Anda di halaman 1dari 19

PENGANTAR BISNIS

LEMBAGA KEUANGAN DAN PENGGABUNGAN


USAHA

Disusun Oleh:

Nama NIM/No Absen

1. Ni Made Ayu Wilantari 2002622010159/ 11


2. Ni Made Indah Nareswati 2002622010161/ 13
3. Ni Ketut Antika 2002622010165/ 17

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada
waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang “Lembaga Keuangan dan
Penggabungan Usaha”. Dengan selesainya makalah ini kami ucapkan terima kasih kepada :

Bapak Adhi Krisna Yuliawan, SE,MM selaku Dosen Pengantar Bisnis di Universitas
Mahasaraswati Denpasar.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini,
baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
wawasan kami. Oleh sebab itu, kami mengharapan kritik dan saran dari para pembaca. Kritik
konstruktif dari para pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Denpasar, 4 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Lembaga Perbankan.............................................................................. 2
2.2 Penggabungan Perusahaan.................................................................... 9
2.3 Pengkonsentrasian Perusahaan............................................................. 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam tatanan
kehidupan masyarakat. Peran strategis bank dalam pembangunan ekonomi masyarakat,
meliputi peran sebagai media untuk dapat memobilisasi dana masyarakat dalam rangka
akselerasi pembangunan, berperan sebagai dinamisator penggerak kegiatan sektor riil untuk
semakin terpacu sekaligus juga berperan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam berbagai transaksi dan jasa lalu lintas keuangan.
Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong pemilik atau
manajemen perusahaan untuk mengembangkan usaha atau bisnisnya baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan penggabungan usaha. Dengan
penggabungan usaha, diharapkan perusahaan-perusahaan itu dapat meningkatkan pasar dari
aktivitas operasional yang ada dan sebagainya. Penggabungan usaha juga dianggap sebagai
wacana untuk mencapai tujuan dan kepentingan usaha yang memberikan pertumbuhan yang
relatif cepat atau memenangkan pasar baru sehingga lebih menarik dibandingkan
pengembangan usaha secara normal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan lembaga perbankan?


2. Apa yang dimaksud dengan penggabungan perusahaan?
3. Apa yang dimaksud dengan pengkonsentrasian perusahaan?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian lembaga perbankan beserta fungsi dan pengelompokanya.


2. Untuk mengetahui pengertian penggabungan perusahaan dan contoh-contoh
penggabungan perusahan.
3. Untuk mengetahui pengertian dan memahami proses pengkonsentrasian perusahaan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lembaga Perbankan

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan


kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal daribahasa Italia banca
berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas bank


umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan
operasionalnya.BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan
kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual
bank sistem, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada
hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah.

Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun


terakhir.Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank
memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka
beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

A. Fungsi Lembaga Perbankan


Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian.
Fungsi utama lembaga perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional
dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,

2
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat
banyak.

Fungsi lembaga perbankan juga sebagai perantara pihak-pihak yang memiliki


kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana membawa konsekuensi
pada timbulnya interaksi yang intensif antara bank sebagai pelaku usaha dengan
nasabah sebagai konsumen pengguna jasa perbankan.

Dari sisi pihak yang memiliki kelebihan dana, interaksi dengan bank terjadi
pada saat pihak yang kelebihan dana tersebut menyimpan dananya pada bank dalam
bentuk giro, tabungan, deposito, sementara dari sisi pihak yang memerlukan dana
interaksi terjadi pada saat pihak yang memerlukan dana tersebut meminjam dana dari
bank guna keperluan tertentu. Interaksi antara bank dengan konsumen pengguna jasa
perbankan (selanjutnya disebut dengan nasabah) dapat pula mengambil bentuk lain
pada saat nasabah melakukan transaksi jasa perbankan selain penyimpanan dan
peminjaman dana. Bentuk transaksi lain tersebut seperti misalnya jasa transfer dana,
inkaso, maupun safe deposit. Dalam perkembangannya, nasabah pun dapat
memanfaatkan jasa bank untuk mendapatkan produk lembaga keuangan bukan bank,
seperti produk asuransi yang dikaitkan dengan produk bank (bancassurance) dan
reksadana.

