Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI

“SISTEM PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS”

Dosen : Yanuari Asri Utarini,S.E

Nama NIM
1. Anisa Yori Andarista (18130001)
2. Tsania Nurul Iffati (18130005)
3. Novita Diah Purwanti (18130007)
4. Yogi Fajar Ningrum (18130043)
5. Joko Pramudiyo (18130044)

PRODI OTOMASI PERKANTORAN


AKADEMI KOMUNITAS SEMEN INDONESIA REMBANG TAHUN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalaamua’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahman dan rahim-Nya, karena atas hidayah-Nya sehingga Makalah
mengenai Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Makalah ini adalah tugas mata kuliah Akuntansi 2 yang di ampu oleh Ibu Yanuari
Asri Utarini,S.E. Oleh karena itu tugas ini sangat bermanfaat karena dapat menambah
pengetahuan dan wawasan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya untuk orang lain.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu segala saran yang bersifat membangun senantiasa diharapkan penulis demi
sempurnanya makalah ini. Semoga penyusunan laporan ini mempunyai manfaat secara
akademis maupun praktis.

Akhir kata kepada semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih banyak dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

wassalaamu’alaikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................................5
BAB II......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas............................................................................6
2.2 Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai...........................................................6
2.3 Sistem Penerimaan Kas dari Piutang.........................................................................8
2.4 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas...........................................................................9
2.5 Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan kas kecil.....................................10
2.6 Jurnal Penerimaan Kas.............................................................................................12
2.7 Jurnal Pengeluaran Kas............................................................................................14
BAB III...................................................................................................................................17
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................17
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................17
3.2 Saran........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengertian Sistem dan Prosedur
Definisi Sistem dan Prosedur menurut Richard F. Neuchel dalam bukunya yang
berjudul Manajemen by System, “Sistem adalah suatu jaringan sejumlah prosedur
yang saling berhubungan yang dikembangkan sesuai dengan suatu pola (rencana) guna
melaksanakan aktivitas utama perusahaan” (R.Soemita Adi Kusuma, 1985:2).
Suatu prosedur adalah operasi tulis menulis yang berurutan yang biasanya menyangkut
beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian, guna menjamin keseragaman
pelaksanaan suatu transaksi perusahaan yang berulang-ulang. (R. Soemita Adi
Kusuma,2)
Pengertian Kas
Kas merupakan elemen aktiva yang paling likuid dan hampir semua transaksi
pada akhirnya akan berhubungan dengan kas.
Kas didalam pengertian akuntansi didefinisikan sebagai alat pertukaran yang
dapat diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima sebagai suatu setoran ke
bank dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga simpanan dalam bank atau tempat
lain yang dapat diambil sewaktu-waktu. (Zaki Baridwan,1980:4)
Pernyataan di atas dapat dikemukakan bahwa kas merupakan alat pertukaran
yang berupa uang atau yang dapat dipersamakan dengan uang baik yang ada di
perusahaan maupun yang ada di bank yang dapat diambil sewaktu-waktu tanpa
mengurangi nilai nominalnya. Kas sangat mudah dipindah tangankan dan tidak dapat
dibuktikan kepemilikannya, sehingga kas sangat mudah diselewengkan. Oleh karena
itu perlu diadakan pengawasan yang tepat terhadap kas dengan menerapkan sistem
pengendalian intern yang baik.
Pengertian Pengendalian Intern
Pengertian pengendalian intern menurut American Institute Of Certified Public
Accountan didefinisikan sebagai pengawasan intern, dimana :
Pengawasan intern meliputi struktur organisasi , semua metode dan pengukuran yang
terkoordinasi dalam suatu perusahaan, untuk melindungi aktiva, menjaga ketelitian
dan keterpercayaan data akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. (Wing Wahyu Winarno,1994:88)
Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah :
a. Menjaga Kekayaan dan Catatan Akuntansi
b. Memeriksa Ketelitian dan Keandalan Data Akuntansi
c. Mendorong Efisiensi
d. Mendorong Dipatuhinya Kebijakan Manajemen
1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan sistem akuntansi penerimaan kas?


