Anda di halaman 1dari 28

-

-
www.lib.umtas.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Dasar Teori
1. Keseimbangan
a. Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan menurut O’Sullivan (Wiwik Citra Pratiwi
2014: 44) adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi
pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Kemampuan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur
oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan
yang berperan dalam pembentukan keseimbangan.
Definisi Keseimbangan menurut Ann Thomsom (Eni
Sumarliyah 2019:152) keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan tubuh dalam posisi keseimbangan maupun dalam
keadaan statik atau dinamik sera menggunakan aktivitas otot yang
minimal.
Sedangkan menurut U. Z Mikdar (Arif Rohman, H 2013:
202) bahwa keseimbangan merupakan kemampuan mempertahankan
sikap dan posisi tubuh secara tepat dan saat berdiri diam (static
balance) atau pada saat melakukan gerakan (dinamic balance).
Menurut Widiastuti (Yohanis Padafani, Dkk 2019:10)
Keseimbangan merupakan kemampuan mempertahankan sikap dan
posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada
saat melakukan gerakan (dynamic balance)
Berdasarkan definisi keseimbangan menurut para ahli di atas,
peneliti menyimpulkan bahwa keseimbangan adalah kemampuan
seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf ototnya, saat
melakukan gerakan yang cepat dengan perubahan letak titik berat
badan yang cepat pula baik dalam keadaan statis ataupun dinamis.
Beberapa kegiatan motorik sehari-hari sangat berkaitan dengan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
7

keseimbangan, oleh karenanya anak sangat perlu di stimulasi


keseimbagan motorik dengan berbagai kegiatan.
b. Macam-macam Keseimbangan
Fenanlampir (2015:165) menyebutkan terdapat dua macam
keseimbangan yaitu keseimbangan statis dan dinamis.
Keseimbangan statis adalah kemampuan mempertahankan keadaan
seimbang dalam keadaan diam, sedangkan keseimbangan dinamis
adalah kemampuan mempertahankan keadaan seimbang dalam
keadaan bergerak, misalnya berlari, berjalan, melambung, dan
sebagainya. Kualitas keseimbangan dinamis bergantung pada
mekanisme dalam saluran semisirkular, persepsi kinestetik, tendon
dan persendian, persepsi visual selama melakukan gerakan, dan
kemampuan koordinasi. Keseimbangan merupakan kemampuan
yang penting karena digunakan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya
berjalan, berlari, sebagian terbesar olahraga dan permainan.
Rahyubi (Luh Ayuning Sundari 2016) menyatakan bahwa
keseimbangan itu dibagi menjadi dua yaitu keseimbangan statis dan
keseimbangan dinamis. Keseimbangan statis adalah kemampuan
mempertahankan posisi tubuh tertentu untuk tidak bergoyang atau
roboh, dapat juga disitilahkan keseimbangan pada tubuh saat tubuh
diam contohnya pada saat berdiri dengan satu kaki. Keseimbangan
dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh untuk
tidak jatuh pada saat bergerak.
Mochamad Sajoto dalam Riska Lasnaida (2016: 15)
membedakan keseimbangan menjadi dua jenis yaitu keseimbangan
statis dan keseimbangan dinamis, keseimbangan statis merupakan
kemampuan tubuh mempertahankan keseimbangan dalam posisi
tetap, misalnya berdiri menggunakan satu kaki. Sedangkan
keseimbangan dinamis merupakan kemampuan memperthanakan
keseimbangan pada waktu melakukan gerak dari satu posisi kearah
lain, misalnya saat berlari dan berjingjit.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
8

Dengan beberapa pendapat di atas mengenai macam-macam


keseimbangan tubuh peneliti menggunakan macam-macam
kesimbangan menurut Fenanlampir yang dapat disimpulkan bahwa
ada dua jenis keseimbangan yang dimiliki atau dilakukan manusia,
yaitu keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis.
Keseimbangan statis merupakan kemampuan mempertahankan
tubuh pada satu titik (tidak berubah) sedangakan keseimbangan
dinamis merupakan kemampuan mempertahankan tubuh ketika
bergerak dari satu titik kenuju titik lainnya.
Melatih keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis
menurut Harsono (1988:164)
1) Keseimbangan Statis
Menurut Harsono (1988: 166) cara lain untuk
mengembangkan kelentukan adalah dengan latihan peregangan
statis (static stretching). Static stretching yang sebenarnya sudah
lama dipraktekan oleh penggemar-penggemar yoga, kini
semakin banyak penganutnya dan banyak dilakukan dalam
program latihan kesegaran jasmani.
Dalam pelatihan Static stretching, pelaku mengambil
sikap sedemikian rupa sehingga meregangkan suatu kelompok
otot tertentu. Sikap berdiri dengan tungkai lurus, badan
dibungkukkan, tangan mencoba menyentuh lantai. Sikap
demikian meregangkan kelompok otot belakang paha. Sikap
tersebut dipertahankan secara statis (tidak digerak-gerakan)
untuk selama beberapa detik.
Para ahli masih berbeda pendapat mengenai masalah
berapa lama sikap statis ini harus dipertahankan. Bompa (1983)
menganjurkan 6-12 detik; pate dan kawan-kawan (1984) 10
detik atau lebih; Katch dan Mc Ardle (1983) menganjurkan 10-
30 detik; Pyke (1980) hanya 5-10 detik; Rink (1985)
menganjurkan 20 sampai 30 detik.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
9

Akan tetapi untuk amanya atau tidaknya antara 20


sampai 30 detik adalah cukup untuk mengembangkan
kelentukan sendi-sendi. Perlu diperhatikan bahwa dalam
melakukan latihan peregangan statis ini harus dihindari
peregangan yang tiba-tiba terlalu jauh (ekstrim) sehingga otot
terasa sakit. Peregangan demikian bisa menyebabkan cabik-
cabik otot, kadang-kadang terlalu harus (microscopic tears)
untuk bisa dilihat oleh mata telanjang.
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam
melakukan latihan peregangan secara statis adalah sebagai
berikut:
a) Regangkan otot secara perlahan-lahan dan tanpa kejutan
b) Segara terasa ada regangan pada otot, berhentilah sebentar;
kemudian lanjutan regangan sampai terasa agak sakit;
berhenti lagi; akhirnya lanjutan regangan sampai sedikit
melewati titik atau limit rasa sakit (go beyond pain), bukan
sampai terasa sakit yang ekstrim. Hal ini sesuai dengan
pendapat Stalling (1982) yang mengatakan bahwa
“...flexibility training requires that the muscles be stretched
beyond its normal length. In passive stretch, stretching until
it hurts...”
c) Pertahankan sikap terakhir ini secara statis untuk selama 20-
30 detik.
d) Seluruh anggota tubuh lainnya tinggal relax, terutama otot-
otok antagonisnya (yang direnggangkan), agar ruang gerak
sendi mampu untuk meregang lebih luas.
e) Bernapaslah terus, jangan menahan napas
f) Selesai mempertahankan sikap statis selama 20-30 detik,
kemudian kesikap semula secara perlahan-lahan, tidak
mengejut, agar ototnya tidak terkontraksi. Sebab kontraksi

