Makalah Hadis Tarbawi Tentang Urgensi Menuntut Ilmu
Makalah Hadis Tarbawi Tentang Urgensi Menuntut Ilmu
MAKALAH
Dosen Pembimbing :
Di susun oleh :
1. Intan Su’udiyah
2. Mira Istiqomah
3. Nailiyatul Mu’awanah
4. Nur Robi’ah
5. Siti Hassana
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah Nya, kami dapat
menyelesaikan Makalah Hadist Tarbawi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada junjungan alam, yakni Nabi besar Muhammad SAW, dengan
mengucapkan“Allahumma shali’ala Muhammad Wa’ala alihi Muhammad”, yang mana
berkat ketekunan dan keuletan beliau yang telah membawa kita dari alam kebodohan sampai
ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat sekarang ini. Penulis merasa
perlu mengangkat judul makalah “Hadist Tarbawy Tentang Urgensi Menuntut
Ilmu” dikarenakan masih banyaknya umat Islam yang mengganggap remeh mengenai ilmu.
Padahal ilmu itu sangatlah penting bagi kesejahteraan umat manusia. Untuk itu dengan
menghadirkan makalah ini, semoga orang – orang yang menganggap remeh ilmu tersebut
paham akan pentingnya sebuah ilmu. Kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan oleh penulis untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar..........................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.............................................................................................2
3.1 Kesimpulan..................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................13
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Islam mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, hal ini menunjukkan betapa pentingnya
menuntut ilmu. Dengan ilmu, manusia dapat menjadi hamba Allah yang beriman dan
beramal shaleh, dengan ilmu pula manusia mampu mengolah kekayaan alam yang Allah
berikan kepadanya. Dengan demikian , manusia juga mampu menjadi hambaNya yang
bersyukur, dan hal itu memudahkan menuju surga.
Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki kedudukan yang mulia tidak hanya disisi
manusia, tetapi juga disisi Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam
Q.S. Al-Mujadilah : 11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman
diantara kamu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Oleh
karena itu, Islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat penting bagi kehidupan dunia
maupun akhirat.
Pada makalah ini dalam pembahasannya akan memaparkan penafsiran – penafsiran tentang
hadist-hadist tarbawy mengenai pentingya menuntut ilmu dalam perspektif Islam,
diantaranya hadist-hadist tentang hukum menuntut ilmu, hadist tentang anjuran menjaga
ilmu, hadist tentang keutamaan menuntut ilmu, dan hadist tentang peran ilmu dalam
pendidikan.
Dari latar belakang makalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan :
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN MATERI
ْللKُق ِّلك و ِد اKَ ْليك و ِر َك ا ُمKُ ْلل َ ا ُكك ا ُم ُ ْلسك و ِل َو و ِضك ا و َغKُ ْلل و ِعKُطل و ِب ا َ َ : ْلي َسَّىل َمKَُو قَ ال َر ا ُس َصَّىل ا َعَل
ْلي و ِرKُنكال و ِزKَ َخ ْنل ك َا ُ ْلهو ِلك و ِهKُ ْلك و ِم ِعKُ ْلل و ِعKُعلا ِّل و ٍم َو ُع ا
َ ْلي َض ع ٌةKُو ِم َف و ِر َل ُ ْلو ا ُل ا ا ى ا ا ُله و ِه َو
َد ى ُله
)رواه ابن. ْلل َج ُ ْلو َه َر َو ُّلل َو ال ىَّذ َه َبKُ)ا
ُ ْلؤا ُل َؤ
Artinya : مجاله
“dan Rosulullah Saw. Telah bersabda : Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim dan
orang yang meletakkan ilmu kepada orang yang bukan ahlinya (orang yang enggan untuk
menerimanya dan orang yang menertawakan ilmu agama) seperti orang yang mengalungi
beberapa babi dengan beberapa permata, dan emas. (H.R. Ibnu Majah,Al-Baihaqi,Anas bin
Malik dan lain lain serta Al-Mundiri 28/1)
ووضع ال علم عند : dan orang yang meletakkan ilmu, maksudnya orang yang menempatkan ilmu
غير اهله : kepada orang yang bukan ahlinya, orang yang bukan faknya
كمقلد الخنلازير
: seperti babi yang dikalungi emas( sesuatu yang tidak pantas untuk dilakukan
dan akhirnya tidak ada gunanya )
Tidak ada
Hadist tersebut merupakan penjelasan tentang hukum mencari ilmu bagi setiap orang Islam
laki laki maupun perempuan, yang telah diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dan lain lain.
