I. STUDI KASUS
1. PENGKAJIAN
Tanggal : 28-02-2021
2. IDENTITAS PASIEN
110
111
3. DATA SUBYEKTIF
a. ALASAN DATANG
b. KELUHAN UTAMA
c. RIWAYAT KESEHATAN
penyakit:
Tidak ada riwayat kembar dan kelainan cacat bawaan dari keluarga
d. RIWAYAT OBSTETRI
1) Riwayat haid
Menarche : 12 tahun
Lamanya : 7 hari
Hamil ke : ke-2
HPHT : 06-06-2020
HPL : 13-03-2021
TT : TT 2 (20-06-2017)
TT ke Tanggal Keterangan
1 28-08-2016 TT catin
2 20-06-2017 TT ke-2
bidan
ANC : 17x
Tanggal
Tempat Masalah Suplemen Tindakan/Pendkesh
Anc
Hb: 13,9 PU : -
GDS : 93 HBSAG : -
VCT : NR
e. RIWAYAT PERKAWINAN
tahun, usia saat menikah suami berusia 31 tahun dan istri berusia 20
tahun. Hubungan ibu dengan suami baik dan ibu tinggal serumah
bersama suami.
f. RIWAYAT KB
1) Riwayat KB dahulu
1) Pola nutrisi
Sebelum hamil
sayur, lauk bervariasi, dan terkadang ibu makan buah. Ibu minum
putih.
Hijau dan buah. Minum 7-8 gelas jenis air putih dan
Pantangan Makanan
2) Pola Eliminasi
Dari 5-6x sehari menjadi 7-8 kali sehari dengan warna kuning jernih,
bau khas, tidak ada keluhan. BAB tidak ada perubahan selama hamil,
3) Pola Aktivitas
duduk.
siang ±1 jam sehari tetapi jarang dan ibu juga mengatakan tidak ada
5) Pola seksual
6) Pola hygiene
118
obatan terlarang.
keluarga. Semua anggota keluarga turut serta menjaga ibu dan janin
suami, keluarga dan masyarakat juga baik. Selama hamil ibu masih
i. ADAT ISTIADAT
j. DATA PENGETAHUAN
4. DATA OBYEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan umum
RR : 20 x/ menit (normal)
b. Status present
rontok
penglihatan baik
jugularis
simetris, bersih
120
Ekstremitas
c. Status obstetric
1) Inspeksi
2) Palpasi
goyangkan
panggul)
TFU : 36 cm
3) Auskultasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada
5. ANALISA
a. Diagnosa
b. Kebutuhan
c. Diagnosa Potensial
Tak ada
Tak diperlukan
6. PENATALAKSANAAN
ketuban pecah.
yang benar.
persalinan seperti :
rujukan
disiapkan.
diberikan
anak.
ANC
c) Lila : 30 cm
HBSAG : -
VCT : -
Sifilis : -
RT-PCR : -
Hb : 14,3 gr%
1. PENGKAJIAN :
2. DATA SUBYEKTIF
a. Alasan Datang
berwarna merah
b. Keluhan Utama
2021 jam 03.00 WIB. Ny. H juga mengatakan keluar lendir bercampur
c. Tanda-Tanda Persalinan
1) Kontraksi : kuat
pukul 13.00 WIB berupa 1 piring nasi sedang, sayur kangkung, dan 1
2021 pukul 15.45 WIB, berwarna kuning kecoklatan dan lembek. Ny.
H juga mengatakan jika buang air kecil terakhir tadi pukul 17.00 WIB
persalinan.
kontraksi.
15.50 WIB, dan gosok gigi. Ganti baju terakhir tanggal 08 Maret 2021
dan keluarga baik. Ibu, suami dan keluarga mengatakan beragama Islam,
semua turut berdoa untuk keselamatan ibu dan bayinya. Mereka juga
berdoa semoga persalinan ibu lancar. Ibu ditemani oleh suami saat ini.
DATA PENGETAHUAN
hamil.
3. DATA OBYEKTIF
a. PEMERIKSAAN FISIK
1) Pemeriksaan umum
BB : 74 kg Suhu/T : 36,80 C
2) Status present
3) Status obstetric
a) Inspeksi :
ketuban
b) Pa1pasi
Goyangkan
TFU : 36 cm
c) Auskultasi
4) Pemeriksaan dalam
Oleh : bidan
Hasil :
Teraba : Kepala
Moulage :0
b. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada
130
4. ANALISA
a. Diagnosa Kebidanan
b. Kebutuhan
Tidak ada
c. Diagnosa Potensial
Tak ada
Tidak diperlukan
5. PENATALAKSANAAN
keluarga
janin baik
baik
131
f. Memberi asuhan sayang ibu yang dilakukan oleh saya dan bidan
arahan
Hasil :
25 TAHUN
Subyektif Ibu mengatakan merasa kenceng-kenceng dan mules semakin teratur serta ibu
merasa ingin mengejan
Obyektif HIS : 5x/10’/45” DJJ : 148 x/menit
Vital Sign ; TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/menit
Pemeriksaan Dalam : 10 cm Kep : III+
Eff : 100 % POD : UUK
KK : - STLD : +
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. H usia 25 tahun G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu 2 hari, janin
tunggal, hidup, intrauterine, puki, presentasi belakang kepala, inpartu kala
II, fisiologis
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
Pelaksanaan Tanggal : 08 Maret 2021 Jam : 20.45 WIB
1) Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa sudah memasuki proses
persalinan
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti bahwa sudah memasuki
proses persalinan
2) Mempersiapkan partus set dan heacting set di meja dekat pasien dan
petugas
Hasil : Partus set dan heacting set sudah siap di meja dekat
dengan pasien dan petugas
3) Mengajarkan ibu untuk teknik mengejan yaitu dengan menundukkan
kepala, mata terbuka, dan gigi mengatup. Mengejan dilakukan saat ada
dorongan dari dalam
Hasil : Ibu dapat melakukan teknik mengejan seperti yang
diajarkan
4) Memberikan asuhan sayang ibu di setiap waktu agar ibu lebih nyaman
selama masa kala I fase aktif ini dengan memberikan support mental
kepada ibu dibantu dengan suami dan keluarga dan memberikan sedikit
pijatan atau masase di area yang dirasakan ibu tidak nyaman terutama di
bagian punggung ke bawah
Hasil : Ibu sudah mendapatkan asuhan sayang ibu dengan
dibantu keluarga dan ibu merasa lebih nyaman
5) Memakai APD level 1 dan mencuci tangan
134
25 TAHUN
TAHUN
han
1. PENGKAJIAN :
2. DATA SUBYEKTIF
a. ALASAN DATANG
Tidak ada
b. KELUHAN UTAMA
laki-laki berat badan 3800 gr, tak ada penyulit. Masa nifas Ibu normal
1) Pola nutrisi
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu belum makan
2) Pola eliminasi
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu belum BAB. Ibu
3) Pola aktifitas
Ibu mengatakan selama masa nifas 6 jam ini ibu sudah dapat
4) Pola istirahat
Ibu mengatakan sudah bisa tidur selama masa nifas 6 jam ini
selama ±4 jam.