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
10

ini akan memberikan kepada otot yang baru kita panjangkan


tersebut rangsangan untuk untuk mendek lagi.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal, latihan static
stretch tersebut dapat dilakukan dalam beberapa repetition,
misalnya 3 repetisi untuk setiap bentuk latihan.
Mengenai masalah metode manakah yang lebih efektif
untuk mengembangkan berjumlah ada kesepakatan yang pasti.
Pate dan kawan-kawan (1984) mengatakan bahwa peregangan
statis sama efektif nya “... but not more effectivethan ballistic
stretch in enhancing joint flexibility”.
Akan tetapi nampaknya peregangan statis mempunyai
keuntungan yang lebih dibandingkan dengan peregangan
dinamis dalam hal:
a) Menghilangkan kemungkinan cidera otot, sendi dan
ligamen.
b) Menghindari rasa sakit otot sehabis latihan berat.
c) Akibat sikap statis yang dipertahankan untuk beberapa
lama, pemanjangan otot lebih dimungkinkan.
d) Selama latihan, otot-otot antagonistik akan relax.
e) Lebih sedikit energi yang dikeluarkan dibanding dengan
metode dinamis.
2) Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan dinamis biasanya dilakukan dengan
menggerak-gerakan tubuh atau anggota tubuh secara ritmis
(berirama) dengan gerakan-gerakan memutar atau memantul-
mantulkan anggota tubuh, sedemikian rupa sehingga otot-otot
terasa teregangkan, dan yang dimaksud ialah untuk secara
bertahap meningkatkan secara progresif ruang gerak sendi-
sendi.
Metode peregangan dinamis telah mendapat kritik dari
beberapa ahli, antara lain De Vries, De Vries (Harsono

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
11

1988:165) mengatakan bahwa peregangan-peregangan yang


kuat dan cepat akan menyebabkan terjadinya refleks-regang
(stretch reflex). “....a rapid, forceful strech is know to evoke the
stretch reflex”. Oleh karena gerakan yang dinamis, refleks ini
yang berfungsi untukmelindungi otot dari cidera akibat
peregangan yang berlebihan (overstreching), akan menyebabkan
otot yang teregang tadi untuk berkontraksi, jadi memendek
kembali. Dan kontraksi ini justru akan menghalangi otot untuk
bisa meregang secara maksimal. Karena itu, dynamic stretch
tidak akan memungkinkan otot untuk meregang secara
maksimal
c. Faktor-faktor Keseimbangan
Samsudin (Riska Lasmaida 2008: 9) mengatakan bahwa
keseimbangan mampu mempertahankan keseimbangan
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor diantaranya:
penglihatan, perabaan dan rangsangan vertibular. Menurut Suyadi
(Riska Lasmaida 2014: 14) otak kecil adalah struktur dua belahan
yang terletak tepat pada bagian belakang otak besar. Suyadi (Riska
Lasmaida 2014: 14) mengatakan bahwa fungsi otak kecil adalah
mengkoordinasi gerakan. Oleh karena itu, otak kacil memegang
kendali atas perintah pada otot. Misalnya pada saat ingin pergi
kesuatu tempat, maka otak akan memerintahakan otot untuk
menggerakkan kakinya untuk berjalan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan menurut
Irfan (Wiwik Citra Pratiwi 2012:43) adalah:
1) Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)
Center of gravity merupakan titik gravitasi yang
terdapat pada semua benda baik benda hidup maupun mati, titik
pusat gravitasi terdapat pada titik tengah benda tersebut. Fungsi
dari Center of gravity adalah untuk mendistribusikan masa
benda secara merata, pada manusia beban tubuh selalu ditopang

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
12

oleh titik ini sehingga tubuh dalam keadaan seimbang. Tetapi


jika terjadi perubahan postur tubuh maka titik pusat gravitasi
pun berubah dan akan menyebabkan gangguan keseimbangan
(unstable). Titik pusat gravitasi selalu berpindah secara
otomatis sesuai dengan arah atau perubahan berat. Jika center
of gravity terletak di dalam dan tepat di tengah maka tubuh
akan seimbang, jika berada diluar tubuh maka tubuh akan
menjadi unstable.
Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan
mendistribusikan massa tubuh secara merata. Bila tubuh selalu
ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang.
Titik berat tubuh manusia terletak kira-kira setinggi sepertiga
bagian atas tulang sacrum, kalau tubuh dalam posisi berdiri
tegak. Semakin rendah atau dekat letak titik berat ini terhadap
bidang tumpu akan semakin mantap atau stabil posisi tubuh.
Pada posisi berbaring titik berat tubuh akan rendah, yakni
letaknya dekat bidang tumpuan, dibandingkan dalam posisi
duduk, berdiri atau melompat ke atas, sehingga posisi tubuh
berbaring akan lebih mantap dibandingkan dengan posisi duduk
atau berdiri. Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu: ketinggian dari titik pusat gravitasi dengan bidang
tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan
bidang tumpu, serta berat badan.
2) Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)
Garis gravitasi (Line Of Gravity) adalah garis imajiner
yang berada vertikal melalui pusat gravitasi. Garis ini adalah
garis vertikal yang melalui titik pusat bidang tumpuan. Garis
ini sering disebut garis gaya gravitasi. Derajat stabilitas tubuh
ditentukan oleh hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi
dengan base of support (bidang tumpu). Semakin dekat letak
garis berat ini dengan titik pusat bidang tumpuan, apalagi

