“BUSINESS PLAN”
(BROWNIESSE GLUTEN FREE: Selangkah Lebih Sehat)
Dosen Pengampu: I Gusti Ayu Dewi Adnyani, S.E, M.Si.
OLEH:
Kesya Nabila Amandha Puti (1907511269)
Pada masa pandemic seperti saat ini, mau tidak mau banyak kegiatan yang
seharusnya melibatkan aktivitas fisik jadi terpangkas dikarenakan pembatasan
aktivitas sosial, seperti contohnya banyak tempat-tempat umum yang ditutup,
pemberlakuan PPKM, PSBB, dan sejenisnya, dan kegiatan-kegiatan isolasi lainnya.
Langkah yang harus diambil secara serentak oleh masyarakat adalah mengikuti
anjuran dari pemerintah untuk tetap di rumah saja, kecuali sedang menghadapi hal
yang mendesak. Pada intinya, pandemic COVID-19 ini membalikan kondisi sosial
secara 180 derajat.
Tentunya hal ini membuat kita yang dulunya terbiasa dengan aktivitas di luar
rumah, menjadi mengalami penurunan semangat, dan lama kelamaann cenderung
malas dan terbiasa hanya melakukan kegiatan yang sangat minimalis di rumah.
Sehingga tak jarang, banyak masyarakat yang mengalami kenaikan berat badan
secara drastis.
Satu penelitian menunjukkan, 22% orang dewasa dilaporkan mengalami kenaikan
berat badan selama pandemi COVID-19. Dalam hal ini, banyak tantangan dan
gangguan yang mungkin berperan terhadap rutinitas sehari-hari. Faktor-faktor, seperti
kurang tidur, kurang latihan fisik, dan makan lebih banyak, dapat berkontribusi pada
apa yang oleh banyak orang disebut sebagai “karantina 15,” merujuk pada kenaikan
berat badan yang dialami banyak orang selama pandemi. Namun, bagi mereka yang
khawatir tentang penambahan berat badan, dimungkinkan untuk menyesuaikan
perubahan bertahap ke dalam rutinitas harian yang dapat membantu mengelola dan
mempertahankan berat badan yang sedang. Dikutip laman Medical News Today,
pembatasan yang diberlakukan pada masa karantina dalam kehidupan sehari-hari
cenderung mengubah dan mengganggu rutinitas banyak orang. Meningkatnya waktu
tidak terstruktur, penutupan gym dan pusat rekreasi, pembatasan pergerakan, dan
tekanan pandemi yang sangat besar kemungkinan besar akan memengaruhi pola tidur,
kebiasaan makan, dan tingkat latihan fisik orang, yang dapat berkontribusi pada
penambahan berat badan. Orang mungkin juga kesulitan untuk fokus pada
manajemen berat badan karena meningkatnya tuntutan pekerjaan, kesulitan yang
tidak terduga, dan masalah keamanan.
Penyebab Berat Badan Naik Saat Pandemi Banyak faktor potensial yang dapat
menyebabkan penambahan berat badan selama masa karantina. Ini mungkin
termasuk:
1. Stres Masalah kesehatan, masalah keuangan, dan ketidakpastian umum selama
pandemi COVID-19 cenderung berkontribusi pada stres. Stres tambahan ini dapat
mengubah perilaku makan dan mengakibatkan penambahan berat badan. Orang
lebih cenderung "stres makan", yang biasanya melibatkan konsumsi makanan
yang lebih tinggi yang melibatkan lebih banyak makanan cepat saji. Stres juga
dapat membuat orang merasa kurang termotivasi untuk berolahraga.
2. Kesehatan mental Karantina juga mungkin berdampak signifikan pada
kesehatan mental banyak orang. Penelitian menunjukkan, pandemi COVID-19
menyebabkan peningkatan tingkat gangguan stres pasca-trauma, depresi, dan
kecemasan. Orang yang mengalami kesulitan kesehatan mental mungkin juga
"makan secara emosional", yang berkontribusi pada penambahan berat badan.
Mereka yang berjuang dengan kesehatan mental mereka mungkin juga mengalami
kesulitan dalam mempertahankan motivasi untuk latihan fisik. Namun, sebuah
studi menunjukkan bahwa alih-alih menambah berat badan, beberapa orang
mungkin melihat berat badan mereka dengan cara yang menyimpang,
menyebabkan mereka berpikir bahwa berat badan mereka bertambah lebih banyak
daripada yang sebenarnya.
