OLEH
KELOMPOK :
SRI RAHAYU
SRI JUNIATI
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN....................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................1
3.1 Kesimpulan................................................................................................15
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.......................15
3.2 Saran..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
BAB 1:PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dari kecelakaan lalu lintas
2. Untuk mengetahui epidemiologi dari kecelakaan lalu lintas
3. Untuk mengetahui klasifikasi kecelakaan lalu lintas
1
4. Untuk mengetahui faktor risiko dari kecelakan lalu lintas
5. Untuk mengetahui dampak dari kecelakaan lalu lintas
2
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang menyebabkan cedera, trauma,
kecacatan, kematian dan/atau kerugian harta benda pada pemiliknya (korban).
kecelakaan terjadi di wilayah Afrika. (Yusherman, 2008) Risiko kecelakaan lalu lintas
bervariasi menurut tingkat ekonomi negara. Di negara-negara dengan tingkat ekonomi
tinggi, mayoritas korban kecelakaan lalu lintas adalah pengemudi dan penumpang,
sedangkan di negara dengan tingkat ekonomi rendah sampai sedang, sebagaian besar
kematian terjadi pada pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan pemakai kendaraan
umum. Di Indonesia, sebagian besar (70%) korban kecelakaan lalu lintas adalah
pengendara sepeda motor dengan golongan umur 1555 tahun dan berpenghasilan rendah,
dan cedera kepala merupakan urutan pertama dari semua jenis cedera yang dialami
korban kecelakaan. Proporsi disabilitas (ketidakmampuan) dan angka kematian karena
kecelakaan masih cukup tinggi yaitu sebesar 25% dan upaya untuk mengendalikannya
3
dapat dilakukan melalui tatalaksana penanganan korban kecelakaan di tempat kejadian
kecelakaan maupun setelah sampai di sarana pelayanan kesehatan. (Yusherman, 2008)
Dampak ekonomi karena kecelakaan lalu lintas meliputi biaya perawatan
kesehatan yang lama, kehilangan pencari nafkah, kehilangan pendapatan karena
kecacatan yang secara bersama menyebabkan keluarga korban menjadi miskin dan hal ini
biasanya terjadi di negara-negara yang tingkat ekonominya rendah sampai sedang. Secara
ekonomi kerugian karena kecelakaan lalu lintas tersebut sekitar 1-2,5% dari pendapatan
domestik bruto. Sedangkan di Indonesia, kerugian ekonomi karena kecelakaan pada tahun
2002 diperkirakan sebesar 2,91%. (Yusherman, 2008)
Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan, sepanjang tahun itu terjadi sedikitnya
57.726 kasus kecelakaan di jalan raya. Artinya, dalam setiap 9,1 menit sekali terjadi satu
kasus kecelakaan.(Departemen Perhubungan, 2010)
Jika dihitung dari pendapatan domestik bruto (PDB) Indonesia tahun itu, kerugian
ekonominya mencapai lebih dari Rp 81 triliun. Jumlah tersebut meliputi perhitungan
potensi kehilangan pendapatan para korban kecelakaan, perbaikan fasilitas infrastruktur
yang rusak akibat kecelakaan, rusaknya sarana transportasi yang terlibat kecelakaan, serta
unsur lainnya. (Departemen Perhubungan, 2010)
Badan kesehatan dunia WHO mencatat, hingga saat ini lebih dari 1,2 juta nyawa
hilang di jalan raya dalam setahun, dan sebanyak 50 juta orang lainnya menderita luka
berat. Dari seluruh kasus kecelakaan yang ada, 90% di antaranya
Kondisi inilah yang memicu PBB untuk mengeluarkan resolusi dengan membentuk
Global Road Safety Partnership (GRSP) di bawah pengawasan WHO pada tahun 2006,
dengan tujuan utama menekan angka kecelakaan dan tingkat fatalitas yang ditimbulkan
terhadap korban-korbannya. PBB meminta negara- negara anggotanya untuk membuat
kebijakan-kebijakan strategis baik jangka pendek maupun jangka panjang untuk
meminimalisasi jumlah maupun akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan jalan raya.