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
13

melaluinya, akan semakin stabil posisi tubuh. Dalam posisi


berdiri garis gravitasi tubuh ini akan melalui pusat graviatsi dan
juga titik pusat bidang tumpuan, olah sebab itu posisi berdiri
tegak lebih stabil dibandingkan dengan posisi badan yang
condong ke depan, belakang atau samping. Letak garis gravitasi
berubah-ubah sesuai dengan bergesernya titik berat ke arah
depan, belakang atau samping. Bila tubuh bagian atas (kepala
dan dada) menjulur ke depan, maka pusat gravitasi tubuh akan
berpindah ke depan dan dengan sendirinya garis gravitasi juga
akan bergeser ke depan. Oleh sebab itu ada usaha dari tubuh
untuk menggeser letak pusat gravitasi dan dengan sendirinya
garis gravitasi tubuh akan bergeser ke belakang atau mendekati
titik pusat bidang tumpuan, caranya dengan menarik bagian
badan lainnya (tungkai atau lengan) ke belakang sehingga
terjadi keseimbangan (Irfan, 2010).
3) Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Base of Support (BOS) merupakan bagian dari tubuh
yang berhubungan dengan permukaan tumpu. Permukaan
tumpu adalah dasar tempat bertumpu atau berpijak tubuh baik
di lantai, tanah, balok, kursi, meja, tali atau tempat lainnya.
Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh
dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik terbentuk dari
luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu,
semakin tinggi stabilitas. Misalnya berdiri dengan kedua kaki
tubuh akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki atau
saat posisi berbaring tubuh dalam posisi stabil atau mantap
dibandingkan dengan posisi duduk atau berdiri. Sebab bidang
tumpu hanya selebar pinggul/pantat dan tungkai (bersila) atau
sebesar kedua telapak kaki saja. Jika berdiri, jalan atau lari
maka bidang tumpunya kecil, hanya seluas telapak kaki.
Apalagi bila sedang melompat, dalam posisi melayang jelas

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
14

tidak ada bidang tumpuan sehingga keseimbangan tubuh akan


goyang atau labil. Semakin luas dan dekat bidang tumpu
dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.
4) Kekuatan otot (Muscle Strength)
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok
otot menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal
baik secara dinamis maupun secara statis. Kekuatan otot dari
kaki, lutut serta pinggul harus cukup kuat untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh saat adanya gaya dari
luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan
kemampuan otot untuk melawan gaya gravitasi serta beban
eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi
posisi tubuh. Kekuatan otot dihasilkan oleh kontraksi otot yang
maksimal. Otot yang kuat merupakan otot yang dapat
berkontraksi dan rileksasi dengan baik, jika otot kuat maka
keseimbangan dan aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan
baik seperti berjalan, lari, bekerja ke kantor dan lain
sebagainya.
5) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Tinggi badan dan berat badan seseorang mencerminkan
proporsi tubuh orang yang bersangkutan. Keadaan ini berkaitan
dengan keseimbangan, benda dengan masa yang lebih besar
mempunyai keseimbangan yang lebih besar dari pada benda
berukuran sama yang lebih ringan. Benda-benda yang berat
lebih kuat menolak pengaruh gaya dari luar dari pada lawan
yang lebih ringan. Terkait dengan tinggi dan pendek atau berat
dan ringannya seseorang, letak titik berat yang mempengaruhi
keseimbangan akan berbeda.
6) Jenis Kelamin
Perbedaan keseimbangan tubuh berdasarkan jenis
kelamin antara pria dan wanita disebabkan oleh adanya

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
15

perbedaan letak titik berat. Pada pria letaknya kira-kira 56%


dari tinggi badannya sedangkan pada wanita letaknya kira-kira
55% dari tinggi badannya. Pada wanita letak titik beratnya
rendah karena panggul dan paha wanita relatif lebih berat dan
tungkainya pendek.
7) Usia
Letak titik berat tubuh berkaitan dengan pertambahan
usia. Pada anak-anak letaknya lebih tinggi karena ukuran
kepala anak relatif lebih besar dari kakinya yang lebih kecil.
Keadaan ini akan berpengaruh pada keseimbangan tubuh,
dimana semakin rendah letak titik berat terhadap bidang tumpu
akan semakin mantap atau stabil posisi tubuh (Aktivitas Fisik
(Kebiasaan Olahraga).
Soemiarti (Riska Lasmaida 2016: 738) mengatakan
bahwa dengan bertambahnya usia, perbandingan antara tubuh
akan berubah. Dengan bertambahnya usia letak grativitas makin
berada di bawah tubuh dengan demikian bagi anak yang makin
berkembangan usianya, keseimbangan tersebut ada pada
tungkai bagian bawah. Gerakan anak prasekolah lebih
terkendali, dan terorganisasi dalam pola-pola seperti
menegakkan tubuh pada posisi berdiri, tangan dapat berjuntai
secara santai, dapat melangkahkan kaki dengan menggerakkan
tungkai dan kaki. Terbentuknya pola dan tingkahlaku ini
memungkinkan anak untuk perespon dalam berbagai situasi.
d. Fisiologi Keseimbangan
Menurut Decaprio (Iin Zuhriyah 2015: 175) keseimbangan
anak usia dini adalah kemampuan untuk mempertahankan
keseimbangan gerakan, tingkah laku, sikap dan konsentrasi otak
ketika melakukan praktik pembelajaran motorik anak. Dalam
pembelajaran motorik, keseimbangan juga bisa dimaknai sebagai
kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
16

tumpu, terutama saat posisi tegak. Selain itu keseimbangan juga


diartikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan gerakan
motorik anak dalam posisi keseimbangan maupun dalam keadaan
statis atau dinamis, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.
Menurut Suherman (Diana Ratna Sari 2018:4)
Keseimbangan (balance) memerlukan integrasi antar syaraf
(intersensory), mengalami peningkatan selama masa anak-anak dan
masa remaja. Saat mengerjakan keseimbangan, anak-anak
mengalami kemajuan sejak penggunaan awal informasi visual
sampai pemanfaatan yang lebih baik atas informasi kinestetik.
Pengalaman-pengalaman motorik tampak memainkan peran yang
penting dalam perkembangan motorik perseptual pada bayi dan anak
usia dini. Baik atau buruknya tingkat keseimbangan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pengalaman gerak
seseorang. Sedangkan fungsi keseimbangan tubuh itu sendiri adalah
untuk mencegah terjadinya cidera, mempermudah melatih teknik,
dan efisiensi gerak dalam meningkatkan prestasi olahraga.
Menurut Carolyn Kisner dan Lynn Allen Colby (Yohanis
Padafani, Dkk 2019: 10-11) Keseimbangan terbentuk melalui 3
proses integrasi dari sensoris, dan output sensoris. Pada system
keseimbangan diperlukan 3 sistem yaitu:
1) Sistem persarafan pada indera yang berfungsi memproses sensori
untuk persepsi melalui visual, vestibular dan somatosensorik
(taktil dan propriosepsi)
2) Sistem muskuloskeletal yang meliputi postural alignmen,
fleksibilitas otot, integritas sendi dan performa otot
3) Sistem lingkungan yakni efek gravitasi, tekanan pada tubuh dan
berbagai gerakan.
Propriosepsi penting dalam menjaga keseimbangan, sebab
propriosepsi mampu memberikan sinyal ke otak mengenai
lingkungan luar yang memungkinkan untuk terjadi perubahan titik