2. Apa saja yang Anda ketahui tentang sistem penerimaan kas dari penjualan tunai?
3. Apa saja yang Anda ketahui tentang sistem penerimaan kas dari piutang?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem akuntansi pengeluaran kas?
5. Apa yang Anda ketahui mengenai metode penyelenggaraan kas kecil?
6. Apa itu jurnal penerimaan kas?
7. Apa itu jurnal pengeluaran kas?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem akuntansi penerimaan dan
pengeluaran kas.
2. Untuk mengetahui apa saja metode penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk dalam penerimaan dan pengeluaran
kas.
4. Untuk memahami transaksi-transaksi apa saja yang termasuk di dalamnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas


Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan
dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan secara kredit.
Dibawah ini akan dibahas mengenai kedua sistem akuntansi penerimaan kas tersebut.

2.2 Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari
penjualan tunai mengharuskan :

a. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam
jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk
melakukan internal check.
b. Penerimaan kas secara tunai dilakukan melalui transaksi secara kredit,
yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi
penerimaan kas.
Prosedur penerimaan kas dari pejualan tunai ada tiga macam, yaitu :
a) Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.
b) Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales ( COD sales ).
c) Prosedur penerimaan kas dari credit card sales.

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa fungsi yang
terkait, yaitu :
1. Fungsi Penjualan
2. Fungsi Kas
3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman
5. Fungsi Akuntansi
Informasi yang umumnya diperlukan oleh manajemen dalam penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah :
a. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk
selama jangka waktu tertentu.
b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
c. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.
d. Nama dan alamat pembeli. Informasi ini diperlukan dalam penjualan
produk tertentu , namun pada umumnya informasi nama dan alamat
pembeli ini tidak diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan
tunai.
e. Kuantitas produk yang yang dijual.
f. Otorisasi jabatan yang berwenang.
(Mulyadi, 1993:464-465)
Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah :
a. Faktur Penjualan Tunai
b. Pita Register Kas
c. Credit Card Sales Slip
d. Bill Of Lading
e. Faktur Penjualan COD
f. Bukti Setor Bank
g. Rekap Harga Pokok Penjualan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan
tunai adalah :
a. Jurnal Penjualan
b. Jurnal Penerimaan Kas
c. Jurnal Umum
d. Kartu Persediaan
e. Kartu Gudang
Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai
adalah:
a. Prosedur Order Penjualan
b. Prosedur Penerimaan Kas
c. Prosedur Penyerahan Barang
d. Prosedur Pencatatan Penjualan Tunai
e. Prosedur Penyetoran Kas ke Bank
f. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas
g. Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan
Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistem penerimaan kas
dari penjualan tunai adalah :
Organisasi
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.
b. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi .
c. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi
kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisai oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
b. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan membubuhkan cap
“lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada
faktur tersebut.
c. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi
dari bank penerbit kartu kredit.
d. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
e. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan
cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai.
Praktek yang Sehat
a. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
b. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank
pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja
berikutnya.
c. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan
secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.
( Mulyadi, 1993 : 472 – 473)

2.3 Sistem Penerimaan Kas dari Piutang


Penerimaan kas dari piutang berasal dari penjualan secara kredit. Berdasarkan
sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang
mengharuskan :

a. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara


pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet).
b. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke
bank dalam jumlah penuh.
Prosedur penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui tiga cara,
yaitu sebagai berikut :
1. Melalui penagihan perusahaan
2. Melalui pos
3. Melalui lock box collection plan
Sistem penerimaan dari piutang melibatkan beberapa fungsi yang terkait yaitu :
1. Fungsi Sekretariat.
Bertanggung jawab dalam menerima cek dan surat pemberitahuan
melalui pos dari para debitur perusahaan dan bertugas membuat daftar
surat pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima bersama
cek dari para debitur.
2. Fungsi Penagihan
Bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur
perusahaan berdasarkan daftar piutang yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
3. Fungsi Kas
Bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika
penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi
penagihan (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui
penagihan perusahaan). Fungsi kas juga bertanggung jawab untuk
menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut dengan
segera ke bank dalam jumlah penuh.
4. Fungsi Akuntansi
Bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke
dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu
piutang.
5. Fungsi Pemeriksa Intern
Bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada
di tangan fungsi kas secara periodik. Selain itu juga bertanggung jawab
dalam melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek ketelitian catatan kas
yang diselenggarkan oleh fungsi akuntansi.

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah :
a. Surat Pemberitahuan
b. Daftar Surat Pemberitahun
c. Bukti Setor Bank
d. Kuitansi
Unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari piutang disajikan
sebagai berikut :
Organisasi
a. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi
penerimaan kas.
b. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas
nama atau dengan cara pemindah bukuan (giro bilyet).
b. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang
yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
c. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (Bagian
Piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari
debitur.
Praktek yang Sehat
a. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita acara penghitungan kas
dan disetor penuh ke bank dengan segera.
b. Para penagih dan kasir harus diasuransikan (fidelity bond insurance).
c. Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan Bagian Kasa maupun di
tangan penagih perusahaan), harus diasuransikan (cash in safe dan cash in
transit insurance).
(Mulyadi, 1993 : 492-493)

2.4 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas


Pembayaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek kecuali
untuk pembayaran dalam kecil, biasanya dilaksanakan melalui dana kas kecil. Dana
kas kecil merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek.
(Zaki Baridwan, 1980 : 63). Seperti halnya ongkos transport atau unit keperluan
sehari-hari dimana pembayaran dengan cek untuk hal-hal yang sekecil itu akan
mengakibatkan pekerjaan menjadi tertunda, membosankan, dan beban pencatatannya
mahal. Dana kas kecil diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung jawab
untuk membayar biaya yang relatif kecil dan meminta pengisian kembali dari kas
besar.
2.5 Metode yang digunakan dalam penyelenggaraan kas kecil ada dua, yaitu
sebagai berikut:

a. Metode Fluktuasi
Dalam metode ini pembentukan dana kecil dicatat dengan mendebit
rekening dana kas kecil. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan
mengkredit rekening dana kas kecil, sehingga saldo rekening kas kecil
selalu berubah. Dalam pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sesuai
dengan keperluan (tidak berdasarkan jumlah pengeluaran sebelumnya) dan
dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.
b. Metode Imprest
Pembentukan dana kas kecil dengan metode ini dilakukan dengan cek
dan dicetak dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo kas kecil
tidak berubah sesuai yang ditetapkan, kecuali jika saldo yang ditetapkan
itu dinaikkan atau dikurangi. Pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat
dalam jurnal tetapi hanya dilakukan dengan mengumpulkan bukti-bukti
transaksi sebagai arsip sementara oleh pemegang kas kecil. Pengisian
kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah yang tercantum dalam
kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Bukti penggeluaran ini dicap “telah
dibayar” agar tidak digunakan lagi. Pengisian ini dilakukan dengan cek
dan dicatat dengan mendebit rekening biaya dan mengkredit rekening kas.
Pengeluaran kas dengan menggunakan cek memiliki kebaikan ditinjau dari
pengendalian intern, yaitu :
1. Dengan digunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima
oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek.
2. Dilibatkannya pihak luar dalam hal ini bank, dalam pencatatan transaksi
pengeluaran kas.
3. Bagi perusahaan yang mengeluarkan cek, pengembalian cancelled check
digunakan sebagai tanda terima dari pihak yang menerima pembayaran.
Check Issuer secara otomatis menerima tanda penerimaan kas di pihak
yang menerima pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:
1. Bukti Kas Keluar
2. Cek
3. Permintaan cek
Catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah:
1. Jurnal Pengeluaran Kas
2. Register Cek
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Fungsi yang Memerlukan Pengeluaran Kas
Apabila suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, maka fungsi tersebut
mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatat utang.
2. Fungsi Pencatat Utang
Bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan
otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek sebesar yang
tercantum dalam dokumen terebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen
pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. Selain
itu fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menyelenggarakan arsip bukti
kas keluar yang belum dibayar yang berfungsi sebagai buku pembantu.
3. Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek, memintakan otorisasi
atas cek dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan
langsung kepada kreditur.
4. Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang
menyangkut biaya dan persediaan.
5. Fungsi Akuntansi Umum
Bertanggung jawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal
pengeluaran kas atau register.
6. Fungsi Audit Intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas secara
periodik dan mencocokkan hasil penghitungannya dengan saldo kas
menurut catatan akuntansi. Selain itu juga bertanggung jawab melakukan
pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan dan
membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
dirancang dengan merinci unsur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan,
serta unsur praktek yang sehat yang disebutkan di bawah ini:

