Anda di halaman 1dari 8

Makalah Perilaku Organisasi

CASE INCIDENT 1

Do Man and Woman Speak the Same Language?

Disusun oleh:

Kelompok 5 Kelas G (Cluster A)

Raihan Zahy Firdaus 042011233051

Jason Chandra Wijaya 042011233055

Raisul Khabir 042011233056

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2021
A. Ringkasan Case
Kita telah berbicara banyak tentang bagaimana budaya dapat mempengaruhi gaya
komunikasi namun dalam budaya menunjukkan bahwa pria dan wanita memiliki gaya
komunikasi yang berbeda. Sama halnya seperti hambatan komunikasi budaya, mungkin
juga terdapat hambatan komunikasi berbasis gender.

Menurut Boston Consulting Group, alasan yang mendasari karyawan wanita yang kurang
puas dengan karyawan pria mereka yaitu dari gaya komunikasi yang berbeda antara dua
gender tersebut. Pada saat wanita masuk pada lingkungan yang didominasi oleh pria,
mereka harus mengadopsi gaya komunikasi yang lebih maskulin. Menurut Carol Kinsey
Goman, (penulis The Nonverbal Advantage: Body Language at Work dan pendiri Kinsey
Consulting), terdapat cara gaya komunikasi antara pria dan wanita yang cenderung
berbeda. Goman percaya bahwa ada keuntungan dan kerugian dari stereotip komunikasi
pria dan wanita. Gaya komunikasi wanita biasanya melibatkan membaca bahasa tubuh
dan menafsirkan isyarat nonverbal, keterampilan mendengarkan yang baik, dan
menampilkan empati namun di sisi lain, gaya komunikasi wanita mungkin terlalu
berputar-putar dan cenderung penurut. Laki-laki didorong untuk menjadi berwibawa
dengan mengambil ruang, cepat dan ringkas, dan menekankan kekuasaan. Namun gaya
komunikasi stereotip laki-laki juga memiliki banyak kelemahan. Kadang-kadang, dengan
menekankan keringkasan, komunikasi maskulin mungkin tampak terlalu blak-blakan,
tidak sensitif, dan terlalu percaya diri.

Menurut Goman, bentuk komunikasi dengan satu gaya masih belum efektif karena
menurut Goman kuncinya adalah penggunaan spektrum komunikasi yang penuh dan
tidak mengadopsi gaya yang sangat maskulin atau feminin. Gaya komunikasi pria lebih
baik dalam situasi yang membutuhkan ketegasan, sedangkan gaya wanita lebih efektif
dalam lingkungan kolaboratif. Dengan menyesuaikan gaya komunikasi dengan situasi,
karyawan dapat menjadi lebih efektif dan dengan menemukan media yang dapat
memberikan suasana kebahagiaan di antara kedua gaya tersebut, seorang karyawan, pria
atau wanita, dapat tampil asertif sekaligus penyayang kepada audiens yang mereka tuju.
Berdasarkan saran tersebut, Boston Consulting Group meluncurkan program pelatihan
untuk mengajarkan manajemen tingkat atas bagaimana menggunakan kedua gaya
komunikasi tersebut. Saat menjalani program pelatihan, banyak mitra senior menyadari
bahwa mereka telah mendorong anggota staf perempuan mereka yang lebih muda untuk
mengadopsi gaya komunikasi yang lebih laki-laki tanpa mengakui kelebihannya dari
gaya komunikasi wanita. Seorang konsultan senior memberi tahu kepada seorang
karyawan wanita bahwa dengan "mengambil lebih banyak ruang" akan membuat wanita
tampak lebih karismatik. Namun dia juga menyadari bahwa, dengan mendominasi dalam
interaksi, akan mempersulit wanita untuk berbicara selama interaksi mereka.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan kasus yang berjudul “Do Man and Woman Speak the Same Language?”,
terdapat masalah,yaitu perbedaan gaya komunikasi antar gender yaitu pria dan wanita.
Menurut karyawan wanita mereka kurang puas dengan gaya komunikasi dari karyawan
pria,dikarenakan gaya komunikasi karyawan pria yang lebih maskulin.Selain itu
perbedaan gaya komunikasi antara pria dan wanita adalah gaya komunikasi wanita adalah
feminim, biasanya membaca bahasa tubuh , menafsirkan isyarat nonverbal,
mendengarkan seseorang yang berpendapat dengan baik, dan menampilkan empati, tetapi
kekurangan dari gaya komunikasi wanita adalah gaya komunikasi wanita terlalu
berputar-putar dan cenderung penurut.Sedangkan gaya komunikasi pria adalah
maskulin,lalu laki-laki didorong untuk menjadi berwibawa, cepat ,ringkas, dan
menekankan kekuasaan. Tetapi gaya komunikasi laki-laki memiliki kekurangan yaitu
gaya komunikasi yang terlalu blak-blakan, tidak sensitif, dan terlalu percaya diri.