3. Gaya hidup menetap Karena pembatasan penguncian, orang mungkin
mendapati diri mereka menjalani gaya hidup yang lebih tidak banyak bergerak.
Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa orang dewasa aktif telah melihat
tingkat aktivitas mereka turun sekitar 32% saat terkunci. Bekerja dari rumah,
menjaga jarak secara fisik, dan penutupan pusat kebugaran, taman, dan fasilitas
olahraga lainnya dapat berkontribusi untuk ini.
Adapun tujuan dari usaha Browniesse Gluten Free ini agar dapat mengurangi
beban konsumen dalam mengonsumsi makanan ini dengan tidak perlu khawatir akan
kelebihan kalori ataupun gula, dan tetap mencukupi kepuasan mereka terhadap
keinginannya untuk mengkonsumsi browniesse.
a) Visi Usaha
Menjadikan Browniesse Gluten Free menjadi pilihan yang lebih baik dari berbagai
aspek, dan memboyong masyarakat untuk menyadari pentingnya untuk mengkonsumsi
makanan gluten free.
b) Misi Usaha
Menyediakan produk gluten free agar lebih mudah ditemui.
Membantu perekonomian lokal dengan mengembangkan manfaat hidangan bebas
gula.
Memberikan dampak baik terhadap masyarakat lokal dalam segi Kesehatan
karena memilih makanan berbasis gluten free.
II. KEUNGGULAN PRODUK
Budaya mengkonsumsi makanan manis di Indonesia tumbuh sebagai kebiasaan yang
dilakukan sejak zaman dahulu, dan mengingat gaya hidup generasi Milenial yang gemar
mengkonsumsi makanan manis seperti kue, maka kami menciptakan produk Browniesse Gluten
Free, dimana produk ini dapat memenuhi keinginan masyarakat atas hobi makanan makanan
manis, dan sekaligus menjaga Kesehatan masyarakat agar terhindar dari beberapa penyakit.
III. ANALISIS KOMPETISI DAN PELUANG PASAR
a) Tren Pasar
Kreasi cake sehat muncul seiring berkembangnya tren gaya hidup sehat. Tiga pastry chef
memberi prediksinya terhadap tren cake sehat di tahun 2017. Pelaku hidup sehat banyak
yang memilih sajian bebas gluten, organik atau vegan. Ini tidak hanya berlaku bagi
makanan berat, tapi juga kreasi dessert. Mulai banyak pembuat kue yang menyediakan
cake bebas gluten. Kreasi ini biasanya memakai tepung bebas gluten. Ada juga vegan
cake yang tidak memakai produk hewani termasuk olahan susu dan telur. Berdasarkan
hasil penelitian dan kebijakan yang saat ini ada dilapangan, sangat mendukung untuk
implementasi lebih lanjut. Dukungan pasar online untuk UMKM sangat baik. Namun
demikian orientasi jaminan mutu dan keamanan pangan harus diperhatikan. Terdapat
peluang pengembangan dan perluasan jaringan pemasaran melalui jalur E-commerce
untuk produk UMKM kue gluten free ini.
b) Analisis Pesaing
Persaingan adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia bisnis karena merupakan sebuah
kompetisi dalam mendapatkan keuntungan. Hal ini wajar terjadi, namun meskipun
banyak kompetitor, “Browniesse Gluten Free” akan lebih selektif agar dalam kualitas
produksi dan pemasaran produk sehingga dapat lebih unggul daripada usaha produk
browniesse lainnya. Dengan berbagai inovasi produk dan layanan yang diberikan dapat
mempunyai keunggulan tersendiri sehingga mampu bersaing dalam pasar dan berpotensi
menjadi market leader.
c) Analisis SWOT
- Strength (Kekuatan)
1. Bahan baku produk yang berasal dari bahan-bahan mudah ditemukan.
2. Produk gluten free baik dikonsumsi masyarakat pengidap penyakit gula, dan dapat
menjaga Kesehatan masyarakat pula.
3. Menggunakan bahan-bahan yang alami, bahkan memiliki keuntungan untuk tubuh.
4. Menggunakan kemasan yang ramah lingkungan.
5. Aktif memberikan promosi kepada konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan
produk.
