkembangan remaja menurut Hurlock

adalah:

١. Mampu menerima keadaan fisiknya


٢. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
٣. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok
yang berlainan jenis

١
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rodakarya, ٢٠٠٨), h.١١

١
٢

٤. Mencapai kemandirian emosional,Mencapai kemandirian


ekonomi
٥. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang
sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota
masyarakat
٦. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa
dan orang tua
٧. Mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa
٨. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
٩. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupan keluarga.٢

Hal senada juga dikemukakan oleh Havighurs bahwa tugas-tugas

perkembangan itu sebagai berikut:

١. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman


sebaya
٢. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita
٣. Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efektif
٤. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnnya
٥. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi
٦. Memilih dan mempersiapkan karir (pekerjaan)
٧. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga
٨. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-
konsep yang diperlukan bagi warga negara
٩. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara
sosial
١٠. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai
pembimbing dalam bertingkah laku
١١. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.٣

Salah satu tugas perkembangan yang mesti dikuasai oleh remaja

akhir adalah tugas yang berhubungan dengan perkembangan sosial yaitu,

mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya, mencapai

peran sosial sebagai pria atau wanita, dan pencapaian tingkah laku yang

٢
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
٢٠١١), h.١٠
٣
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rodakarya, ٢٠٠٨), h.٧٤-٩٤

٢
٣

bertanggung jawab secara sosial. Salah satu tugas perkembangan masa

remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan perkembangan

sosial, remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dan hubungan

yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan

orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan sekolah. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Karl C. Garrison remaja diharapkan memiliki

hubungan sosial yang matang dengan teman sebaya dalam kelompok-

kelompok mereka, dan mereka harus mendapat penerimaan dalam

hubungan sosial. Karena tanpa penerimaan tersebut, maka membuka

timbulnya gangguan-gangguan perkembangan psikis dan sosial remaja

yang bersangkutan.٤ Oleh sebab itu, tugas perkembangan sosial remaja

akhir dalam kelompok teman sebaya mesti dikuasai dengan optimal.

Selanjutnya, berdasarkan kepada teori yang dikemukakan oleh

Havighust tersebut, mengemukakan perilaku remaja yang berkaitan

dengan ketercapaian tugas perkembangan sosial dalam kelompok teman

sebaya tersebut, diantaranya adalah : a) menguasai kemampuan membina

hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya yang sama atau

berbeda jenis kelamin, b) menguasai kemampuan melaksanakan peranan

sosial sesuai dengan jenis kelamin.

Namun dalam kenyataannya masih terdapat remaja yang belum

menguasai tugas-tugas perkembangan, sekedar memberikan gambaran

nyata tentang apa yang terjadi akibat remaja belum menguasai tugas-

٤
Andi Mappiare, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional,١٩٨٢), h.١٠٢

٣
٤

tugas perkembangannya, penulis mencontohkan beberapa kasus tawuran

yang penulis peroleh dari hasil wawancara dengan peserta didik kelas

X.Akutansi yang terjadi baru-baru ini, tawuran antara peserta didik

SMKN ١ Lubuk Sikaping dengan peserta didik SMK Kosgoro. Tawuran

itu dipicu balas dendam di antara dua kelompok pelajar SMK tersebut.

Selain itu diawali gara-gara masalah sepele, yakni masalah pacar.

Peristiwa yang terjadi di atas hanya satu dari sekian banyak

kasus tawuran yang terjadi di SMKN ١ Lubuk Sikaping, kasus-kasus

tersebut menunjukkan remaja yang belum menguasai tuga-tugas

perkembangannya yang belum bisa menyelesaikan masalah dengan baik,

gara-gara masalah sepele yakni masalah pacaran, sehingga ada dendam

diantara ke dua kelompok pelajar SMK tersebut, karena tanggung jawab

dalam sosial kurang masalah dalam kelompok tidak bisa diselesaikan

dengan baik, sehingga masalah sepele menyebabkan terjadinya tawuran

yang merugikan kedua kelompok tersebut.

Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan

besar dalam sikap dan pola prilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak

laki-laki dan perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-

tugas tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya

terlambat. Kebanyakan harapan ditumpukan pada hal ini adalah bahwa

remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap dan

pola prilaku.

٤
٥

Hubungan sosial antara remaja dipengaruhi oleh kematangan fisik

yang dicapainya, remaja yang lambat dalam perkembangannya mungkin

akan tersingkir dari kelompok sosialnya yang pertumbuhan fisiknya lebih

cepat. Dengan jenis kelamin yang berbeda, mereka belajar keterampilan-

keterampilan sosial orang dewasa, seperti berkomunikasi yang baik dan

memimpin kelompok.٥

Sebagai laki-laki mampu membina pergaulan yang harmonis

dengan teman perempuan, mampu melindungi wanita dan orang-orang

yang lemah misalnya, anak kecil ataupun orang tua,memiliki rasa

percaya diri dalam bergaul, memiliki kemampuan berfikir positif

terhadap orang lain, menyukai dan menampilkan cara-cara

berkomunikasi yang sopan,suka mendengarkan atau memberi rasa

penghormatan kepada orang lain. Sebagai perempuan mampu membina

hubungan dan bekerja sama dengan sebaya laki-laki, berfikir positif

terhadap orang lain, mampu melakukan komunikasi yang sopan.

Tugas perkembangan sosial yang mesti dikuasai oleh remaja

yaitu, mencapai hubungan yang lebih matang dngan teman sebaya,

mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita, mencapai tingkah laku

yang bertanggung jawab secara sosial.

Pada umur-umur tertentu seseorang dapat dengan lebih cepat dan

mudah memperoleh kecepatan dalam memperoleh keterampilan-

keterampilan tertentu dalam mempelajari pola-pola tingkah laku tertentu.

٥
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak Remaja,... h.٧٤-٧٥

٥
٦

Dalam keseluruhan proses hidupnya individu akan berusaha melakukan

tugas perkembangan agar dia menemukan kebahagiaan dalam kehidupan

bermasyarakat.٦

Ada hal yang diharapkan dan dimiliki oleh remaja dalam

mempersiapkan diri memasuki alam kehidupan masa dewasa, serta

memiliki kebutuhan pribadi dalam arti luas. Dari segi individu dikaitkan

dengan perkembangan pikir, sikap, perasaan, kemauan dan perlakuan

nyata.dari segi lingkungan ada semacam ”tuntutan” dari faktor sosial,

religius, nilai-nilai dan norma yang hidup didalamnya.Tuntutan itu

“dikenakan” bagi individu sebagai bagian dari lingkungan itu juga.

Observasi awal yang penulis lakukan pada hari Selasa tanggal ٢٢

November ٢٠١٦, penulis menemukan peserta didik belum memiliki teman

akrab diman peserta didik ini sering menyendiri, rasa tanggung jawab

ketua dalam kelas kurang dimana ketua membiarkan teman-temannya

keluar kelas waktu jam pelajaran berlanggsung, penampilan yang tidak

sesuai dengan standar kelompok yang mana penampilannya kurang

menarik sehingga tidak disukai dalam kelompok,

Setelah itu penulis wawancara dengan Guru pembimbing SMK

Negeri ١ Lubuk Sikaping pada hari Rabu tanggal ٢٣ November ٢٠١٦,

penulis memperoleh informasi fakta berupa hasil skor masalah saat

pengadministrasian ICM (Instrumen Ceklis Masalah) yang di laksanakan

oleh guru pembimbing SMK Negeri ١ Lubuk Sikping pada kelas X,

٦
Elizabeth B.Hurlock,Psikologi Perkembangan,(Jakarta: Erlangga,٢٠٠٥), h.٢٠٩

٦
٧

seperti anak murid mudah marah, sering tidak sabar, malu berhadapan

dengan orang banyak, bergaul dengan teman sejenis lebih menyenangkan

dari pada lawan jenis, malu bergaul dengan lawan jenis, dari berbagai item

yang telah tersedia, maka bisa dilihat jika peserta didik masih belum

mencapai tugas-tugas perkembangan sosial yang seharusnya dikuasai oleh

peserta didik. Berdasarkan wawancara dengan dua orang guru

pembimbing SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping masih terdapat peserta didik

yang masih terisolis pada kelas X, yang dilihat dari hasil sosiometri kelas

X.٧

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara kepada ٧ orang peserta

didik kelas X SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping yang dilakukan pada hari

Kamis tanggal ٢٤ November ٢٠١٦ diperoleh keterangan bahwa pada

beberapa kelas terdapat kesenjangan hubungan sosial antara peserta didik

laki-laki dan perempuan, terdapat kelompok-kelompok yang memisahkan

diri dari pergaulan dengan sesama teman sekelas, adanya peserta didik

yang rasa tanggung jawab dalam kelas kurang, seperti ketua kelas yang

menghasut teman-temannya tidak mengerjakan tugas ketika guru tidak

bisa hadir dan membiarkan teman-temannya berkeliaran di depan kelas,

adanya peserta didik yang belum memiliki teman akrab atau terisolir

dikarenakan mementingkan diri sendiri, keras kepala.٨

٧
Wawancara Pribadi dengan Guru Pembimbing SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping, ٢٢
November ٢٠١٦
٨
Wawancara Pribadi dengan Peserta Didik Kelas X SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping, ٢٤
November ٢٠١٦

٧
٨

Selanjutnya, berdasarkan wawancara kepada tiga orang wali kelas

X SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping pada hari Senin tanggal ٢٨ November

٢٠١٦ diperoleh keterangan bahwa memang ada masalah-masalah sosial

yang terjadi, seperti adanya kelompok-kelompok yang memisahkan diri

dari pergaulan sesama teman sekelas, adanya peserta didik yang tidak

sesuai dengan standar kelompok dalam hal daya tarik fisik atau tentang

kerapian, seperti peserta didik yang pakaiannya berantakan,kotor sehingga

teman-teman dalam kelasnyapun menjauh.٩

Berdasarkan fenomena yang terjadi di atas maka peneliti merasa

tertarik untuk mengangkat sebuah judul penelitian tentang “

KETERCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL

PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI ١ LUBUK

SIKAPING”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut maka dapat diidentifikasi masalah

yaitu :

١. Adanya peserta didik yang belum memiliki teman akrab atau terisolir

٢. Adanya peserta didik yang rasa tanggung jawab dalam kelas kurang

٣. Adanya peserta didik yang malu bergaul dengan lawan jenis

٤. Adanya peserta didik yang belum bisa mengendalikan diri dari rasa

marah dan sikap permusuhannya

٩
Wawancara Pribadi dengan Wali Kelas X SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping, ٢٨ November
٢٠١٦

٨
٩

٥. Adanya peserta didik yang penampilannya tidak sesuai dengan standar

kelompok dalam hal daya tarik fisik atau tentang kerapian

٦. Terdapat peserta didik yang belum menguasai tugas perkembangan

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup penelitian ini, maka penelitian

ini dibatasi pada tingkat ketercapaian peserta didik terhadap tugas-tugas

perkembangan yang berkaitan dengan membina hubungan sosial di SMKN

١ Lubuk Sikaping.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukan pada latar belakang, maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu “Bagaimana tingkat

ketercapaian peserta didik tentang tugas-tugas perkembangan sosial

dalam membina hubungan baik dengan anggota kelompok dan

mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial remaja kelas X di SMK

Negeri ١ Lubuk Sikaping?”

E. Tujuan Dan Kegunaan

١. Tujuan

Berkaitan dengan judul penelitian, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui tingkat ketercapaian peserta didik terhadap

tugas-tugas perkembangan yang berhubungan dengan membina hubungan

sosial remaja kelas X di SMKN ١ Lubuk Sikaping.

٩
١٠

٢. Kegunaan

Hasil penelitian diharapkan berguna untuk

a. Guru BK (guru pembimbing), sebagai masukan dan pedoman

untuk memberikan layanan kepada peserta didik.

b. Guru mata pelajaran, sebagai masukan dan pertimbangan dalam

mencapai tugas-tugas perkembangan sosial remaja kelas X di SMK

Negeri ١ Lubuk Sikaping.

c. Sebagai persyaratan untuk mencapai gelar sarjana pada jurusan

Tarbiyah Fakultas Bimbingan Konseling di IAIN Bukittinggi .

d. Peneliti selanjutnya, sebagai pedoman dan pengembangan

penelitian untuk ketercapaian tuga-tugas perkembangan sosial

peserta didik di SMK lebih baik lagi sesuai perkembangan zaman

dan teknologi.

F. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalah fahaman dalam menafsirkan judul ini,

maka penulis perlu menjelaskan istilah yang terdapat pada judul:

Ketercapaian : Maksudnya adalah dapat dicapai, dapat

dijangkau atau diperoleh, dan

terlaksana.١٠

Pesert Didik : Peserta didik yang dimaksud oleh

penulis adalah siswa kelas X SMK

Negeri ١ Lubuk Sikaping.

١٠
Kamus Besar Bahasa Indonesia

١٠
١١

Tugas Perkembangan

Sosial : Tugas perkembangan yang dimaksud

adalah tugas-tugas yang harus

diselesaikan individu pada fase-fase atau

priode kehidupan tertentu, dan apabila

berhasil mencapainya mereka akan

berbahagia,tetapi sebaliknya apabila

mereka gagal akan kecewa dan dicela

oleh orang tua atau masyarakatnya dan

perkembangan selanjutnya akan

mengalami kesulitan.١١

Tugas perkembangan sosial yang

penulis maksud seperti adanya upaya

memilih nilai-nilai sosial, meningkatkan

ketertarikan kepada lawan jenis dan

mulai cendrung memilih karir tertentu.

Jadi yang penulis maksud dengan judul penelitian ini adalah untuk

mengetahui berapa tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan yang

berhubungan dngan sosialnya, yang penulis teliti adalah peserta didik

kelas X di SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping.

١١
Sabri M.Alisuf, Pengantar Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, ١٩٩٣), h. ١٧٠

١١
١٢

G. Sistematika Penulisan

Untuk lebih sistematisnya penulis dalam bahasan ini penulis membagi

dalam Bab dan Sub Bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan, penjelasan judul, sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teoritis, yang terdiri dari Remaja, Tugas-Tugas

Perkembangan Pada Masa Remaja,. Sub remaja terdiri dari pengertian

remaja, kurun waktu masa remaja, karakteristik remaja. Sub bab Tugas

Perkembangan Pada Masa Remaja terdiri dari pengertian tugas

perkembangan, tingkat pencapaia perkembangan, jenis tugas-tugas

perkembangan remaja. Perkembangan sosial remaja,sub bab, pengertian

perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial. Instrumen Tugas

Perkembangan, pengertian instrumen tugas perkembangan, tingkat

perkembangan dalam instrumen tugas perkembangan, aspek yang di ukur

dalam tugas perkembangan,

Bab III Metodologi Penelitian, yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi

penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, Validitas

instrumen, realibilitas instrumen, teknik pengolahan data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang terdiri dari hasil

penelitian, yang memuat ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial

peserta didik kelas X di SMK Negeri Lubuk Sikaping, yang terdiri dari,

ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik dengan aspek

١٢
١٣

kesadaran tanggung jawab,ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial

peserta didik dengan aspek peran sosial sebagai pria atau wanita,

ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik dengan aspek

kematangan hubungan dengan teman sebaya. Grafik distribusi tiap aspek

ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik kelas X di

SMK Negeri Lubuk Sikaping, grafik ٨ butir tertinggi kelompok

ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik kelas X di

SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping, pembahasan.

Bab V Penutup, yang terdiri dari kesimpulan, saran.

١٣
١٤

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Remaja

١. Pengertian Remaja

Masa remaja, menurut Mappiare berlangsung pada umur ١٢

tahun smpai dengan ٢١ tahun bagi wanita dan ١٣ tahun sampai dengan

٢٢ tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu usia ١٢/١٣tahun sampai dengan ٢١/٢٢ tahun adalah

remaja akhir.

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal

dari bahasa Latin adolescere yang artinya”tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala

memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan priode

lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila

sudah mampu mengadakan reproduksi.

Istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas,

mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan

ini didukung oleh Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis,

remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke

dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa

bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan

merasa sama, atau paling tidak sejajar.


١٥

Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas.

Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga

dapat diterima secara penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa.

Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja

juga seringkali dikenal dengan fase”mencari jati diri” atau fase”topan

dan badai”١

Menurut Hurlock secara psikologis masa remaja adalah usia

dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana

anak-anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih

tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya

dalam masalah. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai

banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber,

termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi

intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya

untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang

kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari perkembangan

ini.٢

٢. Kurun Waktu Masa Remaja

Untuk mengetahui kurun waktu masa remaja akan dibahas

menurut beberapa ahli diantaranya :

١
Mohammad Ali.Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT Bumi Aksara,٢٠١١),
h.٩
٢
Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,٢٠٠٥),h.٢٠٦
١٦

Witherington menggunaka istilah masa adolesensiyang dibagi

menjadi dua fase yang disebut :

a. Preadolesence, berkisar usia ١٢-١٥ tahun

b. Late adolesence antara ١٥-١٨ tahun

Jadi istilah seluruhnya dengan kata adolescen. Demikian

juga Gilmer menyebut masa itu adalah adolesence yang kurun

waktunya terdiri atas tiga bagian yaitu:

a. Preadolesen dalam kurun waktu ١٠-١٣ tahun

b. Adolesen awal dalam kurun waktu ١٣-١٧ tahun

c. Adolesen akhir dalam kurun waktu ١٨-٢١ tahun

Sedangkan Hurlock menggunakan istilah masa puber

namun ia menjelaskan bahwa puber adalah periode tumpang tindih,

karena mencakup tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-

tahun awal masa remaja. Pembagiannya sebagai berikut:

a. Tahap prapuber : Wanita ١١-١٣ tahun; pria ١٤-١٦

tahun

b. Tahap puber : Wanita ١٣-١٧ tahun; pria ١٤-١٧

tahun ٦ tahun

c. Tahap pasca puber : Wanita ١٧-٢١ tahun; pria ١٧ tahun

٦ bulan -٢١ tahun.