Selain itu gaya bicara wanita sudah dikenal dengan gaya feminim,jika wanita menolak
menggunakan bahasa feminim maka wanita akan dianggap maskulin atau tomboy,tetapi
jika wanita menggunakan bahasa feminim,maka wanita dianggap tidak dapat berbicara
dengan tegas.Selain itu,gaya bicara wanita saat dalam membicarakan atau menceritakan
sesuatu suka berbelit-belit atau bercerita dengan sangat panjang sedangkan yang
diceritakan sangat sederhana.Sedangkan pria yang dikenal maskulin tidak memproses
informasi panjang dengan gambaran yang terlalu luas.Perbedaan lainnya dapat dilihat
sebagai dua dialek yang berbeda antara superior dan inferior dalam pembicaraan. Wanita
lebih menonjolkan dalam hal membangun hubungan dan menunjukkan responsif,
sedangkan kaum pria lebih menonjolkan dalam hal penyelesaian tugas, menyatakan diri,
dan mendapatkan kekuasaan, atau secara lebih spesifik wanita berhasrat pada koneksi
atau kedekatan sedangkan pria berhasrat untuk status kekuasaan.

Landasan Teori
Hambatan untuk Efektif Komunikasi
1. Filtering (Penyaringan) mengacu pada pengirim yang sengaja memanipulasi
informasi sehingga penerima akan melihatnya dengan lebih baik. Seorang manajer
yang memberi tahu atasannya apa yang dia rasa ingin didengar bosnya adalah
menyaring informasi.
2. Selective perception (Persepsi selektif) penting karena penerima dalam proses
komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi,
pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadi lainnya.
3. Information Overload (Informasi yang Berlebihan) setiap Individu pasti memiliki
kapasitas terbatas untuk memproses data. Ketika informasi yang harus kami kerjakan
melebihi kapasitas pemrosesan kami, hasilnya adalah informasi yang berlebihan.
4. Emotions (emosi) terdapat perbedaan dalam menginterpretasikan pesan yang sama
antara ketika sedang marah maupun bahagia.
5. Language (Bahasa) ketika kita berkomunikasi dalam bahasa yang sama, kata-kata
memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Usia dan konteks adalah dua
faktor terbesar yang mempengaruhi perbedaan tersebut.
6. Silence (keheningan) Sangat mudah untuk mengabaikan keheningan atau kurangnya
komunikasi karena ditentukan oleh tidak adanya informasi. Namun, ini sering kali
merupakan kesalahan—keheningan itu sendiri dapat menjadi pesan untuk
mengomunikasikan ketidaktertarikan atau ketidakmampuan untuk menangani suatu
topik.
7. Lying (Berbohong) Hambatan terakhir untuk komunikasi yang efektif adalah salah
mengartikan informasi, atau berbohong.
Hambatan-hambatan budaya
1. hambatan yang disebabkan oleh semantik. kata-kata dapat berarti hal yang berbeda
bagi orang yang berbeda, terutama orang-orang yang berasal dari budaya yang
berbeda.
2. hambatan yang disebabkan oleh konotasi. kata memiliki makna berbeda dalam
bahasa yang berbeda.
3. hambatan yang disebabkan oleh perbedaan nada. Dalam beberapa budaya, bahasa
bersifat formal; di lain, itu informal. Di beberapa budaya, nadanya berubah tergantung
pada konteksnya: Orang berbicara secara berbeda di rumah, dalam situasi sosial, dan
di tempat kerja
4. Perbedaan toleransi untuk konflik dan metode untuk menyelesaikan konflik.
Konteks Budaya
● konteks budaya yang tinggi adalah budaya-budaya yang sangat bergantung pada
isyarat situasional yang nonverbal dan halus dalam komunikasi
● konteks budaya yang rendah adalah budaya-budaya yang sangat bergantung pada
kata-kata untuk menyampaikan maksud dalam komunikasi
Pedoman Budaya