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
17

keseimbangan. Propriosepsi dihasilkan melalui respon secara


stimultan oleh visual, vestibular dan sensorimotor, yang memiliki
peranan penting untuk menjaga kestabilan postural. Sensorimotor
sangat diperhatikan dalam meningkatkan propriosepsi, sebab
informasi yang diterima oleh reseptor saraf untuk meningkatkan
propriosepsi terletak pada ligament, kapsul sendi, tulang rawan dan
geometri tulang yang terlibat dalam struktur sendi.
Sejumlah reseptor, tidak hanya pada sendi, memberi
masukan propriosesi. Propioseptor otot memberi informasi umpan
balik tentang ketegangan dan panjang otot serta akselerasi, sudut dan
arah gerakan. Proprioseptor kulit memberitahu sistem saraf pusat
tentang tekanan yang diterima kulit. Propriseptor yang berada di
telinga dalam dan yang ada di otot leher, memberi informasi
mengenai posisi kepala dan leher sehingga sistem saraf pusat dapat
mengorientasikan kepala dengan benar.
2. Yoga
a. Sejarah Yoga
Sejak lebih dari 500 tahun yang lalu, yoga telah diketahui
sebagai salah satu alternatif pengobatan melalui pernafasan. Awal
mula munculnya yoga diprakarsai oleh Maharsi Patanji, dan menjadi
ajaran yang diikuti banyak kalangan umat Hindu. Tulisan pertama
tentang ajaran Yoga adalah kitab Yoga sutra karya Maharsi
Patanjali, walaupun unsur ajarannya sudah ada jauh sebelum itu.
Ajaran yoga sebenarnya sudah ada di dalam kitab suci
Sruti maupun Smerti, demikian pula dalam Itihasa dan Purana.
Setelah buku-buku Yoga Sutra, muncullah kitab-kitab Bhasya yang
merupakan komentar terhadap karya Patanjali di atas,
diantaranya Bhasya Niti oleh Bhojaraja dan lain-lain. Komentar-
komentar ini menguraikan ajaran Yoga karya Patanjali yang
berbentuk Sutra berupa kalimat pendek dan padat.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
18

Seluruh kitab Yoga Sutra kayra Maharsi Patanjali terbagi


atas 4 bagian yang terdiri dari 194 Sutra. Bagian pertama
disebut Samadhipada, isinya tentang ajaran Yoga, yakni sifat tujuan
dan bentuk ajaran Yoga. Diterangkan pula perubahan-perubahan
pikiran dan pelaksanaan Yoga. Bagian Kedua disebut Sadhanapada,
isinya tentang cara pelaksanaan Yoga seperti cara mencapai
Samadhi, tentang kedukaan, karmaphala dan sebagainya. Bagian
ketiga disebut Vibhutipada, isinya segi bathiniah ajaran Yoga, dan
tentang kekuatan gaib yang diperoleh dalam melaksankan Yoga.
Bagian keempat disebut Kaivalyapada, melukiskan tentang alam
kelepasan dan kenyataan roh yang mengatasi alam duniawi.
Sering kali filsafat Yoga disebut bersama-sama dengan
filsafat Samkhya (Samkhyayoga), karena memang filsafat Yoga
berhubungan erat dengan samkhya, yang terpenting adalah
pelaksanaan ajaran Yoga sebagai jalan memperoleh Vivekajnan,
yaitu pengetahuan untuk membedakan antara yang salah dan yang
benar sebagai kondisi untuk mencapai kelepasan. Hampir semua
filsafat Hindu mengenal ajaran Yoga ini. Ajaran Yoga merupakan
praktek dari ajaran Samkhya dalam kehidupan nyata. Yoga
menerima ajaran Tri Pramana dan Samkhya, juga menerima 25
tattwa Samkhya dengan menempatkan Isvara, disini Isvara
ditempatkan sebagai sumber purusa dan prakrti, walaupun hakekat
purusan sama dengan isvara. Oleh karena itu menampatkan isvara
sebagai sumber kedua prinsip diatas, maka filsafat yoga juga disebut
saisvara samkhya atau saesvara samkhya.
b. Pengertian Yoga
Yoga sering disamakan dengan senam. Anggapan tersebut
tidak sepenuhnya salah, sebab yoga memang induk dari senam serta
berbagai jenis beladiri, tari, musik, nyanyian, bahkan seni bercinta.
Yoga berasal dari bahasa sansekerta “yuj” yang artinya
menghubungkan atau menyatukan Weller (Windo Wiria Dinata

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
19

2015: 84). Secara horizontal berarti menyatukan badan, pikiran, hati,


dan jiwa dalam keselarasan yang alami.
Yoga adalah sebuah aktivitas yang mengarahkan
seseorang untuk berkonsentrasi, mengatur nafas, menenangkan
pikiran, dengan pose-pose tertentu. Yoga dilakukan
berdasarkan rekognisi realistis dari keadaan psikologis
seseorang saat ini Chidananda (Putu Wiryami 2017: 462).
Menurut Ridwan (Wira Waria Dinata 2015: 76) Yoga adalah
suatu mekanisme penyatuan dari tubuh (body), pikiran (mind) dan
jiwa (soul). Yoga mengkombinasikan antara teknik bernapas,
relaksasi dan meditasi serta latihan peregangan (Jain, dalam wimdo
wiria dinata 2015: 77).
Menurut Widagdo (Windo Wiria Dinata 2015: 85) Yoga
merupakan seni olah tubuh yang berasal dari India dan sudah
terkenal di seluruh penjuru dunia dimana tidak hanya dapat
menyembuhkan penyakit, yoga juga dapat memberikan ketenangan
di jiwa akibat stres atau ketidak seimbangan fisik.
Menurut Butzer (2016:4) yoga merupakan sistem holistik
praktek pikiran tubuh untuk kesehatan mental dan fisik yang
biasanya menggabungkan empat komponen utama yaitu postur fisik
atau latihan untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas, latihan
pernapasan untuk meningkatkan fungsi pernapasan, teknik relaksasi
yang mendalam untuk menumbuhkan kemampuan secara fisik dan
mental melepaskan ketegangan dan praktek stres dan mediasi atau
kesadaran untuk meningkatkan kesadaran pikiran tubuh dan
meningkatkan perhatian dan regulasi emosi keterampilan.
Sedangkan menurut Panjali (Elvir apalez Vallejos 264:2015)
yoga merupakan kegiatan untuk menenangkan fikiran dan
mempengaruhi cara kita tidak berfikir, tetapi juga bagaimana kita
berinteraksi dengan dunia.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
20

