“Pendidikan Masyarakat yang Informal dan Indigenous”
Nama : Azzahra Firdausi Salma
Nim : 20003054
Kelas : 30045
Dosen Pengampu : Wirdatul Aini, M.Pd
A. Pengertian Pendidikan Masyarakat yang Infromal dan Indigenous
Menurut Coombs seperti yang diakui oleh Sudjana, pengertian pendidikan informal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis diluar persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya. Menurut Mooridjan, Seorang pengamat pendidikan, dalam uraian KHD tentang tri pusat sistem pendidikan, dikatakan bahwa pusat pendidikan terutama untuk anak adalah didalam rumah tangga dengan ibu dan bapak sebagai pendidik. Selain waktu terbanyak dari seorang anak itu memang dalam rumah, juga sebenarnya hubungan emosional yang dapat membangun sikap, sifat dan watak seorang anak dimulai sejak lahir, dalam rumah. Saat sang bayi lahir, guru bicara pertama, guru nyanyi pertama adalah ibu. Pendeknya sebelum anak mengenal sekolah, bahkan masih dalam masa “Aha Elibris” (selalu ingin bertanya) peranan orang tua sangat besar. Pendidikan informal (pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan) adalah proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar. Pada umumnya tidak teratur dan tidak sistematis sejak seorang lahir sampai mati, seperti dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, hiburan, pasar, atau dalam pergaulan sehari-hari. Walaupun demikian, pengaruhnya sangat besar dalam kehidupan seseorang karena dalam kebanyakan masyarakat pendidikan luar sekolah yang tidak dilembagakan berperan penting melalui keluarga, masyarakat, dan pengusaha. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan dimulai dari persiapan pendidikan (sebelum anak lahir), kemudian dilakukan pendidikan informal dalam keluarga (setelah anak lahir) oleh orang tua, pada masanya anak memasuki pendidikan formal di sekolah dan selebihnya kegiatan pendidikan berjalan di luar keluarga dan sekolah yaitu dalam masyarakat, sehingga dengan demikian mengingatkan kita bahwa pada dasarnya manusia itu hendaknya memperoleh pendidikan selama hidupnya. Inilah yaitu mungkin dikenal dengan asas baru dalam dunia pendidikan sebagai “Pendidikan Seumur Hidup” (life long education) yang di negara Canada dikenal dengan “Life Long Learning” dan di Amerika dikenal dengan “Continuing Education”. Pada konteks internasional sangat disadari bahwa pembicaraan mengenai indigenous peoples adalah pembicaraan struktur masyarakat dan praktik kolonial yang megucilkan penduduk asil masih dipertahankan bahkan sebuah negara baru telah dibentuk. Dengan kata lain, konsep indigenous peoples lahir pada konteks dimana penguasa kolonial masih menjadi kekuatan dominan paska negara-negara terbentuk. Disadari pula bahwa hal itu sangat relevan dengan konteks Amerika, Rusia, Arktik dan banyak tempat di Pasifik. Namun pendefinisian yang demikian kurang sesuai dengan kebanyakan bilayah di Asia dan Afrika dimana kekusaan kolonial tidak berlanjut ketika negara-negara baru dibentuk oleh penduduk asli. Pribumi (disebut pula orang asli atau penduduk asli) adalah masyarakat yang merupakan keturunan penduduk awal dari suatu tempat, dan telah membangun kebudayaannya di tempat tersebut dengan status asli (indigenous) sebagai kelompok etnis yang bukan pendatang dari daerah lainnya. Contoh masyarakat pribumi meliputi: bangsa Indian di Amerika Serikat, suku Maori di Selandia Baru, orang aborigin di Australia, dan suku Ainu di Jepang. Masyarakat pribumi bersifat autochton (melekat pada suatu tempat), sementara kumpulan masyarakat perantauan dari kelompok etnis tertentu yang telah lama meninggalkan tanah leluhurnya disebut diaspora contohnya orang Tionghoa-Indonesia, Jepang- Amerika, dan Yahudi-Rusia. Di Indonesia terdapat ratusan suku bangsa yang bukan berasal dari luar Nusantara, yang disebut Pribumi-Nusantara; mayoritas merupakan suku Jawa dengan jumlah sekitar 95 juta jiwa, disusul oleh suku Sunda, Batak, dan Madura. Dalam KBBI Indigenius = Asli, Pribumi, Pribumi (disebut pula orang asli atau penduduk asli) adalah masyarakat yang merupakan keturunan penduduk awal dari suatu tempat, dan telah membangun kebudayaannya di tempat tersebut dengan status asli (indigenous) sebagai kelompok etnis yang bukan pendatang dari daerah lainnya. Jadi pendidikan indigenous adalah pendidikan yang didapatkan atau dilaksanakan dari berkembangnya suatu cara berpikir atau cara pandang seseorang dipengaruhi oleh interaksi atau sosial budaya tempat tinggalnya. pendidikan indigenius ini lebih bergantung pada kondisi lingkungan tempat individu tinggal beserta budaya, kepercayaan, sosial, sosial ekonomi, atau sistem politik yang berlaku didalamnya.