Cara mengurangi kesalahpahaman ketika berkomunikasi dengan orang-orang dari suatu
budaya yang berbeda yaitu :
1. kenali diri sendiri . Mengenali identitas dan bias budaya Anda sendiri sangat penting
untuk memahami sudut pandang unik orang lain.
2. Menumbuhkan sifat saling menghargai, keadilan, dan demokratis. Jelas
membangun lingkungan kesetaraan dan kepedulian bersama. Ini akan menjadi
konteks "budaya ketiga" Anda untuk komunikasi antarbudaya yang efektif yang
melampaui norma budaya setiap orang.
3. Nyatakan fakta, bukan interpretasi anda. Jika Anda hanya menyatakan fakta,
Anda akan memiliki kesempatan untuk mengambil manfaat dari interpretasi orang
lain. Tunda penilaian sampai Anda memiliki cukup waktu untuk mengamati dan
menafsirkan situasi dari perspektif yang berbeda dari semua pihak.
4. Pertimbangkan sudut pandang orang lain. Sebelum mengirim pesan, tempatkan
diri Anda pada posisi penerima. Apa nilai, pengalaman, dan kerangka acuannya? Apa
yang Anda ketahui tentang pendidikan, asuhan, dan latar belakangnya yang dapat
memberi Anda wawasan tambahan? Cobalah untuk melihat orang-orang dalam grup
sebagaimana adanya pertama, dan mengambil pendekatan pemecahan masalah
kolaboratif setiap kali potensi konflik muncul.
5. Secara proaktif menjaga identitas kelompok. Seperti budaya lainnya, pembentukan
“budaya ketiga” yang sama untuk komunikasi antarbudaya yang efektif membutuhkan
waktu dan pemeliharaan. Ingatkan anggota kelompok tentang tujuan bersama Anda,
saling menghormati, dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan preferensi komunikasi
individu.

Pertanyaan dan Jawaban

1. What are some other situations where having a stereotypically male communication
style may be advantageous? What about situations where having a stereotypically
female communication style may be more advantageous?
Jawaban: Menurut kelompok kami,Perbedaan gaya komunikasi antara pria dan wanita
tentu saja memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing.Gaya komunikasi
keduanya akan menguntungkan jika digunakan saat situasi yang tepat dan digunakan
dengan baik.Berdasarkan case dan menurut kelompok kami Gaya komunikasi pria adalah
bernegosiasi untuk kekuasaan, mencari kemenangan, menghindari kegagalan,
mempertahankan status dan kemandirian.Sedangkan perempuan Gaya komunikasinya
adalah mendekatkan diri,menjalin persahabatan,mencari pengertian,menemukan
kesetaraan,dan pendekatan empatik.Kelebihan dari gaya komunikasi pria adalah pria
berkomunikasi tidak berbelit-belit atau to the point, dan kelemahan dari gaya komunikasi
dari pria adalah terlalu blak-blakan atau terlalu jujur,tidak sensitif atau tidak peka dan
pria terlalu percaya diri.Sedangkan kelemahan dari gaya komunikasi wanita adalah
terlalu emosional dalam berkomunikasi ,dan suka bertele-tele atau tidak langsung ke
poinnya.Jadi situasi apa yang menguntungkan untuk gaya komunikasi pria dan
wanita,menurut kelompok kami situasi yang tepat untuk pria adalah situasi dimana
membutuhkan ketegasan seperti menentukan sebuah keputusan,dikarenakan keputusan
dari seorang pria pastinya sudah bulat,tidak dapat berubah dikarenakan hal apapun,dan
juga pria dapat membuat keputusan yang cepat dan berani.Sedangkan situasi yang
menguntungkan untuk seorang wanita adalah saat ketika membuat kesepakatan
dikarenakan wanita adalah pendengar yang baik dan menerapkan empati.Selain itu situasi
saat berkolaborasi atau bekerja tim,dikarenakan wanita dapat menciptakan solusi
bersama.