Akan tetapi hadist tersebut diberi tanda lemah oleh imam Syuyuti.[1]
Adapun hukum menuntut ilmu menurut hadist tersebut adalah wajib. Karena melihat betapa
pentingnya ilmu dalam kehidupan dunia maupun akhirat. Manusia tidak akan bisa menjalani
kehidupan ini tanpa mempunyai ilmu. Bahkan dalam kitab taklimul muta’allim dijelaskan
bahwa yang menjadikan manusia memiliki kelebihan diantara makhluk – makhluk Allah
yang lain adalah karena manusia memilki ilmu.[2]
Dan janganlah memberikan ilmu kepada orang yang enggan menerimanya, karena orang
yang enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk mengamalkan ilmu itu bahkan mereka
akan menertawakannya.[3]
2. Jangan memberikan ilmu agama kepada orang yang enggan menerima ilmu
تزاعلا ينتزعه من النالس و لكنK ان اهلل و يقبض العلم ان: يقول.م. سمعت رسول اهلل ص:حديث عبد اهلل بن عمر بن العالص رضي اهلل عنه قلال
يقبض العلم قب بض العلمالء حتا ى اذا لم يترك عاللملا اتخذ ا نل الس رءوسال جهلال فسئلو أف فتو بغير علكم فضكلو و )اضلو )متفق عليه
Artinya :
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash. Katanya : aku pernah mendengar Rosulullah
bersabda : Allah tidak mengambil ilmu islam itu dengan cara mencabutnya dari manusia
sebaliknya Allah mengambilnya dengan mengambil para ulama sehingga tidak tertinggal
walaupun seorang. Manusia melantik orang jahil menjadi pemimpin, menyebabkan apabila
mereka ditanya mereka memberi fatwa tanpa berdasarkan kepada ilmu pengetahuan ,
akhirnya mereka sesat dan menyesatkan orang lain pula (H.R. Bukhori – Muslim )
ا العلم يقبض لKانتزاعك ل : Allah tidak menarik kembali ilmu pengetahuan dengan mencabutnya
dengan maksud mencabutnya dari hati sanubari manusia
عاللملا يترك لم اذا ى حتا: sehingga Allah tidak menyisakan orang alim seorangpun,
maksudnya
orang yang berilmu meninggal dan yang tersisa hanyalah orang-orang bodoh
علم بغير فلافتو : mereka memberi fatwa tanpa ilmu pengetahuan
Tidak ada
Rosulullah mengucapkan hadist ini pada saat Haji Wada’. Sebagaimana hadist yang
diriwayatkan oleh Ahmad dan Tabrani dari hadist Abu Umamah bahwa pada saat haji Wada’
Nabi bersabda : “Pelajarilah ilmu sebelum datang masa punahnya ilmu”.