Berdasarkan definisi yoga menurut para ahli di atas, peneliti


menyimpulkan bahwa pengertian yoga merupakan sebuah aktivitas
yang biasa dilakukan untuk melatih keseimbangan fisik, melatih
konsentrasi, menenangkan pikiran dengan berbagai gerakan-gerakan
yang telah ditentukan.
c. Manfaat yoga
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari yoga, yaitu
melatih keseimbangan tubuh, memperbaiki postur tubuh,
melancarkan aliran darah, mengurangi stress, menambah
kekuatan, dan meningkatkan konsentrasi. Selain dapat dilakukan
pada orang dewasa, Yoga juga bisa diterapkan pada anak.
Penelitian oleh Peck, Bray dan Theodore (Putu Wiryami 2017:
462), mengungkapkan bahwa yoga dapat menjadi alternatif yang
menjamin peningkatkan perilaku positif dan pengganti
intervensi medis pada anak dengan masalah konsentrasi dan
keseimbangan. Metode yoga menjadi pilihan karena mengandung
instruksi yang mudah dipahami, tidak memerlukan banyak material
dan menyenangkan untuk dilakukan.
Yoga secara teratur dapat menstimulasi saraf pada tulang
punggung. Menstabilkan fungsi kerja tubuh, meningkatkan rasa
nyaman, tentram dan bebas stres, memperhalus rasa, memperbaiki
sikap dan perilaku, meningkatkan rasa percaya diri, pola pikir yang
lebih positif dan penghargaan terhadap diri sendiri, memperlambat
proses penuaan diri, meningkatkan daya ingat, fokus terhadap satu
masalah, meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik),
keseimbangan kondisi fisik dan kejiwaan seseorang dalam dirinya
(Muchtar AF dalam Amyeni, 2012: 4).
Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
aktivitas yang padat sering kali menjadi alasan untuk orang tidak
berolah raga. Dan secara otomatis sulit untuk mendapatkan
kesehatan secara holistik, fisik dan psikis. Namun ada baiknya

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
21

meluangkan waktu untuk berolah raga walaupun tidak setiap hari.


Mungkin salah satunya dengan alternatif yang biasa dipilih seperti
yoga. Dengan adanya yoga, anak-anak diberikan metode yang
sangat diperlukan dalam menangani situasi sulit, seperti menghadapi
perubahan tubuh dan tuntutan hidup. Yoga memiliki banyak
manfaat, oleh karena itu yoga dapat dimulai sejak usia dini.
Beberapa manfaat yoga pada anak diantaranya :
1. Membangun fondasi untuk hidup sehat dan sejahtera pada anak.
2. Bermanfaat untuk membantu pertumbuhan mental dan fisik.
3. Anak-anak dapat menggunakan teknik ketenangan yoga saat
mereka berhadapan dengan situasi yang berhubungan dengan
jadwal dan kegiatan yang padat dan mempunyai masalah dengan
teman sekolahnya.
4. Meningkatkan kelenturan, kekuatan, keseimbangan,
fleksibilitas, koordinasi dan kesadaran tubuh.
5. Melatih anak lebih mengenal diri dan kebutuhannya dan mampu
mengendalikan emosinya dengan baik.
6. Meningkatkan konsentrasi anak dalam belajar.
7. Meningkatkan ketenangan dan mengurangi ketegangan pada
dirinya.
8. Membuat anak memiliki kehidupan spiritual yang kuat sesuai
dengan falsafah yoga, yakni selalu mengutamakan alam dan
keseimbangannya.
9. Meningkatkan kepercayaan diri bagi anak.
Berbeda dengan gerakan yoga untuk orang dewasa, gerakan
yoga anak-anak lebih dikreasikan seperti permainan yang atraktif.
Gerakannya biasanya diungkapkan dalam bentuk cerita seperti
dongeng. Latihannya pun didukung dengan iringan musik yang
sesuai jalan cerita.
Biasanya Anak yang berusia minimal lima tahun sudah dapat
mengikuti kelas yoga. Jenis yoga yang diajarkan adalah pose latihan

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
22

atraktif, misalnya dengan melakukan story telling (mendongeng).


Dari dongeng itulah pose-pose akan diajarkan. Misalkan ketika
bercerita tentang kebun binatang. Anak-anak akan diajarkan bergaya
seperti macan, pohon, anjing, gajah, ular cobra.
Anak tidak diharuskan bersikap yoga sempurna karena
struktur tulangnya masih belum kuat untuk melakukan pose normal.
Pose yang sempurna baru akan diajarkan pada usia sembilan tahun
ke atas, dimana kondisi tubuhnya sudah siap.
Frekuensi latihan untuk anak - anak disarankan berlatih
yoga sebanyak dua sampai tiga kali seminggu. Bagi anak untuk
usia 4-8 tahun cukup 30 menit sekali.
d. Yoga dan Olahraga
Yoga merupakan bagian dari olah raga sebab yoga memang
induk dari senam. Yoga bisa dikatakan olah raga karena yoga
mempunyai tujuan untuk melatih tubuh tidak secara jasmani saja
tetapi juga secara rohani. Yoga untuk melatih keseimbangan tidak
bisa hanya dilakukan 1 kali saja, tetapi harus beberapa kali untuk
melihat peningkatannya. Menurut bompa (harsono 1988:105)
menyarankan untuk meningkatkan beban latihan menggunakan
sistem the step type approach atau sistem tangga.

Gambar 1. Penambahan beban latihan secara bertahap


merutut Bompa (harsono:105)

Setiap garis vertikal menujukan perubahan (penambahan)


beban, sedangkan setiap garis horizontal adalah fase adaptasi
terhadap beban yang baru. Beban latihan pada tiga tangga (cycle)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
23

pertama tingkatkan secara bertahap. Pada cycle ke empat beban


diturunkan (ini adalah yang disebut unloading phase), yang
maksudnya adalah untuk memberi kesempatan kepada organisme
tubuh untuk melakukan regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar
atlit dapat “mengumpulkan tenaga” atau mengakumulasi cadangan-
cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan bebam latihan
yang lebih berat lagi ditangga-tangga ke 5-6. Setiap tangga disebut
micro cycle. Sedangkan jumlah setiap tiga tangga seperti dalam
contoh diatas disebut micro-cycle, setiap micro-cycle selalu
didahului oleh fase regenerasi atau unloading fase.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan untuk


melatih keseimbangan yoga tidak bisa dilakukan cukup dengan
satu kali saja tetapi harus ada penambahan beban latihan untuk
melihat perkembangannya sebelum diberikan kegiatan senam yoga
sama sesudah diberikan kegiatan senam yoga.