(Departemen Perhubungan, 2010)
Kemudian di Indonesia diterjemahkan dengan membentuk suatu kelompok
partnership yang namanya juga Global Road Safety Partnership (GRSP) Indonesia
4
atau dengan falsafahnya yang dikenal sebagai Gotong Royong Selamatkan Pengguna
Jalan. (Departemen Perhubungan, 2010), (Departemen Komunikasi dan Informatika,
2008)
Sebagai gambaran, angka korban tewas akibat peristiwa kecelakaan lalu- lintas di
Jawa Barat setahun terakhir ini mencapai 15.965 orang, luka berat sebanyak 43.458
orang, dan yang mengalami luka ringan tercatat sebanyak 24.355 orang.(Nanang
Sutisna, 2010)
Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi kapan saja. Namun terdapat saat-saat dimana
jumlah dapat meningkat seperti pada saat menjelang Idul fitri dimana terjadi arus
mudik besar-besaran. Seperti yang disebutkan Posko Mudik Lebaran Departemen
Perhubungan pada seluruh akses jalan tol di Pulau Jawa Tahun 2009, mencatat
jumlah kecelakaan yang meningkat 54% dari rentang waktu yang sama pada tahun
lalu.(Kompas, 2009)
5
Perhubungan, 2010)
6
barangnya) yang berlebihan. Secara psikologis ada juga kemungkinan penumpang
mengganggu pengemudi.
c. Faktor pemakai jalanan: pemakai jalan di Indonesia bukan saja terjadi dari
kendaraan. Di sana ada pejalan kaki atau pengendara sepeda. Selain itu jalan raja
dapat menjadi tempat numpang pedagang kaki lima, peminta-minta dan
semacamnya. Hal ini membuat semakin sempitnya keadaan dijalan. Jalan umu
juga dipakai juga sebagai sarana perparkiran.
2. Faktor kendaraan
Jenis-jenis kendaraan: jalan raya penuh dengan berbagai jenis kendaraan, berupa:
a) Kendaraan tidak bermotor: sepeda, becak, gerobak, delman
b) Kendaraan bermotor: sepeda motor, roda tiga/bemo, mobil, bus, truk.
Di antara jenis kendaraan, KLL paling sering kendaraan sepeda motor. Dan juga
jika kondisi motor tidaklah dalam keadaaan yang baik maka dapat memperbesar
resiko terjadinya suatu kecelakaan.
3. Faktor jalanan: keadaan fisik jalanan, rambu-rambu jalanan.
a) Kelayakan jalan: antara lain dilihat dari ketersediaan rambu-rambu lalu
lintas.
b) Sarana jalanan:
- Panjang jalan yang tersedia dengan jumlah kendaraan yang sangat banyak. Di
kota-kota besar tampak kemacetan terjadi dimana-mana, memancing terjadinya
kecelakaan. Dan sebaliknya jalan raya yang mulus memancing pengemudi untuk
berugal-ugalan di jalan sehingga dapat memancing terjadinya kecelakaan.
- Keadaan fisik jalanan: pengerjaan jalan yang fisiknya kurang memadai, misalnya
berlubang-lubang dapat memicu terjadinya kecelakaan.
4. Faktor lingkungan: cuaca dan geografik, dapat diduga dengan adanya adanya kabut,
hujan, jalan licin akan membawa resiko KLL.
