Anda di halaman 1dari 15

makalah hadis tarbawi tentang urgensi menuntut ilmu

HADIST TARBAWY TENTANG

URGENSI MENUNTUT ILMU

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadist Tarbawy

Semester Empat Di STIT Raden Santri Gresik

Dosen Pembimbing :

H. Achmad Syafi’i, Lc.

Di susun oleh :

1. Intan Su’udiyah

2. Mira Istiqomah

3. Nailiyatul Mu’awanah

4. Nur Robi’ah
5. Siti Hassana

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)

RADEN SANTRI GRESIK

2011

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya untuk Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah Nya, kami dapat
menyelesaikan Makalah Hadist Tarbawi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan alam, yakni Nabi besar Muhammad SAW, dengan
mengucapkan“Allahumma shali’ala Muhammad Wa’ala alihi Muhammad”, yang mana
berkat ketekunan dan keuletan beliau yang telah membawa kita dari alam kebodohan sampai
ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat sekarang ini. Penulis merasa
perlu mengangkat judul makalah “Hadist Tarbawy Tentang Urgensi Menuntut
Ilmu” dikarenakan masih banyaknya umat Islam yang mengganggap remeh mengenai ilmu.
Padahal ilmu itu sangatlah penting bagi kesejahteraan umat manusia. Untuk itu dengan
menghadirkan makalah ini, semoga orang – orang yang menganggap remeh ilmu tersebut
paham akan pentingnya sebuah ilmu. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan oleh penulis untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i

Kata Pengantar..........................................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN MATERI

2.1 Hadist tentang hukum menuntut ilmu...........................................3

2.1.1 Bunyi hadist tentang hukum menuntut ilmu.........................3

2.1.2 Tafsir mufrodat hadist tentang hukum menuntut ilmu.........3

2.1.3 Sabab wurudz hadist tentang hukum menuntut ilmu............3

2.1.4 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain......................4

2.1.5 Kesimpulan hadist tentang hukum menuntut ilmu...............4

2.2 Hadist tentang anjuran menjaga ilmu.............................................5

2.2.1 Bunyi hadist tentang anjuran menjaga ilmu..........................5

2.2.2 Tafsir mufrodat hadist tentang anjuran menjaga ilmu..........5

2.2.3 Sabab wurudz hadist tentang anjuran menjaga ilmu.............5

2.2.4 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain......................6

2.2.5 Kesimpulan hadist tentang anjuran menjaga ilmu.................7

2.3 Hadist tentang keutamaan menuntut ilmu.....................................7

2.3.1. Bunyi hadist tentang keutamaan menuntut ilmu..................7

2.3.2. Tafsir mufrodat hadist tentang keutamaan menuntut ilmu 7

2.3.3. Sabab wurudz hadist tentang keutamaan menuntut ilmu 8


2.3.4. Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain.....................8

2.3.5. Kesimpulan hadist tentang keutamaan menuntut ilmu.........9

2.4 Hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan............................9

2.4.1. Bunyi hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan..........9

2.4.2. Tafsir mufrodat hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan 9

2.4.3. Sabab wurudz hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan 10

2.4.4. Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain...................10

2.4.5. Kesimpulan hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan 11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan..................................................................................13

3.2 Saran.............................................................................................13

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya
menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi hamba Allah yang beriman dan
beramal shaleh, dengan ilmu pula manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah
berikan kepadanya. Dengan demikian , manusia juga mampu menjadi hambaNya yang
bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.

Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia tidak hanya disisi
manusia, tetapi juga disisi Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam
Q.S. Al-Mujadilah : 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman
diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Oleh
karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi kehidupan dunia
maupun akhirat.

Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan penafsiran – penafsiran tentang
hadist-hadist tarbawy mengenai pentingya menuntut ilmu dalam perspektif Islam,
diantaranya hadist-hadist tentang hukum menuntut ilmu, hadist tentang anjuran menjaga
ilmu, hadist tentang keutamaan menuntut ilmu, dan hadist tentang peran ilmu dalam
pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang makalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan :

1. Bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist ?

2. Bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist ?

3. Apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist ?

4. Bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana hukum menuntut ilmu menurut hadist

2. Untuk mengetahui bagaimana anjuran menjaga ilmu menurut hadist

3. Untuk mengetahui apa keutamaan menuntut ilmu menurut hadist


4. Untuk mengetahui bagaimana peran ilmu dalam pendidikan menurut hadist ?
BAB II

PEMBAHASAN MATERI

2.1 Hadist tentang hukum menuntut ilmu

2.1.1 Bunyi hadist tentang hukum menuntut ilmu

‫ ْلل‬Kُ‫ق ِّلك و ِد ا‬Kَ‫ ْليك و ِر َك ا ُم‬Kُ‫ ْلل َ ا ُكك ا ُم ُ ْلسك و ِل َو و ِضك ا و َغ‬Kُ‫ ْلل و ِع‬Kُ‫طل و ِب ا‬ َ َ : ‫ ْلي َسَّىل َم‬Kُ‫َو قَ ال َر ا ُس َصَّىل ا َعَل‬
‫ ْلي و ِر‬Kُ‫نكال و ِز‬K‫َ َخ‬ ‫ ْنل ك َا ُ ْلهو ِلك و ِه‬Kُ‫ ْلك و ِم ِع‬Kُ‫ ْلل و ِع‬Kُ‫علا ِّل و ٍم َو ُع ا‬
َ ‫ ْلي َض ع ٌة‬Kُ‫و ِم َف و ِر‬ ‫َل ُ ْلو ا ُل ا ا ى ا ا ُله و ِه َو‬
‫َد‬ ‫ى‬ ‫ُله‬
‫ )رواه ابن‬.‫ ْلل َج ُ ْلو َه َر َو ُّلل َو ال ىَّذ َه َب‬Kُ‫)ا‬
‫ُ ْلؤا ُل َؤ‬
Artinya : ‫مجاله‬
“dan Rosulullah Saw. Telah bersabda : Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan
orang yang meletakkan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya (orang yang enggan untuk
menerimanya dan orang yang menertawakan ilmu agama) seperti orang yang mengalungi
beberapa babi dengan beberapa permata, dan emas. (H.R. Ibnu Majah,Al-Baihaqi,Anas bin
Malik dan lain lain serta Al-Mundiri 28/1)

2.1.2 Tafsir mufrodat hadist tentang hukum menuntut ilmu

‫ووضع ال علم عند‬ : dan orang yang meletakkan ilmu, maksudnya orang yang menempatkan ilmu
‫غير اهله‬ : kepada orang yang bukan ahlinya, orang yang bukan faknya
‫كمقلد الخنلازير‬
: seperti babi yang dikalungi emas( sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan
dan akhirnya tidak ada gunanya )

2.1.3 Sabab wurudz tentang hukum menuntut ilmu

Tidak ada

2.1.4 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain

Hadist tersebut merupakan penjelasan tentang hukum mencari ilmu bagi setiap orang Islam
laki laki maupun perempuan, yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan lain lain.
Akan tetapi hadist tersebut diberi tanda lemah oleh imam Syuyuti.[1]

Adapun hukum menuntut ilmu menurut hadist tersebut adalah wajib. Karena melihat betapa
pentingnya ilmu dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Manusia tidak akan bisa menjalani
kehidupan ini tanpa mempunyai ilmu. Bahkan dalam kitab taklimul muta’allim dijelaskan
bahwa yang menjadikan manusia memiliki kelebihan diantara makhluk – makhluk Allah
yang lain adalah karena manusia memilki ilmu.[2]
Dan janganlah memberikan ilmu kepada orang yang enggan menerimanya, karena orang
yang enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk mengamalkan ilmu itu bahkan mereka
akan menertawakannya.[3]

Dalam hadist lain juga telah disebutkan bahwa :

Artinya : ‫ )رواه مسلم‬0 ‫)اطلب العلم من المحد الا ى ا لهد‬

“Carilah ilmu dari buaian sampai liang lahat” (H. R. Muslim)