B. Karakteristik Pendidikan yang Informal dan Indigenous
a. Orang tua adalah guru bagi anak didik. b. Tidak terdapat persyaratan khusus yang harus dilengkapi. c. Peserta didik tidak perlu mengikuti ujian tertentu. d. Proses pendidikan dilakukan oleh keluarga dan lingkungan. e. Tidak terdapat kurikulum tertentu yang harus dijalankan. f. Tidak terdapat jenjang dalam proses pendidikannya. g. Proses pendidikan dilakukan secara terus menerus tanpa mengenal ruang dan waktu h. Tidak terdapat manajemen yang jelas dalam proses pembelajaran. i. Tidak ada materi tertentu yang harus tersaji secara formal j. Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara k. Proses belajar berlangsung tanpa ada pendidik dan peserta didik, namun antara orangtua dengan anak atau l. antara kakak dengan adik. m. Tidak mengenal persyaratan usia. b. Tidak terdapat persyaratan khusus yang harus dilengkapi.
C. Bentuk-bentuk Pendidikan yang Informal dan Indigeneus
1. Indigenous entrepreneurship berbasis e-commerce Indigenous entrepreneurship berbasis e-commerce merupakan modal sosial yang dianggap mampu bertahan ditengah krisis serta menjadi penopang dalam memperbaiki dan menumbuhkan aktivitas ekonomi masyarakat. Maka indigenous entrepreneurship berbasis e-commerce perlu dikembangkan pada pendidikan formal untuk membangun fife skill kebencanaan pandemi dalam mengembangkan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan kepedulian generasi penerus bangsa yang memiliki kesadaran untuk bersikap serta melakukan adaptasi apabila terjadi bencana yang serupa. Tentunya untuk merealisasikan pendidikan indigenous entrepreneurship berbasis e-commerce dalam praktik di sekolah diperlukan adanya pembenahan dalam kurikulum dan peran sekolah dalam mempersiapkan proses pembelajaran indigenous entrepreneurship berbasis e- commerce. 2. Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Asli (Indigenous) Indonesia Untuk mencari lembaga pendidikan yang indigenous asli Indonesia dan berakar kuat dalam masyarakat tentu kita akan menempatkan pesantren di tangga teratas. Disadari maupun tidak di kalangan masyarakat Indonesia muncul adanya dualisme pendidikan. Pendidikan Umum dan Pendidikan Keagamaan. Salah satu jenis pendidikan keagamaan (dalam hal ini Islam) adalah "Pondok Pesantren". Pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan memiliki akar sejarah yang panjang. Jauh sebelum merdeka, di kalangan masyarakat telah berdiri pesantren. Setelah melalui interaksi dengan sistem pendidikan modern yang disosialisasikan oleh pemerintah khususnya penjajah Belanda, maka pesantren dan madrasah akhirnya muncul sebagai lembaga pendidikan modern. 3. Pendidikan Keluarga Menurut Sanapiah Faisal (1981:50) ciri-ciri pendidikan keluarga adalah: o Tidak pernah diselenggarakan secara khusus di sekolah o Medan pendidikan yang bersangkutan tidak diadakan pertama-tama dengan maksud menyelenggarakan pendidikan o Pendidikan tidak terprogramkan o Tidak ada waktu belajar yang tertentu o Metode mengajarnya tidak formal o Tidak ada evaluasi yang sistematis o Umumnya tidak diselenggarakan oleh pemerintah
D. Contoh Pendidikan yang Informal dan Indigeneus
• Pendidikan budi pekerti • Pendidikan agama • Pendidikan etika • Pendidikan sopan santun • Pendidikan moral • Sosialisasi dengan lingkungan REFERENSI
Nawafil, M. and Nur, H., 2020. PENDIDIKAN INDIGENOUS ALA
PESANTREN UNTUK MEMPERKOKOH KARAKTER GENERASI MILENIAL. Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam, 5(1), pp.17-24.
Syahputra, M.C., 2020. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Budaya Nengah
Nyappur. Jurnal PAI Raden Fatah, 2(1), pp.1-10.
Rahman, S.A., 2021. Pembentukan Karakter Muslim Melalui Pendidikan
Indigenous Di Indonesia. TARLIM: JURNAL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, 4(1), pp.13-24.