Organisasi
a. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
b. Transasksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan
sendiri oleh Bagian Kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan
dari fungsi yang lain.
Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang
b. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwewenang.
c. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan
tertentu dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah
mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang dan yang dilampiri
dengan dokumen mendukung yang lengkap.
Praktek yang Sehat

a. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian
atau penggunaan yang tidak semestinya.
b. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus
dibubuhi cap “lunas” oleh Bagian Kasa setelah transaksi pengeluaran kas
dilakukan.
c. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan
informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh
fungsi pemeriksa intern (internal audit function) yang merupakan fungsi
yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
d. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan
penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.
e. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran
ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil,
yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system.
f. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan
dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
g. Kas yang ada di tangan (cash insafe) dan kas yang ada di perjalanan (cash
in transit) di asuransikan dari kerugian.
h. Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).
i. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian
terhadap kas yang ada di tangan (misalnya mesin register kas, almari besi,
dan strong room).
j. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh Bagian Kasa.

(Mulyadi, 1993 : 519-520)

2.6 Jurnal Penerimaan Kas


Pengertian jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang dipakai untuk
mencatat semua transaksi keuangan yang mengakibatkan bertambahnya kas atau uang
tunai perusahaan. Transaksi-transaksi yang dapat dicatat pada jurnal penerimaan kas
ini antara lain :

 Penjualan barang dagang secara tunai


 Penerimaan pembayaran piutang
 Penerimaan tambahan modal berupa uang tunai dari pemilik perusahaan
 Penerimaan pinjaman dari bank
 Penerimaan pendapatan lain seperti pendapatan sewa secara tunai
 Penerimaan tunai lainnya.

Tidak ada bentuk paten dari jurnal penerimaan kas. Namun ada bentuk yang
biasa dipakai oleh perusahaan-perusahaan. Bentuk tersebut berupa kolom-kolom yang
memuat 6 bagian besar, yaitu kolom Tanggal, Nomor Bukti (transaksi), Uraian
(keterangan), Referensi, Akun yang Didebet, dan Akun yang Dikredit

Kolom Akun yang Didebet berfungsi untuk mencatat nominal bernilai debet.
Kolom debet ini terpecah menjadi 2 sub kolom yang memuat akun Kas dan Potongan
Penjualan. Sedangkan Kolom  Akun yang Dikredit berfungsi untuk mencatat nominal
bernilai kredit. Kolom kredit ini juga terbagi menjadi sub kolom, tepatnya menjadi 3
sub kolom meliputi akun Piutang Dagang, Penjualan, dan akun Serba-serbi. Penjelasan
fungsi dari sub-sub kolom tersebut adalah sebagai berikut :

 Tanggal, untuk mencatat waktu terjadinya transaksi.