5) Pola hygiene
Ibu mengatakan sudah mandi, gosok gigi, dan keramas, tanpa ada
keluhan.
6) Pola menyusui
Ibu mengatakan baru mulai menyusui saat ibu sudah nyaman dan
bayinya. Hubungan ibu, suami, keluarga dengan tetangga baik, saat ibu
darah ibu belum menjalankan sholat. Pada saat ini fase psikologi yang
dialami ibu adalah fase Taking In yaitu fase dimana perhatian ibu
terhadap kebutuhan dirinya. Ibu lebih banyak istirahat karena lelah saat
bagian perineum.
f. DATA PENGETAHUAN :
3. DATA OBYEKTIF
a. PEMERIKSAAN FISIK
1) Pemeriksaan umum
BB : 70kg
2) Status present
142
Ekstremitas :
3) Status obstetric
a) Inspeksi :
oedema.
b) Palpasi
b. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
4. ANALISA
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. H usia 25 tahun P2A0, masa nifas 6 jam post partum, fisiologis
b. Diagnosa Masalah
Tidak ada
Tidak ada
143
Tidak ada
5. PENATALAKSANAAN
sudah diajarkan
Hasil : Ibu dan bayi berada dalam satu ruangan tetapi di tempat
500 kalori tiap hari yang setara dengan 1 porsi nasi 1 potong
tanggal 10 Maret 2021 pukul 06.30 WIB. Tablet Zat Besi (Fe)
145
Hasil : obat sudah diterima oleh ibu pada jam 06.40 WIB, ibu
Hasil : Ibu bersedia dan akan datang ke PMB pada hari ke-6
PARTUM
4) Pola Istirahat
Selama masa nifas ini pola istirahat ibu terganggu dikarenakan bayi selalu
menangis dan lapar terlebih pada saat malam hari tetapi tidak ada larangan
untuk tidur siang. Dalam sehari ibu hanya dapat tidur malam ± 5-6 jam
5) Psikologis
Saat ini ibu sedang berada dalam fase taking hold yaitu merasa khawatir
akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat
bayi. Ibu mengatakan merasa sudah mampu merawat bayinya dengan
bantuan keluarga.
2) Status Obstetrik
a. Inspeksi
Mamae : ASI keluar lancar, tidak ada kemerahan
Vulva : pengeluaran pervaginam lochea berwarna merah
kecoklatan (lochea Sanguinolenta), (ganti pembalut 3 x
sehari ¼ penuh)
Perinium : Pada perineum tidak ada tanda-tanda
kemerahan pada luka jahitan, tidak ada bengkak, tidak
ada warna kebiruan pada daerah jahitan, pengeluaran
pervaginam lochea berwarna merah kecoklatan (lochea
Sanguinolenta), serta jaringan post heacting menyatu
dengan baik dan sudah kering.
Ekstremitas: Tidak ada varises, tidak bengkak, tidak ada kemerahan
pada ekstrimitas, tak ada nyeri kaku otot atau sendi, homan sign (-)
b. Palpasi
Abdomen : TFU pertengahan simfisis pusat
Kontraksi : Keras, bentuk globuler
Analisa 1) Diagnosa Kebidanan
Ny. H usia 25 tahun P2A0, 6 hari post partum, fisiologis
2) Masalah
Tak ada
3) Diagnosa Potensial
147
Tak ada
4) Kebutuhan tindakan Segera, Konsultasi, Kolaborasi dan Rujukan
Tak diperlukan
PARTUM
minum 8-10 kali / hari jenis air putih.Ibu tidak mempunyai pantangan
makanan apapun selama masa nifas ini.
3) Pola Menyusui
Ibu mengatakan menyusui bayinya ± 2-3 jam 1x, setiap kali menyusu bayi
menghabiskan waktu ± 30 menit bergantian antara payudara kanan dan kiri.
Terkadang bayi menyusu < 2 jam jika bayi menangis atau sudah merasa lapar.
Ibu mengatakan bayinya hanya diberi ASI saja.Tak ada makanan tambahan.
Ibu selalu menyendawakan bayi setelah disusui, dengan cara memposisikan
bayi melekat ke dada ibu dan menepuk-nepuk pelan punggung bayi .
4) Pola Istirahat
Selama masa nifas ini ibu dapat tidur malam ± 6-7 jam. Ibu tidak tidur siang,
tetapi ibu sudah bisa beradaptasi sehingga ibu tidak merasa kelelahan.
5) Pola hygiene
Ibu tetap mandi, keramas, memotong kuku, dan berganti pakaian seperti
biasa.
6) Psikologis
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu mengatakan
sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya sudah meningkat
dengan dibantu ibu kandungnya serta suami.