- Weakness (Kelemahan)
1. Proses produksi yang masing menggunakan metode sederhana.
2. Bahan baku yang sedikit lebih mahal dari browniesse biasanya.
- Opportunity (Peluang)
1. Penggunaan bahan baku alami yang tidak memberikan efek samping pada tubuh.
2. Masyarakat yang mulai menyadari bahanyanya mengonsumsi gluten dan mulai peduli
dengan produk berbahan gluten free.
3. Inovasi berupa gluten free product dapat menarik perhatian konsumen.
4. Trend gluten free di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya .
- Threat (Ancaman)
1. Kompotitor dari penjual browniesse biasa yang memiliki banyak variasi.
2. Berpotensi ditiru kompotitor.
Tahap Preparetion:
Dilakukan perancangan alat dan bahan serta metode kinerja sesuai rancangan uji.
a. Bahan
- 70gr Chocolate Dark Supreme Noir (Lindt)
- 50gr Margarin (Belle)
- 2bt Telur
- 70gr Palm Sugar
- 50gr Tepung Beras
- 10gr Cokelat Bubuk Dark
- Kacang Almond
Tahap Execution :
- Siapkan seluruh bahan, lelehkan bahan 1 dengan system double boiler. Aduk
rata, sisihkan, dan tidak panas.
- Kocok telur dan palm sugar dengan whisk sampai tercampur dan berbusa.
Lalu masukan cokelat leleh, aduk rata.
- Masukan tepung beras dan cokelat bubuk sambal diayak.
- Aduk rata menjaadi adonan yang kental dan padat.
- Siapkan loyag brownies ukuran 22x10x4 cm. oles dengan margarin dan lapisi
dengan kertas roti.
- Panaskan oven 10 menit sebelumnya di subu 160C. Panggang selama 20
menit.
V. RENCANA PEMASARAN
a) Analisis STP
- Segmentasi
1. Demografi :
- Umur : Masyarakat berusia 4 - 60 Tahun
- Gender : Produk ini dapat dicoba untuk semua gender.
- Perekonomian : Dengan keadaan kelas ekonomi menengah yang
berpenghasilan sedang, sesuai dengan harga yang cukup terjangkau.
2. Geografi : Secara umum, kami akan mengelompokan untuk wilayah Indonesia karena dengan
berjualan secara daring, memberi kesempatan untuk meluaskan pangsa pasar , namun secara
spesifik atau yang menjadi prioritas kami yaitu Pulau Bali dan sekitarnya.
3. Psikografi : Konsumen yang ingin mengonsumsi kopi dengan aman dan nyaman untuk
kesehatan karena kandungan gluten free di dalamnya.
- Targeting
Target pasar yang dituju adalah masyarakat Indonesia berusia 4 - 60 Tahun yang ingin memiliki
gaya hidup sehat dan ingin mengkonsumsi browniesse
- Positioning
Nama Browniesse Gluten Free memiliki makna Sehat/menjaga kesehatan sesuai dengan tujuan
awal ide bisnis ini yang ingin memberikan produk yang aman bagi kesehatan, dengan tagline
“Browniesse Gluten Free: Bebas Gula”. Dengan harapan mampu menjadi produk browniesse
unggulan yang sehat dan sesuai dengan visi misi bisnis ini.
b) Diferensiasi
Tidak dapat dipungkiri, sudah terdapat banyak produk browniesse yang memiliki posisi besar
dalam industri yang sama. Namun, produk bisnis yang beredar banyak ditemukan mengandung
kadar gula yang berlebihan dan kadar zat yang berbahaya untuk dikonsumsi. Melihat kondisi
tersebut, kami menciptakan produk browniesse melalui inovasi menggunakan bahan gluten free
yang memiliki kandungan bebas gula yang aman bagi kesehatan untuk dikonsumsi.
c) Biaya Pokok Produksi dan Margin Usaha
Biaya pokok produksi pada usaha Jagapati Kopi yaitu meliputi biaya bahan habis pakai dan
biaya transportasi, dimana tertera pada sebagai berikut:
- Harga Produksi
1 adonan: perkiraan jadi 55pcs
Harga bahan: Rp.127.000
Harga Transportasi: Rp. 15.000
Total: Rp. 142.000
- Harga Jual
1 pcs: Rp.7.500 x (55 pcs) = Rp. 412.000