2.1.5 Kesimpulan hadist tentang hukum menuntut ilmu

Hadist ini berisi kesimpulan bahwa :

1. Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim

2. Jangan memberikan ilmu agama kepada orang yang enggan menerima ilmu

2.2 Hadist tentang anjuran menjaga ilmu

2.2.1 Bunyi hadist tentang anjuran menjaga ilmu

‫تزاعلا ينتزعه من النالس و لكن‬K ‫ ان اهلل و يقبض العلم ان‬:‫ يقول‬.‫م‬.‫ سمعت رسول اهلل ص‬:‫حديث عبد اهلل بن عمر بن العالص رضي اهلل عنه قلال‬
‫يقبض العلم قب بض العلمالء حتا ى اذا لم يترك عاللملا اتخذ ا نل الس رءوسال جهلال فسئلو أف فتو بغير علكم فضكلو و )اضلو )متفق عليه‬

Artinya :

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash. Katanya : aku pernah mendengar Rosulullah
bersabda : Allah tidak mengambil ilmu islam itu dengan cara mencabutnya dari manusia
sebaliknya Allah mengambilnya dengan mengambil para ulama sehingga tidak tertinggal
walaupun seorang. Manusia melantik orang jahil menjadi pemimpin, menyebabkan apabila
mereka ditanya mereka memberi fatwa tanpa berdasarkan kepada ilmu pengetahuan ,
akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain pula (H.R. Bukhori – Muslim )

2.2.2 Tafsir mufrodat hadist tentang anjuran menjaga ilmu

‫ا العلم يقبض ل‬K‫انتزاعك ل‬ : Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan mencabutnya
dengan maksud mencabutnya dari hati sanubari manusia

‫ عاللملا يترك لم اذا ى حتا‬: sehingga Allah tidak menyisakan orang alim seorangpun,
maksudnya
orang yang berilmu meninggal dan yang tersisa hanyalah orang-orang bodoh
‫علم بغير فلافتو‬ : mereka memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan

2.2.3 Sabab wurudz hadist tentang anjuran menjaga ilmu

Tidak ada

2.2.4 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain

Rosulullah mengucapkan hadist ini pada saat Haji Wada’. Sebagaimana hadist yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabrani dari hadist Abu Umamah bahwa pada saat haji Wada’
Nabi bersabda : “Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya ilmu”.

Arabi berkata “Bagaimanakah cara ilmu itu datang dan dimusnahkan? Beliau bersabda :
“Punahnya ilmu itu dengan punahnya para ulama ( orang yang menguasai ilmu)”

Hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, dan
peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar – benar
mengetahui dan larangan bagi orang-orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa
berdasarkan ilmu pengetahuan. Hadist ini juga dijadikan alasan oleh para ulama bahwa pada
zaman sekarang ini tidak ada lagi seorang mujtahid.[4]

Dalam hadist lain juga disebutkan anjuran untuk memelihara ilmu pengetahuan, diantaranya
yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim :

‫ا ى خفت دروس العلم و ذهب‬K K‫ه فالن‬K ‫ فالكتب‬.‫م‬.‫ول اهلل ص‬K ‫ديث رس‬K ‫ انظر مال كلان من ح‬:‫زم‬K‫ر ابن ح‬K ‫ا ى بك‬K K ‫ز الا ى اب‬K K‫د العزي‬K K‫و كتب عمر بن عب‬
‫ )متفق عليه‬.‫ا ى )يكون سرا‬K‫ حكت‬K‫ ل يهلكك‬K‫ن العلكم‬K‫ فكأ‬.K‫ ل يعلكم‬K‫ و التجلس حتا ى يعلم مكن‬.‫ و التفشو العلم‬.‫م‬.‫ و ل قت بل ال حديث النبي ص‬.‫العلمآء‬

Artinya :

Umar bin Abdul aziz menulis surat kepada Abu bakr bin Hazm” kumpulkan hadist – hadist
Nabi yang kau temukan dan tulislah, aku khawatir akan hilangnya ilmu dan perginya para
ulama (meninggal)janganlah engkau terima selain hadist Nabi. Pelajarilah ilmu dengan
seksama sampai mengetahui sesuatu yang tidak diketahui,ilmu tidak akan rusak kecuali
setelah menjadi rahasia (H.R. Bukhori-Muslim)[5]

2.2.5 Kesimpulan hadist tentang anjuran menjaga ilmu

Hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, dan
peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar – benar
mengetahui dan larangan bagi orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu
pengetahuan.

