Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUGAS PORTOPOLIO

MATA PELAJARAN SENI BUDAYA


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Diajukan sebagai salah satu tugas akhir untuk mengikuti ujian sekolah

Kompetensi Keahlian : Analis Kesehatan

Kelompok : 2 (dua)

1. Dia Apriyani NIS 071708


2. Dina Assyifa
3. Dwina Putri Denova
4. Eka Putri Septiani NIS 071709

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN TEGAL
SMK MUHAMMADIYAH LEBAKSIU
TERAKREDITASI “B”
Kompetensi Keahlian : 1.Farmasi . 2. Analis Kesehatan. 3.Akuntansi 4. Administrasi
Perkantoran
Jalan Raya Barat 23, Lebaksiu Kabupaten Tegal, 52461, Telepon (0283) 3466588
WWW.SMKFAMUBA.SCH.ID

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN SENI BUDAYA

Tahun Pelajaran 2019/2020

Untuk memenuhi tugas akhir sekolah

Menyetujui

Istikharoh

MOTTO DAN PERSEMBAHAN


A. MOTTO

1. Semua yang terjadi adalah takdir, namun takdir bisa dirubah dengan cara

berusaha dan berikhtiar semaksimal mungin.

2. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain. (Q.S Al-Insyirah 7-8).

B.PERSEMBAHAN

Laporan Ujian Praktik Penjasoerkes ini Dipersembahkan Kepada :

1. Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Lebaksiu dan Bapak/Ibu Guru yang

telah membimbing saya.

2. Guru-guru dan Staf Karyawan SMK Muhammadiyah Lebaksiu

3. Orang tua dan keluarga yang telah mendo’akan, membiayai, mendukung

dan memberikan semangat.

4. Teman-teman seperjuangan.

5.  Adik-adik kelas semuanya yang akan melaksanakan kegiatan Ujian

Praktik Penjaserkes untuk program kegiatan periode selanjutnya.

Kata Pengantar
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas Ujian Praktik Penjasoerkes. Dengan dilaksanakan Tugas Portopolio ini

kami dapat mengetahui Sejarah Perang Padri

Lebaksiu, Febuari 2020

DAFTAR ISI
Sampul Depan......................................................................................................... i
Halaman Judul ....................................................................................................... ii
Lembar Pengesahan................................................................................................iii
Moto dan Persembahan...........................................................................................iv
Kata Pengantar
Daftar Isi..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan Pembuatan Portopolio
1.3 Tema
1.4. Sistematika
BAB II PERANG PADRI
2.1. Sejarah Tari Piring
2.2. Fungsi Tari Piring
2.3. Keunikan Tari Piring
2.4. Ragam Gerak Tari Piring
2.5. Busana Tari Piring
BAB III GAMBAR /FOTO- FOTO PENDUKUNG
BAB IV PENUTUP
4.1. Simpulan
4.2 .Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENYUSUN
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Seni merupakan bagian dari kebudayaan yang lahir dari hasil budi daya

manusia. Dengan segala keindahan, dan kebebasan ekspresi dari manusia

sendiri. Seiring dengan perkembangan kebudayaan manusia, kesenian

sebagai produk budaya juga terus berkembang sesuai dengan keadaan

masanya. Dalam perkembangan seni, muncul seni kontemporer sebagai

refleksi fenomena sosial yang menunjukkan kondisi kreatif pada masa

terakhir. Seni kontemporer memiliki sifat yang lebih membumi (karena

kebanyakan merupakan refleksi fenomena sosial), dan populis daripada

seni tradisional. Berkembangnya seni rupa kontemporer diikuti dengan

banyaknya seniman yang terjun dalam seni rupa kontemporer. Banyaknya

jumlah perupa kontemporer tersebut menimbulkan masalah tersendiri yang

pelik. Sebagai perupa mereka di tuntut untuk berkarya dan menggelar

karya-karya mereka. Yang berujung pada keinginan untuk mendapatkan

apresiasi dari orang lain (masyarakat dan pelaku seni), untuk menuju ke

sana mereka tentu butuh wadah serta fasilitas yang memadai.

Salah satu peninggalan kebudayaan yang terdapat di Sumatra Barat adalah

Tari Piring. Tari piring adalah tarian tradisional yang berasal dari tanah

Minangkabau tepatnya dari kota Solok provinsi Sumatra Barat. Dalam

bahasa Minangkabau tarian ini sering disebut dengan Tari Piring.


Karena keunikannya, sampai saat ini pertunjukan Tari Piring sangat

diminati masyarakat Indonesia. Selain masyarakat lokal, turis

mancanegara juga banyak yang mengagumi tarian ini karena keunikannya.

Keunikan dan keindahan dari Tari Piring membuat tarian ini menjadi

dikenal di dunia. Hal ini membuat nama Indonesia semakin dikenal di

kancah internasional. Keunikan dari tarian ini berbeda dengan tarian-tarian

yang lain. Yang membedakan tarian ini dengan tarian lain adalah, tarian

ini menggunakan piring sebagai alat utamanya.

