1. TUJUAN
Tujuan khusus Praktikum Uji Ambang Rangsangan adalah untuk melakukan prosedur uji.
Rangsangan dengan menggunakan enam ( 6) gelas konsentrasi larutan gula, mengelola serta
menginterprestasi data hasil uji sensorinya sehingga dapat mengambil kesimpulan dari data
tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
1. Ambang Mutlak (Detection Threshold). Ukuran rangsangan terkecil yang dapat menghasilkan
kesan/respon sebesar 50% dari populasi panelis yaitu (the weakest sensation) Panelis sudah
dapat mendeteksi perbedaan namun belum dapat menjelaskan sebagai sesuatu yang spesifik.
Prisnsipnya kerjanya adalah contoh panelis sudah bisa mendeteksi bahwa rangsangan yang
diterimanya pada contoh uji berkode berbeda tetapi berpedoman pada kontrol awal, namun
panelis tersebut belum dapat menjelaskan rasa/aroma/bau contoh uji tersebut (belum terdeteksi
rasa manis atau asam atau asin).
2. Ambang Pengenalan (Recognition Threshold)
Rangsangan terkecil sudah dapat dikenali dan menghasilkan respon/kesan yang spesifik dari
75% populasi panelis. Konsentrasi contoh uji untuk ambang pengenalan lebih besar dari
ambang mutlak. Prinsip kerjanya adalah dimana panelis sudah bisa menentukan rasa asam
pada contoh uji yang ditentukan.
3. Ambang Pembedaan (Difference Threshold).Konsentrasi terkecil yang dapat memberikan
respon bahwa adanya perbedaan konsentrasi antar satu contoh uji dengan yang lain. Prinsip
kerjanya adalah panelis sudah bisa menentukan perbedaan rasa asam antara contoh uji yang
pertama dengan contoh uji berbeda, maka ambang pembedaannya adalah pada contoh uji
yang pertama.
4. Ambang Batas (Terminal Threshold)
Besarnya stimulus terendah yang menghasilkan kesan maksimum
Jika konsentrasi dinaikkan, maka tidak ada lagi terjadi peningkatan intensitas kesan dimana
sudah sampai di tingkat jenuh pada konsentrasi ambang batas. Pada prinsip kerjanya adalah
setelah contoh uji berkode pertama, panelis sudah tidak bisa lagi merasakan adanya
perbedaan tingkat keasaman pada contoh uji yang berbeda, karena itu ambang batasnya pada
contoh uji yang pertama.
1
3. Metode
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 10 April 2021 pada pukul 09.00 – 11.00
Wib yang bertempat di rumah sendiri.
Berilah kode 3 angka acak yaitu : 123, 456, 206, 106, 170, 482.
Dicicipi setiap gelas dan diminum air penetral (air mineral) sebelum di cicipi gelas kode uji berikutnya.dari kanan ke kiri.
Prosedur dari praktikum ini yaitu, disiapkan larutan gula beserta konsentrasi yang berbeda
–beda kemudian tiap sampel di beri kode 3 angka yang berbeda –beda kemudian panelis
mencicipi setiap larutan dan memberikan penilaian di kuisioner atas ambang rasa yang di rasakan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan kode contoh Uji Ambang Rangsangan sesuai dengan yang
telah di laksanakan praktikumnya sesuai pada table di bawah ini.
Keterangan:
0 = Jawaban panelis ”Sama seperti standar”
1 = Jawaban panelis “Berbeda dari standar”
Konsentasi Frekuensi
0,1 35
0,3 52,9
0,5 70,5
0,7 100
0,9 100
1,1 100
Sesuai dengan Konsentrasi Contoh Uji dan Frekuensi Respon di atas Panelis maka dapat
membuat Grafik Hubungan Konsentrasi Contoh Uji dan Frekuensi Respon Panelis, serta
menentukan AM dan AP.
Kartika, B. dkk,1988. Pedoman uji indrawi bahan pangan. Yogyakarta. Universitas Gajahmada
Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian orgaoleptik untuk industry pangan dan hasil pertanian.