e. Gerakan Yoga Untuk Melatih Keseimbangan Anak


Dalam penelitian ini gerakan yang digunanakan untuk
melatih keseimbangan anak usia dini yaitu gerakan surya namaskara
menurut William & Shellenbeger (Kadek Aria Prima 2018: 71-74)
yang terdiri dari 12 gerakan yaitu:
1) Pranamasana (Sikap Berdoa)
Berdiri tegak dengan kedua kaki dibuka satu kali lebar
bahu. Kedua telapak tangan diletakkan secara bersamaan di
depan dada. Kendorkan seluruh tubuh, Pandangan lurus ke
depan.
Nafas: Secara perlahan nafas dihembuskan.
Manfaatnya: Membentuk suatu keadaan konsentrasi dan
ketenangan dalam persiapan untuk melakukan latihan dan
menghadapi alam semesta (Saraswati, dalam Kadek Aria Prima
2018: 72). Pada gerakan ini anak dikondisikan untuk

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
24

berkonsetrasi, sehingga focus untuk mengikuti kegiatan dan


dapat mengikuti instruksi yang diberikan oleh guru atau
fasilitator.
2) Hasta Uttanasana (Sikap Kedua Lengan Terangkat)
Angkat kedua lengan diatas kepala. Kedua lengan
direnggangkan menurut lebar bahu masing-masing, kedua
telapak tangan bisa disatukan atau dihadapkan keatas. Tekuk
kepala dan tubuh bagian atas ke belakang, pandang sejauh
mungkin ke belakang. Pinggul sedikit diangkat keatas.
Nafas: Tarik nafas ketika mengangkat tangan keatas.
Manfaat: Merenggangkan isi rongga perut,
menghilangkan kelebihan lemak, dan memperbaiki pencernaan.
Melatih otot-otot lengan dan bahu, menyelaraskan urat-urat
syaraf, tulang belakang, dan membuka seluruh bilik paru-paru
(Saraswati, dalam Kadek Aria Prima 2018: 72) Poin observasi
atau indikator yang dapat diamati adalah badan bergoyang, kaki
bergeser, postur dan mimik wajah.
3) Padahastasana (Sikap tangan sampai kaki)
Membungkuk ke depan sampai jari-jari tangan atau
kedua tangan menyentuh tanah pada tiap sisi atau di depan kedua
kaki. Coba untuk mencium lutut. Kedua lutut tetap lurus tanpa
ditekuk, dan konsentrasikan pandangan pada lutut.
Nafas: Hembuskan nafas selama membungkuk kedepan.
Manfaat: Dapat melenyapkan atau mencegah sakit perut
dan juga berbagai penyakit perut lainnya. Mengurangi kelebihan
lemak pada daerah perut, memperbaiki pencernaan, melancarkan
peredaran darah. Membuat tulang belakang menjadi lemas
(Saraswati, dalam Kadek Aria Prima 2018: 72). Poin observasi
ada pada lengan bergerak dari axial tubuh searah gerakan kepala
serta gangguan keseimbangan.
4) Asva Sancalanasana (Sikap menunggang kuda)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
25

Letakkan kedua tangan pada kedua sisi kaki, tekuk lutut


kaki kanan sambil melempar kaki yang sebelah kiri sejauh
mungkin ke belakang. Jempol dan lutut kaki kiri menyentuh
lantai, jari kaki kiri ditekuk. Panggul dicondongkan ke depan,
lengkungkan tulang belakang dan menengadah. Tubuh dalam
keadaan seimbang.
Nafas: Tarik nafas ketika merentangkan kaki kiri ke
belakang dan mendongak keatas.
Manfaat: Memijat organ-organ perut dan memperbaiki
fungsinya. Otot-otot kaki akan diperkuat. Keseimbangan urat
syaraf akan tercapai (Saraswati, dalam Kadek Aria Prima 2018:
72). Poin observasi atau ondikator yang dapat diamati adalah
badan bergoyang, badan bertumpu pada telapak tangan, gerakan
koordinatif antara kaki dan tangan, keseimbangan, kaki bergeser,
postur dan mimik wajah.
5) Parvatasana (Sikap gunung)
Kaki kanan diletakkan dibelakang dan berdampingan
dengan kaki kiri. Perlahan angkat pantat keatas sedikit demi
sedikit dan rendahkan posisi kepala dan letakkan diantara kedua
lengan, sehingga tubuh membentuk segitiga dengan lantai.
Letakkan tumit pada lantai pandangan diarahkan ke lutut
lehernya dilipat kedalam.
Nafas: Nafas dihembuskan selama meluruskan kaki dan
membungkukan tubuh.
Manfaat: Menguatkan syaraf dan otot-otot pada kedua
lengan dan kaki. Melenturkan tulang belakang, pada arah yang
berlawanan menuju sikap sebelumnya dan lebih jauh membantu
membuatnya lemas. Menyelaraskan urat syaraf tulang belakang
dan melancarka peredaran serta meningkatkan konsentrasi
(Saraswati, dalam Kadek Aria Prima (2018: 73) Poin observasi
atau indikator yang dapat diamati adalah badan bergoyang,

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
26

badan bertumpu pada telapak tangan, serta telapak kaki,


keseimbangan, kaki bergeser, postur dan mimik wajah.
6) Astangga Namaskara (Pemberi hormat dengan 8 anggota badan)
Tekuk lutut kelantai, letakkan dada dan dagu kelantai,
pertahankan agar pantat tetap berada diatas. Kedua tangan, dagu,
dada, lutut dan jari kaki menyentuh lantai serta tulang belakang
dilengkungkan.
Nafas: Nafas tetap dalam penghembusan seperti
parvatasana hanya pada tahap ini penarikan nafas dan
penghembusan nafas berubah bergantian.
Manfaat: Menguatkan otot kaki dan lengan serta
memperkuat otot dada beserta perut (Saraswati, dalam Kadek
Aria Prima 2018: 73). Poin observasi atau indikator yang dapat
diamati adalah badan bertumpu pada telapak tangan, serta lutut,
keseimbangan, postur dan mimik wajah.
7) Bhujangasana (Sikap ular kobra)
Rendahkan pinggul sementara mendorong dada kedepan
dan keatas dengan bertumpu pada lengan, sampai tulang
belakang melengkung kedua kaki dibelakang jangan dilipat atau
diluruskan kedepan dan kepala didongakkan keatas. Kaki dan
perut bagian bawah tetap berada dilantai dan lengan menyokong
tubuh.
Nafas: Tarik nafas ketika mendongakkan kepala keatas
dan membuka rongga dada ketika melengkungkan tulang
belakang.
Manfaat: Perut ditekan, membantu menekan darah yang
berhenti dari organ-organ perut dan mendorong aliran darah.
segar. Sikap ini sangat bermanfaat bagi semua penyakit perut,
termasuk ketidak mampuan mencerna dan sembelit.
Melengkungkan punggung melatih tulang belakang, membuat
otot-otot lemas dan meningkatkan konsentrasi (Saraswati, dalam