1. PENGKAJIAN :
3. DATA SUBYEKTIF
a. ALASAN DATANG
Tidak ada
b. KELUHAN UTAMA
Tidak ada
kehamilan ibu 39 minggu 2 hari, selama hamil ibu datang ke bidan atau
perdarahan.
kehamilan ibu saat bersalin 39 minggu 2 hari, selama hamil ibu datang
penyulit, bayi lahir spontan, lengkap, sehat, jenis kelamin laki-laki. Ibu
1) Pola nutrisi
IMD 1 jam pertama pada bayi baru lahir gagal karena bayi terus
mengambil bayi dari atas perut ibu dan dipakaikan baju, popok,
152
bedong, sarung tangan kaki kering dan bersih. Namun saat ini bayi
2) Pola eliminasi
Bayi terlihat sudah BAB dan BAK 1x pukul 06.20 WIB. BAB
3) Pola istirahat
4) Pola hygiene
4. DATA OBYEKTIF
a. PEMERIKSAAN FISIK
1) Pemeriksaan umum
Kesadaran : composmentis
Vital sign :
Suhu : 36,50 C
153
Pemeriksaan antropometri
PB : 52 cm Lingkar dada: 34 cm
Lingkar lengan : 12 cm
Keadaan bayi :
Menangis : kuat
Gerakan : Aktif
2) Status present
muda
ada secret
vena jugularis
Ekstremitas :
terpisah
terpisah
Reflex :
d) Grasp reflek (+) saat telapak tangan bayi ditekan dengan jari
g) Babinski reflek (+) saat telapak kaki bayi digores, semua jari
5. ANALISA
a. Diagnosa Kebidanan
b. Masalah
c. Diagnosa Potensial
Tidak diperlukan
6. PENATALAKSANAAN
dan selimut
156
aktifitas
Hasil :keadaan umum bayi baik, detak jantung : 110 x /menit suhu:
kering.
sekali dan melihat reflek bayi apakah menyusu dengan kuat atau
tidak
dokumentasikan
157
II. PEMBAHASAN
dengan teori yang ada, seperti kesamaan dalam pengkajian identitas. Teori
2019, pp. 67–68). Nama klien dan suami berguna untuk memperlancar
komunikasi dalam asuhan sehingga tidak merasa kaku dan lebih akrab
apabila seorang wanita hamil pada usia kurang dari 20 tahun maka rentan
terjadinya anemia. Sedangkan ibu hamil diatas usia 35 tahun juga rentan
terjadi anemia karena terkait dengan pengaruh dari imunitas atau penurunan
daya tahan tubuh. Umur klien 25 tahun dan suami berusia 36 tahun, beragama
islam, dengan pendidikan terkahir S1. Klien adalah seorang ibu rumah
tangga, bersuku bangsa jawa dan bertempat tinggal di Gondang Manis, Bae,
Kudus. Menurut jurnal penelitian dari (Maryati et al., 2021) bahwa metode
daring merupakan salah satu solusi pembelajaran jarak jauh ketika terjadi
pandemi seperti saat ini, dimana kebijakan pemerintah salah satunya adalah
diwaspadai oleh ibu hamil, hal-hal yang harus dilakukan pada kehamilan
Selain pengkajian tentang identitas, pada data subyektif juga dikaji tentang
alasan datang dan keluhan utama pada klien. Dalam hal ini terdapat kesamaan
dari teori yang mengatakan pada trimester ketiga keluhan pasien yaitu sakit di
punggung. Menurut penelitian jurnal oleh (Suryani & Handayani, 2018) para
riwayat nyeri punggung terdahulu, paritas dan aktivitas. Sakit punggung pada
wanita hamil berkaitan dengan peningkatan berat badan akibat rahim yang
menunjukkan bahwa hal tersebut adalah keluhan normal yang dialami ibu
adanya penyulit pada masa kehamilan. Adanya perubahan fisik dan fisiologis
pada masa kehamilan yang melibatkan seluruh sistem dalam tubuh akan
DM, TBC, HIV, hepatitis, asma. Riwayat obstetri ibu baik, pada kehamilan
yang lalu klien melahirkan pada usia yang aterm, selama masa nifas ibu dan
bayi juga tidak mengalami masalah, berat badan lahir anak pertama 3500
gram. Persalinan ibu normal, tanpa adanya intervensi dengan alat. Pada
pemeriksaan ini usia kehamilan ibu adalah 38 minggu 1 hari, hal tersebut
berarti kehamilan ibu sudah memasuki kategori aterm. Ibu sudah periksa
kehamilan atau ANC sebanyak 17x. Hal ini sangat sesuai dengan kebijakan
2019).
class atau kelas ibu hamil. Pada kunjungan ANC saat ini ibu mengatakan
jauh sekitar 4 tahun, apa saja yang harus dibawa pada saat persalinan dan
mengenai apa saja yang harus dibawa pada saat persalinan dan tanda-tanda
persalinan.
dalam teori. Konsumsi tablet Fe pada ibu sudah baik yaitu minimal 90 tablet
kali. Pada TM III tablet Fe yang belum diminum ibu ada 6 tablet. Jadi jumlah
menggunakan air putih saja sesudah makan pada malam hari. Menurut
pemerintah untuk mencegah kejadian anemia pada ibu hamil salah satunya
adalah dengan pemberian suplemen tambah darah bagi ibu sebanyak 90 tablet
bahwa dari ibu hamil yang anemia yang di berikan tablet Fe terbukti tidak
hamil yang pertama kali dan menjelang persalinan. Pemeriksaan ini untuk
ditemukan kadar hemoglobin yang kurang dari 11gr/dl sudah termasuk dalam
negatif, VCT non reaktif, HbSAg negatif, urine protein negatif, kadar Hb
normal yaitu 14,3 gr/dL dan golongan darah A+. Selama masa pandemi ibu
ditetapkan. Menurut (Aziz 2020, p. 18) bahwa idealnya semua ibu hamil yang
164
Chain Reaction test (RT-PCR) yang didapat melalui swab nasopharing dan
hasil tes Swab RT-PCR selama 14 hari. Pada pemeriksaan RT-PCR pada Ny.