Jadi Hurlock membedakan antara wanita dan pria, namun

kedua jenis memerlukan kurun usia puber selama ٤ tahun.


١٧

Ny. Y. Singgih D. Gunarso dan singgih D. Gunarso disebutkan

di indonesia baik istilah puberitas maupun adolesensia dipakai dalam

arti yang umum. Selanjutnya ditegaskan akan dipakai istilah remaja,

tinjauan psikologis yang ditunjukkan pada seluruh proses

perkembangan remaja dengan batas usia ١٢ sampai ٢٢ tahun. Maka

selanjutnya dari perkembangan kurun waktudapat disimpulkan:

a. Masa pra remaja kurun waktunya sekitar ١١-١٣ tahun bagi

wanita dan pria sekitar ١٢-١٤ tahun.

b. Masa remaja awal sekitar ١٣-١٧ tahun bagi wanita dan

bagi pria ١٤-١٧ tahun ٦ bulan

c. Masa remaja akhir sekitar ١٧-٢١ tahun bagi wanita dan

bagi pria sekitar ١٧ tahun ٦ bulan-٢٢ tahun.٣

Disebutkan kata sekitar kurun waktunya karena pertumbuhan

dan perkembangan antara individu satu dan yang lain tidak persis

sama, mungkin kurang atau mungkin lebih beberapa bulan atau

minggu.

Menurut Salzamaman, remaja merupakan masa perkembangan

sikap tergantung terhadap orang tua kearah kemandirian, minat-minat

seksual, perenungan diri dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan

norma-norma. Masa remaja dapat di bagi berdasarkan umur yang

terdiri dari dua tahap yaitu sebagai berikut:

٣
Sri Rumini, Siti Sundari, Perkembangan Anak & Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
٢٠٠٤), hl.٥٤-٥٦
١٨

a. Masa remaja awal sekitar usia ١٣-١٦ tahun, pada masa ini terjadi

perubahan jasmani yang cepat, sehingga memungkinkan terjadinya

goncangan emosi, kecemasan dalam masyarakat.

b. Masa remaja Akhir ١٧-٢١ tahun, secara psikologis, masa ini

merupakan permulaan masa dewasa, emosinya mulai stabil dan

pemikirannya mulai matang.٤

Dapat disimpulkan beberapa pendapatahli yang di atas, remaja

adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa

remaja sebagai masa peletak dasar yang sangat fundamental untuk

perkembangan masa selanjutnya. Usia remaja antara satu remaja

dengan remaja lain berbeda, namun pada umumnya masa remaja

dimulai antara ١٣ dan berakhir pada umur ٢١ tahun. Dimana masa

remaja ini sangat membutuhkan perhatian orang tua dan kasih sayang

orang tua, agar kebutuhan untuk perkembangan masa remaja ini

terpenuhi dengan baik.

٣. Karakteristik Remaja

Menurut Hurlock dalam rentang kehidupan masa remaja, remaja

mempunyai periode-periode yang penting dalam menjalani kehidupan,

masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan

periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciri tersebut akan diterangkan

secara singkat di bawah ini,

٤
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), h.٢١
١٩

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

Semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting,

namun kadar pentingnya berbeda-beda. Ada beberapa periode yang

lebih penting dari pada beberapa periode lainnya, karena akibatnya

yang langsung terhadap sikap dan perilaku, dan ada lagi yang

penting karena akibat-akibat jangka panjangnya.Pada periode

remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetap

penting.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa

yang telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah

peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya.

Artinya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan meninggalkan

bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang

c. Masa remaja sebagai periode perubahan

Menurut Hurlock ada empat perubahan yang sama hampir

bersifat universal yaitu sebagai berikut:

١) Meningginya emosi, yang intensitasnya bergantung pada tingkat

perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.

٢) Perubahan tubuh, minat dan peranan yang diharapkan oleh

kelompok sosial untuk dipesankan, menimbulkan masalah baru.


٢٠

٣) Perubahan minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga

berubah. Apa yang masa kanak-kanak dianggap penting,

sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi.

٤) Sebagai besar remaja bersikap ambivalen terhadap setiap

perubahan. Mereka menginginkan dan menuntun kebebasan,

tetapi mereka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya

dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi

tanggung jawab tersebut.

d. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode mempunyai masalahnya sendiri-sendiri,

namun masalah masa remaja sering menjadi masalah yang sulit

diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.Terdapat

dua alasan bagi kesulitan itu.pertama, sepanjang masa kanak-kanak,

masalah anak-anak sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru-

guru, sehingga kebanyakan remaja tidak berpengalaman dalam

mengatasi masalah. Kedua karena para remaja merasa diri mandiri,

sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak

bantuan orang tua dan guru-guru.

e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Sepanjang usia geng pada akhir masa kanak-kanak,

penyesuaian diri dengan standar kelompok adalah jauh lebih

penting bagi anak yang lebih besar dari pada individualitas. Seperti
٢١

telah ditunjukkan, dalam hal pakaian, berbicara dan perilaku anak

yang lebih besar ingin lebih cepat seperti teman-temannya.

f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Seperti ditunjukkan oleh Majeresbanyak anggapan populer

tentang remaja yang mempunyai arti yang bernilai, dan sayangnya,

banyak di antaranya yang bersifat negatif.Anggapan stereotip

budaya bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak dapat dipercaya

dan cendrung merusak dan berprilaku merusak, menyebabkan

orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan

remaja muda takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik

terhadap perilaku remaja yang normal.

g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca

berwarna merah jambu.Ia melihat dirinya sendiri dan orang lain

sebagaimana yang inginkan dan bukan sebagaimana adanya,

terlebih dalam hal cita-cita. Cita-cita yang tidak realistik ini, tidak

hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-

temannya, menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri

dari awal masa remaja.

h. Masa remaja sebagai ambang masa

Dengan semakin mendekatnya usia kematangan

yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan

stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa


٢٢

mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan bertindak

seperti orang dewasa ternyata belum cukup.Oleh karena itu,

remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang

dihubungkan dengan status dewasa, yaitu merokok, minum-

minuman keras dan lain-lainnya. Karakteristik remaja di

atas dapat disimpulkan bawah semua masa periode remaja

itu sangat penting, jika masa periode tersebut tidak berjalan

dengan baik maka berpengaruh pada sikap dan perilaku

remaja yang akan datang.٥

B. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja

١. Pengertian Tugas Perkembangan

Tugas perkembangan merupakan suatu proses yang

menggambarkan prilaku kehidupan sosial-psikologis manusia pada

posisi yang harmonis di dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas

dan kompleks. Proses tersebut merupakan tugas-tugas perkembangan

fisik dan psikis yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai oleh setiap

individu. ٦

Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada

pusaka penanggulangan sikap dan pola prilaku yang kekanak-kanakan

dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.Tugas

perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar pada

٥
Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan,...h.٢٠٧-٢٠٩
٦
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung:
CV Pustaka Setia, ٢٠١٠), h.١٥٩
٢٣

sikap dan pola prilaku anak. Akibatnya, hanya sedikit anak laki-laki

dan perempuan yang dapat diharapkan untuk menguasai tugas-tugas

tersebut selama awal masa remaja, apalagi mereka yang matangnya

terlambat. Kebanyakan harapan ditumpukan pada hal ini adalah bahwa

remaja muda akan meletakkan dasar-dasar bagi pembentukan sikap

dan pola perilaku.

Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan

keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan

sosial.Namun hanya sedikit remaja yang mampu menggunakan

keterampilan dan konsep ini dalam situasi praktis.Mereka yang aktif

dalam dalam berbagai aktivitas ekstrakurikuler menguasai praktek

demikian namun mereka yang tidak aktif harus bekerja setelah

sekolah atau tidak diterima oleh teman-teman tidak memperoleh

kesempatan.

Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba untuk

membentuk nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai orang dewasa,

orang tua berperan banyak dalam perkembangan ini. Namun bila nilai-

nilai dewasa bertentangan dengan nilai-nilai teman sebaya, maka

remaja harus memilih yang terakhir bila mengharapkan dukungan

teman-teman yang menentukan kehidupan sosial mereka.

Erat hubungannya dengan masalah pengembangan nilai-nilai

yang selaras dengan nilai orang dewasa yang akan dimasuki, adalah

tugas untuk mengembangkan prilaku sosial yang bertanggung jawab.


٢٤

Sebagian besar remaja ingin diterima oleh teman-teman sebayanya,

tetapi hal ini sering kali diperoleh dengan prilaku yang oleh orang

dewasa dianggap tidak bertanggung jawab.Misalnya, kalau

menghadapi masalah menolong atau menipu teman dalam ujian, maka

remaja harus memilih antara standar dewasa dan standar teman-

teman.٧

Menurut Konopka, pikunas, Kaczman dan Riva, salah satu

periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa (fase) remaja.

Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus

perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat

diarahkan pada perkembangan masa dewasa yang sehat.

Menurut Pikunas, dalam membahas tugas perkembangan ini,

mengemukakan pendapat Candless dan Evans yang berpendapat

bahwa masa remaja ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh

dan berkembang secara matang agar diterima oleh teman sebaya,

orang dewasa dan budaya. Pada periode ini, remaja memperoleh

kesadaran yang jelas tentang apa yang diharapkan masyarakat dari

dirinya. Mulai dari Erikson, banyak para ahli psikologi memandang

bahwa identity formation (pembentukan identitas/ jati diri) merupakan

tugas perkembangan utama bagi remaja. Jika remaja gagal atau tidak

mendapat kepuasan dalam menjawab pertanyaan “siapa saya?” dan

“mengapa saya?” maka mereka akan mengalami “peperangan” dalam

٧
Elizabeth B.Hurlock, Psikologi Perkembangan, ..., hal.٢٠٧-٢٠٩
٢٥

dirinya. Jika secara terus menerus, remaja aktif menanyakan tentang

kebingungannya mengenai ideology dan pekerjaan, atau ketidak

jelasan tentang peranan dirinya dalam kelompok sebaya atau orang

dewasa, maka dia memerlukan moratorium. Tahun-tahun tambahan

untuk menemukan solusi yang dapat diterima sebelum mereka

mencapai gaya hidup seperti orang dewasa. William Kay,

mengemukakan tugas-tugas perkembanangan remaja itu sebagai

berikut:

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya


b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-
figur yang mempunyai otoritas.
c. Mengembangakan keterampilan emosi interpersonal dan
belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik
secara individual maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri)
atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup
(Weltanschauung).
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri
(sikap/prilaku) kekanak-kanakan.٨

Kemampuan seseorang untuk menemukan sumber-sumber untuk

memperoleh kebutuhan-kebutuhannya, dan menuntaskan tugas-tugas

perkembangannya merupakan isyarat kunci bagi ketepatan

perkembangannya.Upaya mengeksplorasi dan belajar adalah penting

untuk bergerak kearah self-realization.Periode remaja merupakan

gerakan yang berkesinambungan dari masa anak kemasa dewasa.

٨
Syamsul Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), h.٧١
٢٦

Dalam membahas tujuan tugas perkembangan remaja, Pikunas,

Cole dalam Syamsul Yusuf,mengemukakan pendapat yang

mengklasifikasikannya ke dalam Sembilan kategori, Yaitu :

١) Kematangan emosional
٢) Pemantapan minat-minat hetero seksual
٣) Kematangan sosial
٤) Emansipasi dari kontrol keluarga
٥) Kematangan intelektual
٦) Memilih pekerjaan
٧) Menggunakan waktu senggang secara tepat
٨) Memiliki filsafat hidup
٩) Identifikasi diri.٩

٢. Tingkat Pencapaian Perkembangan

Tingkat pencapaian tugas perkembangan bervariasi dicapai oleh

setiap individu, Loevinger mengemukakan sembilan tingkat

perkembangan . tingkat pertama yaitu tingkat pra-sosial, individu

belum mampu membedakan dirinya dengan lingkungan, sedangkan

tingkat kesembilan yaitu tingkat integrated, tingkatan yang jarang

dicapai kebanyakan orang.

Untuk mengungkap tingkat pencapaian tugas perkembangan,

berdasarkan teori perkembangan diri dari Leovinger, membuat suatu

instrumen yang di sebut Inventori Tugas Perkembangan (ITP) untuk

setiap jenjang pendidikan (SD, SLTP, SLTA, dan PT), dan karena

tingkat pra-sosial sulit diungkap secara verbal, dan tingkat integrated

jarang dicapai, ITP hanya mengungkap tujuh tingkat perkembangan.

٩
Syamsul Yusuf, psikologi Perkembangan Anak & Remaja,..., h.٧٢-٧٣
٢٧

Ketujuh tingkat perkembangan itu memiliki karakteristik sebagai

berikut.

a. Tingkat Impulsif (Imp)

Karakteristiknya adalah: Individu (١) menempatkan

identifikasi dirinya sebagai bagian yang terpisah dari orang

lain, (٢) pola prilaku menuntun dan bergantung pada

lingkungan sebagai sumber ganjaran dan hukuman, (٣)

berorientasi sekarang (tidak berorientasi pada masa lalu atau

masa depan), (٤) individu tidak menempatkan diri sebagai

faktor penyebab prilaku.

b. Tingkat Perlindungan Diri (Pld)

Karakteristiknya adalah: (١) peduli terhadap kontrol dan

keuntungan yang dapat diperoleh dan berhubungan dengan

orang lain, (٢) mengikiti aturan secara oportunistik dan

hedonistic (prinsip menyalahkan diri), (٣) berpikir tidak logis

dan stereotipe, (٤) cenderung menyalahkan dan mencela orang

lain dan lingkungan.

c. Tingkat Konformistik (Kof)

Karakteristiknya adalah: individu (١) peduli terhadap

penampilan diri dan penerimaan sosial, (٢) cenderung berpikir

stereotipe dan klise, (٣) peduli terhadap aturan eksternal, (٤)

bertindak dengan motif yang dangkal (untuk memperoleh

pujian) menyamakan diri dalam ekspresi emosi, (٥) kurang


٢٨

intropeksi, (٦)perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri

eksternal, (٧) takut tidak diterima kelompok, (٨) tidak sensitif

terhadap aturan, dan (٩) merasa berdosa jika melanggar aturan

(terutama aturan ekonomi).

d. Tingkat Sadar Diri (Sdi)

Karakteristiknya adalah: individu (١) mampu berfikir

alternatif, (٢) melihat harapan dan berbagai kemungkinan

dalam stuasi, (٣) peduli untuk mengambil manfaat dari

kesempatan yang ada, (٤) orientasi pemecahan masalah, (٥)

memikirkan cara hidup serta (٦) penyesuaian terhadap stuasi

dan peranan.

e. Tingkat Seksama (Ska)

Karakteristiknya adalah: individu (١) bertindak atas dasar

nilai internal, (٢) mampu melihat diri sebagai membuat

pilihan dan pelaku tindakan, (٣) mampu melihat keragaman

emosi, motif, dan perspektif diri, (٤) peduli kan hubungan

mutualistik, (٥) memiliki tujuan jangka pendek, (٦)

cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial, (٧)

berpikir lebih kompleks dan atas dasar analisis.

f. Tingkat Individualistik (Ind)

Karakteristiknya adalah: (١) meningkatkan kesadaran

individualitas, (٢) kesadaran akan konflik emosional antara

kemandirian dengan ketergantungan, (٣) menjadi lebih toleran


٢٩

terhadapa diri sendiri dan orang lain, (٤) mengenal eksistensi

perbedaan individual, (٥) mampu bersikap toleran terhadap

pertentangan dalam kehidupan, (٦) membedakan kehidupan

internal dan kehidupan luar dirinya, (٧) mengenal kompleksitas

diri, dan pedili akan perkembangan dalam masalah-masalah

sosial.

g. Tingkat Otonomi (Oto)

Karakteristiknya adalah: individu (١) memiiki pandangan

hidup sebagai suatu keseluruhan, (٢) cenderung bersikap

realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain,

(٣) peduli akan paham abstrak seperti keadilan sosial, (٤)

mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan, (٥)

peduli akan self-fulfillment (pemuasan kebutuhan diri), (٦) ada

keberanian utnuk menyelesaikan konflik interna, (٧) respek

terhadap kemandirian orang lain, (٨) sadar akan adanya

ketergantungan dengan orang lain, dan (٩) mampu

mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan

keceriaan.١٠

٣. Jenis Tugas-Tugas Perkembangan Remaja

Secara rinci, Havigurs menjelaskan tugas-tugas perkembangan ini

sebagai berikut:

١٠
Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi Dasar
Pengembangan Profesi Konselor), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,٢٠١١), hl. ١٢٣-١٢٥
٣٠

a) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya

(١) Hakikat tugas. Tujuan tugas ini : (١) belajar melihat kenyataan,

anak wanita sebagai wanita dan anak pria sebagai pria, (٢)

berkembang menjadi orang dewasa diantara orang dewasa

lainnya, (٣) belajar bekerja sama dengan orang lain untuk

mencapai tujuan bersama dan (٤) belajar memimpin orang lain

tanpa mendominasinya

(٢) Dasar biologis : (١) manusia terbagi ke dalam dua jenis

kelamin (pria dan wanita); (٢) kematangan seksual dicapai

pada masa remaja, sehingga daya tarik seksual menjadi

kekuatan yang dominan dalam kehidupannya; (٣) hubungan

sosial di antara remaja dipengaruhi oleh kematangan fisik yang

dicapainya. Remaja (pria/wanita) yang lambat dalam

perkembangannya, mungkin akan tersingkir dari kelompok

sosialnya yang pertumbuhan fisiknya lebih cepat

(٣) Dasar psikologis. Pada akhir masa anak, anak-anak lebih cepat

berkembangnya dan menaruh perhatian untuk begaul dengan

orang lain (kelompok sebaya).

Keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas

perkermbangan ini mengantarkannya kedalam suatu kondisi

penyesuaian sosial yang baik dalam keseluruhan hidupnya.

Namun apabila gagal, maka dia akan mengalami ketidak

bahagiaan atau kesulitan dalam kehidupannya dimasa dewasa,


٣١

seperti ketidakbahagiaan dalam pernikahan, kurang mampu

bergaul dengan orang lain, bersifat kekanak-kanakan, dan

melakukan dominasi secara sewenang-wenang.

(٤) Dasar kebudayaan. Kebudayaan dapat menentukan pola-pola

hubungan sosial remaja.

(٥) Tingkat pencapaian tugas perkembangan

b) Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita

(١) Hakikat tugas. Remaja dapat menerima dan belajar peran

sosial sebagai peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa

yang dijunjung tinggi oleh masyarakat

(٢) Dasar biologis. Siklus pertumbuhan fisik remaja berbeda

antara pria dan wanita

(٣) Dasar psikologis. Karena peranan pria dan wanita relative

berbeda dalam masyarakat, maka remaja pria harus menerima

gagasan atau ide seorang pria dewasa dan remaja wanita

menerima ide sebagai wanita dewasa.

(٤) Dasar budaya. Peran wanita terus berubah, terutama dalam

masyarakat perkotaan.

c) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya secara efiktif

Hakikat tugas. Tigas ini bertunuan agar remaja merasa bangga,

atau berdikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan

memelihara fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan

fisiknya tersebut.
٣٢

d) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa

lainnya.

Hakikat tugas. Tujuan dari tugas perkembangan ini adalah,

membebaskan dari sikap dan prilaku yang kekanak-kanakan atau

bergantung pada orang tua, mengembangkan efeksi (cinta kasih)

kepada orang tua tanpa bergantung (terikat) kepadanya, dan

mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa lainnyatanpa

bergantung kepadanya.

e) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi

Hakikat tugas. Tujuan tugas perkembangan ini adalah agar remaja

merasa mampu menciptakan suatu kehidupan (mata pencarian).

Tugas ini sangat penting (mendesar) bagi remaja pria, namun tidak

begitu penting bagi remaja wanita.

f) Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan)

Hakikat tugas. Tujuan tugas ini adalah memilih suatu pekerjaan

yang sesuai dengan kemampuannya, dan mempersiapkan

doromemiliki kemampuan dan keterampilan untuk memasuki

pekerjaan tersebut.

g) Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga

Hakikat tugas. Tujuan tugas ini adalah, mengembangkan sikap

positif terhaap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak,

memperoleh pengetahuan yang tepat tentang pengelolaan keluarga

dan pemeliharaan anak


٣٣

h) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang

diperlukan bagi warga Negara

Hakikat tugas. Tugas perkembangan ini bertujuan mengembangkan

konsep-konsep hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, geografi,

hakikat manusi dan lembaga-lembaga sosial yang cocok dengan

dunia modern, dan mengembangkan keterampilan berbahasa dan

kemampuan nalar (berpikir) yang penting bagi upaya memecahkan

masalah-masalah secara efektif.

i) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.

Hakikat tugas. Tujuan tugas ini adalah berpartisipasi sebagai orang

dewasa yang bertanggung jawab sebagai masyarakat, dan

memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah lakunya

j) Memperoleh seperangkat nilai dan system etika sebagai petunjuk/

pembimbing dalam bertingkah laku

Hakikat tugas perkembangan. Tujuan tugas ini adalah membentuk

seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan,

mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai,

mengembangkan kesadaran akan hubungannya dengan sesama

manusia dan juga alam sebagai lingkungan tempat tinggalnya, dan

memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya,

sehingga dapat hidup selaras (harmoni) dengan orang lain.


٣٤

k) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

Tujuan tugas perkembangannya adalah, remaja seharusnya

mengamalkan nilai-nilai aqidah seperti meyakini Allah sebagai

pencipta, meyakini agama sebagai pedoman hidup, meyakini

bahwa Allah Maha melihat terhadap semua perbuatan manusia, dan

mengamalkan nilai-nilai ibadah seperti, melaksanakan ibadah ritual

seperti shlat, membaca kitab suci dan mendalami isinya,

mengendalikan diri (hawa nafsu) dari sikap dan perbuatan yang

diharamkan Allah, bersikap hormat kepada orangtua dan orang

lain.١١

Jika remaja berhasil mencapai tugas perkembangannya

maka akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah

keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya.

Terpenuhinya tugas perkembangan remaja, maka akan menjadi

modal dalam melakukan penyesuaian diri, karena remaja merasa

percaya diri dalam bertindak.

١١
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja,...h.٧٤-٩٤
٣٥

C. Perkembangan Sosial Pada Masa Remaja

١. Pengertian Perkembangan Sosial

Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial,

dalamartian belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan

orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan

dan pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya.١٢

Pada dasarnya pribadi tak sanggup hidup seorang diri tanpa

lingkungan psikis dan rohaniyahnya walaupun secara biologis-fisiologis

ia dapat mempertahankan dirinya sendiri.١٣

Hubungan sosial berupa hubungan antar manusia yang saling

membutuhkan. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang

remajabukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan

pribadinya, tetapi juga melakukan tahap perkembangannya tingkat

hubungan antar manusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan

hidup manusia.

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan

dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan

sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma

kelompok, moral dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan

saling berkomunikasi dan kerja sama.

١٢
Elizabeth B.Hurlock, Child Development, (Alih Bahasa:Med. Meitasari Tjandrasa dan
Muslichah Zarkasih), (١٩٨١), hl.٢٥٠
١٣
W.A Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung:PT Eresco.١٩٩٨), hl.٢٥
٣٦

Dalam hidup bermasyarakat remaja dituntut bersosialisasi.

Dalam masa remaja cakrawala interaksi sosial telah meluas dan

kompleks. Selain berkomuikasi dengan keluarga juga dengan

sekolah dan masyarakat umum yang terdiri atas anak-anak maupun

orang dewasa dan teman sebaya pada khususnya. Bersamaan dengan

itu remaja mulai memperhatikan mengenai norma-norma yang

berlaku serta melakukan penyesuaian diri kedalam lingkungan

sosial.١٤

Maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial adalah

sebuah proses interaksi yang dibangun oleh seseorang dengan orang

lain, seperti anak dengan orang tua, saudara, teman bermain, hingga

masyarakat secara luas.

٢. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai

jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja telah

cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja

telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya,

remaja telah memperhatikan dan mengenal berbagai norma

pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di

dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan

saja bergaul dengan berbagai kelompok umur. Dengan demikian,

remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja,

١٤
W.A Gerungan, Psikologi Sosial,...hl.٧٧
٣٧

kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua.

Pergaulan dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling

penting tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan

norma pergaulan sesama remaja, juga terselip pemikiran adanya

kebutuhan masa depan untuk memilih teman hidup.

Seseorang remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial yang

bersifat tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami remaja.

Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok, baik

kelompok kecil maupun kelompok besar, dalam menetapkan pilihan

kelompok yang diikuti, didasari berbagai penimbangan seperti,

moral, sosial ekonomi, minat dan kesamaan bakat, dan kemampuan.

Baik di dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.١٥

Oleh karena itu, Sering kali gerak-gerik remaja menjadi serba

canggung dan tidak bebas. Gangguan dalam bergerak yang

disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan fisik pada remaja seperti ini

dikenal dengan istilah gangguan regulasi.

Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara

remaja itu menjadi parau untuk beberapa waktu dan akhirnya turun

satu oktaf,. Pertumbuhan kelenjer endoktrin yang telah mencapai

taraf kemtangan sehingga mulai berproduksi menghasilkan hormon

yang bermanfaat bagi tubuh. Akibatnya, remaja mulai merasa mulai

tertarik kepada lawan jenisnya. Pada waktu tidur, karena ketertarikan

١٥
H.Sunarto, B.Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta:PT Rineka
Cipta,١٩٩٩), hl.١٢٨-١٢٩
٣٨

kepada lawan jenis yang disebabkan berkembangnya hormon

mengakibatkan remaja pria sering mengalami mimpi basah. Di sisi

lain, perkembangan hormon pada remaja putri mengakibatkan

mereka mulai mengalami menstruasi yang seringkali pada awal

mengalaminya menimbulkan kegelisahan. Berproduksinya kelenjer

hormon bagi sementara remaja juga dapat menyebabkan timbulnya

jerawat pada bagian wajahnya yang seringkali juga menimbulkan

kegelisahan pada mereka, lebih-lebih pada remaja putri.

Pertumbuhan fisik yang cepat pada remaja sangat membutuhkan zat-

zat pembangun yang diperoleh dari makanan sehingga remaja pada

umumnya menjadi pemakan yang kuat.١٦

Ada sejumlah karakteristik menonjol dari perkembangan sosial

remaja, yaitu sebagai berikut:

a. Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan akan

pergaulan.

Masa remaja bisa disebut sebagai masa sosial karena sepanjang

masa remaja hubungan sosial semakin nampak jelas dan sangant

dominan. Kesadaran akan kesunyian menyebabkan rwmaja

berusaha mencari kompensasi dengan mencari hubungan dengan

orang lain atau berusaha mencari pergaulan.

١٦
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja(Perkembangan
PesertaDidik),... hl.٢١
٣٩

b. Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial

Ada dua kemungkinan yang ditempuh oleh remaja ketika

berhadapan dengan nilai-nilai sosial tertentu, yaitu penyesuaian

diri dengan nilai-nilai tersebut atau tetap pada pendirian dengan

segala pendapatnya.

c. Meningkatkan ketertarikan pada lawan jenis

Remaja sangat sadar akan dirinya tentang bagaimana

pandangan lawan jenis mengenai dirinya.

d. Mulai cendrung memilih karir tertentu

Karakteristik berikutnya sebagaimana dikatakan bahwa ketika

memasuki masa remaja akhir mulai tanpa kecendrungan mereka

untuk memilih karir tertentu meskipun dalam pemilihan karir

tersebut masih mengalami kesulitan.١٧

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik perkembangan sosial

remaja adalah ciri-ciri perkembangan yang ada pada remaja

dimana remaja telah memperhatikan dan mengenal berbagai

norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak,

kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Dimana masa

karakteristik perkembangan sosial remaja ini sangat

membutuhkan perhatian orang tua dan kasih sayang orang tua,

agar karakteristik perkembangan sosial remaja terpenuhi dengan

baik.

١٧
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja(Perkembangan
PesertaDidik),... hl.٩١
٤٠

D. Instrumen Tugas Perkembangan (ITP)

١. Pengertian Instrumen Tugas Perkembangan (ITP)

Inventori tugas perkembangan adalah instrumen yang digunakan

untuk memahami tingkat perkembangan individu. Inventori tugas

perkembangan merupakan salah satu metode yang tergolong metode

laporan diri (personal report) atau deskripsi diri (self descriptive).

Dalam metode laporan ini atau deskripsi diri ini individu melaporkan

tentang dirinya berdasarkan pernyataan atau perintah yang diberikan.

Penyusunan ITP terutama dimaksudkan untuk menunjang

kegiatan pelayanan konseling, namun dapat juga digunakan untuk

mengetahui tugas perkembangan anak-anak dan pemuda pada

umumnya. ITP disusun dalam bentuk empat buku, masing-masing

untuk memahami perkembangan siswa, SD, SMP, SMA dan

mahasiswa.

Untuk masing-masing tingkat pendidikan terdapat jumlah item

yang berbeda. ITP SD dan SMP memiliki jumlah item sebanyak ٥٠

butir, sedangkan ITP SMA dan Perguruan Tinggi memiliki jumlah

item sebanyak ٧٧ butir. Jawaban yang diberikan responden

menunjukkan konsistensi responden akan menunjukkan tingkat

perkembangan responden.

Proses pengolahan ITP dapat dilakukan dengan bantuan kunci

jawaban secara manual, ITP juga dapat diolah dengan bantuan


٤١

komputer. Pengilahan ITP ini dilakukan dengan bantuan program

ATP (Analisis Tugas Perkembangan).١٨

Jadi, ITP itu adalah inventori tugas perkembangan yang

digunakan untuk mengetahui tingkat perkembangan responden, yang

memiliki jumlah item yang berbeda tiap tingkatan. Pengolahan ITP

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara manual dengan

bantuan kunci jawaban dan pengolahan menggunakan komputer

dengan bantuan program ATP (Analisis Tugas Perkembangan).

٢. Tingkat Perkembangan dalam Instrumen Tugas Perkembangan

Adapun tingkat perkembangan dalam instrumen tugas

perkembangan menurut Loevinger adalah :

a. Tingkat Impulsif (Imp)


b. Tingkat Perlinsungan Diri (Pld)
c. Tingkat Konformistik (Kof)
d. Tingkat Sadar Diri (Sdi)
e. Tahap Seksama (Ska)
f. Tingkat Individualistik (Ind)
g. Tingkat Otonomi (Oto)١٩

Tingkat perkembangan itu merupakan struktur kontinum

perkembangan diri dari yang sederhanasampai dengan yang

kompleks. Umumnya tingkat perkembangan anak usia SD berkisar

antara tingkat ١ dan tingkat IV yaitu:

١٨
Fadhilla Yusri, Instrumentasi Non-Tes Dalam Konseling, (Padang Panjang: P٣SDM
Melati Publishing, ٢٠١٥), hl.٢١٥-٢١٦
١٩
Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, ٢٠١١), hl. ١٢٣-١٢٥
٤٢

١) Tingkat impulsif (Imp), karakteristiknya adalah, individu

menempatkan identitas diirinya sebagai bagian yang terpisah dari

orang lain,pola prilaku menuntut dan bergantung pada lingkungan

sebagai sumber ganjaran dan hukuman,berorientasi sekarang

(tidak berorientasi pada masa lalu dan masa depan), (individu

tidak menempatkan diri sebagai faktor penyebab perilaku.

٢) Tingkat perlindungan diri (Pld) karakteristiknya adalah:peduli

terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dan

berhubungan dengan orang lain, mengikuti aturan secara

oportunistik dan hedonistic (prinsip menyenangkan diri), berfikir

tidak logis dan stereotipe, cenderung menyalahkan dan mencela

orang laindan lingkungan.

٣) tingkat konformistik (Kof) karakteristiknya adalah: individu

peduli terhadap penampilan diri dan penampilan sosial,

cenderung berpikir stereotipe dan klise, peduli terhadap aturan

eksternal, bertindak dengan motif yang dangkal (imp, untuk

memperoleh pujian), menyamakan diri dalam ekspresi emosi,

kurang intropeksi, perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri

eksternal, takut tidak diterima kelompok, tidak sensitif terhadap

aturan, dan merasa berdosa jika melanggar aturan (terutama

aturan kelompok)
٤٣

٤) Tingkat sadar diri (Sdi) karakteristiknya adalah: individu mampu

berpikir alternatif, melihat harapan dan berbagai kemungkinan

dalam stuasi, peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan

yang ada, orientasi pemecahan masalah, memikirkan cara hidup,

serta penyesuaian terhadap stuasi dan peranan.

Untuk anak usia SLTP antara II dan V yaitu,

١) Tingkat perlindungan diri (Pld) karakteristiknya adalah: pedili

terhadap kontrol dan keuntungan yang dapat diperoleh dan

berhubungan dengan orang lain, mengikuti aturan secara

oportunistik dan hedonistic(prinsip menyenangkan diri), berpikir

tidak logis dan sereotipe, cenderung menyalahkan dan mencela

orang lain dan lingkungan.

٢) Tingkat konformistik (Kof) karakteristiknya adalah, pedili

terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial, cenderung

berpikir stereotipe dan klise, peduli terhadap peraturan eksternal,

nertindak dengan motif yang dangkal (ump, untuk memperoleh

pujian), menyamakan diri dalam ekspresi emosi, kurang

introspeksi, perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri

eksternal, takut tidak diterima kelompok, tidak sensitif terhadap

aturan, dan merasa berdosa jika melanggar aturan (terutama

aturan kelompok)
٤٤

٣) tingkat sadar diri (Sdi) karakteristiknya adalah: individu mampu

berpikir alternatif, melihat harapan dan berbagai kemungkinan

dalam situasi, peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan

yang ada, orientasi pemecahan masalah, memikirkan cara hidup

serta penyesuaian terhadap situasi dan peranan.