I.2. Tujuan Pembuatan Portopolio

Mendapatkan landasan dan perancangan konseptual perencanaan dan

perancangan sebuah seni sesuai fungsinya sebagai tempat yang mampu

mewadahi semua kegiatan seni tari.

- Portofolio menyajikan atau memberikan: “bukti” yang lebih jelas

atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas.

- Portofolio dapat merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan

program pembelajaran yang baik.

- Portofolio merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan

siswa.

- Portofolio memberikan gambaran tentang kemampuan siswa.

- Penggunaan portofolio penilaian memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan

atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas


- Penggunaan portofolio penilaian mencerminkan pengakuan atau

bervariasinya gaya belajar siswa.

1.3. Tema

“TARI PIRING”

1.4. Sistematika

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan Pembuatan Portopolio
1.3 Tema
1.4. Sistematika
BAB II PERANG PADRI
2.1. Sejarah Tari Piring
2.2. Fungsi Tari Piring
2.3. Keunikan Tari Piring
2.4. Ragam Gerak Tari Piring
2.5. Busana Tari Piring
BAB III GAMBAR /FOTO- FOTO PENDUKUNG
BAB IV PENUTUP
4.1. Simpulan
4.2 .Lampiran
DAFTAR PUSTAKA
BIOGRAFI PENYUSUN
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari Piring

Tarian ini berasal dari tanah Minangkabau kota Solok Sumatra Barat. Pada

zaman dahulu masyarakat Minangkabau selalu melakukan ritual ucapan

rasa syukur kepada dewa-dewa atas hasil panen yang melimpah ruah.

Pada saat melakukan ritual, masyarakat sekitar membawa sesaji dalam

bentuk makanan yang diletakkan di atas piring. Piring-piring yang berisi

makanan dibawa dengan gerakan-gerakan berirama dan diiringi musik.

Setelah agama islam masuk di tanah Minangkabau, tarian ini tidak lagi

digunakan untuk ritual kepada dewa-dewa. Kemudian tarian ini digunakan


sebagai hiburan untuk masyarakat. Tarian ini sering dipentaskan untuk

acara-acara adat di Minangkabau.

2.2 Fungsi Tari Piring

Tarian ini sering dipentaskan saat upacara adat, seperti upacara

pernikahan, khitanan dan pengangkatan penghulu. Selain itu tarian ini juga

dipentaskan saat ada anggota masyarakat yang sedang panen hasil bumi

yang melimpah ruah. Pada zaman dulu hanya orang-orang yang mampu

saja yang dapat mengadakan pentas tarian ini.Seiring perkembangan

zaman yang semakin maju, tarian ini tidak hanya dipentaskan untuk

upacara adat saja. Pentas tarian ini sering dipentaskan saat hari-hari besar

nasional seperti HUT Republik Indonesia. Selain itu tarian ini juga sering

dipentaskan pada saat festival dan juga untuk menyambut tamu-tamu

agung.

2.3 Keunikan Tari Piring

Seiring perkembangan teknologi yang sangat cepat, tidak membuat tarian

tradisional ini termakan oleh zaman. Sampai saat ini tarian ini masih

sering dipentaskan. Gerakan-gerakan yang unik pada tarian ini, membuat

decak kagum para penonton. Keunikan dari tarian ini antara lain:

1. Piring Sebagai Media Utamanya

Tarian ini menggunakan piring sebagai alat utamanya dalam menari.

Alat inilah yang membuat tarian ini berbeda dengan tarian yang lain.

Piring dalam tarian ini mengandung makna sejarah tersendiri.


2. Gerakan Tari Yang Unik

Piring diletakkan di atas kedua telapak tangan dengan cara

digenggam. Kemudian digerakan memutar dan diayun-ayunkan

dengan mengikuti iringan musik. Uniknya, piring ini tidak jatuh saat

dimainkan.

3. Di Iringi Oleh Banyak Alat Musik

Dalam tarian ini terdapat iringan dari berbagai alat musik seperti,

Rebana, Gong, Saluang, Talempong, dan lain-lain. Tarian ini di iringi

oleh musik penayuhan, biasanya menggunakan lagu Takhian Sai

Tiusung dan Takhi Pinghing Khua Belas. Selain gerakan yang unik

music pengiring tarian ini juga unik, karena memadupadankan

beberapa alat musik.

4. Dentingan Cincin

Pada tarian ini terdapat bunyi iringan yang dihasilkan dari suara

dentingan cincin. Suara dentingan pada piring dan cincin ini

menambah keunikan tarian ini. Suara dentingan ini dapat menyatu

dengan musik pengiring tarian ini.

5. Menari Di Atas Pecahan Piring


Keunikan yang satu ini tidak akan anda temui pada pertunjukan tari-

tari lain. Dimana di akhir pertunjukan, penari akan melemparkan

piringnya ke lantai. Kemudian penari akan menari di atas pecahan

piring tersebut.