Jakarta : Bharatakarya Aksara
https//www. Laporan-praktikum.com/2017/12/uji-ambang-rangsangan.html
LAMPIRAN
1. Lembaran Kerja
2. Foto dokumentasi
UJI PEMBEDAAN KESELURUHAN - SEGITIGA
1. TUJUAN
Untuk melakukan prosedur Uji Segitiga sebagai Uji Pembedaan Keseluruhan dengan
menggunakan dua buah merk sosis ayam siap makan sebagai contoh uji serta mengolah
menginterprestasi data hasil uji sensorinya sehingga dapat mengambil kesimpulan dari data
tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Uji Pembedaan keseluruhan terdiri dari empat jenis yaitu Uji Pembedaan Pasangan (Paired
comparison test) Uji Segitiga (Triangle test) Uji Duo Trio Uji 2 dari 5 (Two out of Five Test) Uji A
dan bukan A (A not A test) Uji beda dari kontrol (different from control test). Tujuannya untuk
menentukan ada/tidaknya perbedaan karakteristik atau sifat sensori keseluruhan dari dua atau
lebih contoh uji. Namun sesuai dengan yang praktikum adalah Uji Segitiga (Triangle Test)
dengan kombinasi penyajian contoh uji untuk Uji segitiga untuk menilai ada/tidaknya perbedaan
antara macam produk secara keseluruhan tanpa memandang atribut tertentu. Prinsip kerja
metode uji segitiga untuk menentukan sosis merk Champ dan So Nice pada wadah yang berbeda
dan memberikan kode contoh uji yang beda juga. Sehingga bertujuan untuk memudahkan
mengetahui perbedaan rasa, tesktur dan aroma setiap kode contoh uji.
3. Metode
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 21 April 2021 pada pukul 09.00 yang
bertempat di rumah sendiri.
Diletakkan pada 3 wadah yang berbeda untuk dua jenis merk sosis
Bagilah sosis kedalam piring setiap piring terdiri atas 5 potong sosis
contoh uji segitiga yaitu ABB, ABA, AAB, BAA, BBA, DAN BAB
C. Cara Penyajian Contoh Uji (dalam bentuk diagram alir, foto)
A B B
A B A A B B B A A
B A B B B A
4.HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji Pembedaan Keseluruhan – Segitiga yang telah dicicipi secara
berurutan dari kiri ke kanan dan mengidentifikasi 1 contoh uji yang berbeda dengan memberikan
tanda (˅) pada kolom yang tersedia sesuai dengan kode contoh ujinya. Dan diminum air mineral
sebagai penetral setiap selesai mencicipi 1 contoh uji.
Dari contoh di atas sesuai dengan hasilnya yakni kode contoh uji 248 dan 732 rasanya,
teksturnya dan aromanya sama. Sedangkan kode contoh uji 566 berbeda.
8.KRISTA
17.MARKUS
18.SYARFUDDIN
Jumlah 13
KETERANGAN : Angka satu (1) menunjukkan respon jawaban yang benar;
: Angka nol (0) menunjukkan respon jawaban yang salah
Jadi jumlah panelis adalah : 16 orang dan jumlah respon benar 13. Jumlah respon benar
berdasarkan tabel Peluang Binomial uji segitiga (ꭤ = 0,05)
Jumlah penelis ada 16 orang dan jumlah respon benar adalah 13. Jadi hasil yang didapat
berdasarkan Tabel Peluang Binomial Uji Segitiga (ꭤ = 0,05) = 8
Hasil analisa data menunjukkan kedua jenis mek sosis ayam berbeda nyata pada taraf
signifikansi 5%. Karena jumlah panelis yang memberikan respon benar (13 respon) lebih besar
dari jumlah minimumnya (8 respon) pada taraf signifikansi 5%.
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis. Association of Official Analytical Chemists. Benjamin
Franklin Station, Washington.
Badan Standar Nasional. 1995. Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3820- 1995 tentang
Sosis Daging meliputi Sarat Mutu, Cara Pengambilan Contoh, Cara Uji, Syarat Penandaan dan
Cara Pengemasan. http://www.bsn.go.id/ (Diakses Tanggal 23 April 2016)
Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H., and Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI
A B B
A B A A B B B A A
B A B B B A
UJI PEMBEDAAN ATRIBUT – PASANGAN BERARAH
1. TUJUAN
Untuk melakukan prosedur Uji Pasangan Berarah sebagai salah satu Uji Pembedaan Atribut
dengan menggunakan dua (2) buah merk kacang bersalut sebagai contoh uji, mengelola serta
menginterpretasi data hasil uji sensorinya sehingga dapat mengambil kesimpulan dari data
tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Jenis Uji Pembedaan Atribut ada 3 yaitu Uji Pasangan Berarah, Uji Pembanding Ganda
(Duel Standard), Uji pembanding jamak (Multiple standard). Prinsip kerjanya berbeda-beda.Uji
Pasangan Berarah metode kerjanya yakni Penyajian 2 contoh uji lalu membandingkan atribut
yang lebih (baik/buruk) dari dua contoh uji, Uji Pembanding Ganda (Duel Standard) dengan
menggunakan 2 contoh pembanding dan 2 contoh uji. Sedangkan Uji pembanding jamak (Multiple
standard) Menggunakan 3 atau lebih contoh pembanding untuk perbedaan atribut antar
pembanding tidak terlalu mencolok.