٤) tahap seksama (Ska) karakteristiknya adalah: individu bertindak

atas dasar nilai internal, mampu melihat diri sebagai pembuat

pilihan dan pelaku tindakan, mampu melihat keragaman emosi,

motof, dan perspektif diri, peduli akan hubungan mutualistik,

memiliki tujuan jangka panjang, cenderung melihat peristiwa

dalam konteks sosial, berpikir lebih kompleks dan atas dasar

analisis.

Untukanak usia SLTA antara III dan VI yaitu,

١) Tingkat konformistik (Kof) karakteristiknya adalah: peduli

terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial, cenderung

berpikir stereotipe dan klise, peduli terhadap aturan eksternal,

bertindak dengan motif yang dangkal, menyamakan diri dalam

ekspresi emosi, kurang introspeksi, perbedaan kelompok

didasarkan atas ciri-ciri eksternal, takut tidak diterima kelompok,

tidak sensitif terhadap aturan, dan merasa berdosa jika melanggar

aturan (terutama aturan kelompok).

٢) Tingkat sadar diri (Sdi) karakteristiknya adalah: mampu berpikir

alternatif, melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam


٤٥

situasi, peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang

ada, orientasi pemecahan masalah, memikirkan cara hidup serta

penyesuaian terhadap situasi dan peranan.

٣) Tahap seksama (Ska) karakteristiknya adalah: individu bertindak

atas dasar nilai internal, mampu melihat diri sebagai pembuat

pilihan dan pelaku tindakan, mampu melihat keragaman emosi,

motif dan perspekif diri, peduli akan hubungan mutualistik,

memiliki tujuan jangka panjang, cenderung melihat peristiwa

dalam konteks sosial, berpikir lebih kompleks dan atas dasar

analisis.

٤) Tingkat individualistik (Ind) karakteristiknya adalah:

peningkatan kesadaran individualitas, kesadaran akan konflik

emosional antara kemandirian dengan ketergantungan, menjadi

lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain, mengenal

eksistensi perbedaan individual, mampu bersikap toleran

terhadap pertentangan dalam kehidupan, membedakan kehid, dan

peduli akan perkembangan dan masalah-masalah sosial.

Untuk usia mahasiswa antara IV dan VII yaitu:

١) tingkat sadar diri (Sdi) karakteristiknya adalah: mampu berpikir

alternatif, melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam

situasi, peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang

ada, orientasi pemecahan masalah, memikirkan cara hidup serta

penyesuaian terhadap situasi dan peranan.


٤٦

٢) Tingkat seksama (Ska) karakteristiknya adalah individu

bertindak atas dasar nilai internal, mampu melihat diri sebagai

pembuat pilihan dan pelaku tindakan, mampu melihat keragaman

emosi,motif,dan perspektif diri, peduli akan hubungan

mutualistik, memiliki tujuan jangka panjang, cenderung melihat

peristiwa dalam kompleks dan atas dasar analisis.

٣) Tingkat individualistik (Ind) karakteristiknya adalah:

peningkatan kesadaran individualitas, kesadaran akan konflik

emosional antara kemandirian dengan ketergantungan, menjadi

lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain, mengenal

eksistensi perbedaan individual, mampu bersikap toleran

terhadap pertentangan dalam kehidupan, membedakan kehidupan

internal dan ketingkat otonomidupan luar dirinya, mengenal

kompleksitas diri, dan peduli akan perkembangan dan masalah-

masalah sosial.

٤) Tngkat Otonomi (Oto) karakteristiknya adalah, individu

memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan, cenderung

bersikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang

lain, peduli akan paham abstrak seperti keadilan sosial , mampu

mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan, peduli akan self-

fulfillment( pemuasan kebutuhan diri), ada keberanian untuk

menyelesaikan konflik internal, respek terhadap kemandirian

orang lain, sadar akan adanya saling ketergantungan dengan


٤٧

orang lain, dan mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh

keyakinan dan keceriaan.٢٠

Tingkatan perkembangan dapat digunakan untuk mendeskripsikan

keberadaan individu dalam kontinum perkembangan. Setiap

tingkatan dibangun atas dasar tingkatan sebelumnya dan menjadi

dasar bagi tingkatan berikutnya. Peningkatan perkembangan

sepanjang kontinum perkembangan menggambarkan perbedaan

kualitatif tentang cara-cara individu berinteraksi dengan lingkungan.

٣. Aspek yang Diukur dalam Instrumen Perkembangan

Ada ١٠ aspek perkembangan pada siswa SD dan SMP, serta ١١

aspek pada siswa SMA dan mahasiswa PT. Berikut aspek-aspek

perkembangan yang akan diukur dalam inventori tugas

perkembangan:

a. Landasan hidup religius


١) Sholat dan berdo’a
٢) Belajar agama
٣) Keimanan
٤) Sabar

b. Landasan prilaku etis


١) Jujur
٢) Hormat kepada orang tua
٣) Sikap sopan dan santun
٤) Ketertiban dan kepatuhan

c. Kematangan emosional
١) Kebebasan dalam mengemukakan pendapat
٢) Tidak cemas
٣) Pengendalian emosi
٤) Kemampuan menjaga stabilitas emosi

٢٠
Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, ...,
٤٨

d. Kematangan intelektual
١) Sikap kritis
٢) Sikap rasional
٣) Kemampuan membela hak pribadi
٤) Kemampuan menilai

e. Kesadaran tanggung jawab


١) Mawas diri
٢) Tanggung jawab atas tindakan pribadi
٣) Partisipasi pada lingkungan
٤) Disiplin

f. Peran sosial sebagai pria dan wanita


١) Perbedaan pokok laki-laki dan perempuan
٢) Peran sosial sesuai jenis kelamin
٣) Tingkah laku dan kegiatan sesuai dengan jenis kelamin

g. Penerimaan diri dan pengembangannya


١) Kondisi fisik
٢) Kondisi mental
٣) Pengembangan cita-cita
٤) Pengembangan pribadi

h. Kemandirian prilaku ekonomis


١) Upaya menghasilkan uang
٢) Sikap hemat dan menabung
٣) Bekerja keras dan ulet
٤) Tidak mengharapkan pemberian orang

i. Wawasan persiapan karir


١) Pemahaman jenis pekerjaan
٢) Kesungguhan belajar
٣) Upaya meningkatkan keahlian
٤) Perencanaan karir

j. Kematangan hubungan dengan teman sebaya


١) Pemahaman tingkah laku orang lain
٢) Kemampuan berempati
٣) Kerja sama
٤) Kemampuan hubungan sosial

k. Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga


١) Pemilihan pasangan/teman hidup
٢) Kesiapan menikah
٣) Membangun keluarga
٤٩

٤) Reproduksi yang sehat.٢١

Dari ١١ aspek tugas perkembangan, yang termasuk tugas

perkembangan sosial adalah, kesadaran tanggung jawab,

peran sosial sebagai pria dan wanita, kematangan hubungan

teman sebaya.

٢١
Fadhilla Yusri, Instrumentasi-Non Tes Dalam Konseling,..., hl. ٢١٦-٢٢٢
٥٠

E. Kerangka Konseptual

Adapun dalam penelitian ini memiliki kerangka konseptual sebagai

berikut:

Kerangka Konseptual:

Peserta Didik

Tugas Perkembangan Sosial

١. Kesadaran tanggung jawab

٢. Peran sosial sebagai pria dan


wanita

٣. Kematangan hubungan dengan


teman sebaya

Tingkat Pencapaian Perkembangan Peserta Didik


SMK

١. Tingkat Konformistik (Kof)


٢. Tingkat Sadar Diri (Sdi)
٣. Tingkat Seksama (Ska)
٤. Tingkat Individualistik (Ind)

Gambar ١: Kerangka konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual di atas terdapat satu variabel

tentang tugas perkembangan remaja, yaitu tugas perkembangan

sosial remaja.
٥١

F. Penelitian Relevan

١. Dari tugas-tugas perkembangan penulis merujuk kepada Skripsi

Yulia Hermika, ١٠٠٦٠٥٣“ Pofil Pencapaian Tugas-Tugas

Perkembangan Sosial Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri ١ Rao

Kecamatan Rao Induk Kabupaten Pasaman. Program Studi

Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, ٢٠١٥.

“Penelitian ini dilatar belakangi masih adanya peserta didik yang

belum mencapai tugasnya sebagai peserta didik dan kurangnya

pencapaian tugas-tugas perkembangan. Tujuan perkembangan ini

untuk mendeskripsikan tugas perkembangan sosial peserta didik

dalam membina hubungan baik dengan anggota kelompok teman

sebaya, dan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan sosial peserta

didik dalam mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

manggunakan teknik Sampling. Penelitian ini mengambil peserta didik

sebagai sampel penelitian yang dijadikan sebagai responden utama yang

berjumlah ٧٧ orang responden. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket. Sedangkan untuk analisis data digunakan

teknik persentase.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: ١) Profil pencapaian tugas-

tugas perkembangan sosial peserta didik dalam membina hubungan baik

dengan anggota kelompok teman sebaya berada pada kategori baik. ٢)


٥٢

Profil pencapaian tugas-tugaas perkembangan sosial peserta didik dalam

mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial berada pada kategori

baik.٢٢

٢. Penulis juga merujuk kepada Skripsi Rita Novita, ١٠٠٦٠٢٤٩, Tingkat

Pemahaman Peserta Didik tentang Tugas-tugas Perkembangan Sosial

Remaja di Kelas X SMK Negeri ٦ Padang, STKIP PGRI Sumatera

Barat. Penelitian ini dilatar belakangi oleh tingkat pemahaman peserta

didik tentang tugas-tugas perkembangan sosial remaja.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif,

pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple

rendom sampling. Penelitian ini mengambil peserta didik sebagai

sampel penelitian yang dijadikan sebagai responden utama yang

berjumlah ٧٩ orang. Responden tambahan adalah guru pembimbing dan

guru mata pelajaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah angket. Sedangkan untuk analisis data digunakan trknik

persentase.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: Tingkat pemahaman

peserta didik tentang tugas-tugas perkembangan sosial remaja dalam

membina hubungan baik dengan anggota kelompok berada pada

kategori rendah ٨٣,٥٤٪, Tingkat pemahaman peserta didik tentang

٢٢
Skripsi, Yulia Hermika, Profil Pencapaian Tugas-Tugas Perkembangan Sosial Peserta
Didik Kelas XI SMA Negeri ١ Rao Kecamatan Rao Induk Kab.Pasaman. (Padang: STKIP PGRI,
٢٠١٥)
٥٣

tugas-tugas perkembangan sosial remaja dalam mengembangkan prilaku

tanggung jawab sosial berada pada kategori tinggi ٨١,٠١٪.٢٣

Dari penelitian relevan yang peneliti jelaskan diatas ada sedikit

kesamaan judul saudari Yulia hermika dengan judul peneliti, yang

membedakannya disini adalah lokasi peneliti, saudari Yulia Hermika

meneliti di SMA Negeri ١ Rao, sedangkan peneliti sendiri mengambil

lokasi di SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping. Populasi dan sampel, saudari

Yulia Hermika mengambil populasi seluruh kelas XI IPA dan IPS yang

berjumlah ٣٣٨ orang, peneliti sendiri mengambil populasi seluruh kelas

X yang berbeda jurusan seperti, Perkantoran, Akuntansi, Tata Niaga dan

Teknik Informasi yang berjumlah ٣٧٨ orang. Teknik pengumpulan data,

teknik pengumpulan data yang digunakan saudari Yulia Hermika adalah

angket dengan jumlah item ٥٧ pertanyaan, sedangkan teknik

pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah instrumen yang sudah

baku yaitu ITP (Inventori Tugas Perkembangan). Yang dikembangkan

oleh Prof . Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd dkk.

٢٣
Skripsi, Rita Novita, Tingkat Pemahaman Peserta Didik tentang Tugas-Tugas
Perkembangan Sosial Remaja di Kelas X SMK Negeri ٦ Padang, (Padang: STKIP PGRI)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Sebagaimana menurut Sugiyono penelitian lapangan (field

research) yang bersifat deskriptif kuantitatif, karena data penelitian berupa

angka- angka dan analisis menggunakan statistik.١Pada penelitian ini penulis

akan menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan data-

data yang diperoleh, berkaitan dengan tingkat penguasaan peserta didik

terhadap tugas-tugas perkembangan di SMKN ١ Lubuk Sikaping.

Susuai yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, penelitian

deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya

menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala dan keadaan-

keadaan.٢

Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis akan berusaha

menjelaskan dan mengemukakan fakta- fakta tentang penguasaan pesrta didik

terhadap tugas-tugas perkembangan. Pengolahan data dalam penelitian ini

akan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk memberikan

gambaran tentang data yang ada.

١
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung:Alfabeta, ٢٠٠٧), h.٣
٢
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pedidikan(Jakarta:Rineka Cipta, ١٩٩٧), h. ٢٣٤

٥٤
٥٥

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini penulis lakukan di SMKN ١ Lubuk Sikaping,

Kabupaten Pasaman. Alasan penulis melakukan penelitian di SMKN ١ Lubuk

Sikaping ini, karena penulis menemukan gejala- gejala atau fenomena yang

menjadi permasalahan penulis di SMKN ١ Lubuk Sikaping yaitu: Penguasaan

Peserta Didik Terhadap Tugas-Tugas Perkembangan di SMKN ١ Lubuk

Sikaping.

C. Populasi dan Sampel

١. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek

dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. ٣

Adapun populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X yang

berjumlah sebanyak ٣٧٨ orang. Adapun alasan peneliti memilih siswa

kelas X karena siswa kelas XI mau Prakerin dan siswa Kelas XII mau

menghadapi ujian.

Tabel.١
Populasi Data Siswa Kelas X
No Kelas Jumlah

١. X Adm. Perkantoran ١ ٣٤ orang

٢. X Adm. Perkantoran ٢ ٣٥ orang

٣
Sugiyono, Metodologi Penelitian..., h.١١٧
٥٦

٣. X Adm. Perkantoran ٣ ٣٥ orang

٤. X Akuntansi ١ ٣٤ orang

٥. X Akuntansi ٢ ٣٤ orang

٦. X Akuntansi ٣ ٣٥ orang

٧. X Tata Niaga ١ ٣٤ orang

٨. X Tata Niaga ٢ ٣٥ orang

٩. X Tata Niaga ٣ ٣٥ orang

١٠. X Teknik Informasi ١ ٣٣ orang

١١. X Teknik Informasi ٢ ٣٤ orang

Jumlah ٣٧٨ Orang

٢. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah data karakteristik yang dimiliki

populasi.٤ Suharsimi Arikunto berpendapat jika subjek penelitian kurang

dari ١٠٠, lebih baik diambil seluruhnya, sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar

dari ١٠٠, dapat diambil ١٠-٢٥٪.٥Peneliti menetapkan sampel sebanyak

٢٠٪ dari jumlah populasi yang ada. Berdasarkan pendapat tersebut,

penulis mengambil sampel menggunakan teknik Proportional sampling.

٤
Sugiyono, Metodolodi Penelitian..., h.١١٨
٥
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, ٢٠١٠), ١٣٤
٥٧

Proportional sampling dilakukan untuk menyempurnakan

penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. ٦ Dalam

penelitian ini sampel diambil dari kelas X, alasan peneliti memilih kelas

X karena kelas XI mau Prakerin dan kelas XII mau menghadapi ujian,

maka dari itu peneliti mengambil sampel dari kelas X, X Perkantoran, X

Tata niaga, X Teknik informasi, dan X Akutansi. Lebih jelasnya

mengenai jumlah sampel pada penelitian ini, maka dimuat tabel sebagai

berikut:

Tabel.٢
Sampel penelitian
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel

X Adm.Perkantoran ١ ٣٤ orang ٢٠ x ٣٤/١٠٠ = ٧

X Adm. Perkantoran ٢ ٣٥ orang ٢٠ x ٣٥/١٠٠ = ٧

X Adm. Perkantoran ٣ ٣٥ orang ٢٠ x ٣٥/١٠٠ = ٧

X Akuntansi ١ ٣٤ orang ٢٠ x ٣٤/١٠٠ = ٧

X Akuntansi ٢ ٣٤ orang ٢٠ x ٣٤/١٠٠ = ٧

X Akuntansi ٣ ٣٥ orang ٢٠ x ٣٥/١٠٠ = ٧

X Tata Niaga ١ ٣٤ orang ٢٠ x ٣٤/١٠٠ = ٧

X Tata Niaga ٢ ٣٥ orang ٢٠ x ٣٥/١٠٠ = ٧

X Tata Niaga ٣ ٣٥ orang ٢٠ x ٣٥/١٠٠ = ٧

X Teknik Informasi ١ ٣٣ orang ٢٠ x ٣٣/١٠٠ = ٧

٦
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,...h.١٣٩
٥٨

X Teknik Informasi ٢ ٣٤ orang ٢٠ x ٣٤/١٠٠ = ٧

Jumlah ٣٧٨ ٧٧

Maka didapat sampel yang berjumlah ٧٧ responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

١. Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

menggunakan instrumen yang sudah baku yaitu, ITP (Inventori Tugas

Perkembangan) siswa SMA/SMK. Tim pengembang oleh Prof. Dr.

Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Dr. Ahman, M.Pd, Dr. Syamsu Yusuf LN,

M.Pd, Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd, Drs. Karno To, M.Pd. Inventori tugas

perkembangan adalah salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk

mengukur tingkat perkembangan individu.٧ Dengan alat ITP, peneliti dan

Guru Bimbingan dan Konseling (konselor) dapat memahami tingkat

perkembangan individu maupun kelompok, mengidentifikasi masalah

yang menghambat perkembangan dan membantu peserta didik yang

bermasalah dalam penyesuaian tugas perkembangannya.

Dari data yang telah terkumpul maka untuk menganalisis

menggunakan ATP (Analisis Tugas Perkembangan). ATP adalah

perangkat lunak yang khusus dibuat untuk membantu mengelolah ITP.

Dengan ATP, identifikasi perkembangan siswa dapat dilakukan dengan

٧
Fadhilla Yusri, Instrumentasi Non-Tes Dalam Konseling, (Padang Panjang: P٣SDM
Melati Publishing, ٢٠١٥), hl. ٢١٥
٥٩

mudah dan cepat. Penafsiran hasil analisis ITP harus didasarkan pada teori

perkembangan yang diuraikan dalam landasan teori. Skor ١-٤

menggambarkan perkembangan siswa SD, skor ٢-٥ menggambarkan

perkembangan siswa SMP, skor ٣-٦ menggambarkan perkembangan siswa

SMA, dan skor ٤-٧ menggambarkan perkembangan mahasiswa di

perguruan tinggi.٨

Jadi ITP yang dibuat berguna untuk mencari informasi mengenai

masalah ketercapaian peserta didik terhadap tugas-tugas perkembangan.

Item pernyataan terdiri dari ٧٧ rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri

atas ٤ pernyataan, peserta didik memilih satu pernyataan dari setiap

rumpun yang menurut peserta didik sesuai pada saat sekarang ini.

٢. Uji Reabilitas dan Validitas Instrumen

Suatu instrument pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya

konsisten dan cermat akurat. Jadi uji realibilitas instrument dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat

ukur. Sehingga pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat

dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subjek yang homogen diperoleh hasil yang relatif

sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum

berubah.٩

٨
Fadhilla Yusri, Instrumentasi Non-Tes Dalam Konseling, ..., hl.٢٢٨
٩
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta,٢٠٠٢), h.١٥٤
٦٠

Instrument yang digunakan adalah ITP yang sudah baku, yang dapat

dipercaya karna sudah melaksanakan beberapa kali pengukuran terhadap

kelompok subjek. ITP dan ATP dikembangkan melalui suatu Riset

Unggulan Terpadu sejak tahun ٢٠٠١ sampai ٢٠٠٣ oleh Sunaryo

Kartadinata dkk. Hasil ITP dapat diolah secara manual dan juga dengan

menggunakan program computer ATP, yang secara cepat dapat segera

menghasilkan data tentang tingkat perkembangan anak/klien. Dengan

menggunakan alat pengembangan model incremental prototyping, alur

pengembangan ITP dan ATP adalah sebagai berikut:

١) Tahap ١, pengembangan instrumen dan pengembangan perangkat

lunak

a. Asesmen kebutuhan lapangan dalam pemahaman peserta didik

b.Pengembangan perangkat inventori untuk setiap jenjang pendidikan

c. Pelaksanaan uji coba di sekolah/PT sample

d.Analisis mutu instrumen

e. Pegembangan prototype awal ATP

f. Uji coba prototype awal ATP

g.Analisis hasil uji coba

h.Revisi
٦١

Sample yang terlibat dalam pengujian instrumen adalah sebagai berikut

jenjang

Wilayah SD ALTP SLTA PT JML

Kota Bandung ١٦١ ٨٨ ١١١ ١٨١ ١٥٤

Kab.Bandung ٦٨ ٦٨

Kota/Kab.Sukabumi ١٩٠ ٩٨ ٢٨٦

Kab.Ciamis ١٧٥ ٤٥ ٣٨ ٣٨ ٢٩٦

Jumlah ٣٣٦ ٣١٣ ٢١٩ ٢١٩ ١.١٩١

Uji Reabilitas dan Validitas Instrumen

Pengujian reabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach dengan

hasil sebagai berikut.

Jenjang n Rata-rata Simpangan Baku Indeks Reliabilitas (r)

SD ٣٦٦ ٣.٠٨ ٠.٢٩١ ٠.٧٤٨

SLTP ٣٢٣ ٤.١١ ٠.٣٠٠ ٠.٧٠٠

SLTA ٣١٣ ٤.٧٧ ٠.١٧٣ ٠.٢٤٣

PT ٢١٩ ٥.٥٩ ٠.٢١٠ ٠.٤٣٢

Pengujian validitas dilakukan dengan uji teoretis, melihat kesesuaian

item dengan indikator aspek perkembangan. Hasil analisis pertama diperoleh

٧٥.٨٤ % item dinilai menggambarkan indikator, ١٩.٨٪ harus direvisi, dan


٦٢

٤.٣٦٪ harus diganti. Penimbangan dilakukan oleh ١١ orang guru SD, ٩٠

orang guru SLTP, ٨٠ orang Guru SLTA, dan ٢٥ orang Dosen.

٢) Tahap ٢, Uji Lapangan Penggunaan Hasil ITP Untuk Kegiatan

Bimbingan

Pada tahap ini program Bimbingan dan Konseling perkembangan diuji

coba di beberapa sekolah. Adapun sekolah yang terlibat dalam uji lapangan

ini adalah:

Nomor Lokasi Sekolah

١ Bandung SD Banjarsari
SD Soka
SD Sukarasa
SLTPN ٥
SMUN ١ Lembang
PPB UPI ٢٠٠٢
Psikologi UNISBA ٢٠٠٢
٢ Jakata SLTPN ٢١٦

٣ Surabaya SLTPN ١

٤ Padang SLTPN ٧
SMUN ٢
٥ Manado SDN ١١

Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji lapangan ini adalah:

a. Memberi penjelasan kepada sekolah maksud dan tujuan uji lapangan

b. Memberi penjelasan tentang ITP dan ATP

c. Menentukan kelas yang dijadikan subjek uji lapangan


٦٣

d. Menyebarkan ITP kepada siswa atau mahasiswa

e. Melatih guru/dosen menggunakan ATP

f. Melatih guru/dosen memahami dan menggunakan hasil ITP dan ATP

g. Analisis

h. Revisi

٣) Tahap ٣, Sosialisasi

Pada tahap ini dilakukan penyempurnaan dan instrumen dan

program computer (ATP), dengan segala kelengkapannya, seperti manual

penggunaan, petunjuk teknis, pedoman penafsiran dan penggunaan hasil

ATP, pedoman pelatihan, sosialisasi ITP dan ATP dalam berbagai tempat,

dan pengurusan paten (dalam proses).١٠

E. Teknik Pengolahan Data

Data dapat diolah menggunakan langkah- langkah sebagai berikut:

١. Lembar jawaban dikumpulkan sesuai tingkat sekolah, sebab msing-masing

tingkat sekolah kuncinya berbeda

٢. Menghitung tingkat konsistensi jawaban responden.

a. Lihat kesamaan jawaban terhadapa dua nomor yang isi pernyataannya

sama persis. Pasangan nomor yang isinya sama persis itu dapat dilihat

pada kunci nilai ITP

b. Bila kedua jawaban sama (karena soalnya sama memang sama) diberi

skor , bila jawaban tidak sama diberi skor

١٠
Mamat Supriatna, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi (Orientasi Dasar
Pengembangan Prpfesi Konselor), (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,٢٠١١), hl.١٢٦-١٢٩
٦٤

c. Tulislah angka atau itu pada kolom konsistensi di lembar jawaban.

d. Jumlah skor konsistensi (Ki), skor maksimal .

e. Skor konsistensi kurang dari separoh (٥ ke bawah) menunjukkan

bahwa mahasiswa bersangkutan kurang serius dalam mengerjakan ITP.

Sebaiknya pengerjaan ITP diulangi.

٣. Menghitung skor tiap aspek perkembangan

a. Pada lembara jawaban, tulislah skor tiap nomor di sisi nomor

bersangkutan sesuai kunci nilai

b. Jumlahkan ٦skor yang satu baris. Tulis jumlah itu pada kolom

yang paling kanan di lembar jawaban.

c. Lakikan hal tersebut sampai baris terbawah

d. Masing-masing jumlah skor itu dibagi ٤, diperoleh rata-rata skor

tiap aspek. Skor tiap aspek itulah yang menunjukkan tingkat

perkembangan responden dalam aspek bersangkutan

٤. Menghitung rata-rata skor aspek tiap responden dan rata-rata skor

seluruh responden. Rata-rata skor ini digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam menganalisis hasil ITP

a. Jumlahkan skor smua aspek, kemudian dibagi sebanyak aspek.

Angka itu adalah, kemudian dibagi sebanyak aspek (ST) per

responden

b. Jumlahkan rata-rata skor semua aspek (ST) dari semua responden,

kemudian dibagi banyaknya responden dalam kelompok itu, itulah

rata-rata skor semua responden dalam satu kelompok.


٦٥

٥. Membuat grafik individu dan grafik kelompok

a. Berdasar skor tiap aspek dari seseorang responden dapat dibuat

grafik profil individu dalam semua aspek perkembangan

b. Berdasar rata-rata skor tiap aspek dari seluruh responden dalam

kelompok, dapat dibuat grafik profil kelompok dalam semua aspek

perkembangan.

ITP juga dapat diolah dengan bantuan komputer program

ATP dengan langkah-langkah sebagai berikut :

١. Siapkan lembar jawaban ITP yang akan diolah, perangkat

komputer dan printer yang memadai, program ATP, serta alat

tulis sesuai kebutuhan.

٢. Menginstall program ATP dari CD ke dalam komputer

pengolah. Pengistalan relatif mudah, karena menggunakan

petunjuk bahasa Indonesia

٣. Buka/panggil rogram ATP

٤. Memasukkan data baru dengan cara langsung yakni: data dari

lembar jawaban dimasukkan langsung dengan cara mengutip

jawaban responden tiap butir satu per satu. Data dimasukkan

dulu kedalam komputer melalui program excel, kemudian oleh

program ATP data tersebut diimpor/ditransfer masuk ke dalam

ATP.
٦٦

٥. Setelah data masuk dengan nama file tertentu, data dapat

diolah, ditampilkan, dan dapat dicetak dalam bentuk daftar atau

grafik, lengkap dengan analisisnya.

٦. Konselor tinggal menafsirkan hasil pengolahan data yang

dilakukan komputer.

١١
Fadhilla Yusri, Instrumentasi Non-Tes dalam Konseling,..., hl. ٢٢٥-٢٢٧
٦٧

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Analisis data hasil penelitian ditunjukkan untuk melihat

ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik di kelas X

SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping. Masing-masing sub variabel yaitu, ١)

Kesadaran tanggung jawab, ٢) Peran sosial sebagai pria atau wanita, ٣)

Kematangan hubungan dengan teman sebaya.

١. Ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

kelas X di SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping

Tugas perkembangan ada dalam setiap kehidupan, dari anak-anak

sampai dewasa lanjut. Setiap tahap kehidupan mamang telah memiliki

tugas perkembangannya masing-masing. Semua tugas perkembangan bagi

setiap individu harus terselesaikan, karena setiap tugas perkembangan itu

akan saling berkesinambungan antara tahap satu ke tahap yang lainnya,

jika individu berhasil mencapai tugas perkembangannya maka akan

menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam

melaksanakan tugas-tugas berikutnya, dan sebaliknya individu yang tidak

mampu menyelesaikan tugas perkembangannya dengan baik akan

menghambat untuk penyelesaikan tugas perkembangan selanjutnya.


٦٨

Terpenuhinya tugas perkembangan individu , maka akan menjadi modal

dalam melakukan penyesuaian diri bagi individu.

a. Ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek kesadaran tanggung jawab

Untuk melihat tingkat ketercapaian tugas perkembangan sosial

peserta didik dengan aspek kesadaran tanggung jawab bisa dilihat

digrafik profil dibawah ini,

Grafik Frofil Kelompok


٦٩

Jika dilihat dari hasil pengolahan aspek kesadaran tanggung jawab,

peserta didik berada di tingkat seksama (Sak) yang berjumlah ٥٢

responden berada pada tingkat seksama (Sak) dengan hasil ٥,٧٠١.

peserta didik yang sudah berada ditingkat seksama itu artinya peserta

didik sudah mampu bertindak atas dasar nilai internal, mampu melihat

diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan, mampu melihat

keragaman emosi, motif, dan perspektif diri, pedui akan dukungan

mutualistik, memilih tujuan jangka penjang, cenderung melihat

peristiwa dalam konteks sosial, berpikir lebih kompleks dan atas dasar

analisis

Sesuai dengan penjelasan tersebut diperoleh informasi bahwa

tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek kesadaran tanggung jawab, yang memiliki pencapaian

tugas perkembangan sosial dengan hasil ٥,٧٠١. Dari pengolahan yang

telah dilakukan penulis dalam tingkat ketercapaian tugas

perkembangan sosial peserta didik dengan aspek kesadaran tanggung

jawab belum sampai ke tingkat VI tingkat Individualistik (Ind), masih

menempati tingkat V, yaitu tingkat seksama (SKA) .

b. Ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek peran sosial sebagai pria atau wanita

Untuk melihat tingkat ketercapaian tugas perkembangan sosial

pesert didik dengan aspek peran sosial sebagai pria atau wanita, bisa

dilihat dari grafik yang penulis lampirkan, peserta didik berada di


٧٠

tingkat VI yaitu tungkat individualistik (Ind) yang berjumlah ٢١

responden berada pada tingkat individualistik (Ind) dengan hasil

٦,٢٦٩.

Jika peserta didik berada ditingkat individualistik maka peserta

didik sudah mampu meningkatkan kesadaran individualitas, kesadaran

akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan,

menjadi lebih toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan,

membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya, mengenal

kompleksitas diri, dan peduli akan perkembangan dan masalah-

masalah sosial.

Sesuai dengan penjelasan tersebut diperoleh informasi bahwa

tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek peran sosial sebagai pria atau wanita, yang memiliki

pencapaian tugas perkembangan sosial dengan hasil ٦,٢٦٩. Dari

pengolahan yang telah di lakukan penulis dalam tingkat ketercapaian

tugas perkembangan sosial peserta didik dengan aspek peran sosial

sebagai pria atau wanita sudah sampai kesemua tingkat perkembangan

dari tingkat konformistik (Kof), tingkat seksama (Ska), tingkat sadar

diri (Sdi), tingkat individualistik (Ind).

c. Ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek kematangan hubungan dengan teman sebaya

Untuk melihat tingkat ketercapaian tugas perkembangan sosial

pesert didik dengan aspek kematangan hubungan dengan teman


٧١

sebaya, bisa dilihat dari grafik profil yang penulis lampirkan,

yang mana peserta didik berada di tingkat VI yaitu tungkat

individualistik (Ind) yang berjumlah ٢١ responden berada pada tingkat

individualistik (Ind) dengan hasil ٦,٤٤٨.

Jika peserta didik berada ditingkat individualistik maka peserta

didik sudah mampu meningkatkan kesadaran individualitas, kesadaran

akan konflik emosional antara kemandirian dengan ketergantungan,

menjadi lebih toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan,

membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya, mengenal

kompleksitas diri, dan peduli akan perkembangan dan masalah-

masalah sosial.

Sesuai dengan penjelasan tersebut diperoleh informasi bahwa

tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek kematangan hubungan dengan teman sebaya, yang

memiliki pencapaian tugas perkembangan sosial dengan hasil ٦,٤٤٨.

Dari pengolahan yang telah di lakukan penulis dalam tingkat

ketercapaian tugas perkembangan sosial peserta didik dengan aspek

kematangan hubungan dengan teman sebaya sudah menempati

kesemua tingkat perkembangan dari tingkat konformistik (Kof),

tingkat seksama (Ska), tingkat sadar diri (Sdi), tingkat individualistik

(Ind).
٧٢

٢. Distribusi Frekuensi Aspek Tingkat Perkembangan Sosial Peserta

Didik Kelas X di SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping

a. Untuk melihat distribusi aspek tingkat perkembangan sosial peserta

didik dengan aspek kesadaran tanggung jawab bisa dilihat dari

grafik distribusi frekuansi aspek kesadaran tanggung jawab

dibawah ini

Grafik Distribusi Frekuensi Aspek Kesadaran Tanggung

Jawab

Jika dilihat dari grafik distribusi frekuensi, peserta didik yang

memperoleh nilai ٥,٧٥ sebanyak ١٨ responden, nilai ٤,٢٥ ١

responden, ٤,٧٥ sebanyak ٤ responden, ٥,٠٠ sebanyak ٧

responden, ٥,٢٥ sebanyak ٨ responden, ٥,٥٠ sebanyak ١٤


٧٣

responden, ٥,٥٧ sebanyak ١٨ responden, ٦,٠٠ sebanyak ١٠

responden, ٦,٢٥ sebanyak ٥ responden, ٦,٥٠ sebanyak ٤

responden, ٦,٧٥ sebanyak ٤ responden, ٧,٠٠ sebanyak ٢

responden.