melakukan tes Swab RT-PCR ibu selalu melakukan protokol kesehatan dan
kesenjangan dengan teori. Keadaan ibu dalam batas normal baik dari tekanan
darah, denyut jantung, suhu tubuh, dan respirasi. Keadaan fisik ibu baik, berat
badan normal, tidak ada kecacatan maupun kondisi ibu yang memerlukan
penapisan tingkat lanjut. Berat badan ibu selama kehamilan yang dimulai
Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang daftar masalah pada masa kehamilan
hal yang sudah sesuai dengan kebutuhan dan keadaan ibu. Penulis
agar ibu mengetahui mengenai kondisi dirinya serta kesejahteraan janin. Pada
kehamilan TM III ibu merasa khawatir pada bayinya yang akan lahir jika
dengan memberitahu hasil pemeriksaan ibu dapat memiliki rasa percaya diri
yang tinggi setelah ibu mengetahui bahwa keadaan janin baik dan
kebutuhan untuk persalinan seperti biaya, kebutuhan ibu dan bayi seperti
baju, popok, bedong, kain jarik, alat mandi. Dalam hal ini sesuai dengan
pelayanan P4K yang dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil yang berguna
segala hal dari kebutuhan ibu dan bayi sampai pembiayaan yang rencana akan
Sesuai dengan teori (Sulistyawati, 2013) pada trimester ketiga keluhan yang
dirasakan oleh pasien seputar sakit di punggung bagian atas maupun di bawah
166
mechanic yang benar atau dengan senam hamil. Menurut penelitian jurnal
oleh (Azis, dkk. 2020) bahwa senam hamil bermanfaat untuk memperkuat
Dengan latihan yang teratur, minimal 1 kali dalam seminggu dengan lama
latihan 30 menit, maka hasil yang didapatkan akan maksimal sehingga proses
hamil selama kala I dapat menurunkan inseden partus lama, mengurangi rasa
latihan senam hamil yang rutin dapat mempengaruhi elastisitas otot dan
yaitu untuk lebih sering membaca buku KIA. Buku KIA memiliki manfaat
penting, yaitu sebagai alat informasi edukasi dan komunikasi yang ampuh
(KIA), dan sebagai alat yang dapat menurunkan angka kematian ibu maupun
(Mariyana, 2019) bahwa kepatuhan ibu membawa buku KIA dengan patuh
sosial, program kesehatan, dan sikap atau keyakinan dari individu. Pada
penelitian ini ibu yang patuh membawa buku KIA mengemukakan alasan
bahwa buku KIA penting agar dapat memantau perkembangan janin dan
kondisi kesehatan ibu, dimana hal tersebut salah satu manfaat buku KIA yaitu
zat besi atau ferum (Fe) dan meminimalkan efek samping lebih baik tablet zat
besi atau ferum (Fe) diminum dengan cara: a). Untuk ibu hamil, minumlah
satu tablet zat besi atau ferum (Fe) setiap hari paling sedikit selama 90 hari.
b). Minumlah tablet zat besi atau ferum (Fe) dengan air putih, jangan minum
dengan teh, susu atau kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi atau
ferum (Fe) dalam tubuh. c). Minumlah tablet zat besi atau ferum (Fe) setelah
makan malam, menjelang tidur untuk mengurangi rasa mual. d). Akan lebih
baik jika meminum tablet zat besi atau ferum (Fe) disertai makan buah-
buahan atau vitamin C karena dapat meningkatkan penyerapan zat besi atau
dalam asuhan yang diberikan pada pasien adalah menganjurkan ibu untuk
tanda persalinan.
dengan TFU 36 cm, DJJ 144 x/menit terartur letaknya di bagian perut kiri
menunjukkan 14,3 gr/dl, kenaikan berat badan ibu selama kehamilan yaitu 6
kg. Ibu sudah melakukan anc sebanyak 17x sebelum anc saat ini, pada
dengan kebutuhannya.
yang ada. Pada kala I persalinan pada pelaksanaannya hanya sebatas waktu
fisik, dan memeriksa pembukaan. Hal ini dikarenakan ibu mengatakan sudah
tingkat keseringannya, apakah ada pengeluaran dari jalan lahir seperti cairan
169
yang bukan air seni, seperti normalnya lendir yang disertai darah, serta
yang sangat berarti dari teori dan temuan di lapangan. Pengawasan dilakukan
di PMB dikarenakan jarak rumah ibu dengan PMB lumayan jauh dan untuk
kenceng dan belum teratur sejak pukul 03.00 WIB. Pasien juga mengatakan
adanya pengeluaran lendir darah pada pukul 04.00 WIB, kontraksi terasa
Pada saat menuju proses persalinan, ibu diberi makan dan minum ntuk
kekuatan bagi wanita yang akan melahirkan untuk mendorong keluar bayinya
tanpa harus menjalani operasi. Kontraksi yang terjadi bertambah kuat dan dia
dengan lancar. Klien terakhir makan malam pukul 18.30 WIB dan minum
pemikiran negatif yang muncul, antara lain takut mati dan merasa bersalah,
dilewati dengan perasaan senang dan terhindar dari depresi, sehingga akan
memperkecil rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu ketika bersalin (Puspitasari,
yang diungkapan oleh Sari dkk, 2014 bahwa peran serta orang terdekat
psikologi ibu bersalin yang sangat membutuhkan dorongan dan kasih sayang
melahirkan bayinya dengan cepat dan semangat (Ginting, 2019). Tidak ada
adat istiadat tertentu yang dianut pasien sehingga tidak perlu intervensi
terhadap hal berkaitan dengan adat istiadat. Keluarga Ny. H turut serta
Periksa dalam pada tanggal 08 Maret 2021 pukul 17.00 WIB menunjukkan
jarak dari rumah yang lumayan jauh biasa ditempuh sekitar ± 1 jam. Dari
171
Pelaksanaan dilakukan dengan asuhan sayang ibu selama kala I fase aktif.
ibu dan memberi minum kepada ibu (Handayani & Riansari, 2020).