Dalam interaksi yang demikian intensif antara bank dengan nasabah di atas,
bukan suatu hal yang tidak mungkin apabila terjadi friksi yang apabila tidak segera
diselesaikan dapat berubah menjadi sengketa antara nasabah dengan bank. Dari
berbagai pengalaman yang ada, timbulnya friksi tersebut terutama disebabkan oleh
empat hal yaitu :

1. Informasi yang kurang memadai mengenai karakteristik produk atau jasa yang
ditawarkan bank.
2. Pemahaman nasabah terhadap aktivitas dan produk atau jasa perbankan yang
masih kurang, yang Disampaikan pada diskusi Badan Perlindungan Konsumen
Nasional dan Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Bank
Indonesia, Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
3
3. Ketimpangan hubungan antara nasabah dengan bank, khususnya bagi nasabah
peminjam dana.
4. Tidak adanya saluran yang memadai untuk memfasilitasi penyelesaian awal friksi
yang terjadi antara nasabah dengan bank.

Untuk menyikapi permasalahan tersebut, maka Bank Indonesia sebagai otoritas


pengawas industri perbankan berkepentingan untuk meningkatkan perlindungan
terhadap kepentingan nasabah dalam berhubungan dengan bank.Mengingat pentingnya
permasalahan tersebut, Bank Indonesia telah menetapkan upaya perlindungan nasabah
sebagai salah satu pilar dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang diluncurkan
oleh Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 9 Januari 2004.API sendiri merupakan
suatu cetak birusistem perbankan nasional yang terdiri dari enam pilar untuk
mewujudkan visi sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna menciptakan
kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional. Enam pilar dalam API adalah :

1. Struktur perbankan yang sehat,


2. Sistem pengaturan yang efektif,
3. Sistem pengawasan yang independen dan efektif,
4. Industri perbankan yang kuat,
5. Infrastruktur yang mencukupi,
6. Perlindungan nasabah.
B. Jenis- Jenis Lembaga Perbankan
Jenis lembaga perbankan dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, antara lain :
a. Berdasarkan fungsinya
Bedasarkan fungsinya, bank di Indonesia dikelompokkan menjadi bank sentral, dan
bank umum syariah.
1. Bank Sentral (Central Bank)
Bank sentral adalah bank yang berfungsi mengurus peredaran uang dalam
negeri, mengawasi bank lain, serta memajukan lalu lintas pembayaran luar
negeri. Bank ini merupakan institusi pusat dari sistem moneter dan keuangan
sebuah negara. Setiap negara maju memiliki sebuah bank sentral, namun tidak
4
semua bank sentral memiliki fungsi yang sama. Fungsi bank sentral di Indonesia
dijalankan oleh Bank Indonesia (BI)
2. Bank Umum (Commercial Bank)
Bank umum adalah bank yang memiliki fungsi utama sebagai penghimpun
dari penyalur dana masyarakat serta pemberi jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Tujuan utamanya adalah untuk mencari keuntungan yang didapatkan dari selisih
pendapatan dan biaya. Beberapa contoh bank umum yang ada di Indonesia (BNI)
1946, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA),
Bank Danamon, dan Lippo Bank.
3. Bank Umum Syariah
Bank umum syariah adalah bank umum yang kegiatannya mengumpulkan
dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat, serta ikut
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, yang semuanya dilakukan
dengan prinsip syariah. Prinsip syariah adalah prinsip-prinsip penyimpanan dana,
peminjaman dana, jual beli, dan segala aspek perniagaan dan perekonomian yang
dilaksanakan dengan menerapkan tuntunan agama Islam. Bank Muamalat
Indonesia (BMI) adalah bank syariah pertama di Indonesia, berdiri pada tahun
1992.