2.3 Hadits tentang keutamaan menuntut ilmu


2.3.1 Bunyi hadist tentang keutamaan menuntut ilmu

‫َطريق الً إلا ى ال‬ ‫ت و ِم ا و ِعل م َس َّىه َل اهلل‬Kَ‫ و َم ََس َطريق الً َيل‬.......
‫َّن و ِة‬K‫َجى‬ ‫َل ا ُه و ِب و ِه‬ ، ً‫ال‬ ‫ُس و ِفيه‬ ‫ُ ْلن ل‬
‫َك‬

‘an abii hurairatarodiallahuanhu ‘annarasullullahu sallallahu’alaihi wa sallama qhola;


Wamansalaka thoriqhoiyyaltamisubihi ‘ilmannsahhallahulahu bihi thoriqhol jannah.(rowi
muslim)

Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah radiallahuanhu, Sesungguhnya Rasullullah


SAW bersabda Barang siapa menempuh jalannya untuk mencari ilmu, maka Allah
mempermudah kepadanya jalan ke surga. (H.R.Muslim)

2.3.2 Tafsir Mufrodat hadist tentang keutamaan menuntut ilmu

Kata ً‫ق‬K ‫ ال َطري‬diungkapkan dalam bentuk nakirah (indefinit), begitu juga dengan kata ilmu
yang berarati mencakup semua jalan atau cara untuk mendapatkan ilmu agama, baik sedikit
maupun banyak.

‫( َس ىَّه َل اهلل َط‬Allah memudahkan baginya jalan). Yaitu Allah memudahkan baginya jalan
ً‫َل ا ُه و ِب و ِه ريق ال‬
diakherat kelak, atau memudahkan baginya jalan didunia dengan cara memberi hidayah
kepadanya untuk melakukan perbuatan yang baik yang dapat menghantarkan menuju surga.
Hal ini mengandung kabar gembira bagi orang yang menuntut ilmu, bahwa Allah
memudahkan mereka untuk mencari dan mendapatkannya, karena menuntut ilmu adalah
salah satu jalan menuju surga.[6]

2.3.3 Sabab wurudz hadist tentang keutamaan menuntut ilmu

Tidak ada

2.3.4 Penjelasan dan munasabah dengan hadist lain

Adapun munasabah yang berkaitan tentang keutamaan menuntut ilmu yaitu,

Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah saw: “barangsiapa keluar (pergi)untu
k mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali (HR. Tirmidzi).

Dalam hadits yang kedua Rasulullah menegaskan bahwa menuntut


ilmu itu dinilai sebagai berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu
dengan sungguh-sungguh dia akan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda bahkan bila sesorang meninggal dunia saat
mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah karena dinilai sama dengan mati syahid.

2.3.5 Kesimpulan hadist tentang keutamaan menuntut ilmu

Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakherat.
Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang sedang
menempuh perjalanan menuju surga, Hal ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah
kepada orang yang mencari ilmu.[7]

2.4 Hadist tentang peran imu terhadap pendidikan

2.4.1 Hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan

.‫ّران‬K ‫ ) وتلوة الق‬،‫ ه‬K‫ و حككب ّال بيتكك‬،‫ بيكم‬K‫ حب نكك‬،‫ أدبوا أولدكم علا ى ثل ث خصالل‬: ‫أن النبي صلا ى اهلل عليه وسلم قلال‬. ‫عن علي كرم اهلل وجهه‬
‫ ) رواه الطبراني‬.‫فإن حملة القرّان في ظل عرش اهلل يوم ل ظل إل ظله مع أنبيالئه و أصفيالئه‬