3. Metode
Praktikum ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 20 April 2021 pada pukul 09.00 yang
bertempat di rumah sendiri.
Buatlah kode pada label yang terdiri dari 3 digit angka di tempelkan masing-
masing di produk di wadah dan piring.
Membangi contoh uji dari wadah ke piring uji dengan jumlah yang seragam (@10 buah)
Menyajikan contoh uji di lengkapi dengan tisu,boring penilaian, pulpen, dan air mineral
Setelah kacang bersalut di cicipi dengan atribut kode contoh uji merk Garuda 665, kode
merk Sukro 252 adanya perbedaan kerenyahan,rasa dan aroma.
Keterangan :
Angka satu (1) menunjukkan respon jawaban yang dipilih panelis
Angka nol (0) menunjukkan respon jawaban yang tidak dipilih panelis
Asumsi : kode 665 adalah kacang bersalut “Garuda” rasa original dan kode 252 adalah kacang
bersalut “Dua Kelinci” rasa original
Jadi kesimpulan pengujian adalah jumlah respon contoh uji berkode 665 lebih banyak memilih
atribut sensori Kerenyahan di bandingkan jumlah respon contoh uji berkode 252.
Jadi kesimpulan pengujian adalah jumlah respon contoh uji berkode 665 lebih banyak memilih
atribut sensori Rasa dibandingkan jumlah respon contoh uji berkode 252.
Jadi kesimpulan pengujian adalah jumlah respon contoh uji berkode 665 lebih banyak memilih
atribut sensori Aroma di bandingkan jumlah respon contoh uji berkode 252.
Lampiran 1. Jumlah Kritis Respon Benar Untuk Uji Pasangan Berarah (Critical Number of
Correct Responses in a Two-Sided Directional Difference Test)
kesimpulan pengujian adalah jumlah respon contoh uji berkode 665 lebih banyak memilih
atribut sensori Aroma di bandingkan jumlah respon contoh uji berkode 252.
DAFTAR PUSTAKA
FOTO DOKUMENTASI
UJI AFEKTIF – HEDONIK
1. TUJUAN
Untuk melakukan prosedur Uji Hedonik sebagai salah satu Uji Afektif/ Penerimaan
menggunakan tiga (3) buah merk malkist tabur gula sebagai contoh uji, mengolah serta
menginterprestasi data hasil uji sensorinya hingga mengambil kesimpulan dari data tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Uji Afektif ini merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui produk atau bahan yang di
sukai penguji dan mana juga yang tidak disukai. Uji afektif ini ada empat jenis yaitu : Uji Hedonik,
dimana Panelis diminta mengungkapkan tingkat kesukaan atribut atau keseluruhan berdasarkan
skala hedonik tanpa membandingkan. Uji Mutu Hedonik. Uji hedonik yang lebih spesifik untuk
suatu jenis mutu (tingkat kesukaan terhadap sifat pulen nasi, sifat gurih kerupuk, rasa buah
permen, kelezatan daging. Uji Skoring/Rating Panelis memberikan skor kesukaan terhadap suatu
atribut sensori yang spesifik dari suatu produk (rasa langu kedelai, rasa sepat teh).Uji Ranking
Panelis membandingkan dan mengurutkan contoh uji berdasarkan tingkat kesukaannya.
Uji Afektif – Hedonik metode prinsip kerjanya Uji hedonik merupakan pengujian yang paling
banyak digunakan untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap contoh uji. Tingkat kesukaan ini
disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak suka, tidak suka,
sangat tidak suka. Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang
dikehendaki. Dalam analisi datanya, skala hedonik ditransformasikan ke dalam skala angka
dengan angka manaik menurut tingkat kesukaan (dapat 1,2,3,4,5,6 dan 7 tingkat kesukaan).
Dengan data ini dapat dilakukan analisa statistik.
3. Metode
Praktikum ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 18 April 2021 pada pukul 09.00 yang
bertempat di rumah sendiri.
Berdasarkan penilaian Uji Hedonik setelah di cicipi contoh uji dengan 3 malkist merk yang
bebeda dengan memberikan respon terhadap 3 contoh uji, nilai tingkat kesukaan.
