Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI
“MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN”

OLEH :
MUH. MAHDUN SIDDIQ 19.01.092
VIKHA ANANDA ISLAMI 19.01.137
BELLA C. I. P. W.K 19.01.118
NURUNNISA 19.01.084
RINDAYANI 19.01.134
SASMITA 19.01.082
PERONIKA 19.01.140
FEBI MANI 19.01.087
HARDIWIRANTI 19.01. 096
FATMAWATI 19.01.094
ANNA MARIA 19.01.081
AMALIA. K 19.01.261
ANDI HAMKA 19.01.272
HARDIYANTI 19.01.241

Asisten : Khairuddin, S. Si., Apt

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari
batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan
hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya
menjadi energi kimia.
Secara anatomis pada dasarnya susunan daun sama dengan
susunan akar, batang yaitu terdiri dari epidermis, parenkim, dan berkas
pembuluh.
Pada morfologi daun mempunyai banyak dikotil dan sebagian
monokotil bersifat dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas (adaxial)
dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morfologis.
Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari
anatomi manusia atau hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang
dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang
secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan
pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ
tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan
"pembedahan"
Untuk lebih mengetahui secara langsung ciri morfologi daun
maka dilakukanlah praktikum botani farmasi karena sangat menunjang
pengetahuan kita dalam ilmu farmasi.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengenal dan
memahami struktur dari suatu daun seperti bentuk ujung daun, pangkal
daun, tepi daun dan susunan tulang daun.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk :
1. Mengetahui bagian-bagian daun, bentuk ujung daun, pangkal daun,
susunan tulang daun, gading daun dan permukaan dari suatu
tumbuhan.
2. Mengetahui perbedaan daun tunggal dan daun majemuk
3. Mengetahui struktur anatomi daun dan cara pengamatan jaringan
tumbuhan
4. Mengetahui bentuk-bentuk jaringan pada daun dan bentuk- bentuk
stomata.

I.3 Prinsip percobaan


Prinsip dari percobaan ini yaitu mengamati kelangkapan morfologi
daun dan mengamati anatomi secara melintang dan membujur serta
stimata daun nangka, daun jagung, daun bambu dan daun kamboja lalu
diberi keterangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Umum


Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan
pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun.
Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat
pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-bgiku (nodus)
batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara
batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis
melebar, kaya akan suatu zat wama hijàu yang dinamakan kiorofil,
oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan
tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan
nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur
yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada
batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi
kekuning-kuningan dan akhirrya menjadi perang. Jadi daun yang
telah tua, kemudian mati dan runtuh dan batang rnempunyai warna
yang berbeda dengan daun yang masih segar. Perbedaan warna ini
kita lihat pula bila kita membandingkan warna antara daun yang
rnasih muda dan daun yang sudah dewasa. Daun yang muda
berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang-kadang juga ungu
atau kemerah-merahan, sedangkan yang sudah dewasa biasanya
berwayna hijau sungguh (Gembong,2005).
Daun memmpunyai nama ilmiah folium. Biasanay berwarna
hijau,walaupun beberapa jenis daun memilki warna lain selain hijau.
nWran hijau disebabkan oleh kandungan zat hijau pada daun yang
disebut klorofil, yang berfungsi sebagai penangkap energy cahaya
matahari melalui fotosintesis . Daun memilki fungsi antara lain
sebagai organ pernafasan, tempat berlangsungnya peristiwa
fotosintesis dan juga sebgai alat perkembangbiakan secara
vegetative atau secara aseksual atau tanpa melalui peleburan antara
sel kelamin betina dan sel kelamin jantan(Dewi,2013).
Daun juga memiliki fungsi untuk mengatur kadar air melalui
transpirasi dan gutasi, sebagai alat perthanan seperti kaktus, fungsi
khusu seperti penangkap mangsa pada kantung semar, dan alat
bantu untuk menempel pada anggur dan mentimun
(Benyamin,2011).
Daun mengatur kadar air dengan membuka dan meunutup
stomata, Jika keadaan kering, air akan keluar dari sel penjaga yang
terdapat di samping stomata dan stomata menutup, sedangkan bila
keadaan lembap atau basah, air akan masuk ke dalam sel penjaga
sehingga sel penjaga menegang dan stomata terbuka. Pada beberpa
tumbuhan air, untuk mengurangi kadar air yang berlebihan,
tumbuhan meneteskan air pad ujung-ujung daun. Peristiwa ini
disebut sebagai gutasi. Gutasi terjadi melalui pada celah-celah kecil
pada daun yang disebut gutatida (Benyamin,2011)
Daun yang runtuh selalu diganti dengan yang baru dan
biasanya jumlah daun baru yang terbentuk melebihi jumlah daun
yang gugur. Sehingga pada tumbuhan yang semakin besar kita
dapati jumlah daun yang semakin besar pula, sehingga suatu batang
pohon nampak makin lama makin rindang. Tetapi ada pula
tumbuhan yang pada waktu-waktu tertentu mengugurkan semua
daunnya, sehingga tumbuhan dalam keadaan yang demikian tadi
nampak gundul sama sekali seperti tumbuhan yang mati. Peristiwa
ini dapat kita lihat dalarn musim kemarau pada jenis-jenis tumbuhan
tertentu yang menjelang datangnya musim hujan membentuk tunas-
tunas baru dan dalam musim hujan akan kelihatan hijau kembali.
Jenis-jenis tumbuhan yang mempunyai sifat demikian itu disebut
tumbuhan meranggas (tropophyta) yang banyak pula kita jumpai di
Indonesia, seperti misainya: pohon jati (Tectona, grandis L.),
kedondong (Spondias dulcis Forst), kapok randu (Ceiba pentandra
Gaertn), pohon para (Hevea brasiliensis MueIl,) dan lain-lain lagi
(Eddyman,2012).
Bentuk daun sangat bervariasi,namun pada umumnya terdiri
dari suatu helai daun (blade) yang pipih dan tangkai daun yang
disebut petiole yang menyambyngkan daun dengan buku batang.
Daun tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda dalam hal susunan
tulang daun utamanya. Sebagian besar monokotil tulang daun utam
parallel (sejajar) yang menjalar sepanjang helaian daun. Sebaliknya
daun tumbuhan dikotil umunya memiliki banyak percabangan pada
tulang daun utama. Karena morfologi daun sangat bervariasi
diantara spesies tumbuhan ( Cambel,2002).
Daun (folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang
penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah
besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak
pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian
batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-
buku (nodus) batang. Dari tempat diatas daun yang merupakan
sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun
biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau
dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati
tumbuh tumbuhan Nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini
mempunyai umur yang tebatas pada akhirnya akan runtuh dan
meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna
daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi
perang (John W.kimball, ).
Bagian-bagian pada daun yaitu : (Sri mulyani, 2006)
1. Helai daun (foliage leaves)
Helai daun pada prinsipnya merupakan organ fotosintesis..
2. Katafil
Katafil adalah sisi yang tampak pada kuncup dan batang
dibawah tanah, yang fungsinya untuk pelindung atau menyimpan
bahan cadangan, daun paling bawah dari cabang dinamakan
profil. Pada monokotil bias any hanya ada satu profil, sedangkan
pada dikotil terdapat dua profil.
3. Hipsofil
Hipsofil adalah berbagai tipe braktea yang mengiringi
bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Hipsofil sering kali
berwarna dan berfungsi sama dengan petala.
4. Kotiledon
Kotiledon adalah daun pertama dari tumbuhan. Organ
floranya juga dipandang sebagai daun. Secara histologi, daun
tersusun dari tiga tipe jaringan yaitu epidermis, mesofil dan
jaringan pembuluh.
Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda dan beragam
dalam jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata,
penampilan, dan susunan trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur
daun biasanya pipih. Jaringan epidermis atas berbeda dengan
epidermis bawah. Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial
dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial (Sri mulyani,
2006).
Pengurangan ukuran daun dihubungkan dengan pengurangan
kecepatan transpirasi. Tumbuhan dengan daun kecil biasanya
mempunyai habitat kering. Pengurangan ukuran daun biasanya
sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun. Daun
xemorf biasanya mempunyai trikoma. Stomatanya tersembunyi,
ditutupi oleh trikoma. Trikoma yang hidup kehilangan air tidak
melindungi tumbuhan dari tranpirasi yang berlebihan, seperti yang
dilakukan trikoma mati yang membentuk lapisan pelindung. Trikoma
lebih merupakan gejala hilangnya air dari pada struktur yang
berfungsi mengurangi evaporsi (sry mulyani, 2006).
Air dalam daun diangkut oleh tulang daun, sel mesofil, dan
epidermis. Pengangkutan air menuju epidermis lebih tinggi melalui
jaringan palisade dari pada jaringan spons. Pada daun xeromorf
yang terpusat (sentris), sel palisade mengelilingi berkas pengangkut
dibagian pusat. Pada beberapa xerofit dan halofit, jaringan
penyimpan air berkembang baik pada daun. Jaringan penyimpan air
pada daun terdiri atas sel besar dengan vakuola besar berisi cairan
sel yang mengandung lendir. Sel ini mempunyai sitoplasma tipis
yang menempel pada dinding sel dan kloroplasnya tersebar (Sry
mulyani, 2006).

II.3 Uraian Tanaman


1. Klasifikasi Nangka (Rahmat, 2006)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : angiospermae
Kelas : dicotyledonae
Ordo : morales
Famili : moraccae
Genus : Artocarpus
Spesies : A. heterophyllus Lamk.