Artinya : Dari Ali karromallahu wajhah,bahwa sesungguhnya nabi Muhammad SAW


berkata : Didiklah anak-anak kalian semua dengan tiga perangai : Cinta Nabi kalian, Cinta
keluarga nabi, dan Membaca AlQur’an, maka sesungguhnya orang yang belajar
AlQur’an berada dalam perlindungan Allah, Pada hari yang tiada pertolongan selain
pertolongan Allah beserta para nabiNYA dan kekasihNYA. (H.R Ath Thobroni)[8]

2.4.2 Tafsir Mufrodat hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan

‫الدب بمعنا ى التربية الفالضلة والخلق الحميد‬ terpuji yang Akhlak dan mulya yang Pendidikan yaitu

‫ أولدكم‬jamak dari kata ‫ الولد‬yang berarti anak laki-laki dan perempuan, adapun ‫البكن‬khusus
laki-laki

‫ خصالل‬jamak dari kata ‫ خصلة‬yang berarti perangai

‫ حملة ال قرّان‬yang bermakna orang yang menghafal AlQur’an, orang yang mengamalkannya,
orang yang mendapatkan petunjuk dari AlQur’an.

‫ه ّال‬KK‫ بيت‬bermakna keluarga nabi, ada pendapat yang mengatakan bahwa Ahlul bait mempunyai
makna : keluarga nabi dan keturunannya, istri-istri nabi dan putra putrinya, orang-orang
mukmin.

‫ أصفيالئه‬jamak dari kata ‫ صفي‬yang berarti ‫ المقرب الحبيب‬yaitu kekasih yang dekat atau kekasih
tercinta.
2.4.3 Sabab wurudz hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan

Tidak ada

2.4.4 Penjelasan dan Munasabah dengan hadist lain

Rosulullah SAW memerintahkan untuk mendidik anak-anaknya dengan tiga perangai :

1. Cinta terhadap Nabinya, karena cinta terhadap Nabi adalah lebih utama dari pada cinta
terhadap kedua orang tuanya bahkan terhadap dirinya sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadist :

‫ ل يكؤمن احكدكم حكتا ى اككون احكب اليكه مكن‬: ‫ قكالل النكبي صكلا ى اهللك عليكه وسكلم‬. ‫عن انس بن مالل ك رضا ى اهلل عنه انه قالل‬
‫ )رواه البخالرى‬.‫)والده وولده والنالس اجمعين‬

Artinya : Dari Anas r.a. bahwasanya dia berkata, Nabi SAW bersabda,” Seseorang diantara
kamu tidak beriman, sehingga aku lebih dicintai daripada orang tua, anak-anak dan manusia
seluruhnya.” ( H.R. Bukhori )[9]

2. Cinta kepada keluarga Nabi, karena barang siapa cinta kepada seseorang maka ia akan
cinta kepada apa yang dicintai oleh seseorang tersebut dan keturunanya. Sesungguhnya
keluarga Nabi adalah lebih berhak mendapatkan cinta, sebagaimana Allah berfirman dalam
surat Al Ahzab ayat 33 :

( ‫) انمال يريد اهلل ليذهب عنكم الرجس اهل البيت و يطهركم تطهيرا‬

Artinya : Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul
Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

3. Memberikan pengajaran Al-Qur’an terhadap anak, belajar Al-Qur’an dan


mengamalkanya adalah yang paling penting dan utama, karena dengan Al-Qur’an manusia
menjadi umat yang paling mulya, sebagaimana dalam sebuah hadist riwayat Imam Bukhari
dari sahabat Ustman r.a. Rosulullah SAW bersabda :

‫ )رواه البخالرى‬.‫ران و علمه‬


ّ ‫)عن عثملان بن عفلان رضا ى اهلل عنه عن ا نل با ى صلا ى اهلل عليه وسلم قالل ان افضلكم من تعلم الق‬

Artinya : Dari Ustman bin Affan r.a., dari Nabi SAW,beliau bersabda : Sesungguhnya orang
termulia diantara kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. (H.R.
Bukhari)

2.4.5 Kesimpulan Hadist tentang peran ilmu dalam pendidikan

Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana pendidikan
adalah Universal, ada keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat
jasmani dan rohani. Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan
tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat. Karena keberadaan
pendidikan menjadi Prasyarat kemajuan sebuah bangsa.