Memberikan asuhan sayang ibu kepada Ny. H terutama dalam hal mengatur
posisi supaya klien nyaman dengan memberikan beberapa saran seperti tidur
dengan miring ke kiri, berjalan, merangkak dan klien memilih untuk berjalan-
sebelum persalinan berlangsung, berbagai posisi yang bisa dipilih untuk ibu
berdiri, berlutut, dan merangkak. Menurut WHO, posisi tegak pada persalinan
berjalan-jalan Ny. H merasa lelah dan memilih dengan bermain Gym Ball
atau Birth Ball exercise. Menurut teori dari Haryono (2019) yang
dirasakan mengalami perubahan sehingga ibu bersalin tidak lagi merasa nyeri
birthing ball sebagian latihan atau terapi birth ball yang dilakukan ibu
bersalin dengan cara duduk dengan santai dan bergoyang di atas bola,
mengurangi rasa nyeri saat persalinan (Sintya et al., 2020). Hasil pemeriksaan
Ny. H dan janin sehat serta baik-baik saja dilihat dari tekanan darah 110/70
Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian dari (J. Nugrahanintyas. W.U., 2018)
fisiologis tubuh. Saat melakukan nafas dalam tubuh merasa rileks sehingga
Pemantauan pertama pada tanggal 08 Maret 2021 pukul 20.30 WIB, Ny. H
merasa kenceng dan lebih teratur serta lebih sering daripada sebelumnya
bahwa observasi yang dilakukan meliputi keadaan ibu (nadi setiap 30 menit,
tekanan darah setiap 4 jam, suhu setiap 2 jam dan urine setiap 2-4 jam) dan
kondisi janin (DJJ setiap 30 menit) serta pembukaan serviks setiap 4 jam
bahwa pembukaan sudah di fase aktif dan kondisinya serta janin sehat dan
baik-baik saja. Memberikan asuhan sayang ibu kepada Ny. H terutama dalam
hal mengatur posisi supaya klien nyaman dengan menyarankan klien untuk
memilih posisi yang nyaman dan klien memilih posisi tidur dengan miring ke
kiri. Menurut jurnal penelitian dari (Veronica, 2020) bahwa posisi miring
karena iau tidak mengalami rasa pegal atau kram pinggang, jika kala II masih
lama. Posisi miring membuat ibu merasa lebih nyaman dan kontraksi uterus
lebih efektif sehingga memudahkan ibu untuk mengejan. Posisi miring dapat
digunakan sepanjang kala I dan kala II dengan cara ibu berbaring miring,
kedua pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi dan diantara kakinya
ditempatkan sebuah bantal atau kaki atasnya di angkat dan disokong. Hasil
cepat 0.53 detik jika dibandingkan dengan posisi lithotomi yang mana rata-
rata lama waktu pada posisi dorsal recumbent 22,80 menit (Pantiawati, dkk,
174
2016). Menurut teori yang dikemukakan oleh Sukarni (2013) dalam bukunya,
menyatakan bahwa melahirkan pada saat kepala bayi sudah memasuki vagina
semakin lentur jadi lebih maksimum sehingga bayi akan mudah dilahirkan.
Evaluasi hasil kasus Ny. H pada kala I berlangsung selama 3,5 jam. Pada
pemeriksaan dalam pertama pada tanggal 08 Maret 2021 pukul 05.00 WIB
didapatkan hasil pembukaan 6 cm, dan pada pukul 20.30 WIB didapatkan
hasil pembukaan 10 cm. Hal ini sesuai dengan teori Walyani & Purwoastuti
(2016) yang menyatakan bahwa fase aktif dimulai sejak serviks membuka
lengkap (10) berlangsung selama 6 jam. Pada kasus Ny. H kontraksi yang
dialami yaitu 5x dalam 10 menit. Normalnya kontraksi terjadi 3-5 kali dalam
2018, p. 39).
kesenjangan antara teori dan praktek. Ibu merasakan adanya cairan yang
keluar dari jalan lahir dan ingin mengejan seperti ingin BAB serta kenceng-
pembukaan pada anus terjadi karena kepala janin sudah turun masuk ke
panggul sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara
reflek timbul rasa mengejan, karena tekanan pada rectum ibu seperti ingin
175
buang air besar dengan tanda anus membuka. Sesuai dengan teori yang
yang sudah masuk ruang panggul akan menekan otot-otot dasar panggul
sehingga terjadi tekanan pada rektum dan secara refleks akan menimbulkan
rasa ingin mengejan, anus membuka, perineum menonjol dan tak lama kepala
tampak di vulva saat ada his. Bidan melakukan pemeriksaan dalam dengan
hasil portio tenang, pembukaan 10 cm, KK (-), eff 100%, UUK kiri depan, H
belakang kepala, puki, inpartu kala II, fisiologis. Menurut teori yang
usia 20-35 tahun G≤4P≤3A0, janin tunggal, hidup, intra uterin, puka atau
Pada Kepmenkes 320 tahun 2020 tentang daftar masalah pada masa
persalinan sesuai dengan yang dikeluhkan klien yaitu rasa ingin meneran.
pemakaian APD terutama pada alas kaki yang digunakan untuk menolong
persalinan adalah alas kaki yang tertutup (menutupi punggung kaki dan jari-
jari kaki), tidak berlubang. Telah menggunakan sarung tangan ganda yaitu
sarung tangan steril dan sarung tangan non steril. Selanjutnya dilakukan
kepala bayi. Pada teori dituliskan bahwa kain yang digunakan untuk
176
kesenjangan pada posisi persalinan yang dipilih oleh pasien. Posisi persalinan
dengan posisi setengah duduk dan membuka kaki ke samping atau ke depan.