Rata-
6,40 5,47 5,07
Rata
FK 1502,22
Kesimpulan : Nilai F hitung (3,62*) lebih besar dari pada F 0,05:2,14(3,34)
namun lebih kecil dari F 0,01:2:14(5,54), maka artinya atribut kerenyahan
malkist berkode R/I/H berbeda nyata pada taraf signifikansi 5%.
FK 1433,69
FK 1301,42
: Nilai F hitung (3,62*) lebih besar dari pada F 0,05:2,14(3,34) namun lebih kecil dari F 0,01:2:14(5,54),
maka artinya atribut kerenyahan malkist berkode R/I/H berbeda nyata pada taraf signifikansi 5%.
DAFTAR PUSTAKA
Rosita, F. 2021. Sifat Kimia dan Evaluasi Sensori bubuk kopi arabika
Herman, H. 2008 Analisis Brand Equty beberapa merk wafer. Sikripsi .IPB. Bogor
Penebar Swadaya. Jakarta Winarno, F.G. 2004. Kimia pangan dan gizi. Penerbit PT. Gramedia,
Jakarta. Zulyun, 2012. Kultur Jaringan. Hpptzulyan.wordpress.com/kiplik/Akses 14 Desember
2013. Gorontalo.
LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI
UJI AFEKTIF – RANGKING
1. TUJUAN
Untuk melakukan prosedur Uji Ranking sebagai salah satu Uji Afektif/Penerimaan
menggunakan empat (4) buah merk wafer cokelat sebagai contoh uji, mengolah serta
menginterpretasi data hasil uji sensorinya hingga mengambil kesimpulan dari data tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Uji Afektif – Ranking bertujuan untuk penerimaan (acceptance) dan kesukaan (preference)
panelis. Disamping penelis mengemukkan tanggapan suka atau sebaliknya. Pada Uji Afektif –
Ranking ini panelis membandingkan dan mengurutkan contoh uji berdasarkan tingkat
kesukaannya. Semakin besar peringkat, semakin tidak disukai mutunya.
3. Metode
Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 24 April 2021 pada pukul 14.00 yang
bertempat di rumah sendiri.
Letakkan wafer di empat wadah stok yang berbeda untuk empat jenis
merk wafer tersebut
Hasil dari contoh Uji Afektif –Ranking menunjukkan bahwa setiap hasil cicipi dari masing-
masing kode contoh uji dapat memberikan respon yang berurutan dari tekstur dan rasa contoh uji
mulai dari yang paling anda sukai hingga yang tidak anda sukai.
• Angka satu (1) untuk tekstur/rasa contoh uji yang paling disukai
• Angka dua (2) untuk tekstur/rasa contoh uji yang anda sukai
• Angka tiga (3) untuk tekstur/rasa contoh uji yang netral/biasa
• Angka empat (4) untuk tekstur/rasa contoh uji yang tidak disukai
Bobot Total
Kode Rangking Frekuensi Ranking Ranking
Skor
Contoh
Uji (W) (V) (W x V) (S (W x V)) Akhir
1 6 6
2 4 8
113 32 Rank 2
3 2 6
4 3 12
1 1 1
2 2 4
345 45 Rank 4
3 4 12
4 7 28
156 1 6 6 27 Rank 1
2 5 10
3 1 3
4 2 8
1 2 2
2 4 8
456 40 Rank 3
3 6 18
4 3 12
Perhitungan
▪ Contoh 113 dengan 456 : 45 - 40 = 5
5 < 13; tekstur contoh 345 = 456, maka 45ab, 40ab
▪ Contoh 456 dengan 345 : 45 - 32 = 13
13 = 13; tekstur contoh 345 = 113, maka 45abc, 32ac
▪ Contoh 345 dengan 156 : 45 - 27 = 18
18 > 13; tekstur contoh 345 ≠ 156, maka 45abc, 27d
▪ Contoh 156 dengan 113 : 40 - 32 = 8
8 < 13; tekstur contoh 456 = 156, maka 40abc, 32abc
▪ Contoh 456 dengan 156 : 40 - 27 = 13
13 = 13; tekstur contoh 456 = 156, maka 40abcd, 27bd
▪ Contoh 113 dengan 156 : 32 - 27 = 5
5 < 13, tekstur contoh 113 = 156, maka 32abcd, 27bcd
Bobot Total
Kode Rangking Frekuensi Ranking Ranking
Skor
Contoh
Uji (W) (V) (W x V) (S (W x V)) Akhir
1 6 6
2 3 6
113 29 Rank 1
3 3 9
4 2 8
1 2 2
2 4 8
345 50 Rank 4
3 4 12
4 7 28
1 4 4
2 5 10
156 32 Rank 2
3 2 6
4 3 12
1 3 3
2 3 6
456 42 Rank 3
3 7 21
4 3 12
Perhitungan
▪ Contoh 345 dengan 456 : 50 - 42 = 8
8 < 13; tekstur contoh 456 = 113, maka 50ab, 42ab
▪ Contoh 345 dengan 156 : 50 - 32 = 18
18 > 13; tekstur contoh 345 ≠ 156, maka 50ab, 32c
▪ Contoh 345 dengan 113 : 50 - 29 = 21
21 > 13; tekstur contoh 345 ≠ 113, maka 50ab, 29d