Dalam Islam pendidikan sangatlah penting, terutama pendidikan terhadap anak.Oleh karena
itu Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada seluruh orang tua untuk selalu
memperhatikan pendidikan anak dan memberikan pengawasan terhadapnya, dengan cara
membiasakan dengan akhlak yang mulia, menanamkan benih-benih keimanan dalam hatinya,
mengawasi segala urusannya, karena seoarang anak jika diabaikan maka akan rusak akhlak
dan tabi’atnya, dan akan menjadi seorang yang tidak beradab, tidak bermanfaat dalam
kehidupannya,bahkan akan menjadi virus bagi masyarakat.[10]

Langkah-langkah dalam mendidik generasi bangsa yang beradab dan bermartabat sesuai
Sabda Rosulullah SAW, sebagai berikut :

1. Membiasakan anak untuk selalu taat kepada perintah Allah.

2. Menanamkan kecintaan terhadap Rosul lebih utama dari kecintaannya kepada orang
tua, bahkan dirinya sendiri.

3. Menanamkan kecintaan terhadap Ahlul Bait (Keluarga Nabi), dengan kecintaan


terhadap Nabi maka akan melahirkan kecintaan terhadap Keluarga Besar Nabi.

4. Mengajarkan bacaan Al-Qur’an terhadap anak dengan lancar dan fashih sesuai kaedah
tajwid.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan hadist – hadist diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim dan jangan memberikan ilmu
agama kepada orang yang enggan menerima ilmu

2. Ilmu akan musnah jika sudah tidak ada lagi para ulama sehingga banyak para pemimpin
yang memberi fatwa tanpa menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga mereka saling
menyesatkan satu sama lain

3. Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun


diakherat. Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang
sedang menempuh perjalanan menuju surga, Hal ini merupakan kemuliaan yang diberikan
Allah kepada orang yang mencari ilmu.

4. Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana
pendidikan adalah Universal, ada keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara
sifat jasmani dan rohani. Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan
tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat.

3.2 Saran

Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai buku
hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri
dengan baikdan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan.

Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA

Al-asqolani, Ibnu Hajar. 2002. Fathul Baari Syarah. Jakarta. Pustaka Azzam

Al-Mundiri Hafidz. 2000. Terjemah Attarghib wat tarhib. Surabaya. Al-Hidayah

Al Qur’an Al Karim

As Shobuni, Muhammad ‘Ali, 1420 H-1999 M, Min Kunuz As Sunnah, Jakarta, Dar Al
Kutub Al Islamiyah.

Az-zarnuzi. Ta’limul Muta’allim. Surabaya: Al-Hidayah

Muhammad Zuhri, 1993. Terjemah Jawahirul Bukhari, Indonesia, Darul Ihya’

[1] Al-Mundiri Hafidz.2000.Terjemah Attarghib wat tarhib.Surabaya.Al-Hidayah.hlm.01

[2] Az-zarnuzi.Ta’limul Muta’allim.Surabaya:Al-Hidayah.hlm.04

[3] Al-Mundiri Hafidz.2000.Terjemah Attarghib wat tarhib.Surabaya:Al-Hidayah.hlm.02

[4] Al-asqolani,Ibnu Hajar.2002.Fathul Baari Syarah.Jakarta.Pustaka Azzam.hlm.375

[5] Ibid hlm.374

[6] Ibid hal. 302

[7] Ibid hal. 302

[8] as-shobuni,M.Ali.1999.Min Kunuz As sunnah.Jakarta:Dar Al-Kutub Al-Islamiyah


hlm.128

[9] Muhammad Zuhri,1993.Terjemah Jawahirul Bukhori.Surabaya: Darul Ihya hlm.34

[10] as-shobuni,M.Ali.1999.Min Kunuz As sunnah.Jakarta:Dar Al-Kutub Al-Islamiyah hal.


130

Anda mungkin juga menyukai