Arabi berkata “Bagaimanakah cara ilmu itu datang dan dimusnahkan? Beliau bersabda :
“Punahnya ilmu itu dengan punahnya para ulama ( orang yang menguasai ilmu)”
Hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, dan
peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar – benar
mengetahui dan larangan bagi orang-orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa
berdasarkan ilmu pengetahuan. Hadist ini juga dijadikan alasan oleh para ulama bahwa pada
zaman sekarang ini tidak ada lagi seorang mujtahid.[4]
Dalam hadist lain juga disebutkan anjuran untuk memelihara ilmu pengetahuan, diantaranya
yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori Muslim :
ا ى خفت دروس العلم و ذهبK Kه فالنK فالكتب.م.ول اهلل صK ديث رسK انظر مال كلان من ح:زمKر ابن حK ا ى بكK K ز الا ى ابK Kد العزيK Kو كتب عمر بن عب
)متفق عليه.ا ى )يكون سراK حكتK ل يهلككKن العلكمK فكأ.K ل يعلكمK و التجلس حتا ى يعلم مكن. و التفشو العلم.م. و ل قت بل ال حديث النبي ص.العلمآء
Artinya :
Umar bin Abdul aziz menulis surat kepada Abu bakr bin Hazm” kumpulkan hadist – hadist
Nabi yang kau temukan dan tulislah, aku khawatir akan hilangnya ilmu dan perginya para
ulama (meninggal)janganlah engkau terima selain hadist Nabi. Pelajarilah ilmu dengan
seksama sampai mengetahui sesuatu yang tidak diketahui,ilmu tidak akan rusak kecuali
setelah menjadi rahasia (H.R. Bukhori-Muslim)[5]
Hadist ini berisi anjuran menjaga ilmu, peringatan bagi pemimpin yang bodoh, dan
peringatan bahwa yang berhak mengeluarkan fatwa adalah pemimpin yang benar – benar
mengetahui dan larangan bagi orang yang berani mengeluarkan fatwa tanpa berdasarkan ilmu
pengetahuan.
َطريق الً إلا ى ال ت و ِم ا و ِعل م َس َّىه َل اهللKَ و َم ََس َطريق الً َيل.......
َّن و ِةKَجى َل ا ُه و ِب و ِه ، ًال ُس و ِفيه ُ ْلن ل
َك
Kata ًقK ال َطريdiungkapkan dalam bentuk nakirah (indefinit), begitu juga dengan kata ilmu
yang berarati mencakup semua jalan atau cara untuk mendapatkan ilmu agama, baik sedikit
maupun banyak.
( َس ىَّه َل اهلل َطAllah memudahkan baginya jalan). Yaitu Allah memudahkan baginya jalan
ًَل ا ُه و ِب و ِه ريق ال
diakherat kelak, atau memudahkan baginya jalan didunia dengan cara memberi hidayah
kepadanya untuk melakukan perbuatan yang baik yang dapat menghantarkan menuju surga.
Hal ini mengandung kabar gembira bagi orang yang menuntut ilmu, bahwa Allah
memudahkan mereka untuk mencari dan mendapatkannya, karena menuntut ilmu adalah
salah satu jalan menuju surga.[6]
Tidak ada
Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah saw: “barangsiapa keluar (pergi)untu
k mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali (HR. Tirmidzi).
Bahwa dengan ilmu manusia akan mendapatkan kebahagiaan didunia maupun diakherat.
Orang yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu sama dengan orang yang sedang
menempuh perjalanan menuju surga, Hal ini merupakan kemuliaan yang diberikan Allah
kepada orang yang mencari ilmu.[7]
.ّرانK ) وتلوة الق، هK و حككب ّال بيتكك، بيكمK حب نكك، أدبوا أولدكم علا ى ثل ث خصالل: أن النبي صلا ى اهلل عليه وسلم قلال. عن علي كرم اهلل وجهه
) رواه الطبراني.فإن حملة القرّان في ظل عرش اهلل يوم ل ظل إل ظله مع أنبيالئه و أصفيالئه
الدب بمعنا ى التربية الفالضلة والخلق الحميد terpuji yang Akhlak dan mulya yang Pendidikan yaitu
أولدكمjamak dari kata الولدyang berarti anak laki-laki dan perempuan, adapun البكنkhusus
laki-laki
حملة ال قرّانyang bermakna orang yang menghafal AlQur’an, orang yang mengamalkannya,
orang yang mendapatkan petunjuk dari AlQur’an.
ه ّالKK بيتbermakna keluarga nabi, ada pendapat yang mengatakan bahwa Ahlul bait mempunyai
makna : keluarga nabi dan keturunannya, istri-istri nabi dan putra putrinya, orang-orang
mukmin.
أصفيالئهjamak dari kata صفيyang berarti المقرب الحبيبyaitu kekasih yang dekat atau kekasih
tercinta.