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
27

Kadek Aria Prima 2018: 73). Poin observasi atau indikator yang
dapat diamati adalah badan bertumpu pada telapak tangan,
keseimbangan, postur dan mimik wajah.
8) Parvatasana (Sikap gunung)
Posisi ini mengulang posisi 5. Pertahankan agar lengan
dan lutut lurus. Sementara menggunakan bahu sebagai titik
putar, angkat pantat dan turunkan kepala lipat lehernya,
pandangan kelutut (Saraswati, dalam Kadek Aria Prima 2018:
74). Poin observasi atau indikator yang dapat diamati adalah
badan bergoyang, badan bertumpu pada telapak tangan, serta
telapak kaki, keseimbangan, kaki bergeser, postur dan mimik
wajah.
9) Asva Sancalanasana (Sikap menunggang kuda)
Posisi ini mengulang posisi 4. Tarik kaki kanan kedepan,
dan letakkan kaki kanannya tepat ditengah-tengah kedua tangan.
Secara perlahan letakkan lutut kiri kelantai dan dorong panggul
kedepan. Lengkungkan tulang belakang dan pandang sejauh
mungkin ke belakang (Saraswati, dalam Kadek Aria Prima
(2018: 74). Poin observasi atau ondikator yang dapat diamati
adalah badan bergoyang, badan bertumpu pada telapak tangan,
gerakan koordinatif antara kaki dan tangan, keseimbangan, kaki
bergeser, postur dan mimik wajah.
10) Padahastasana (Sikap tangan sampai kaki)
Posisi ini mengulang posisi 3. Letakkan kaki kiri sejajar
dengan kaki kanan dan luruskan, tekuk kedepan dan naikan
pantat saat kepala diletakkan pada lutut. Kedua tangan tetap
diletakkan disamping kaki (Saraswati, dalam Kadek Aria Prima
(2018: 74). Poin observasi ada pada lengan bergerak dari axial
tubuh searah gerakan kepala serta gangguan keseimbangan.
11) Hasta Uttanasana (Sikap kedua lengan terangkat)

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
28

Posisi ini mengulang posisi 2. Angkat atau jantaikan


tangan diatas kepala. Kedua tangan bisa disatukan atau telapak
tangannya dihadapkan keatas. Lengkungkan punggung dan
angkat sedikit pinggulnya (Saraswati, dalam Kadek Aria Prima
(2018: 74). Poin observasi atau indikator yang dapat diamati
adalah badan bergoyang, kaki bergeser, postur dan mimik wajah.
12) Pranamasana (Sikap berdoa)
Posisi ini mengulang posisi 1. Turunkan kedua tanggan
dan cakupkan kedua tangan di depan dada (Saraswati, dalam
Kadek Aria Prima (2018: 74).
3. Yoga Untuk Melatih Kemampuan Keseimbangan Tubuh Anak Usia
Dini
Sebuah elemen penting dari yoga pada usia berapa pun menjadi
sadar bahwa tubuh seseorang saat bernapas melalui setiap gerakan.
Penelitian menunjukkan bahwa sebagai anak-anak mendapatkan teknik
pernapasan saat yoga, kemampuan mereka untuk mengatur diri sendiri
meningkat Razza, dkk (Kenya Wolff, dkk 2019: 2). Kemampuan untuk
fokus ke dalam dan menjadi sadar tubuh seseorang selama yoga
menyediakan program bagi anak-anak untuk mendapatkan kontrol atas
tubuh mereka sendiri dan menavigasi keseimbangan tubuh dalam
kehidup sehari-hari Hagen & Nayar, (Kenya Wolff, dkk 2019: 2). Ketika
anak-anak disediakan setiap hari atau praktek yoga mingguan,
memungkinkan mereka untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari
selama yoga dengan keadaan sehari-hari yang memerlukan regulasi
emosional, sosial, dan fisik. Sebagai contoh, seorang anak yang belajar
bagaimana menyeimbangkan tubuh dalam pose pohon harus mampu
menyaring gangguan, sensasi internalisasi, dan menyesuaikan tubuh
mereka agar seimbang. Proses yang sama dapat dimanfaatkan oleh anak-
anak ketika mereka menghadapi situasi stres di sekolah dengan
mengakui isyarat eksternal yang menyebabkan frustrasi dan kemudian
menerapkan teknik belajar bantuan dalam menjaga kestabilan emosi.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
29

Memperoleh keterampilan self-regulation ini di usia muda sangat


penting untuk kesiapan sekolah dan juga telah dikaitkan dengan
keberhasilan akademis Raver, (Kenya Wolff, dkk 2019: 2).
Dari penejelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan
yoga dapat dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan tubuh anak,
menghilangkan stres dengan berbagai kegiatan anak ketika disekolah,
dengan cara melakukan yoga mingguan dengan menggunakan gerakan-
gerakan dasar yoga seperti menirukan gerakan pohon.
B. Penelitian Relevan
Untuk melengkapi dan membantu dalam mempersiapkan penelitian
ini, peneliti mencari bahan-bahan penelitian yang ada dan relevan dengan
penelitian yang akan diteliti. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
ini diperlukan guna mendukung kajian teoritik yang dikemukakan, sehingga
dapat digunakan sebagai landasan pada penyusunan kerangka berfikir.
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :
1. Penelitian dengan judul :”Investigating Early Childhood Teachers’
Perceptions of a Preschool Yoga Program” oleh Kenya Wolff and
Alicia Stapp pada tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu metode penelitian studi kasus kualitatif yang bertujuan untuk
menyelidiki persepsi guru tentang yoga dalam pengaruran prasekolah.
Hasilnya berdasarkan temuan yang muncul dalam analisis, empat tema
yang paling menonjol untuk diskusi perspektif guru yoga anak-anak
yaitu: guru prasangka pengertian mengenai yoga versus realitas
berpengalaman, manfaat fisik, self peraturan dan prilaku manfaat, dan
koneksi kurikulum.
2. Penelitian dengan judul :”pengaruh usia dan latihan keseimbangan
terhadap kemampuan motorik kasar anak tunagrahita kelas bawah” oleh
Arif Rohman Hakim, Dkk pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh latihan keseimbangan terhadap
kemampuan motorik kasar pada anak tunagrahita. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hasilnya