Maka dari hasil pengolahan grafik frekuensi aspek kesadaran

tanggung jawab, peserta didik berada pada tingkat V tingkat

seksama (Ska) dengan nilai ٥,٧٥ sebanyak ١٨ responden. Sesuai

dengan penjelasan tersebut diperoleh informasi bahwa frekuensi

aspek kesadran tanggung jawab peserta didik belum sampai

ketingkat VI tingkat individualistik (Ind), peserta didik lebih

banyak menempati tingkat V yaitu tingkat seksama (Ska).

b. Untuk melihat distribusi aspek tingkat perkembangan sosial peserta

didik dengan aspek peran sosial sebagai pria atau wanita bisa

dilihat dari grafik distribusi frekuansi aspek peran sosial sebagai

pria atau wanita dibawah ini

Grafik Distribusi Frekuensi Aspek Peran Sosial Pria Atau

Wanita
٧٤

Jika dilihat dari grafik distribusi frekuensi, peserta didik yang

memperoleh nilai ٦,٥٠ sebanyak ١٢ responden, nilai ٤,٧٥ ١

responden, ٥,٠٠ sebanyak ٢ responden, ٥,٢٥ sebanyak ٣

responden, ٥,٥٠ sebanyak ١٢ responden, ٥,٧٥ sebanyak ٣

responden, ٦,٠٠ sebanyak ١١ responden, ٦,٢٥ sebanyak ١٠

responden, ٦,٦٠ sebanyak ١٢ responden, ٦,٧٥ sebanyak ٩

responden, ٧,٠٠ sebanyak ٧ responden, ٧,٢٥ sebanyak ١

responden, ٧,٥٠ sebanyak ٥ responden, ٨,٠٠ ١ responden. Dari ٧٧

responden yang mencapai ke tingkat VI tingkat individualitas (Ind)

dengan nilai ٦,٥٠ sebanyak ١٢ responden.

Maka dari hasil pengolahan grafik frekuensi aspek peran sosial

sebagai pria atau wanita, peserta didik berada pada tingkat VI

tingkat individualitas (Ind) dengan nilai ٦,٥٠ sebanyak ١٢

responden. Sesuai dengan penjelasan tersebut diperoleh informasi


٧٥

bahwa frekuensi aspek peran sosial sebagai pria atau wanita peserta

didik sudah sampai ke tingkat VI tingkat individualistik (Ind),

c. Untuk melihat distribusi aspek tingkat perkembangan sosial peserta

didik dengan aspek Kematangan hubungan dengan teman sebaya

bisa dilihat dari grafik distribusi frekuansi aspek kematangan

hubungan dengan teman sebaya dibawah ini

Grafik Distribusi Aspek Kematangan Hubungan Dengan

Teman Sebaya

Jika dilihat dari grafik distribusi frekuensi, peserta didik yang

memperoleh nilai ٦,٧٥ sebanyak ١٥ responden, nilai ٥,٠٠ sebanyak

٣ responden, ٥,٢٥ sebanyak ٣ responden, ٥,٥٠ hanya ١ responden,

٥,٧٥ sebanyak ٨ responden, ٦,٠٠ sebanyak ١٠ responden, ٦,٢٥

sebanyak ٧ responden, ٦,٥٠ sebanyak ١١ responden, ٦,٧٥ sebanyak


٧٦

١٥ responden, ٧,٠٠ sebanyak ١٠ responden, ٧,٢٥ sebanyak ٣

responden, ٧,٥٠ sebanyak ٣ responden, ٧,٧٥ sebanyak ٢

responden, ٨,٠٠ hanya ١ responden. Dari ٧٧ responden yang

mencapai ke tingkat VI tingkat individualitas (Ind) dengan nilai

٦,٧٥ sebanyak ١٥ responden.

Maka dari hasil pengolahan grafik frekuensi aspek kematangan

hubungan dengan teman sebaya, peserta didik berada pada tingkat

V tingkat seksama (Ska) dengan nilai ٦,٧٥ sebanyak ١٥ responden.

Sesuai dengan penjelasan tersebut diperoleh informasi bahwa

frekuensi aspek kematangan hubungan dengan teman sebaya

peserta didik sudah sampai ke tingkat VI tingkat individualistik

(Ind).

٣. Grafik ٨ Butir Tertinggi kelompok Ketercapaian Tugas-Tugas

Perkembangan Sosial Peserta Didik Kelas X di SMK Negeri ١

Lubuk Sikaping

Untuk melihat ٨ butir tertinggi tingkat ketercapaian tugas-tugas

perkembangan sosial peserta didik bisa dilihat dari grafik butir

tertinggi dibawah ini,


٧٧

Jika dilihat dari grafik ٨ butir tertinggi peserta didik baru sampai ke

tingkat V tingkat seksama(ska) dari grafik butir tertinggi tersebut

peserta didik berada di tingkat seksama dengan nilai ٥,٥٣ diurutan ١

yaitu aspek kesadaran tanggung jawab butir no ٢, urutan ٢ aspek

kematangan hubungan dengan teman sebaya butir ١, tingkat

prkembangan ٥,٤٧, urutan ٣ aspek kematangan hubungan dengan

teman sebaya butir ٦, tingkat perkembangan ٥,٤٥, urutan ٤ aspek

peran sosial sebagai pria atau wanita butir ٣, tingkat perkembangan

٥,٣٨, urutan ٥ aspek peran sosial sebagai pria atau wanita butir ٦,

tingkat perkembangan ٥,٠٤, urutan ٦ kematangan hubungan dengan

teman sebaya butir ٢, tingkat perkembangan ٥,٠١, urutan ٧ peran

sosial sebagai pria atau wanita butir ٢, tingkat perkembangan ٤,٩٧,

butir ٨ kematangan hubungan dengan teman sebaya butir ٣, tingkat

perkembangan ٤,٨٨.
٧٨

Dari grafik ٨ butur tertinggi diperoleh informasi bahwa yang paling

tinggi adalah urutan ١ aspek kesadaran tanggung jawab butir ٢, tingkat

perkembangan ٥,٥٣.

B. PEMBAHASAN

١. Ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek kesadaran tanggung jawab

Berdasarkan pengolahan data tentang temuan tingkat

pencapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik secara

umum yang berkaitan dengan aspek perkembangan sosial dapat

diketahui dengan nilai ٥,٧٠١, ٥٢ peserta didik. Dengan sampel

penelitian sebanyak ٧٧ orang, dari grafik profil yang telah

dilampirkan tersebut ternyata tingkat pencapaian tugas

perkembangan sosial dengan aspek kesadaran tanggung jawab

yang berasal terdapat pada tingkat ke V belum memenuhi tingkat

kesempurnaan pada tugas perkembangan..

Dari hasil data yang telah peneliti lakukan dapat

disimpulkan bahwa di dalam mengembangkan prilaku tanggung

jawab sosial perlu adanya wawasan sosial di dalam

mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial agar

memudahkan peserta didik dalam mengembangkannya.

Tujuan tugas perkembangan ini adalah berpartisipasi

sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai

masyarakat, dan memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah


٧٩

١
lakunya. Adapun prilaku remaja yang bertanggung jawab seperti

ketua kelas yang diberi tugas untuk mengamankan anggotanya

dalam kelas, belajar bagaimana caranya berbuat sesuatu untuk

kelompoknya, mematuhi peraturan yang ada disekolah maupun

dimasyarakat.

Pendapat Ruch menyatakan bahwa fungsi pemimpin

adalah, memberi struktur yang jelas dari situasi-situasi rumit yang

dihadapai oleh kelompoknya, mengawasi dan mengawasi dan

menyalurkan perilaku kelompok yang dipimpinnya (Controlling

group behavior). Artinya, seseorang pemimpin bertugas

mengendalikan perilaku anggota kelompoknya dan kelompok

sendiri, sebagai juru bicara kelompok yang dipimpinnya seorang

pemimpin harus dapat merasakan dan menerangkan kebutuhan-

kebutuhan kelompok yang dipimpinnya ke dunia luar, baik

mengenai sikap kelompok, tujuan kelompok, harapan-

harapan,maupun hal-hal lain.٢

٢. Ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek peran sosial sebagai pria atau wanita

Berdasarkan pengolahan data tentang ketercapaian tugas-

tugas perkembangan sosial peserta didik dengan aspek peran sosial

sebagai pria atau wanita secara umum yang berkaitan dengan aspek

perkembangan sosial dapat diketahui dengan nilai ٦,٢٦٩ atau ٢١


١
Syamsul Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Ramaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), h.٧٦
٢
Bimo Walgito, Psikologi Kelompok, (Yogyakarta: CV Andi Offset, ٢٠١٠), h.١٠٣-١٠٤
٨٠

orang. Dengan sampel penelitian sebanyak ٧٧ orang, dari grafik

kelompok tersebut menunjukkan bahwa ketercapaian tugas-tugas

perkembangan sosial peserta didik dengan aspek peran sosial

sebagai pria atau wanita ternyata pencapaian terdapat pada kategori

individualistik (Ind). Dengan ciri-ciri, peningkatan kesadaran

individualitas, kesadaran akan konflik emosional antara

kemandirian dengan ketergantungan, menjadi lebih toleran

terhadap diri sendiri dan orang lain, mengenal eksistensi perbedaan

individual, mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam

kehidupan, membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar

dirinya, mengenal kompleksitas diri, dan peduli akan

perkembangan dan masalah-masalah sosial.

Pencapaian tugas perkembangan dalam mencapai peran

sosial sebagai pria atau wanita pada remaja adalah kemampuannya

dalam menampilkan diri secara maskulin pada remaja pria dan

menampilkan diri secara feminin pada remaja wanita.٣

Peranan pria dan wanita relative berbeda dalam masyarakat,

maka remaja pria harus menerima gagasan atau ide seorang pria

dewasa dan remaja wanita menerima ide sebagai wanita dewasa. ٤

٣. Ketarcapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik

dengan aspek kematangan hubungan dengan teman sebaya

٣
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, ٢٠١١), hal,٧٧
٤
Syamsul Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja,...hal ٧٥
٨١

Berdasarkan pengolahan data tentang ketercapaian tugas-

tugas perkembangan sosial peserta didik dengan aspek kematangan

hubungan dengan teman sebaya secara umum menempati urutan

tertinggi yaitu sebanyak ٦,٤٤٨ atau ٢١ orang. Dengan sampel

penelitian sebanyak ٧٧ orang, pengolahan data yang telah

dilaksanakan di atas, perolehan pengolahan data grafik kelompok

tersebut menunjukkan bahwa ketercapaian tugas-tugas

perkembangan sosial peserta didik dengan aspek kematangan

hubungan dengan teman sebaya sudah sampai ketingkat

individualistik, sebanyak ٦,٤٤٨ atau ٢١ orang. Dengan ciri-ciri,

peningkatan kesadaran individualitas, kesadaran akan konflik

emosional antara kemandirian dengan ketergantungan, menjadi

lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain, mengenal

eksistensi perbedaan individual, mampu bersikap toleran terhadap

pertentangan dalam kehidupan, membedakan kehidupan internal

dan kehidupan luar dirinya, mengenal kompleksitas diri, dan peduli

akan perkembangan dan masalah-masalah sosial.

Dari hasil data yang telah peneliti lakukan dapat

disimpulkan bahwa pada umumnya peserta didik telah memiliki

sahabat atau teman dekat, dua atau tiga orang teman dekat yang

saling mempengaruhi satu sama lain. Sehingga dapat diduga bahwa

pada aspek ini , remaja telah memahami bagaimana pentingnya

memiliki teman dekat.


٨٢

Perilaku remaja yang berhubungan dengan kematangan

hubungan teman sebaya dengan belajar melihat kenyataan anak

wanita sebagai wanita dan anak pria sebagai pria, berkembang

menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya, belajar

bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama,

belajar memimpin orang lain tanpa mendominasinya. Keberhasilan

remaja dalam menyelesaikan tugas perkembangan ini

mengantarkannya kedalam suatu kondisi penyesuaian sosial yang

baik dalam keseluruhan hidupnya. Namun apabila gagal, maka dia

akan mengalami ketidak bahagiaan atau kesulitan dalam

kehidupannya dimasa dewasa, seperti ketidak bahagian dalam

pernikahan, kurang mampu dalam bergaul, bersifat kekanak-

kanakan, dan melakukan dominasi secara sewenang-wenang.٥

٥
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja,...h.٧٤
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik di

kelas X SMK Negeri ١ dilihat dari ketercapaian tugas-tugas perkembangan

sosial peserta didik aspek kesadaran tanggung jawab berada pada tingkat

Seksama (Ska) dengan jumlah ٥,٧٠١ , ketercapaian tugas-tugas perkembangan

sosial peserta didik dengan aspek peran sosial sebagai pria atau wanita berada

pada tingkat VI individualistik (Ind) dengan jumlah ٦,٢٦٩, ketercapaian

tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik dengan aspek kematangan

hubungan dengan teman sebaya berada pada tingkat individualistik (Ind)

dengan jumlah ٦,٤٤٨. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketercapaian tugas-tugas

perkembangan sosial peserta didik kelas X di SMK Negeri ١ Lubuk Sikaping,

masih ada tugas perkembangan peserta didik yang belum mencapai ke tingkat

VI yang berada pada aspek kesadara tanggung jawab.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran

kepada:

١. Bagi peserta didik, agar bisa meningkatkan ketercapaian tugas-tugas

perkembangannya dalam hubungan sosial, agar bisa diterima dalam

lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

٨٣
٢. Bagi guru pembimbing, agar memperhatikan capaian tugas perkembangan

sosial peserta didik dengan menyelenggarakan beberapa layanan yang

dapat membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan

sosialnya tersebut.

٣. Bagi peneliti sendiri, agar bisa menjadi bahan masukan dan menambah

wawasan tentang permasalahan yang dialami remaja terutama tentang

ketercapaian tugas-tugas perkembangan sosial peserta didik.

٤. Bagi peneliti selanjutnya, agar dijadikan pedoman bagi penelitian yang

berkaitan dengan masalah tersebut.

٨٤
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ali, Muhammad dan M.Asrori. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,


(Jakarta:PT. Bumi Aksara.)

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pendidikan., (Jakarta: Rineka Cipta. ١٩٩٧ ).

_______________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,


(Jakarta:Rineka Cipta.٢٠١٠).

B.Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga. ٢٠٠٥)

Fatimah, Enung, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik),


(Bandung: CV Pustaka Setia. ٢٠١٠)

Garungan,W.A. Psikologi Sosial, (Bandung: PT Eresco. ١٩٩٠)

Hartono, B.Agung dan H,Suhartono. Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT


Rineka Cipta. ١٩٩٩)

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Departemen Pendididkan Nasional: Balai


Pustaka Jakarta ٢٠٠٧ )

M.Alisuf, Sabri. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta:


Pedoman Ilmu Jaya. ١٩٩٣)

Mar’at, Samsunuwi Yati. Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya. ٢٠٠٥

Mappiare, Andi, Psikologi Perkembangan, (Surabaya: Usaha Nasional, ١٩٨٢)

Sundari, Siti dan Rumini ,Sri. Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, ٢٠٠٤) ,

Supriatna, Mamat. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, (Jakarta: PT


Rajagrafondo Persada, ٢٠١١)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D, (Bandung:Alfabeta,٢٠٠٧)

Walgito, Bimo. Psikologi Kelompok, (Yogyakarta: CV Andi Offset. ٢٠١٠)

Yusuf Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung; PT


Remaja Rosdakarya, ٢٠٠٨)
Yusri, Fadhilla. Instrumentasi Non-tes dalam Konseling, (Bukittinggi:P٣SDM
Melati Publishing, ٢٠١٥)
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ١ : Kisi-kisi Angket (ITP)................................................................