Posisi mengejan yang dilakukan klien sudah benar yaitu mengejan seperti
ingin BAB yaitu kepala menunduk (fleksi), dagu menempel pada dada dan
mata terbuka. Menganjurkan kepada ibu mengejan pada saat ada His. Setelah
kepala bayi lahir dilanjutkan dengan putaran paksi luar, kemudian setelah
terjadi putaran paksi luar dicek apakah terdapat lilitan tali pusat atau tidak.
kaki bayi. Bayi yang baru lahir cenderung licin. Sehingga cara tersebut akan
menangis kuat, kulit kemerahan, gerakan aktif, dan jenis kelamin laki-laki.
sehingga dapat dilakukan tindakan asuhan pada bayi baru lahir fisiologis.
Hasil Evaluasi dari kasus Ny. H pada kala II berlangsung 15 menit. Hal ini
sesuai dengan kontraksi 4x/10 menit. Pada saat ada his kepala bayi mulai
177
meliputi jenis kelamin yaitu laki-laki, spontanitas menangis dan warna kulit
Pada kala III bayi lahir spontan tanggal 08 Maret 2020 pukul 20.45 WIB
mengatakan merasa lega setelah bayinya lahir dan merasa mulas pada perut
bagian bawah. Setelah diperiksa TFU teraba setinggi pusat, tidak ada janin
Diagnosa dari kasus yaitu Ny. H usia 25 tahun P2A0 dalam persalinan kala
Nughraheny, 2013) bahwa Ny. X umur 20-35 tahun P≤3A0 dalam persalinan
kesenjangan dengan teori. Satu menit setelah bayi lahir disuntikkan oksitosin
setelah bayi lahir mengikat dan memotong tali pusat. Tali pusat bayi diikat
dengan menggunakan benang tali pusat. Kontraksi pada rahim ibu baik,
atau tidaknya selaput atau bagian placenta yang tertinggal di rahim maupun
jalan lahir. Selanjutnya memeriksa vagina dan serviks ibu dengan sarung
tangan DTT apabila selaput ketuban robek dan melepaskan selaput yang
tertinggal dengan forsep DTT atau tangan. Pada kasus terdapat robekan di
2021) bahwa sebagian besar ibu bersalin mengalami ruptur perineum, hal ini
kerapuhan pada perineum, arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul
episiotomi, bayi yang besar, posisi letak bayi yang abnormal. Untuk
mengejan dengan baik dan benar. Pada kasus Ny. H terjadi robekan perineum
diakibatkan karena berat badan bayi yang besar yaitu 3800 gr dan merupakan
kehamilan yang kedua, ini merupakan hal yang normal jika terjadi robekan
masase segera pada fundus selama 5 detik untuk membantu kontraksi uterus.
Hasil evaluasi dari kala III kasus Ny. H lama kala III berlangsung selama
10 menit, hal sesuai denga teori menurut (Marmi, 2012b) lama kala III 6-10
menit. Kontraksi Ny. H teraba keras dan globuler. Tinggi fundus uterus 2 jari
perdarahan 100cc.
179
teori dan kasus. Plasenta telah lahir dengan lengkap serta pemeriksaan tanda-
tanda vital dalam batas normal serta perdarahan normal yaitu 100 cc, tetapi
perineum dan otot perineum. Ibu mengatakan merasa lega setelah ari-ari
sudah lahir.
(Sulistyawati dan Nughraheny, 2013) bahwa Ny. X umur 20-35 tahun P≤4A0
Bidan mengajarkan kepada ibu dan keluarga mengenai cara masase uterus
dan menilai kontraksi uterus agar ibu dan keluarga dapat mengetahui
pencegahan perdarahan karena kontraksi yang buruk atau bahkan atonia uteri.
Perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri adalah salah satu dari kasus
dengan masase.
untuk mencegah infeksi serta memberikan rasa nyaman pada ibu. Baju ibu
180
prinsip pencegahan infeksi, ibu dibersihkan dengan air DTT. Akan tetapi
pada kasus air yang digunakan untuk membersihkan ibu adalah air keran
dengan sumber air yaitu sumur yang belum diketahui kandungannya karena
Pada pelaksanaan IMD bayi Ny. H gagal pada satu jam pertama, kemudian
tetapi bayi langsung diangkat dari dada ibu lalu dilakukan asuhan BBL
hanya dibagian tubuh bayi yang kotor karena darah dan mekonium, setelah
itu bayi dipakaikan pakaiannya yang sudah disiapkan dan segera ditaruh di
box yang diberi lampu penghangat. Pada pemberian salep mata profilaksis
dan dibersihkan.
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu krusial bagi ibu.
kemih yang penuh. Maka pengosongan kandung kemih secara bertahap harus
dilakukan untuk menjaga agar kontraksi tetap baik. Dalam kasus ibu tidak
status persalinan ibu. Pengisian partograf telah diisi sejak ibu mulai
penyulit.
darah sebanyak ± 300cc dari kala I sampai dengan kala IV yang menandakan
kala IV selama 2 jam berhasil. Kontraksi uterus baik. Ny. H dapat melakukan
mobilisasi bertahap setelah 2 jam pasca persalinan. Pada kasus Ny. H juga
ditemukan pada ibu yang mengkonsumsi ikan lele, dan tambahan protein lain
yang berasal dari protein hewani, sehingga lama penyembuhan luka lebih
cepat dari pada ibu nifas dengan konsumsi ikan lele namun tidak
mengkonsumsi tambahan protein hewani lain. Hal ini dapat terlihat pada ibu
protein sedang mengalami penyembuhan luka yang cepat yaitu pada hari ke
mengalami tingkat penyembuhan luka yang lebih lama yaitu lebih dari 4 hari
(Fadelika, 2018).