2.4 Ragam Gerak Tari Piring

Gerakan tarian ini menggunakan dua buah piring yang diletakkan di atas

telapak tangan si penari. Kemudian diayun-ayunkan mengikuti irama

musik. Gerakan dalam tarian ini tidak hanya itu saja, tarian ini memiliki

beberapa ragam gerakan seperti: Gerak pasambahan, gerak singanjuo lalai,

gerak mencangkul, gerak menyiang, gerak membuang sampah, gerak

memagar, gerak menyemai, gerak mencabut benih,gerak bertanam dan

gerak melepas lelah.

selain itu juga ada gerakan-gerakan lain seperti : gerak mengantar juadah,

gerak mengambil padi, gerak menyambit padi, gerak manggampo padi,

gerak menganginkan padi, gerak mengikir padi, gerak membawa padi,

gerak menumbuk padi, gerak gotong royong, gerak menampih padi dan

gerak menginjak pecahan kaca.

2.5 Busana Tari Piring

Seperti halnya pada tarian tarian tradisional, tarian ini juga mengenakan

busana tradisional. Busana yang dikenakan untuk pementasan tarian ini

terbagi menjadi dua yaitu busana penari pria dan busana penari wanita.
Walaupun terbagi menjadi dua, busana yang dikenakan tetap seragam

sehingga tetap terlihat kompak.

1. Busana Untuk Penari Pria

Kostum yang dikenakan oleh penari pria memiliki ciri-ciri yang

berbeda dibanding dengan kostum penari wanita. Walaupun berbeda

mereka tetap sama-sama mengenakan busana asli dari Sumatra

Barat. Sehingga mereka tetap bisa tampil kompak walaupun model

busana mereka berbeda.Busana rang mudo adalah busana untuk

penari pria memiliki lengan yang panjang, serta dihiasi dengan missia

atau biasa disebut dengan renda emas. Penari pria mengenakan

celana yang disebut saran gelombang. Celana ini berukuran besar

dan bagian tengahnya memiliki warna yang sama dengan baju

atasannya.Penari pria mengenakan sisampek dan cawek pinggang,

bentuknya seperti kan songket yang dililitkan di pinggang. Kain ini

memiliki panjang sepanjang lutut. Sisampek dan cawek pinggang ini

pada ujungnya diberi hiasan berupa rumbai-rumbai.Saat

mementaskan tarian ini para penari pria mengenakan destar atau

deta. Destar adalah penutup kepala yang terbuat dari bahan dasar

kain songket dan berbentuk segitiga. Kemudian diikatkan di kepala si

penari pria.
2. Busana Untuk Penari Wanita

Saat pentas, penari wanita mengenakan busana berupa baju kurung.

Baju kurung ini terbuat dari kain satin dan beludru. Selain itu, penari

wanita juga mengenakan selendang dari kain songket sebagai hiasan,

yang diletakkan pada bagian kiri badan. Penari wanita mengenakan

penutup kepala yang terbuat dari kain songket, bentuknya

menyerupai tanduk. Penutup kepala ini disebut tikuluak tanduk

balapak. Tak lupa penari wanita selalu mengenakan kalung rambai

dan juga kalung gadang serta subang atau anting – anting.

BAB III

GAMBAR / FOTO PENDUKUNG

SEJARAH TARI PIRING


FUNGSI TARI PIRING

KEUNIKAN TARI PIRING

BAB VI

PENUTUP

4..1 Simpulan

Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah Tari piring berasal dari daerah

Minangkabau Kota Solok provinsi Sumatra Barat. Media utama dalam

pagelaran tarian ini adalah piring. Tarian ini memiliki banyak ragam

gerakan yaitu 21 ragam gerakan. Tarian ini dipentaskan oleh pria dan

wanita dengan busana yang berbeda. Musik pengiring tarian ini terdiri dari

beberapa alat musik tradisional.Indonesia sangat kaya akan tarian-tarian

daerah termasuk Tari Piring. Untuk para generasi muda, mari lestarikanlah
budaya-budaya asli Indonesia terutama tarian ini. Karena jika kebudayaan

asli Indonesia tidak di lestarikan, semakin lama akan musnah dan

kebudayaan dari luar akan dengan leluasa masuk ke Indonesia.

4.2 Lampiran

DAFTAR PUSTAKA

www.romadecade.org/tari-pirig/#!
BIOGRAFI PENYUSUN

NAMA : DIA APRIYANI

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : JAKARTA, 13 APRIL 2003


MOTTO : “JANGAN BERHENTI BERBUAT BAIK DAN JANGAN PERNAH

MERASA SUDAH MENJADI ORANG YANG PALING BAIK”

NAMA : DINA ASSYIFA

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : TEGAL, 15 MEI 2002

MOTTO : “HARD WORK!”

NAMA : DWINA PUTRI DENOVA

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : JAKARTA


MOTTO : “LOVE UR SELF ”

NAMA : EKA PUTRI SEPTIANI

TEMPAT,TANGGAL LAHIR : TEGAL, 09 SEPTEMBER 2002

MOTTO : “TETAP LAH MENJADI DIRI SENDIRI”

Anda mungkin juga menyukai