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
30

berdasarkan temuan yang muncul secara statistik usia dan latihan


keseimbangan tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan
motorik kasar anak tunagrahita. Walaupun demikian terdapat
peningkatan kemampuan motorik kasar anak tunagrahita sebelum dan
sesudah deberikan latihan keseimbangan menggunakan latihan garis
lurus dan latihan papan titian.
3. Penelitian dengan judul: “Pengaruh Yoga Terhadap Kemampuan
Konsentrasi Belajar Anak SD Negeri Di Denpasar” oleh Putu Wiryami
dan Supriadi pada tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian yaitu metode penelitian eksperimen yang bersifat
kuasi-eksperimen. Hasilnya berdasarkan temuan yang muncul
membuktikan bahwa yoga pada penelitian ini dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok laki-laki dan kelompok perempuan, peneliti
ingin membuktikan bahwa yoga pada kelompok eksperimen lebih
berpengaruh pada subyek perempuan dibandingkan dengan subyek laki-
laki.
4. Penelitian dengan judul: “meningkatkan keseimbangan dinamis melalui
berjalan di atas garis lurus di TK A ABA krajan Yogyakarta” oleh
Riska Lasmaida pada tahun 2016. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu metode penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek
dalam penelitian ini adalah anak kelompok A1 di TK ABA Krajan
Yogyakarta dengan jumlah sebanyak 28 orang, perempuan berjumlah
12 anak dan laki-laki berjumlah 16 anak. Hasil dari temuan yang
muncul dalam penelitian ini yaitu kemampuan latihan keseimbangan
dinamis telah meningkat dan telah mencapai target tingkat
keseimbangan yaitu 80%.
5. Penelitian dengan judul: “model permainan keseimbangan untuk anak
berkebutuhan khusus (autisme) usia 6-10 tahun” oleh Yohanis Padafani
pada tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
model pengembangan Borg and Gall. Hasil dari temuan yang muncul
dalam penelitian ini bahwa model permainan keseimbangan yang

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
31

diberikan kepada anak berkebutuhan khusus (autisme) efektif terhadap


peningkatan keseimbangan.
6. Penelitian dengan judul: “menurunkan tekanan darah pada lansia
melalui senam yoga” oleh windo waria dinata pada tahun 2015.
7. Penelitian dengan judul: “peningkatan keseimbangan tubuh melalui
berjalan diatas versa disc pada anak kelompok B PAUD taman Belia
candi Semarang” oleh Wiwik Chitra Pratiwi dan Muniroh Munawar
pada tahun 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan subjek penelitiannya
yaitu siswa dan guru PAUD Taman Belia Candi Semarang, siswa yang
menjadi subjek penelitian ini yaitu siswa kelompok B berjumlah 22
anak, perempuan 10 anak dan laki-laki 12 anak, sementara itu guru
menjadi subjek pelaku tindakan ini. Hasil dari temuan yang muncul dari
penelitian ini adalah kondisi awal yang diamati oleh peneliti ternyata
ditemukan bahwa anak-anak Kelompok B PAUD Taman Belia Candi
Semarang memiliki tingkat keseimbangan tubuh yang masih rendah.
Dibuktikan dengan hasil tes keseimbangan sebelumnya (melalui tes
Romberg dan tes One Leg Stand) yang dilakukan sebagai assessment
menghasilkan data 80% anak mengalami gangguan keseimbangan.
8. Penelitian dengan judul: “ peningkatan kemampuan motorik kasar anak
melalui bermain sambil beryoga di TK Darul Falah Padang” oleh
Amyeni pada tahun 2012. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan subjek
peneltiannya yaitu kelompok B1, B2, B3, dan B4 TK Darul Falah
Padang. Hasil dari temuan yang muncul dari penelitian ini terlihat
peningkatan motorik kasar anak pada siklus II, sudah mengalami
peningkatan, dan sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM).
9. Penelitian dengan judul: “upaya meningkatkan kemampuan motorik
kasar keseimbangan tubuh anak melalui permainan tradisional engklek
di kelompok B Tunas Rimba II Tahun Ajaran 2014/2015” oleh Yhana

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
32

Pratiwi dan M. Kristanto pada tahun 2014. Metode penelitian yang


digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), dengan subjek penelitian yaitu anak Kelompok B yang
berjumlah 25 anak, terdiri dari 7 anak laki-laki dan 18 anak perempuan.
Hasil temuan yang muncul dalam penelitian ini yaitu permainan
tradisional engklek ini dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar
keseimbangan tubuh anak di kelompok B TK Tunas Rimba II
Semarang tahun pelajaran 2014/2015.
10. Penelitian dengan judul: “Gerakan Surya Namaskar Sebagai Metode
Penapisan Dasar Anak Usia Dini” oleh Kadek Aria Prima, Dewi PF
pada tahun 2018.
Berdasarkan kajian yang ditemukan peneliti, banyak penelitian yang
sudah dilakukan penelitian mengenai yoga, terutama penelitian yoga untuk
orang dewasa, dan masih jarang penelitian yoga untuk anak usia dini apa
lagi penelitian tentang yoga untuk melatih keseimbangan maka dari itu ada
unsur judul, teori, metode, subjek/responden, dan hasil yang berbeda dengan
penelitian sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa penelitian ini memiliki
keaslian dalam hal judul, teori, subjek/responden dan hasil.
C. Kerangka Berfikir
Kemampuan keseimbangan anak usia dini merupakan hal yang
sangat penting bagi anak. Perkembangan motorik kasar keseimbangan ini
dapat mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Maka dari itu agar
perkembangan motorik kasar keseimbangan anak usia 5-6 tahun dapat
berkembang sacara optimal dibutuhkan pemilihan metode pembelajaran
yang tepat untuk merangsang perkembangan motorik kasar keseimbangan
anak, salah satunya adalah dengan senam yoga. Senam yoga memberikan
pengalaman gerak secara langsung kepada anak sehingga anak dapat belajar
gerak dengan mudah dan mendapatkan keterampilan motorik kasar yang
baik seperti keseimbangan, kelenturan, kelincahan, dan koordinasi. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa senam yoga dapat meningkatkan
kemampuan keterampilan keseimbangan pada anak. Berdasarkan paparan di

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-
-
-
www.lib.umtas.ac.id
33

atas, maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
diagram sebagai berikut:

PERMASALAHAN

PRETEST PERLAKUAN POSTTEST

Kegiatan stork Kegiatan stork


stand dan Kegiatan stand dan
modifikasi bass tes senam yoga modifikasi bass tes

Terdapat Peningkatan
Kemampuan Keseimbangan
Tubuh Anak Usia Dini Setelah
Diberi Perlakuan Kegiatan
Senam Yoga

Diagram 1. Kerangka Berfikir Penelitian


D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 = tidak terdapat peningkatan kemampuan keseimbangan tubuh
sebalum dan sesudah dilakukan kegiatan yoga untuk anak usia dini.
Ha = terdapat peningkatan kemampuan keseimbangan tubuh sebelum
dan sesudah dilakukan kegiatan yoga anak usia dini.

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya


-
-

Anda mungkin juga menyukai