182
Pengkajian yang dilakukan pada ibu dalam masa nifas 6 jam tidak
merasa mulas pada perut bagian bawah. Hal tersebut normal karena uterus
sedang berkontraksi. TFU teraba 2 jari dibawah pusat, teraba kandung kemih
kosong, uterus teraba berkontraksi keras, bentuk uterus globuler atau bulat
telur dan terdapat pengeluaran lochea Rubra (Marmi, 2012a, pp. 184–185).
Diagnosa yang dari hasil pengkajian yaitu Ny. H usia 25 tahun P2A0, masa
nifas 6 jam post partum, fisiologis. Sesuai dengan teori yang mengatakan
bahwa diagnosa normal bagi ibu nifas 6 jam fisiologis adalah Ny. X umur 20-
35 tahun, P≤4 A0 6 jam post partum normal dengan keadaan umum ibu baik
Terdapat kesenjangan yang tidak berarti dari kasus yang didapat dengan
teori pada perubahan psikologis masa nifas 6 jam post partum, menurut
(Dewi dan Sunarsih, 2014, p. 66) yaitu perubahan psikologis yang dialami ibu
saat ini pada “Fase Taking In” yaitu periode ketergantungan (focus perhatian
ibu pada dirinya sendiri). Pada fase ini biasanya berlangsung pada hari
pertama dan kedua setelah melahirkan. Ibu merasa kecewa tentang bayinya
(jenis kelamin, warna kulit, dsb), ketidaknyamanan pada perubahan fisik ibu,
rasa bersalah ibu belum bisa menyusui, dan kritikan dari keluarga karena ibu
183
memperhatikan bayinya dan takut jika terjadi sesuatu terhadap bayinya. Hal
itu sangat wajar karena ibu dan keluarga terlihat sangat mengharapan
kiri/kanan, duduk, berdiri, dan berjalan. Setiap ibu ingin BAK ibu disarankan
untuk berjalan ke kamar mandi, sehingga hal ini juga akan mendorong ibu
ibu tidak bisa BAK. Kandung kemih yang penuh akan mengganggu kontraksi
jurnal oleh (Dian, 2020) bahwa mobilisasi dini sangat diperlukan ibu nifas
dengan adanya kontraksi rahim maka lochea di dalam rahim akan cepat
perineum dari personal hygiene dengan cebok yang bersih setelah BAB atau
betadine 2 kali sehari pada jahitan. Hal ini sesuai dengan penelitian
jahitan perineum tetapi juga memulihkan kondisi tubuh ibu. Jika vulva
hygiene dilakukan dengan baik maka luka akan sembuh dengan baik dan
eksklusif dengan menyusui setiap 2 jam sekali selama 10-15 menit sampai
bayi berusia 6 bulan. Ibu dapat memberikan ASI dengan baik jika kondisi
payudara bersih, serta tidak mengalami masalah seperti puting lecet atau
termasuk pada malam hari, minimal 8 kali perhari. Produksi ASI sangat
biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat berkurang
bila bayi menyusu terlalu sebentar (Bobak, 2005), Oleh karena itu, menyusui
eksklusif.
kebutuhan tubuh serta pemulihan tubuh pasca bersalin dan untuk membantu
dalam proses menyusui. Selain nutrisi yang berupa makanan diberikan pula
tablet Fe dan vitamin A pada pasien. Nutrisi tambahan untuk ibu dalam 6 jam
185
Nanny Lia dan Sunarsih, 2014). Ny. H sudah mendapatkan vitamin A yang
Evaluasi hasil pada kasus Ny. H diketahui TFU 2 jari dibawah pusat,
membagi fokus antara dirinya sendiri dan bayinya karena ibu khawatir bayi
terjadi sesuatu.
Terdapat kesenjangan dan persamaan dari kasus dan teori yang telah di
kesamaan hasil pemeriksaan pada palpasi abdomen dengan teori yaitu pada
usia ibu nifas 6 hari postpartum tinggi fundus uteri berada pada pertengahan
simphisis dan pusat (Dewi dan Sunarsih, 2014). Terdapat kesenjangan dengan
teori yang seharusnya dilakukan pemeriksaan tanda homan sign akan tetapi
pada kasus Ny. H tidak dilakukan pemeriksaan tanda homan (homan sign)
dan juga tromboplebitis pada ekstremitas pasien. Ibu juga mengatakan sedikit
mengantuk karena kecapekan akibat pada malam hari ibu kurang istirahat.
Menurut teori yang dikemukakan oleh (Dewi dan Sunarsih, 2014, p. 116)
186
Masa nifas 6 hari secara psikologis digolongkan ke dalam fase taking hold.
Pada fase taking hold ibu merasa khawatir akan kemampuanya untuk
merawat bayinya. Keluhan ibu biasanya seputar masalah istirahat dan ibu
kurangnya istirahat dikarenakan bayi sering kali terbangun saat malam hari.
bayi seperti pada teori. Hal tersebut disebabkan karena kelahiran ini sangat
ibu harapkan sehingga ibu merasa senang dan merasa ingin selalu merawat
bayinya dengan baik dan benar. Terlebih lagi keluarga sangat kooperatif
H usia 25 tahun P2A0 post partum 6 hari fisiologis. Menurut teori dari
(Marmi, 2012a) bahwa Ny. X umur 20-35 tahun, G≤4 P≤3 A0 Hari ke 6 post
partum normal.
involusio uteri, didapatkan TFU pasien pada pertengahan simfisis dan pusat.