Lampiran ٢ : Item Angket (ITP) ......................................................................
Lampiran ٣ : Lembar Jawaban ITP SLTA.......................................................
Lampiran ٤ : Kunci Jawaban ITP SLTA .........................................................
Lampiran ٥ : Data Peserta Didik......................................................................
Lampiran ٦ : Data Pengolahan ITP..................................................................
Lampiran ٧ : Distribusi Frekuensi Aspek ........................................................
Lampiran ٨ : Distribusi Frekuensi Konsistensi................................................
Lampiran ٩ : Profil Kelompok .........................................................................
Lampiran ١٠ : ٨ Butir Tertinggi .........................................................................
Lampiran ١١ : ٨ Butir terendah ..........................................................................
Lampiran ١٢ : Profil Individu ............................................................................
Lampiran ١٣ : SK Pembimbing..........................................................................
Lampiran ١٤ : Permohonan Izin Penelitian........................................................
Lampiran ١٥ : Rekomendasi Kesbangpol ..........................................................
Lampiran ١٦ : Surat Keterangan telah melakukan penelitian ............................

xi
Data Hasil Pengolahan
Inventori Tugas Perkembangan Sosial Peserta Didik
Kelas X SMKN ١

KODE
١ ٢ ٣
SISWA
١ ٥,٥ ٦,٢٥ ٦,٥
٢ ٤,٧٥ ٦,٢٥ ٦,٧٥
٣ ٦,٥ ٦ ٧,٥
٤ ٥,٧٥ ٦ ٦
٥ ٥,٥ ٦,٢٥ ٦,٧٥
٦ ٦,٢٥ ٥,٥ ٧
٧ ٦,٧٥ ٥,٢٥ ٦,٥
٨ ٥,٥ ٦ ٧
٩ ٥,٢٥ ٦,٧٥ ٦
١٠ ٥,٧٥ ٦,٧٥ ٥,٧٥
١١ ٥,٧٥ ٦,٥ ٦,٥
١٢ ٥ ٧,٥ ٦
١٣ ٦,٢٥ ٦,٧٥ ٧,٢٥
١٤ ٥,٧٥ ٧,٥ ٦,٧٥
١٥ ٦,٢٥ ٧,٥ ٥
١٦ ٥,٢٥ ٧,٥ ٧
١٧ ٥,٥ ٦,٧٥ ٧,٥
١٨ ٦ ٧ ٦,٧٥
١٩ ٥,٥ ٧ ٧
٢٠ ٦ ٦,٢٥ ٧,٧٥
٢١ ٥,٥ ٧,٢٥ ٧
٢٢ ٥ ٦,٢٥ ٥,٢٥
٢٣ ٤,٧٥ ٦,٢٥ ٦,٧٥
٢٤ ٥,٧٥ ٦ ٥,٧٥
٢٥ ٥ ٦,٥ ٥,٢٥
٢٦ ٥,٧٥ ٦ ٦,٢٥
٢٧ ٥,٧٥ ٦ ٧
٢٨ ٦ ٥ ٦,٥
٢٩ ٧ ٦,٥ ٦,٧٥
٣٠ ٦ ٦,٥ ٧
٣١ ٥,٧٥ ٦,٧٥ ٦,٥
٣٢ ٦,٧٥ ٦,٥ ٦,٢٥
٣٣ ٥,٥ ٦,٥ ٥,٧٥
٣٤ ٦ ٥,٥ ٦,٧٥
٣٥ ٥,٢٥ ٦,٧٥ ٦
٣٦ ٥,٧٥ ٦ ٦
٣٧ ٦ ٥,٧٥ ٦,٥
٣٨ ٥,٢٥ ٧,٥ ٦,٥
٣٩ ٥,٢٥ ٧,٥ ٦,٥
٤٠ ٦,٧٥ ٥,٥ ٦,٧٥
٤١ ٥,٥ ٥,٧٥ ٧,٢٥
٤٢ ٥,٥ ٦,٢٥ ٦,٢٥
٤٣ ٥,٧٥ ٦,٧٥ ٧
٤٤ ٦,٥ ٧ ٦,٥
٤٥ ٥,٢٥ ٦,٢٥ ٦,٧٥
٤٦ ٦ ٥,٥ ٥,٧٥
٤٧ ٦,٥ ٧ ٦
٤٨ ٥,٥ ٤,٧٥ ٧,٧٥
٤٩ ٤,٢٥ ٦ ٦,٧٥
٥٠ ٦ ٧ ٦,٧٥
٥١ ٦ ٥,٥ ٦,٢٥
٥٢ ٦,٥ ٥ ٥,٢٥
٥٣ ٥,٢٥ ٥,٢٥ ٦
٥٤ ٦,٢٥ ٥,٥ ٦
٥٥ ٦ ٥,٢٥ ٥,٧٥
٥٦ ٥,٧٥ ٦,٢٥ ٦,٧٥
٥٧ ٥,٧٥ ٥,٥ ٧,٢٥
٥٨ ٥,٧٥ ٦ ٥,٧٥
٥٩ ٥,٥ ٦,٥ ٨
٦٠ ٥,٥ ٥,٥ ٦,٢٥
٦١ ٥,٧٥ ٦ ٦,٥
٦٢ ٥,٥ ٧ ٦,٢٥
٦٣ ٥,٧٥ ٦,٧٥ ٥
٦٤ ٦ ٦ ٦,٧٥
٦٥ ٥,٢٥ ٥,٧٥ ٥,٧٥
٦٦ ٥,٧٥ ٥,٥ ٥,٥
٦٧ ٥,٥ ٦,٥ ٦,٧٥
٦٨ ٤,٧٥ ٦,٥ ٦,٢٥
٦٩ ٤,٧٥ ٦,٥ ٧
٧٠ ٥ ٦,٢٥ ٦,٥
٧١ ٥ ٧ ٦,٥
٧٢ ٥,٧٥ ٦,٥ ٧
٧٣ ٥ ٥,٥ ٦
٧٤ ٥ ٥,٥ ٥,٧٥
٧٥ ٥,٢٥ ٦ ٦
٧٦ ٦,٧٥ ٦,٥ ٥
٧٧ ٥,٧٥ ٥,٥ ٧,٥
INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMA/SMK

Tim Pengembang :

Prof.Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd.

Dr. Ahman, M.Pd.

Dr. Syamsu Yusuf LN, M.Pd.

Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISIWA SMA/SMK

 Berikut ini terdapat ٢١ rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas ٤


pernyataan
 Anda diminta untuk memilih ١ (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang
menurut anda paling sesuai pada saat sekarang ini
 Tidak ada pilihan/jawaban yang benar atau salah, yang penting sesuai
dengan kondisi Anda saat ini
 Tulislah jawaban Anda pada lembar jawaban yang disediakan
 Mohon buku ini tidak dikotori atau ditulisi apapun.
 Terima kasih atas perhatian dan kesediaan Anda

١) Aspek Kesadaran Tanggung Jawab


١. a. Saya membersihkan kelas sesuai dengan jadwal piket
b. Saya memelihara keharmonisan hidup bersama
c. Saya toleran terhadap situasi yang diluar harapan
d. Saya menengok orang sakit karena ingin berbuat kebajikan

٢. a. Saya menghormati orang lain, tanpa melihat latar belakang sosial,


ekonomi, suku ataupun agama
b. Saya menjalin persahabatan atas dasar saling percaya
c. Saya ragu mengemukakan kekeliruan yang terjadi
d. Saya bercita-cita sesuai kemampuan dan kelemahan pribadi

٣. a. Saya memahami kekuatan dan kelemahan pribadi


b. Saya menghindarkan diri dari perbuatan yang meresahkan orang lain
(masyarakat)
c. Saya menepati janji dengan sesungguh hati
d. Saya merasa malu jika tidak melaksanakan tugas bersama
٤. a. Saya membuat prioritas dalam memilih tindakan
b. Saya merasa puas jika orang lain mengakui hasil kerja yang saya
capai
c. Saya melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh
d. Saya senang bersahabat dengan siapapun

٥. a. Saya mempelajari cara-cara menghormati orang lain


b. Saya senantiasa memelihara persahabatan dengan teman
c. Saya berinteraksi dengan orang lain berdasarkan nilai-nilai
persahabatan
d. Saya menjalin persahabat karena banyak manfaatnya

٦. a. Saya berinteraksi dengan orang lain atas dasar kesamaan derajad


b. Saya menyadari pentingnyaberusaha dengan sungguh-sungguh
c. Saya membersihkan rumah/halaman karena ada kerja bakti
d. Saya senantiasa memelihara ketertiban umum disekitar saya

٧. a. Saya mempelajari cara-cara menghormati orang lain


b. Saya senantiasa memelihara persahabatan dengan teman
c. Saya berinteraksi dengan orang lain berdasarkan nilai-nilai
persahabatan
d. Saya menjalin persahabatan karena banyak manfaatnya

٢) Aspek Peran Sosial Sebagai Pria Atau Wanita

٨. a. Saya mampu bekerjasama dengan pihak lain (lawan jenis)


b. Saya senang sebagai laki-laki (bagi laki-laki), atau senang sebagai
perempuan (bagi perempuan)
c. Saya menghargai teman walaupun berbeda jenis kelamin
d. Saya yakin bahwa laki-laki dan perempuan dapat bekerja apa saja
sesuai kodratnya
٩. a. Saya suka meniru tingkah laku ayah (bagi laki-laki), dan meniru ibu
(bagi perempuan)
b. Saya berpendapat bahwa laki-laki dan perempuan harus saling
menghargai
c. Saya yakin bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai peranan yang
sama dalam berkarya di masyarakat
d. Saya tampil sesuai dengan jenis kelamin sendiri karena memang harus
begitu

١٠. a. Saya yakin bahwa secara kodrat, pria dan wanita memang mempunyai
sifat-sifat yang berbeda
b. Saya melakukan peran sesuai jenis kelamin dalam pergaulan di
masyarakat
c. Saya menyenangi pakaian yang sesuai dengan jenis kelami
d. Saya senang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan jenis kelamin

١١. a. Saya memperlakukan laki-laki dan perempuan sederajat


b. Saya yakin bahwa perempuan memilik tugas dan tanggung jawab yang
sederajat dengan laki-laki
c. Saya senang dan bangga dengan jenis kelamin sendiri
d. Saya dapat membedakan sifat laki-laki dengan sifat perempuan

١٢. a. Saya menyadari pentingnya berinteraksi dengan teman lawan jenis


b. Saya mempelajari perbedaan peran wanita dan pria di masyarakat
c. Saya menjaga penampilan diri sesuai jenis kelamin saya
d. Saya siap diajak bekerjasama dengan teman lawan jenis

١٣. a. Saya mempelajari jenis pekerjaan yang sesuai dengan jenis kelamin
saya
b. Saya menyadari pentingnya bekerja sama dengan teman lain jenis
c. Saya pikir tidak ada masalah bila bekerja sama dengan teman lawan
jenis
d. Saya bermain dengan memperhatikan/ menyesuaikan jenis kelamin
saya

١٤. a. Saya mempelajari jenis pekerjaan yang sesuai dengan jenis kelamin
saya
b. Saya menyadari pentingnya bekerja sama dengan teman lain jenis
c. Saya pikir tidak ada masalah bila bekerja sama dengan teman lawan
jenis
d. Saya bermain dengan memperhatikan/menyesuaikan jenis kelamin
saya

٣) Aspek Kematangan Hubungan dengan Teman Sebaya

١٥. a. Saya menghargai pendapat teman dengan tulus ikhlas


b. Saya membantu teman jika diminta
c. Saya melaksanakan tugas yang diberikan oleh kelompok
d. Saya menjaga hubungan baik dengan teman meskipun berbeda
pendapat

١٦. a. Saya memelihara kerja sama dengan orang lain


b. Saya berusaha untuk berperan aktif dalam menyelesaikan tugas-tugas
kelompok
c. Saya bergaul secara wajar dengan siapapun baik pria maupun wanita
d. Saya memperlakukan teman sesuai dengan sifat dan wataknya

١٧. a. Saya menciptakan kondisi kelompok yang menunjang pencapaian


tujuan bersama
b. Saya memberikan dukungan moril kepada teman yang mengalami
musibah
c. Saya mematuhi aturan bermain yang telah disepakati kelompok
d. Saya membiasakan diri untuk dapat bergaul dengan siapapun

١٨. a. Saya bekerjasama dengan teman untuk mencapai tujuan bersama


b. Saya memperhatikan norma agama atau adat istiadat dalam bergaul
dengan lawan jenis
c. Saya turut memikirkan kesulitan orang lain dan berusaha memberi
bantuan
d. Saya bergaul dengan teman yang mempunyai sifat-sifat pribadi yang
sama

١٩. a. Saya mengerjakan tugas-tugas kelompok dengan sungguh-sungguh


b. Saya memahami bahwa tingkah laku setiap orang berbeda-beda
c. Saya dapat bercanda dengan teman-teman tanpa hambatan
d. Saya bergaul secara wajar tanpa keinginan menguasai kelompok

٢٠. a. Saya memahami peranan anggota dan pimpinan kelompok


b. Saya merasa iba/kasihan terhadap penderitaan teman
c. Terhadap teman yang menderita saya berusaha membantu sesuai
kemampuan
d. Saya dapat berteman dengan lawan jenis tanpa rendah diri

٢١. a. Saya bekerja sama dengan teman untuk mencapai tujuan bersama
b. Saya memperhatikan norma agama atau adat istiadat dalam bergaul
dengan lawan jenis
c. Saya turut memikirkan kesulitan orang lain dan berusaha memberi
bantuan
d. Saya bergaul dengan teman yang mempunyai sifat-sifat pribadi yang
sama
KISI-KISI ANGKET (ITP)

KETERCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI KELAS


X SMK NEGERI ١ LUBUK SIKAPING

Variabel Subvariabel Indikator Item Jumlah


+ -
Ketercapaian Tugas- ١. Tugas-Tugas a. Aspek ١,٢,٣,٤, ٧
Tugas Perkembangan Sosial Kesadaran ٥,٦,٧
Perkembangan Tanggung
Sosial Peserta Didik Jawab.
di Kelas X SMK b. Aspek Peran ٨,٩,١٠, ٧
Negeri ١ Lubuk Sosial Sebagai ١١,١٢,١٣
Sikaping Pria atau Wanita ١٤
c. Aspek ١٥,١٦,١٧ ٧
Kematangan ١٨,١٩,٢٠
Hubungan ٢١
dengan Teman
Sebaya
Jumlah/Total ٢١ ٢١
KUNCI JAWABAN ITP SLTA

Nama : Kelas :

Jenis Kelamin : Tgl Pengisian :

No. a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d a b c d

١. ٣ ٥ ٦ ٤ ٢. ٦ ٤ ٣ ٥ ٣. ٤ ٦ ٥ ٣ ٤. ٥ ٣ ٤ ٦ ٥. ٣ ٥ ٦ ٤ ٦. ٦ ٤ ٣ ٥ ٧. = ٥

٨. ٥ ٣ ٤ ٦ ٩. ٣ ٥ ٦ ٤ ١٠. ٦ ٤ ٣ ٥ ١١. ٤ ٦ ٥ ٣ ١٢. ٥ ٣ ٤ ٦ ١٣. ٣ ٥ ٦ ٤ ١٤. =


١٣

١٥. ٥ ٣ ٤ ٦ ١٦. ٣ ٥ ٦ ٤ ١٧. ٦ ٤ ٣ ٥ ١٨. ٤ ٦ ٥ ٣ ١٩. ٥ ٣ ٤ ٦ ٢٠. ٣ ٥ ٦ ٤ ٢١. =


١٨

Ket:

٧ soalnya sama persis dengan ٥

١٤ soalnya sama persis dengan ١٣

٢١ soalnya sama persis dengan ١٨


LEMBAR JAWABAN ITP SLTA

Nama : Kelas :

Jenis Kelamin : Tgl Pengisian :

No. No. No. No. No. No. No.

١ a b c d ٢. a b c d ٣. a b c d ٤. a b c d ٥. a b c d ٦. a b c d ٧. a b c d

٨ a b c d ٩. a b c d ١٠. a b c d ١١. a b c d ١٢. a b c d ١٣. a b c d ١٤. a b c d

١٥ a b c d ١٦. a b c d ١٧. a b c d ١٨. a b c d ١٩. a b c d ٢٠. a b c d ٢١. a b c d


Sekolah: SMK N ١ Lubuk Sikaping iiiiiiiiiii

Kelas : X Semua Jurusan

١ ٥
Kelas NIS Nama L/P ٥ ٦ ٠ ١٦ ١٧ ٢١ ٢٧ ٢٨ ٣٢ ٣٨ ٣٩ ٤٣ ٤٩ ٠ ٥٤ ٦٠ ٦١ ٦٥ Jumlah Konsistensi