2.4.3 Sabab wurudz hadist tentang peran ilmu terhadap pendidikan
Tidak ada
1. Cinta terhadap Nabinya, karena cinta terhadap Nabi adalah lebih utama dari pada cinta
terhadap kedua orang tuanya bahkan terhadap dirinya sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadist :
ل يكؤمن احكدكم حكتا ى اككون احكب اليكه مكن: قكالل النكبي صكلا ى اهللك عليكه وسكلم. عن انس بن مالل ك رضا ى اهلل عنه انه قالل
)رواه البخالرى.)والده وولده والنالس اجمعين
Artinya : Dari Anas r.a. bahwasanya dia berkata, Nabi SAW bersabda,” Seseorang diantara
kamu tidak beriman, sehingga aku lebih dicintai daripada orang tua, anak-anak dan manusia
seluruhnya.” ( H.R. Bukhori )[9]
2. Cinta kepada keluarga Nabi, karena barang siapa cinta kepada seseorang maka ia akan
cinta kepada apa yang dicintai oleh seseorang tersebut dan keturunanya. Sesungguhnya
keluarga Nabi adalah lebih berhak mendapatkan cinta, sebagaimana Allah berfirman dalam
surat Al Ahzab ayat 33 :
( ) انمال يريد اهلل ليذهب عنكم الرجس اهل البيت و يطهركم تطهيرا
Artinya : Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul
Bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.
Artinya : Dari Ustman bin Affan r.a., dari Nabi SAW,beliau bersabda : Sesungguhnya orang
termulia diantara kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. (H.R.
Bukhari)
Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana pendidikan
adalah Universal, ada keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara sifat
jasmani dan rohani. Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan
tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat. Karena keberadaan
pendidikan menjadi Prasyarat kemajuan sebuah bangsa.
Dalam Islam pendidikan sangatlah penting, terutama pendidikan terhadap anak.Oleh karena
itu Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada seluruh orang tua untuk selalu
memperhatikan pendidikan anak dan memberikan pengawasan terhadapnya, dengan cara
membiasakan dengan akhlak yang mulia, menanamkan benih-benih keimanan dalam hatinya,
mengawasi segala urusannya, karena seoarang anak jika diabaikan maka akan rusak akhlak
dan tabi’atnya, dan akan menjadi seorang yang tidak beradab, tidak bermanfaat dalam
kehidupannya,bahkan akan menjadi virus bagi masyarakat.[10]
Langkah-langkah dalam mendidik generasi bangsa yang beradab dan bermartabat sesuai
Sabda Rosulullah SAW, sebagai berikut :
2. Menanamkan kecintaan terhadap Rosul lebih utama dari kecintaannya kepada orang
tua, bahkan dirinya sendiri.
4. Mengajarkan bacaan Al-Qur’an terhadap anak dengan lancar dan fashih sesuai kaedah
tajwid.
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. Menuntut ilmu agama adalah wajib bagi setiap muslim dan jangan memberikan ilmu
agama kepada orang yang enggan menerima ilmu
2. Ilmu akan musnah jika sudah tidak ada lagi para ulama sehingga banyak para pemimpin
yang memberi fatwa tanpa menggunakan ilmu pengetahuan, sehingga mereka saling
menyesatkan satu sama lain
4. Ilmu mempunyai peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, yang mana
pendidikan adalah Universal, ada keseimbangan antara aspek intelektual dan spiritual, antara
sifat jasmani dan rohani. Dengan pendidikan yang benar dan akhlak yang kuat, maka akan
tumbuh generasi penerus bangsa yang beradab dan bermartabat.
3.2 Saran
Kita sebagai golongan terpelajar jangan hanya menjadikan kitab- kitab hadist sebagai buku
hiasan saja atau buku pelengkap referensi, tetapi hendaklah kita baca, maknai, dan ditafsiri
dengan baikdan selanjutnya di amalkan dengan segenap kemampuan.
Dan kiranya makalah kami ini sangat jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran dari pembaca
sangat kami harapkan demi meningkatkan kesempurnaan makalah yang kami tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-asqolani, Ibnu Hajar. 2002. Fathul Baari Syarah. Jakarta. Pustaka Azzam
Al Qur’an Al Karim
As Shobuni, Muhammad ‘Ali, 1420 H-1999 M, Min Kunuz As Sunnah, Jakarta, Dar Al
Kutub Al Islamiyah.