 Nomor Bukti, untuk mencatat nomor bukti transaksi yang biasanya berupa faktur
penjualan.
 Keterangan, untuk mencatat uraian transaksi.
 Referensi, untuk memberi tanda yang berhubungan dengan pemostingan ke buku
besar.
 Kas, untuk mencatat nilai uang tunai yang diterima.
 Potongan Penjualan, untuk mencatat nilai potongan penjualan yang diberikan kepada
konsumen atas transaksi penjualan yang terjadi (jika ada).
 Piutang Dagang, untuk mencatat nilai piutang yang diterima pembayarannya.
 Penjualan, untuk mencatat nilai keseluruhan penjualan yang terjadi.
 Serba-serbi. untuk mencatat selain akun-akun di atas. Kolom serba-serbi ini terbagi
lagi menjadi 2 sub kolom yang memuat Akun dan Jumlah. Kolom akun untuk
mencatat jenis akunnya, sedang kolom Jumlah untuk mencatat nilai nominal dari
jenis akun yang bersangkutan. Contoh, akun pendapatan sewa jika terjadi
penerimaan pendapatan sewa secara tunai. (Baca juga : Cara Membuat Buku
Besar)

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh transaksi yang berkaitan dengan jurnal
penerimaan kas pada perusahaan dagang.

Pada tanggal 6 Februari 2017 dijual barang dagangan secara tunai kepada Toko Setia
senilai Rp 1.000.000 dengan nomor faktur PJ-54. Harga pokok penjualan dari barang
dagang tersebut Rp 600.000,- dan Perusahaan memberikan potongan penjualan
sebesar 2%.

Pengisian pada jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut :

 Kolom Tanggal diisi = 6 Feb 2017


 Kolom Nomor Bukti diisi = PJ-54
 Kolom Keterangan diisi = Toko Setia
 Kolom Ref diisi = “v” (tanda ceklist) jika transaksi sudah diposting ke buku besar.
Jika belum, dikosongi terlebih dulu.
 Kolom Debet-Kas diisi = 980.000 [dari perhitungan 1.000.000 – (2% x 1.000.000)]
 Kolom Debet-Potongan Penjualan diisi = 20.000 (2% x 1.000.000)
 Kolom Kredit-Penjualan diisi = 1.000.000. (Baca juga : Sistem Pengendalian
Manajemen Sektor Publik)

Untuk harga pokok penjualan, dibukukan pada jurnal umum dengan mendebet akun
Harga Pokok Penjualan sebesar Rp 600.000 dan mengkredit Persediaan Barang
Dagang sebesar Rp 600.000,-

Dari penjelasan dan contoh di atas, dapat kita pahami bahwa jurnal penerimaan
kas digunakan hanya untuk mencatat semua transaksi yang dapat menambah saldo kas
perusahaan. Maka pemahaman untuk menyususn jurnal penerimaan kas adalah pasti
posisi debet adalah akun Kas, sedang posisi kredit adalah akun-akun yang
menyebabkan bertambahnya nilai saldo kas perusahaan.

2.7 Jurnal Pengeluaran Kas


Pengertian jurnal pengeluaran kas adalah jurnal khusus yang digunakan untuk
mencatat semua pengeluaran uang tunai atau kas dari berbagai jenis transaksi yang
terjadi pada perusahaan. Transaksi-transaksi yang dapat dicatat pada jurnal
pengeluaran kas ini meliputi :

 Pembelian barang dagang secara tunai


 Pembelian perlengkapan, peralatan atau aset secara tunai
 Pengambilan uang untuk keperluan pribadi pemilik (prive)
 Pembayaran utang perusahaan
 Pembayaran biaya-biaya, seperti biaya sewa, biaya gaji, biaya listrik dan telepon, dan
lain-lain.
 Pengeluaran tunai lainnya.

Seperti halnya jurnal penerimaan kas, pada jurnal pengeluaran kas juga tidak
memiliki bentuk paten. Namun ada bentuk yang biasa dipakai oleh perusahaan-
perusahaan yang sering disebut dengan format 4. Disebut format 4 karena pada kolom
debet memuat 4 bagian besar.