١ X Ku.١ ١١٣٣٢ FADHILLURAHMAN L ٣ ٤ ٦ ٦ ٥ ٤ ٥ ٤ ٥ ٤ ٤ ٥ ٣ ٦ ٤ ٥ ٦ ٦ ٩

٢ X Ku.١ ٠٠٢٨٥ ALAN NUARI L ٣ ٤ ٦ ٤ ٥ ٥ ٥ ٦ ٦ ٤ ٤ ٤ ٣ ٤ ٤ ٤ ٦ ٦ ١٠

٣ X Ku.١ ١١١٦٤ DIMAS SETIYAWAN L ٥ ٤ ٦ ٦ ٣ ٦ ٤ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٥ ٤ ٦ ٤ ٦ ٦ ١٠

٤ X Ku .١ ٠٠٥٩٣ GITA ANDARINI P ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٦ ٥ ٤ ٥ ٤ ٥ ٦ ٥ ٥ ٣ ٤ ٣ ٣ ١٠

٥ X Ku.١ ١١١٧٢ MHD.IRYANTO L ٣ ٥ ٦ ٦ ٥ ٥ ٥ ٣ ٦ ٣ ٦ ٤ ٤ ٤ ٤ ٥ ٦ ٦ ١٠

٦ X Ku.١ ٠٠٢٨٢ ZILMIA HANDIKA. P L ٥ ٤ ٦ ٦ ٥ ٥ ٤ ٤ ٦ ٤ ٤ ٤ ٦ ٦ ٥ ٤ ٣ ٦ ٨

٧ X Ku.١ ١١١٩٧ ZIVA DESTRI R P ٤ ٣ ٦ ٦ ٥ ٦ ٦ ٦ ٤ ٦ ٣ ٥ ٥ ٤ ٣ ٤ ٤ ٦ ١١

٨ X Ku.٢ ١١١٥٨ ADE SAMPUTRA L ٣ ٦ ٦ ٦ ٥ ٦ ٣ ٤ ٥ ٥ ٣ ٦ ٤ ٥ ٣ ٥ ٥ ٦ ٨

٩ X Ku.٢ ١١١٢٤ DANDI SAPUTRA L ٥ ٤ ٥ ٤ ٥ ٦ ٥ ٦ ٤ ٤ ٦ ٤ ٣ ٤ ٤ ٤ ٦ ٥ ١١

١٠ X Ku.٢ ١١٠٩٠ FAJRI ARNINGOT L ٣ ٤ ٥ ٦ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٤ ٦ ٤ ٣ ٤ ٣ ٥ ٦ ٥ ٨

١١ X Ku.٢ ٠٠١١٦ GILANG FATARDO L ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٦ ٣ ٦ ٥ ٦ ٣ ٣ ٣ ٤ ٦ ٩

١٢ X Ku.٢ ١١١٣٦ INDAH LIDRA SARI P ٣ ٦ ٥ ٦ ٦ ٦ ٤ ٦ ٤ ٤ ٦ ٤ ٣ ٤ ٦ ٤ ٦ ٣ ١١


١٣ X Ku.٢ ١١١٧٨ MHD.NASEEM HAMED L ٥ ٤ ٤ ٤ ٥ ٦ ٤ ٦ ٥ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٦ ٥ ٦ ٦ ١٠

١٤ X Ku.٢ ١١١١٦ WULAN LATIFAH P ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٣ ٦ ٥ ٦ ٦ ٦ ٤ ٥ ٤ ٥ ٦ ٦ ١٠

١٥ X Ku.٣ ١١٠٧٨ ADRI L ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٣ ٥ ٦ ٣ ٤ ٦ ٤ ٥ ٥ ٣ ٦ ٦ ٦ ٩

DAFFA MEIZIKO
١٦ X Ku.٣ ١١١٢٣ PUTRA L ٣ ٤ ٦ ٦ ٦ ٤ ٦ ٦ ٦ ٤ ٦ ٤ ٣ ٦ ٦ ٣ ٦ ٦ ٩

١٧ X Ku.٣ ١١٠٨٤ DANDI NANDA PUTRA L ٣ ٦ ٦ ٦ ٥ ٤ ٦ ٦ ٦ ٤ ٥ ٦ ٣ ٣ ٦ ٤ ٦ ٦ ٩

١٨ X Ku.٣ ١١١٨٠ PUTRI ANALIZA P ٣ ٦ ٦ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٤ ٣ ٥ ٥ ٥ ٤ ٥ ٥ ٦ ٦ ٨

١٩ X Ku.٣ ١١١٠٤ RESPI PUTRA P ٣ ٦ ٦ ٦ ٥ ٥ ٣ ٤ ٦ ٤ ٥ ٦ ٦ ٦ ٣ ٤ ٦ ٦ ٩

٢٠ X Ku.٣ ١١١٩٠ TASYA NADILLA P ٣ ٤ ٦ ٦ ٥ ٦ ٦ ٦ ٦ ٤ ٣ ٦ ٥ ٥ ٥ ٤ ٦ ٦ ٩

٢١ X Ku.٣ ١١١٩٢ TRI RAHMAWATI P ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٦ ٤ ٥ ٤ ٣ ٥ ٦ ٤ ٦ ٦ ٩

٢٢ XADM.١ ١١٢٠٠ BAYU ANGGARA L ٣ ٣ ٦ ٤ ٥ ٣ ٤ ٦ ٣ ٦ ٥ ٤ ٣ ٤ ٣ ٤ ٦ ٦ ٩

٢٣ XADM.١ ١١٢٠٨ HERLINA LUBIS P ٣ ٥ ٥ ٦ ٥ ٥ ٤ ٦ ٤ ٣ ٥ ٥ ٣ ٤ ٦ ٤ ٤ ٦ ١٠

٢٤ XADM.١ ١١٢١٤ JEVI WARIADI L ٥ ٤ ٣ ٦ ٦ ٤ ٤ ٤ ٥ ٤ ٤ ٥ ٤ ٥ ٤ ٤ ٥ ٦ ٩

٢٥ XADM.١ ١١٢١٨ PRIMUS MARNI LIZA L ٣ ٦ ٦ ٤ ٥ ٣ ٤ ٦ ٣ ٦ ٣ ٤ ٣ ٤ ٣ ٤ ٦ ٦ ٩

٢٦ XADM.١ ١١٢٢٢ RIO PRATAMA L ٣ ٤ ٦ ٦ ٥ ٤ ٦ ٤ ٥ ٤ ٦ ٥ ٤ ٥ ٣ ٤ ٤ ٦ ٨

٢٧ XADM.١ ١١٢٢٩ SINTIA SERLI P ٣ ٤ ٦ ٤ ٦ ٦ ٤ ٦ ٥ ٦ ٣ ٥ ٥ ٣ ٤ ٥ ٦ ٦ ١٠

٢٨ XADM.١ ١١٢٣٥ YONA SRIWAHYUNI P ٣ ٤ ٦ ٦ ٤ ٦ ٥ ٤ ٥ ٤ ٣ ٤ ٥ ٥ ٣ ٥ ٤ ٦ ٩

٢٩ XADM.٢ ١١٢٤٧ ENTIN FADILAH P ٤ ٦ ٦ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٦ ٦ ٣ ٥ ٥ ٥ ٣ ٥ ٦ ٦ ٩


٣٠ XADM.٢ ١١٢٤٨ FIKRI ADINATA L ٥ ٤ ٦ ٦ ٦ ٦ ٥ ٦ ٥ ٦ ٣ ٥ ٦ ٥ ٣ ٤ ٦ ٦ ٨

٣١ XADM.٢ ١١٢٥١ HASRIVAL L ٦ ٤ ٦ ٥ ٤ ٦ ٤ ٦ ٤ ٦ ٥ ٦ ٤ ٥ ٤ ٤ ٦ ٦ ١٠

٣٢ XADM.٢ ١١٢٥٧ JUFRI MARADEWA L ٥ ٥ ٦ ٦ ٥ ٤ ٣ ٦ ٦ ٦ ٣ ٤ ٣ ٦ ٤ ٤ ٦ ٦ ١٠

٣٣ XADM.٢ ١١٢٦٧ NOVIANA HARYANA P ٣ ٤ ٦ ٦ ٥ ٣ ٦ ٦ ٦ ٦ ٦ ٥ ٦ ٣ ٣ ٤ ٦ ٦ ١٠

٣٤ XADM.٢ ١١٢٦٩ RESTI NOVALIZA P ٤ ٤ ٦ ٥ ٥ ٥ ٣ ٥ ٣ ٦ ٦ ٥ ٤ ٤ ٣ ٤ ٦ ٥ ١٠

٣٥ XADM.٢ ١١٢٧٤ SONI RIADI L ٥ ٤ ٦ ٦ ٦ ٥ ٤ ٤ ٥ ٣ ٣ ٦ ٥ ٣ ٣ ٥ ٦ ٦ ١١

٣٦ XADM.٣ ١١٢٨١ AFRIA NANDA L ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٣ ٦ ٣ ٤ ٥ ٤ ٥ ٣ ٥ ٤ ٦ ٦ ٩

٣٧ XADM.٣ ١١٢٨٢ AFRINA P ٣ ٤ ٥ ٦ ٣ ٥ ٥ ٥ ٣ ٤ ٦ ٤ ٥ ٥ ٥ ٤ ٥ ٦ ١٠

٣٨ XADM.٣ ١١٢٨٤ ALI IMRAN L ٣ ٥ ٦ ٦ ٦ ٦ ٦ ٥ ٥ ٣ ٤ ٥ ٥ ٤ ٣ ٥ ٣ ٥ ١١

٣٩ XADM.٣ ١١٢٩١ DINI RAHAYU P ٣ ٦ ٥ ٤ ٦ ٥ ٥ ٦ ٤ ٤ ٦ ٥ ٥ ٥ ٥ ٤ ٥ ٦ ٨

٤٠ XADM.٣ ١١٢٩٣ GENISA MIWELDA P ٣ ٤ ٦ ٦ ٥ ٥ ٦ ٣ ٦ ٦ ٤ ٥ ٦ ٤ ٣ ٤ ٦ ٦ ١١

٤١ XADM.٣ ١١٣٠١ MELSANTIA P ٣ ٦ ٦ ٦ ٥ ٥ ٦ ٤ ٦ ٤ ٣ ٥ ٣ ٤ ٥ ٤ ٥ ٦ ٨

٤٢ XADM.٣ ١١٣١٢ RONALDY SYAPUTRA L ٤ ٥ ٥ ٤ ٥ ٦ ٤ ٦ ٤ ٦ ٣ ٥ ٤ ٤ ٣ ٤ ٦ ٦ ١١

٤٣ X TN.١ ١١٣٢١ AFIF SYAHUDA L ٣ ٤ ٦ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٦ ٤ ٦ ٤ ٤ ٥ ٥ ٤ ٥ ٦ ١١

٤٤ X TN.١ ١١٣٣٠ DESPA PRIMADANI P ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٥ ٤ ٤ ٤ ٦ ٦ ١٠

٤٥ X TN.١ ١١٣٣٣ GIO ARIAAWAN L ٣ ٥ ٦ ٦ ٥ ٦ ٤ ٦ ٥ ٣ ٤ ٣ ٤ ٥ ٦ ٥ ٤ ٥ ٨

٤٦ X TN.١ ١١٣٣٨ M.RIDWAN PRATAMA L ٤ ٤ ٤ ٥ ٥ ٥ ٦ ٦ ٥ ٦ ٣ ٦ ٣ ٥ ٤ ٤ ٣ ٣ ٨


٤٧ X TN.١ ١١٣٤٣ NEZIA AZANI P ٤ ٦ ٦ ٦ ٥ ٦ ٦ ٦ ٦ ٦ ٥ ٤ ٤ ٤ ٣ ٤ ٦ ٣ ١١

٤٨ X TN.١ ١١٣٥٩ YESI OKFIANI P ٣ ٤ ٥ ٤ ٥ ٦ ٥ ٤ ٦ ٦ ٣ ٦ ٤ ٤ ٦ ٤ ٣ ٦ ٩

٤٩ X TN.١ ١١٣٦٠ YOLANDA P ٣ ٤ ٦ ٤ ٥ ٥ ٣ ٤ ٦ ٣ ٥ ٤ ٤ ٤ ٥ ٤ ٦ ٥ ٨

٥٠ X TN.٢ ١١٣٦١ ABDUL KHOLIS L ٣ ٦ ٦ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٦ ٦ ٦ ٥ ٣ ٤ ٣ ٤ ٥ ٦ ١٠

٥١ X TN.٢ ١١٣٦٤ AMESI ANDARI P ٥ ٤ ٦ ٦ ٥ ٤ ٤ ٥ ٤ ٦ ٥ ٦ ٣ ٤ ٣ ٤ ٣ ٦ ٩

٥٢ X TN.٢ ١١٣٦٥ ANGGI REFITRIANI IR P ٤ ٣ ٤ ٦ ٣ ٤ ٦ ٤ ٤ ٤ ٣ ٦ ٦ ٦ ٣ ٤ ٥ ٤ ٨

٥٣ X TN.٢ ١١٣٧٢ EWI FANTIKA P ٣ ٣ ٣ ٥ ٥ ٥ ٥ ٦ ٥ ٤ ٣ ٤ ٤ ٣ ٥ ٤ ٥ ٦ ٩

٥٤ X TN.٢ ١١٣٧٢ HENDRI RUKANDA L ٣ ٤ ٦ ٦ ٤ ٦ ٦ ٦ ٣ ٤ ٥ ٤ ٦ ٤ ٣ ٤ ٣ ٦ ١٠

٥٥ X TN.٢ ١١٣٧٢ IRFAN ARIA SAPUTRA L ٥ ٤ ٦ ٤ ٦ ٣ ٥ ٦ ٦ ٦ ٣ ٤ ٤ ٣ ٣ ٤ ٣ ٥ ١١

YHOSEP TRIANDI
٥٦ X TN.٢ ١١٤٠١ PUTRA L ٣ ٥ ٥ ٦ ٥ ٥ ٦ ٥ ٦ ٤ ٤ ٥ ٣ ٤ ٥ ٥ ٦ ٥ ٩

٥٧ X TN.٣ ١١٤٠٣ AGUS PREVINDI L ٥ ٦ ٦ ٥ ٥ ٦ ٤ ٦ ٤ ٣ ٣ ٥ ٥ ٣ ٦ ٥ ٣ ٦ ١٠

٥٨ X TN.٣ ١١٤٠٨ ANDRE LUBES L ٣ ٥ ٥ ٦ ٤ ٦ ٥ ٦ ٦ ٦ ٥ ٤ ٣ ٥ ٣ ٤ ٣ ٣ ١٠

٥٩ X TN.٣ ١١٤١١ DEDEK VIVA P ٣ ٥ ٦ ٦ ٥ ٦ ٦ ٤ ٦ ٤ ٦ ٦ ٣ ٤ ٦ ٤ ٦ ٦ ١٠

٦٠ X TN.٣ ١١٤١٧ GUSTIA MURNI P ٣ ٤ ٥ ٦ ٥ ٦ ٤ ٦ ٣ ٤ ٣ ٦ ٥ ٥ ٣ ٤ ٣ ٦ ١١

٦١ X TN.٣ ١١٤٢٣ M.IKHSAN ROMMY L ٣ ٦ ٥ ٦ ٣ ٦ ٥ ٣ ٥ ٦ ٦ ٤ ٣ ٥ ٥ ٤ ٥ ٥ ١٠

٦٢ X TN.٣ ١١٤٢٧ NATASYA P ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٥ ٤ ٥ ٥ ٣ ٤ ٣ ٤ ٦ ٦ ٩

٦٣ X TN.٣ ١١٤٣٦ SENDI AFRIZAL L ٣ ٦ ٣ ٦ ٦ ٥ ٦ ٥ ٣ ٣ ٥ ٤ ٤ ٤ ٦ ٥ ٥ ٣ ٨


٦٤ X TI.١ ١١٤٤٢ AGUM GUMELAR P ٣ ٥ ٦ ٦ ٥ ٣ ٤ ٦ ٥ ٤ ٤ ٦ ٦ ٥ ٥ ٥ ٣ ٦ ١٠

٦٥ X TI.١ ١١٤٥٧ FADLUL MUSTAQIN L ٤ ٦ ٦ ٥ ٥ ٥ ٣ ٦ ٤ ٤ ٤ ٥ ٥ ٣ ٣ ٤ ٣ ٤ ٨

٦٦ X TI.١ ١١٤٦٤ INTAN SARI P ٣ ٤ ٥ ٦ ٣ ٥ ٤ ٦ ٤ ٦ ٤ ٤ ٥ ٦ ٥ ٣ ٣ ٣ ١٠

٦٧ X TI.١ ١١٤٦٥ JEFRI L ٣ ٦ ٥ ٦ ٥ ٥ ٤ ٦ ٤ ٣ ٦ ٦ ٦ ٤ ٥ ٤ ٣ ٦ ١١

٦٨ X TI.١ ١١٤٦٦ LUIS AGRIANI P ٣ ٥ ٦ ٤ ٥ ٥ ٤ ٦ ٥ ٣ ٤ ٤ ٥ ٤ ٣ ٤ ٦ ٦ ٩

٦٩ X TI.١ ١١٤٧٠ PUTRI VAGESHA M P ٣ ٥ ٦ ٦ ٥ ٥ ٤ ٦ ٤ ٣ ٣ ٦ ٣ ٥ ٥ ٤ ٦ ٦ ٨

٧٠ X TI.١ ١١٤٧٦ SURYA FAJRI L ٤ ٤ ٦ ٦ ٥ ٥ ٣ ٦ ٦ ٣ ٤ ٤ ٥ ٤ ٣ ٣ ٦ ٦ ١١

٧١ X TI.٢ ١١٤٨٥ AFRILIA SARY P ٣ ٦ ٥ ٤ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٣ ٤ ٥ ٥ ٥ ٦ ٤ ٥ ٣ ٩

٧٢ X TI.٢ ١١٥٠٤ M.FARUQ ALFARIDZI L ٣ ٦ ٦ ٤ ٥ ٦ ٦ ٦ ٥ ٦ ٤ ٥ ٤ ٤ ٤ ٤ ٥ ٦ ٩

٧٣ X TI.٢ ١١٥٠٦ MUHAMMAD IKHSAN L ٣ ٤ ٦ ٦ ٥ ٣ ٥ ٤ ٥ ٤ ٣ ٥ ٣ ٥ ٣ ٣ ٥ ٦ ١٠

٧٤ X TI.٢ ١١٥٠٨ NADA FADIYA FEBRI P ٣ ٣ ٤ ٤ ٤ ٤ ٦ ٦ ٦ ٣ ٥ ٣ ٤ ٤ ٥ ٤ ٤ ٥ ٨

٧٥ X TI.٢ ١١٥٠٩ RADIATUL FITRI P ٣ ٦ ٥ ٦ ٦ ٤ ٤ ٦ ٤ ٣ ٦ ٥ ٥ ٦ ٤ ٤ ٦ ٦ ٩

٧٦ X TI.٢ ١١٥١٦ SELVIANI P ٥ ٣ ٦ ٦ ٥ ٥ ٦ ٦ ٣ ٦ ٥ ٤ ٤ ٥ ٣ ٤ ٦ ٣ ٩

٧٧ XTI.٢ ١١٥١٨ WAHYU ANGGI S L ٣ ٤ ٦ ٦ ٥ ٦ ٣ ٤ ٦ ٥ ٣ ٥ ٦ ٥ ٦ ٤ ٥ ٥ ١٠

Anda mungkin juga menyukai