Evaluasi hasil pada kasus Ny. H 6 hari masa nifas, involusio berjalan
dengan baik terbukti dari TFU berada pada pertengahan simphisis dan pusat
187
sesuai dengan teori menurut (Marmi, 2012a) pada hari ke 6 TFU berada pada
putih bercampur coklat kemerahan, jahitan perineum sudah kering, ibu bisa
istirahat jika bayinya sedang tidak menangis atau rewel. Ibu bisa tidur kurang
lebih 5-6 jam pada malam hari. Hal ini tidak sesuai dengan teori karena teori
untuk tidur. Walaupun begitu ibu sudah merasa cukup waktu untuk
istirahatnya karena ibu kandung serta suami ikut membantu ibu dalam
mengurus bayinya.
antara teori dan praktik. Menurut teori dari (Dewi dan Sunarsih, 2014, p. 66)
bahwa fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab dan peran
baru yang biasanya mulai berlangsung pada sepuluh hari post partum. Ny. H
merasa mengantuk dan kurang istirahat. Pada 2 minggu postpartum ini waktu
Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal. Jahitan perineum ibu sudah
menutup, tidak ada tanda infeksi, TFU sudah tidak teraba. Hal tersebut
Diagnosa dari kasus adalah Ny H usia 25 tahun P2A0 post partum 14 hari
fisiologis. Menurut teori dari (Marmi, 2012b) bahwa Ny. X umur 20-35
klien memilih alat kontrasepsi yang digunakan setelah masa nifas, dan Ny. H
Evalusai hasil pada kasus Ny. H diketahui TFU sudah tidak teraba,
teori dan praktik. Pengukuran antropometri bayi dalam batas normal yaitu BB
: 3800 gr, berat badan BBL normal adalah 2500 - 4000 gram. Pajang badan :
52 cm, lingkar kepala : 35 cm, lingkar dada: 34 cm, dan lingkar lengan : 12
cm. Dalam waktu 6 jam bayi sudah buang air kecil dan sudah buang air besar.
Normalnya bayi akan berkemih paling sedikit sekali dalam 24 jam dan
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian pada pasien adalah bayi
Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rukiyah, dkk (2019) perawatan
tali pusat dapat dilakukan dengan membersihkan tali pusat sesering mungkin
jika terlihat kotor atau lembab. Tidak membungkus tali pusat dengan kencang
2019, p. 118).
Bayi yang baru lahir juga memerlukan adaptasi terhadap suhu ruangan,
maka penulis memakaikan baju lengkap beserta topi dan dibedong, serta
menidurkan bayi di samping ibu. Sesuai dengan teori dari (Rukiyah dan
tubuh bayi dengan kain kering hangat dan menutup kepala bayi. Serta
menghindari memandikan bayi minimal sampai 6 jam dan hanya jika tidak
terdapat masalah medis serta suhu tubuh bayi 36,50C atau lebih.
penatalaksanaan BBL usia 6 jam hal tersebut sudah tidak dilaksankan karena
suntikan vitamin K sudah dilakukan segera setelah bayi lahir. Begitu pula
dengan imunisasi HB0 yang dilakukan 1 jam setelah bayi lahir, sesuai dengan
teori (Rukiyah dan Yuliyanti, 2019, p. 128) bayi diberikan imunisasi hepatitis
terhadap bayi.
makanan utama dan terbaik yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi baru
lahir sampai usia 6 bulan. Kandungan ASI antara lain adalah zat kekebalan
tubuh, anti infeksi, serta semua nutrisi yang memang dibutuhkan oleh bayi
baru lahir sampai berusia 6 bulan. Bayi yang diberi ASI Eksklusif selama 6
kejadian obesitas pasti dapat dicegah, karena ASI dapat mengontrol berat
badan bayi. Maka dari itu bayi harus diberikan nutrisi yang cukup dengan
ASI eksklusif sampai bayi usai 6 bulan. Menurut Rukiyah (2019) bayi
berkemih 6-10x, dengan warna urine pucat menunjukan masukan cairan yang
cukup atau berkemih > 8 kali pertanda ASI cukup, umumnya bayi
mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari. Bayi Ny. H buang air kecil 7-8 kali
sehari sedangkan buang air besar 2-3 kali sehari. Feses bayi sudah tidak
berupa mekoneum. Pola tidur bayi juga sesuai dengan usianya yaitu sekitar
16 jam per hari seperti yang dikatakan pada teori menurut bahwa dalam dua
minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur, dan bayi baru lahir
sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari (Rukiyah dan
Yuliyanti, 2019).
191
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian adalah bayi Ny. H usia 6
hari fisiologis. Menurut teori dari (Rukiyah dan Yuliyanti, 2019, p. 248)
tanda bahaya pada bayi seperti pada teori (Rukiyah dan Yuliyanti, 2019) (1)
Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit, (2) terlalu panas (>380C) atau
terlalu dingin (<360C), (3) Kulit bayi kuning (terutama 24 jam pertama), biru,
pucat atau memar, (4) Hisapan lemah, sering muntah, mengantuk berlebihan,
(5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), berbau busuk, (6)
Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK dalam 24 jam, tinja lembek/encer,
sering berwarna hijau tua, ada lendir atau darah (7) Menggigil, rewel, lemas,
mengantuk, kejang terus menerus an tidak bisa tenang. Tidak ada tanda
mengenai asi eksklusif dan stimulasi tumbuh kembang anak sesuai dengan
yang terdapat pada buku KIA. Penkes mengenai stimulasi anak merupakan
kesenjangan antara teori dan praktik. Bayi dapat menyusu dengan baik, serta
pemeriksaan fisik dalam kondisi normal. Berat badan bayi naik dari 4000
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian yaitu bayi baru lahir. Ny.
lengkap dengan maksud agar ibu mengetahui manfaat imunisasi dan dapat
Imunisasi yang sudah diberikan pada bayi meliputi imunisai HB0 yang
adalah BGC dan polio 1, Polio 2,3,4, DPT-HB-HiB 1,2,3, dan campak karena
usia bayi belum mencukupi untuk diberikan imunisasi tersebut. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh (Rukiyah dan Yuliyanti, 2019, pp. 79–
Posyandu 1 bulan sekali secara rutin. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan
anaknya di Posyandu atau PMB karena bayi yang sehat akan mengalami