Bentuk format 4 berupa kolom-kolom yang memuat 6 bagian penting, yaitu


Tanggal, Nomor Bukti (transaksi), Keterangan, Referensi, Akun yang Didebet, dan
Akun yang Dikredit. Kolom Akun yang Didebet berfungsi untuk mencatat nominal
bernilai debet. Kolom debet ini terpecah menjadi 4 sub kolom (format 4) yang memuat
akun Pembelian, Utang, Serba-serbi akun dan jumlahnya. Sedangkan Kolom  Akun
yang Dikredit berfungsi untuk mencatat nominal bernilai kredit. Kolom kredit ini juga
terbagi menjadi sub kolom, yaitu menjadi 2 sub kolom meliputi akun Kas dan
Potongan Pembelian. Penjelasan fungsi dari kolom-kolom tersebut adalah sebagai
berikut :

 Tanggal, untuk mencatat waktu terjadinya transaksi.


 Nomor Bukti, untuk mencatat nomor bukti transaksi yang biasanya berupa faktur
pembelian.
 Keterangan, untuk mencatat uraian transaksi.
 Referensi, untuk memberi tanda yang berhubungan dengan pemostingan ke buku
besar.
 Pembelian, untuk mencatat nilai pembelian barang dagang secara tunai.
 Utang, untuk mencatat pembayaran utang.
 Serba-serbi, untuk mencatat selain selain akun-akun di atas. Kolom serba-serbi ini
terbagi menjadi 2 sub kolom yang memuat Akun dan Jumlah. Kolom akun untuk
mencatat jenis akunnya, sedang kolom Jumlah untuk mencatat nilai nominal dari
jenis akun yang bersangkutan. Contoh, akun Perlengkapan jika terjadi pembelian
perlengkapan secara tunai.
 Kas, untuk mencatat nilai uang tunai yang dikeluarkan.
 Potongan Pembelian, untuk mencatat potongan pembelian yang diterima atas
transaksi pembelian barang dagang (jika ada). (Baca juga : Fungsi Sistem
Informasi Akuntansi)
 Untuk lebih memahami, berikut contoh transaksi yang berkaitan dengan jurnal
pengeluaran kas pada perusahaan dagang.
Pada tanggal 6 Februari 2017 dibeli barang dagangan secara tunai dari PT. Setia
senilai Rp 1.500.000 dengan nomor faktur PB-32. Perusahaan memperoleh potongan
pembelian sebesar 2%.

Pengisian pada jurnal pengeluaran kas adalah sebagai berikut :

 Kolom Tanggal diisi = 6 Feb 2017


 Kolom Nomor Bukti diisi = PB-32
 Kolom Keterangan diisi = PT. Setia
 Kolom Ref diisi = “v” (tanda ceklist) jika transaksi sudah diposting ke buku besar.
Jika belum, dikosongi terlebih dulu.
 Kolom Debet-Pembelian diisi = 1.500.000
 Kolom Kredit-Kas diisi = 1.470.000 [dari perhitungan 1.500.000 – (2% x
1.500.000)]
 Kolom Kredit-Potongan Pembelian diisi = 30.000 (2% x 1.500.000).

Dari penjelasan dan contoh tersebut, dapat kita pahami bahwa jurnal
pengeluaran kas digunakan hanya untuk mencatat semua transaksi yang dapat
mengurangi saldo kas perusahaan. Maka pemahaman untuk menyususn jurnal
pengeluaran kas adalah pasti posisi kredit adalah akun Kas, sedang posisi debetnya
adalah akun-akun yang menyebabkan berkurangnya nilai saldo kas perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/16/sistem-penerimaan-dan-pengeluaran-kas/
https://dosenakuntansi.com/jurnal-penerimaan-kas

Anda mungkin juga menyukai