Anda di halaman 1dari 4

Konsep Kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa Yunani curir = pelari dan curere= lintasan lari atau
lintasan pacu. Jadi menurut asal katanya kurikulum adalah lintasan lari atau lintasan
pacu tempat berlarinya para peserta dalam lomba berlari. Pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai
finish untuk memperoleh medali/penghargaan. Pada zaman Romawi kuno kurilulum
kata yang digunakan untuk lintasan pacu kereta. “Julius Caesar” sebagai kaisar
Romawi pada saat itu, tidak akan menyangka jika istilah kurikulum akan berkembang
menjadi istilah rumit dan khas yang ada dalam bidang pendidikan seperti dewasa
ini. Simaklah Video berikut:

Beberapa pengertian kurikulum menurut para ahli, sebagai berikut :

1. Harold B. Alberty (1965) memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang


diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of the activities
that are provided for the students by the school). Kurikulum tidak dibatasi pada
kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh siswa di luar kelas.
2.  Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap kurikulum sebagai
segala upaya yang dilakukan sekolah untuk mestimuli siswa agar belajar, baik
dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah.
3.  Henry C. Morris (1940), “….the content of instruction without reference to
instructional ways or means”
4. Peter F. Oliva (1997:12), “…curriculum it self is a construct or concept, a
verbalization of an extremely complex idea or set of ideas”.
5. Hilda Taba (1962), “…..A curriculum is a plan for learning; therefore, what is
known about the learning process and the development of the individual has
bearing on the shaping of curriculum”
 
Dimensi kurikulum sebagai mata pelajaran sangat erat kaitannya dengan usaha
untuk mendapatkan ijazah. Ijazah sendiri pada dasarnya menggambarkan kemampuan.
Artinya, apabila seorang siswa telah mendapatkan ijazah berarti siswa tersebut dapat
dikatakan telah menguasai mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Dimensi kurikulum sebagai pengalaman belajar merupakan seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh siswa baik di dalam maupun di luar sekolah asalkan kegiatan tersebut
berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah). Kegiatan- kegiatan tersebut tidak
hanya terbatas pada kegiatan intra maupun kegiatan ekstrakurikuler.tetapi kegiatan apa
saja yang dilakukan oleh siswa selama berada di bawah tanggung jawab guru (sekolah)
adalah kurikulum.
Dimensi kurikulum sebagai program harus mencakup : (1). Sejumlah mata pelajaran
atau organisasi pengetahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar; (3)
program belajar ( plan for learning ) untuk  siswa ; (4) hasil belajar yang diharapkan.

Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan


Konsep kurikulum Dalam pandangan John Dewey, kurikulum
merupakan rekonstruksi yang berkelanjutan. Dimulai dari pengalaman
yang dimiliki murid kemudian direpresentasikan dalam pelajaran.
Berdasar wawasan Dewey, bisa ditarik kesimpulan bahwa rujukan
utama penyusunan kurikulum adalah berakar dari pengalaman
masing-masing siswa. Pendapat John Dewey ini juga diamini oleh
beberapa pakar hingga tahun 1957. Hampir semua pakar kurikulum
sepakat bahwa sumber kurikulum adalah pada pengalaman siswa.

Pandangan baru mengenai kurikulum terliat dari pendapat Ronald C.


Doll (1974) yang menyatakan bahwa ruang lingkup kurikulum semakin
luas. Termasuk dalam hal isi dan proses kurikulum yang semakin
melebar, pemaknaan tentang pengalaman siswa juga ikut melebar,
yaitu mencakup pengalaman di sekolah, di rumah, atauapun di
masyarakat. [5]
Berbeda dan lebih jauh daru ahlu di atas, Zais memberikan
pandanganya tentang ruang lingkup kurikulum. Bahwa kurikulum
mencakup dua hal. Yaitu materi pembelajaran dan prosedur dalam
proses pembelajaran. Sehingga kurikulum sudah dianggap memiliki
kedudukan sentral dalam proses pembelajaran.

Konsep kurikulum dalam arti luas atau modern tidak hanya mencakup
tentang rencana pembelajaran saja. Akan tetapi juga mencakup
tentang segala sesuatu yang nyata yang terjadi dalam proses
pendidikan di sekolah, baik di dalam ataupun di luar kelas. Maka
kurikulum bisa diartikan juga sebagai entitas pendidikan yang
mengatur tentang kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler.[6]
Pengertian-pengertian dan gagasan-gagasan baru tentang kurikulum
akan selalu muncul seiring perkembangan zaman. Teori-teori baru
akan muncul karena manusia pemikir pendidikan memang tidak akan
pernah merasa puas pada satu hakikat saja.Para ahli-ahli baru dalam
bidang pendidikan akan muncul dan membawa serta teor-teori baru
pendidikan.
Secara konseptual urikulum secara garis besar mempunyai tiga ranah,
yaitu:kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan
kurikulum sebagai bidang studi.[7]
Kurikulum sebagai substansi
Yaitu kurikulum dipandang sebagai rencana pendidikan di sekolah
atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum digambarkan sebagai dokumen tertulis yang berisi rumusan
tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan
evaluasi yang telah disepakati dan di setujui bersama oleh para
penyusun kurikulum dan pemangku kebijaksanaan dengan
masyarakat.

Kurikulum sebagai sistem


Yaitu sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem sekolah, sistem
pendidikan, dan sistem masyarakat. Hasil dari sistem kurikulum adalah
tersusunnya suatu kurikulum. Kurikulum sebagai sistem mempunyai
fungsi bagaiamana cara memelihara kurikulum agar tetap berjalan
dinamis.

Kurikulum sebagai suatu bidang studi


Kurikulum disisni berfungsi sebagai suatu disiplin yang dikaji
di lembaga pendidikan seperti perguruan tinggi. Tujuan kurikulum
sebagai suatu bidang studi adalah untuk mengembangkan ilmu
kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang
kurikulum mempelajari tentang konsep dasar kurikulum, mereka juga
melakukan kegiatan penelitian dan percobaan guna menemukan hal-
hal baru yang dapat memperkuat dan memperkaya bidang studi
kurikulum.

Anda mungkin juga menyukai