7
2.5 Dampak Kecelakaan Lalu Lintas
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1993 tentang
Prasarana Jalan Raya dan Lalu Lintas, dampak kecelakaan lalu lintas dapat
diklasifikasi berdasarkan kondisi korban menjadi tiga, yaitu:
a. Meninggal dunia adalah korban kecelakaan yang dipastikan meninggal
dunia sebagai akibat kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling
lama 30 hari setelah kecelakaan tersebut.
b. Luka berat adalah korban kecelakaan yang karena luka-lukanya
menderita cacat tetap atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam
jangka waktu lebih dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan. Suatu kejadian
digolongkan sebagai cacat tetap jika sesuatu anggota badan hilang atau
tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih
untuk selama-lamanya.
c. Luka ringan adalah korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang
tidak memerlukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit dari
30 hari.
8
b. Jangan paksakan mengemudikan kendaraan bila kendaraan kurang beres.
c. Hindari jalan yang rawan kecelakaan atau mengundang bahaya, kecuali anda
sesangat mahir dalam prediksi dan penanganan resiko alias manajemen
resiko.
d. Jangan mengendarai kendaraan dalam cuaca yang tidak mendukung.
Pengemudi kendaraan bermotor pada waktu mengemudi kendaraan bermotor
dijalan, wajib:
a. Mampu mengemudikan kendaraannya dengan wajar secara normal, tidak
sembrono atau ugal-ugalan.
b. Mengutamakan keselamatan pejalan kaki, penunggang sepeda, dan
pengendara kendaraan lainnya.
c. Memiliki SIM dan STNK, sebagai tanda bukti lulus uji atau tanda bukti
lain yang sah dalam hal ini dilakukan pemeriksaan.
d. Mematuhi peraturan lalu lintas dan ketentuan tentang rambu-rambu lalu
lintas, mempergunakan helm bagi pengemudi dan penumpang kendaraan
bermotor roda 2 (dua) atau kendaraan roda empat atau lebih yang tidak
dilengkapi dengan rumah-rumah.
9
Jarak Aman Antar Kendaraan Bermotor
Karena sulitnya menemukan jarak aman ideal saat berkendaraan didalam
kota, jika memang kendaraan yang kita kendarai kelajuannya diatas batas jarak
aman, misalnya kelajuan 80 kmjam dan jarak dengan kendaraan di depan kurang
dari 5 m, atau kendaraan kita lebih laju dari yang berada di depan, maka sebaiknya
kita memberikan isyarat berupa lampu atau klakson kepada pengendara di depan
kalau kita ingin mendahuluinya.
Helm dan Kecelakaan lalu lintas
Helm (helmet) adalah salah satu alat proteksi cidera kepala yang
kemungkinan besar terjadi pada pengemudi kendaraan bermotor. Jumlah sepeda
motor adalah mendominasi 75%, jumlah kendaraan di jalanan. Dan karena itu,
pengendara motor menjadi korban terbanyak kecelakaan dijalanan. Misalnya 55%
(1986) kecelakaan di Bali melibatkan pengendara motor. Dan dari mereka yang
cidera, 80% merupakan trauma kepala. Dan dari mereka yang trauma kepala, 90%
meninggal dunia. Peraturan wajib helm ini ditetapkan dalam peraturan SK Menteri
Perhubungan No.188/Aj. 403/PHB/86. Helm dianggap dapat memberikan proteksi
sebesar 29% terhadap cidera kepala. Pemakaian helm dapat menurunkan cidera
kepala dan kematian.
Kecelakaan lalu lintas adalah sesuatu yang sangat sering terjadi di sekitar kita.
Kecelakaan tidak hanya dapat terjadi akibat kelalaian kita saja, namun bisa juga
karena kelalaian orang lain yang sama-sama menggunakan jalanan umum yang sama
dengan kita. Itulah sebabnya mengapa kita harus berusaha mencegah terjadinya
kecelakaan yang mungkin disebabkan oleh kelalaian diri kita serta mengajak orang
lain untuk turut serta menciptakan kondisi berlalu lintas yang aman demi kebaikan
bersama.