2. Bagaimana gaya komunikasi pria dan wanita bisa berbeda antar budaya?
Konsep komunikasi pria dan wanita layaknya seperti komunikasi lintas budaya yang
terkadang membingungkan seperti saat membayangkan dua orang berbicara namun
berasal dari dua negara bahkan dua planet yang berbeda, tetapi kenyataannya adalah
bahwa pria dan wanita itu berasal dari planet yang sama hanya saja mereka berinteraksi
satu sama lain dengan cara yang berbeda. Dari hasil analisis yang telah dilakukan
tergambarkan bahwa Peran gender pada gaya komunikasi memang tidak dapat
sepenuhnya dijadikan sebagai alasan perbedaan antara gaya komunikasi pria dan wanita,
namun gender telah memberikan kontribusinya melalui proses sosialisasi pada masa
pertumbuhan seorang anak laki-laki dan perempuan.
Peran lainnya juga dapat tergambarkan melalui adanya seksis dalam bahasa pria dan
wanita dari beberapa budaya tertentu. Mengenai perbandingan gaya komunikasi antar dua
budaya yang berbeda yakni budaya maskulin (pria) dan budaya feminim (wanita), tidak
menunjukkan bahwa cara berkomunikasi pria lebih baik daripada cara berkomunikasi
wanita atau sebaliknya. Namun perbedaan gaya komunikasi tersebut dapat diamati
melalui beberapa kategori-kategori tertentu, seperti perbedaan saat berbicara, pemilihan
topik pembicaraan, cara interupsi, penggunaan kata atau kalimat tanya, menggunakan
cerita dan guyonan, dan kategori-kategori lainnya.
Nah ketika pria dan wanita menghadapi suatu masalah sudut pandang cara
penyelesaiannya itu berbeda pula, Pria cenderung diam dan berpikir untuk menemukan
solusi atas apa yang menjadi masalahnya. kemudian Pria justru akan berdiam diri dan
tidak berbicara dengan siapa pun ketika mereka merasa punya masalah yang berat karena
pada prinsipnya pria tidak suka melibatkan banyak orang dalam masalahnya. Sementara
wanita tidak demikian. Wanita justru cenderung membicarakan apa yang menjadi
masalah entah akan mendapat solusi atau tidak. Itulah sebabnya rahasia masalah wanita
lebih banyak bocor karena mereka memang cenderung lebih senang bercerita bahkan
sebelum menemukan jalan keluar dari masalah tersebut.
3. Apakah anda merasa gaya komunikasi anda sesuai dengan jenis kelamin anda?
Mengapa atau tidak mengapa?
Iya, saya merasa gaya komunikasi saya sesuai dengan jenis kelamin saya yaitu laki-laki.
Terdapat 4 alasan, yaitu :
1. Pria percaya bahwa komunikasi harus memiliki tujuan
2. Pria sering membuat keputusan yang sama dengan sesama teman pria selama
pertemuan atau diskusi
3. pria selalu sedikit pamer dalam komunikasi mereka hanya untuk membuat mereka
terlihat lebih daripada yang lain
4. Pria jarang berbicara dengan orang lain yang tidak sepenuhnya mereka percaayai
ketika mereka merasa kesal atau stres.

JUMLAH KATA : 1752

Anda mungkin juga menyukai