▪ Contoh 456 dengan 156 : 42 - 32 = 10
10 < 13; tekstur contoh 456 = 156, maka 42abc, 32bc
▪ Contoh 456 dengan 113 : 42 - 29 = 13
13 = 13; tekstur contoh 456 = 156, maka 42abcd,29bd
▪ Contoh 156 dengan 113 32 - 29 = 3
3 < 13, tekstur contoh 156 = 113, maka 32bcd, 29bcd
KESIMPULAN
Semakin tinggi nilai Total Ranking maka semakin rendah Total Ranking Akhir
Sebaliknya semakin rendah Total Ranking semakin Tinggi Total Ranking Akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nur, dkk. 2012. Petunjuk praktikum Evaluasi Sensoris, Purwokerto. Progaram Studi Ilmu dan
Teknologi Pangan Universitas Jenderal Soedirman.
Kartika. 1999. Pedoman uji inderawi Bahan Pangan. Universitas Pangan dan Gizi. Yogyakarta.
LAMPIRAN
FOTO DOKUMENTASI
UJI DESKRIPTIF -QDA
1. TUJUAN
Tujuan khusus Praktikum Uji Deskriptif -QDA adalah untuk melakukan prosedur Uji Deskriptif
- QDA dengan menggunakan dua jenis produk teh kemasan rasa original sebagai contoh ujinya.
Melakukan olah data dan menginterpretasi data hasil uji sensori hingga mengambil kesimpulan
dari data tersebut. Dan meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan mahasiswa
dalam melakukan persiapan (sebagai penyaji) dan melakukan pengujian sensori (sebagai panelis)
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindaraan.
Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat
indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat panca indra (sensori),
yang berasal dari organ tubuh. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat
indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau efek yang di timbulkan karena adanya
rangsangan berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan hal
yang menyebabkan rangsangan. Presepsi rasa yang di hasilkan sangat dipengaruhi oleh data-
data yang diproleh dari organ sensori yang lainnya. Informasi-informasi seperti rasa manis gula,
bau makanan, tekstur, suhu dan lain sebgainya dapat mempegaruhi rasa dari suatu makanan (
Martini dan Math, 2009 ).
Analisis Deskriptif-QDA bertujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsi, dan
mengkuantifikasi atribut sensori contoh uji serta menggambarkan profil komoditi produk. Pada Uji
Deskriptif -QDA membutuhkan panelis yang terlatih dengan intensif.
Jenis analisis Deskriptif terbagi 2 yakni, analisis Kualitatif dan analisis kuantitatif metode prinsip
kerjanya untuk menentukan intensitas atribut, hasil analisa di sajikan dalam bentuk spider web.
3. Metode
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 10 April 2021 pada pukul 13.00 yang
bertempat di rumah sendiri.
Isilah kedua merk teh dalam kemasan ke-dua gelas yang berbeda
Berikan kode 233 sebagai tiga (3) digit angka acak untuk contoh
uji yang berasal dari merk “Kotak”
Berikan kode huruf “R” untuk contoh uji yang berasal dari merk
“Sosro”
C. Cara Penyajian Contoh Uji (foto/gambar):
Prosedur dari praktikum ini yaitu, disiapkan teh merk Kotak original dan teh kotak merk Sosro dan
dan larutan gula beserta konsentrasi yang sama. Kemudian tiap sampel di beri kode 3 angka yang
berbeda dan kode contoh uji R kemudian panelis mencicipi setiap larutan dan memberikan
penilaian di kuisioner atas ambang rasa yang di rasakan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan kode contoh Uji Deskritif-QDA sesuai dengan yang telah di laksanakan praktikumnya sesuai pada tabel di
bawah ini.
Panelis Warna Rasa Manis Aftertaste sepat Aftertaste pahit Aroma melati Konsistensi
R 233 R 233
7 4 Series5
6 5
Kesimpulan : Afterlaste sepat, Rekomendasi perbaikan perlu dilakukan dan Aroma Melati rekomendasinya juga perlu di perbaiki
DAFTAR PUSTAKA
FOTO DOKUMENTASI