2. Klasifikasi jagung (warisno, 2007)


Kingdom : plantae
Divisio : spermatophyte
Sub division : angiospermae
Kelas : monocotyledone
Ordo : graminae
Family : graminaceae
Genus : zea
Spesies : zea mays L.
3. Klasifikasi bambu (
Kingdom :
Divisio:
Sub-divisio :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
4. Klasifikasi kamboja ( Setiawan, 2006)
Kingdom : Plantae
Divisio : Maglinphyta
Sub-divisio : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentilanales
Famili : Apocynacecae
Genus : Plumeria
Spesies : Plumeria acumnata ait, plumeria rubra
BAB III
METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan


III.1.1. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah gelas objek dan
gelas penutup, mikroskop, pipet dan silet
III.1.2. Bahan
Adapun bahan yang gunakan adalah daun nangka,
daun jagung, daun bambu, daun kamboja, daun jarak pagar,
daun teratai, daun kembang sepatu, daun bunga pukul 4,
daun pinus, daun pepaya, daun kapuk randu, daun kelor,
daun jeruk nipis, daun pegagan, daun semanggi, daun lidah
buaya, daun keladi, daun sirsak, daun tapak liman, daun
pisang, daun kelapa, daun sirih, daun kiejibeling, daun cocor
bebek, daun singkong, aquadest dan kloral hidrat.

III.2. Cara Kerja


A. Pengamatan Morfologi Daun
1. Disiapakan alat dan bahan.
2. Diamati masing-masing kelengkapan bagian, bentuk daun,
ujung daun, pangkal daun, tepi daun, susunan daun, susunan
tulang daun, daging daun dan permukaan dari sampel yang
telah ditentukan.
3. Gambarkan hasil pengamatan dan beri keterangan.

B. Pengamatan Anatomi Daun


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dibuat preparat dari irisan tipis masing-masing sampel daun
yang telah ditentukan secara melintang dan membujur.
3. Diletakkan irisan/ sayatan daun diatas gelas objek dan tetesi
dengan air atau kloral hidrat lalu tutup dengan gelas penutup.
4. Diamati bagian-bagiannya, hasil pengamatan di
dokumentasikan dan di beri keterangan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHSAN

IV.1. HASIL
NO GAMBAR KET

Nangka Melintang
pada perbesaran 40

2 Bujur Kamboja

3 Jagung Melintang
4 Kamboja Melintang

5. Bambu Melintang

6. Stomata jagung
7 Stomata Kamboja

8 Stomata Nangka

9 Stomata Bambu

10 Nangka Bujur
11 Bambu Lintang

IV.2. Pembahasan
Pada praktikum digunakan empat (4) macam daun yaitu
daun nangka (Artacapus integra Merr), daun jagung (Zea mays),
daun bambu (Bamusa sp) dan daun kamboja (Plumiera
acuminata). Diskripsi ke empat daun ini adalah :
a. Daun nangka (Artacapus integra Merr)
Daun tunggal, tersebar, bertangkai, helai daun seperti
kulit, kaku, bertepi rata, bulat telur terbalik sampai jorong
memanjang dengan pangkal menyempit sedikit, daun
menumpuk bulat telur lancip, pertulangan daun menyirip,
bagian atas daun mengkilap lilin dan bagian bawah kasar.
Warna daun bagian atas hijau tua dan warna daun bagian
bawah hijau pucat.
b. Daun agung (Zea mays)
Bentuk daun memanjang merupakan bangun pita, ujung
daun runcing, tepi daun rata, antara pelepah dan helai dau
terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun,
permukaan dan licin dan ada yang berambut.
c. Daun bambu (Bamusa sp)
Daun bambu merupakan daun lengkap yang memiliki
upih daun atau pelepah daun, tangkai daun dan helai daun.
Bangun daunya angun langset karena erada di tegah-tengah
helaian daun. Ujung daun pada bambu adalah runcing,
tepidaun panggal ke uung bertepi rata dan pangkal daun
runcing. Tulang daun sejajar karena mempunyai satu tulang di
tengah yang besar membujur, sedangkan tulang-tulang lainnya
jelas lebih kecil dan nampak semua mempunyai arah sejajar.
Permukaan daun berbulu kasar, daging daun seperti kertas.
d. Daun kamboja (Plumiera acuminata).
Bentuk daun berbentuk sudip atau bulat telur, tepi daun
rata, ujung daun tumpul karena pada tepi daun yang semula
masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke satu titik
pertemuan, hingga terbetuk sudut yang tumpul. Pada bagian
pangkal runcing, pangkal daun biasanya terdapat pada daun,
bangun memanjang laset dan belah ketupat, permukaan daun
licin. Susunan tulang menyirip karena mempunyai satu ibu
tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan merupakan
terusan tangkai daun dari ibu tulang ini ke samping keluar
tulang–tulang cabang.
Sedangkan pada pengamatan anatomi daun dilakukan irisan
melintang dan irisan membujur untuk pegamatan epidermis,
mesofil, dan berkas pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada
irisan melintang dan membujur tidak nampak epidermis, mesofil
dan berkas pemuluh (xilem dan floem) karena cara mengambil atau
mengiris bagian daun terlalu tebal. Daun pada pengamatan di
mikroskop tidak begitu nampak. Pada pengamatan anatomi
dilakukan penetesan pelarut kloralhidrat untuk menghilangkan
amilum dan protein sehingga dapt terlihat jelas di bawah
mikroskop.
BAB V
PENUTUP