Beberapa Upaya / Cara Untuk Mengurangi Resiko Kecelakaan Lalu Lintas Mobil &
Sepeda Motor :
10
5. Tidak mengendarai kendaraan pada saat mengantuk atau kurang kesadaran
6. Membawa kendaraan tidak dengan kecepatan tinggi
7. Selalu mentaati segala rambu lalu lintas yang berlaku selama perjalanan
11
kesehatan lingkungan pun perlu didukung oleh usaha pendidikan kesehatan. (Bank
Dunia, 1989;Juli Soemirat Slamet, 2006; WHO, 1985)
2) Melakukan pelatihan baik terhadap lintas program dan lintas sektor maupun
terhadap masyarakat
3) Studi banding
B. Faktor Kendaraan
1) Kegiatan pemeriksaan rutin kondisi kendaraan sebelum pemakaian, seperti
melakukan pemeriksaan ban, rem, lampu, bahan bakar, mesin dan radiator
2) Pemakaian kendaraan sesuai dengan peruntukannya, seperti melakukan pembatasan
kapasitas angkut dan melakukan kesesuaian angkutan
3) Kesesuaian antara kendaraan dan pengemudi, seperti melakukan pemeriksaan
kesehatan, melakukan peningkatan sistem pemberian Surat Izin Mengemudi (SIM),
dan melakukan/menerapkan sertifikasi pengemudi angkutan umum
4) Pemeliharaan kendaraan secara rutin, seperti melakukan pemeliharaan secara berkala
5) Uji kelayakan dan keamanan kendaraan, dengan cara melakukan pemeriksaan
kelengkapan fasilitas keselamatan dan kelayakan secara berkala
12
3) Pemasangan dan pengaturan penempatan rambu-rambu lalu lintas dan marka jala
sesuai dengan standar keselamatan
4) Menginformasikan kondisi cuaca dan jalanan yang tiba-tiba berubah secara ekstrim
oleh petugas pemakai jalan, dengan cara menginventariassi karakteristik alam (cuaca,
daerah patahan, suhu, dan lain-lain), melakukan penyesuaian disain dengan
meninggikan faktor keamanan, dan melakukan pemantauan secara berkala
13
BAB 3 : KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga
dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan
lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang mempengaruhi semua sektor kehidupan. Pada tahun 2002
diperkirakan sebanyak 1,18 juta orang meninggal karena kecelakaan. Angka
kecelakaan ini merupakan 2,1% dari kematian global, dan merupakan indikator
penting dalam status kesehatan. (Yusherman, 2008)
3.2 Saran
Semoga melalui makalah ini pembaca dapat memahami dan menyadari arti
penting keselamatan saat mengendarai kendaraan. Oleh karena itu, pengemudi
harus memperhatikan beberapa hal sebelum berkendara agar tidak terjadi
kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan. M.N. 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34939/4ZChapter%20TT.pdf
diakses pada tanggal 12 April 2016
http://milikyusry.blogspot.co.id/2013/10/epidemiologi-kecelakaan-lalu-lintas.html
diakses pada tanggal 12 April 2016
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34773/5/Chapter%20I.pdf diakses
pada tanggal 12 April 2016
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122547-S%205441-Kecelakaan%20lalu-tinjauan
%20literatur.pdf diakses pada tanggal 12 April 2016 nasional-m@polarhome.com
diakses pada tanggal 12 April 2016 detik.com diakses pada tanggal 12 April 2016
http://www.sinarharapan.co.id/feature/otomotif/2005/0331/otol.jpg diakses pada
tanggal 12 April 2016
http://bankdata.depkes.go.id/Profil/Indo98/Contens/5Image58.gif diakses pada
tanggal 12 April 2016
https://www.academia.edu/l 1548417/PENCEGAHAN_KECET.AK A
ANJ.AT.T J_ LINTAS diakses pada tanggal 12 April 2016
http://www.organisasi.org/1970/01/cara-mengurangi-resiko-kecelakaan-di-jalan-
raya-umum.html diakses pada tanggal 12 April 2016