V.1. Kesimpulan
Pada daun dapat dilihat bentuk, tepi, tulang rusuk secara
morfologi. Sedangkan pada pengamatan anatomi penampakan
epidermis, mesofil dan pembuluh angkut tidak nampak.

V.2. Saran
Untuk praktikan, agar sebelum praktikum supaya
melengkapi alat dan bahan yang diperlukan

DAFTAR PUSTAKA

Cambel, 2002, Biologi, Grafindo: Jakarta


Dalimartha Setiawan.Dr : 2006 . Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid 4 .
puspa swara : Jakarta (p : 100).

Farial Eddyman dkk, 2012, Biologi Farmasi, UNHAS: Makassar.

Laktan benyamin, 2011, Dasar-dasar fisiologi Tumbuhan, Graffindo


Persada: Jakarta,
Kimball W.john : . Biologi Edisi kelima .
Mulyani Sry E.S : 2006. ANATOMI TUMBUHAN. Kanisius : Yogyakarta
Rukmana Rahmat.Ir : 2006 . Budi Daya Nangka . Kanisius : Yogyakarta (p
: 15)
Rosanti Dewi,2013, Morfologi Tumbuhan, Erlangga: Jakarta

Trjitrosoepomo Gembong, 2005, Morfologi Tumbuhan, UGM Press:


Yogyakarta
Warisno : 2007 . Jagung Hibrida . Kanisius : Yogyakarta (p : 18)

LAPORAN PRAKTIKUM
BOTANI FARMASI
“MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN”

OLEH :
RAHAYU SAMALO FADHILAH RAMADANI
MONICA BALOL FITRIANI
INDRIYANTI PUTRI EKAWATI RIANTI SAMPEKUA
RENI ANDRIANI TODING EDDY SUTRISNO RANIN
SITTI FAUZIAH MULIANA
WULANDARI PRATIWI WIWIN SAIYA
HERMELYN M.L. HELNIA

Asisten : YURI PRATIWI UTAMI, S. Farm., M. Si., Apt

LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari
batang, umumnya berwarna hijau dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun
merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan
hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya
menjadi energi kimia.
Secara anatomis pada dasarnya susunan daun sama dengan
susunan akar, batang yaitu terdiri dari epidermis, parenkim, dan berkas
pembuluh.
Pada morfologi daun mempunyai banyak dikotil dan sebagian
monokotil bersifat dorsiventral, yaitu memiliki permukaan atas (adaxial)
dan bawah (abaxial) yang berbeda secara morfologis.
Anatomi tumbuhan atau fitoanatomi merupakan analogi dari
anatomi manusia atau hewan. Walaupun secara prinsip kajian yang
dilakukan adalah melihat keseluruhan fisik sebagai bagian-bagian yang
secara fungsional berbeda, anatomi tumbuhan menggunakan
pendekatan metode yang berbeda dari anatomi hewan. Organ
tumbuhan terekspos dari luar, sehingga umumnya tidak perlu dilakukan
"pembedahan"
Untuk lebih mengetahui secara langsung ciri morfologi daun
maka dilakukanlah praktikum botani farmasi karena sangat menunjang
pengetahuan kita dalam ilmu farmasi.

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


I.2.1 Maksud Percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengenal
dan memahami struktur dari suatu daun seperti bentuk ujung
daun, pangkal daun, tepi daun dan susunan tulang daun.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk :
1. Mengetahui bagian-bagian daun, bentuk ujung daun,
pangkal daun, susunan tulang daun, gading daun dan
permukaan dari suatu tumbuhan.
2. Mengetahui perbedaan daun tunggal dan daun majemuk
3. Mengetahui struktur anatomi daun dan cara pengamatan
jaringan tumbuhan
4. Mengetahui bentuk-bentuk jaringan pada daun dan bentuk-
bentuk stomata.

I.3 Prinsip percobaan


Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu menentukan morfologi
dan anatomi daun sirih, daun kejibeling, daun cocor bebek dan daun
singkong.

Anda mungkin juga menyukai