b. Berdasarkan kepemilikannya
Berdasarkan kepemilikannya, bank di Indonesia dikelompokkan menjadi bank milik
negara, baik milik swasta, bank milik pemerintah daerah, dan bank koperasi :
1. Bank Milik Negara (Pemerintah)
Bank milik negara adalah bank yang seluruh modal atau sahamnya berasal dari
pemerintah. Bank milik negara terdiri atas :
 Bank Indonesia, sebagai pemegang kas pemerintah
 Bank Mandiri, sebuah bank milik pemerintah yang diatur berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998 tentang
Pernyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian perusahaan
perseroan (persero) di bidang perbankan. Penyertaan modal negara RI pada PT

5
Bank Mandiri pada saat pendiriannya berasal dari dua sumber kekayaan
negara, yaitu :
 Saham milik negara yang ada pada keempat bank milik negara yaitu PT
Bank Bumi Daya (persero), PT Bank Dagang Negara (persero), PT Bank
Ekspor Impor (persero), dan PT Bank Pembangunan Indonesia.
 Modal PT Bank Mandiri yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan dari pendapatan dan belanja negara.
 Bank BNI 1946, bank milik pemerintah yang didirikan berdasarkan UU
No.17/1986. Bank BNI adalah bank umum yang pada awalnya mempunyai
tugas utama untuk menggerakkan sektor industri.
 Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan berdasarkan UU No.21/1968 untuk
melakukan usaha bank umum. Pada awal pendiriannya, BRI bertugas melayani
petani, koperasi, nelayan, pengrajin, perindustrian dan pedagang kecil,
termasuk pengawasan atas bank desa, bank pasar, dan sejenisnya.
 Bank Tabungan Negara (BTN) didirikan dengan UU No.20/1968. pada awal
pendiriannya, bank ini bertugas untuk mengumpulkan dana terutama melalui
simpanan berbentuk tabungan. Belakangan usahanya banyak ditujukan untuk
memberikan kredit perumahan.
2. Bank Milik Swasta
Bank milik swasta adalah bank yang seluruh modal atau sahamnya berasal dari
pemodal swasta. Terdapat tiga kelompok bank milik swasta yaitu bank milik
swasta asing, yaitu bank milik swasta nasional dan bank milik campuran.
 Bank Milik Swasta Asing,
Yaitu bank-bank yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pihak asing, baik oleh
warga negara asing maupun badan hukum yang pimpinan dan pesertanya
warga negara asing. Contoh bank milik swasta asing adalah Standard Chartered
Bank (Inggris), European Asia Bank (Eropa), Bank of Tokyo (Jepang), Bank
of America, City Bank, Chese Manhattan Bank, dan American Express Bank
(USA)

6
 Bank Milik Swasta Nasional,
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh
swastanasional. Hal ini dapat diketahui dari akte pendiriannya didirikan oleh
swasta sepenuhnya begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk
keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank milik swasta
nasional adalah Bank Bumi Putra, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank
Internasional Indonesia, Bank Lippo, Bank Mega, Bank Muamalat, Bank
Niaga, Bank Permata, dan bank swasta lainnya.
 Bank milik campuran atau kerja sama antara swasta nasional dan swasta asing,
Yaitu bank yang berdiri di Indonesia yang modal sahamnya merupakan
gabungan antara pihak swasta Indonesia dan swasta asing. Contohnya adalah
Bank Maybank Syariah Indonesia, dahulu bernama "Bank Maybank Indocorp".
3. Bank Milik Pemerintah Daerah
Keberadaan bank milik pemerintah daerah diatur dengan UU No.13/1962. Setiap
daerah provinsi (daerah tingkat I) memiliki bank pemerintah daerah yang lazim
disebut Bank Pembangunan Daerah (BPD).
4. Bank Koperasi
Bank milik koperasi,merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki
oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.Contoh bank jenis ini adalah Bank
Umum Koperasi Indonesia(Bank Bukopin).

c. Berdasarkan Penciptaan Uang Giral


Berdasarkan penciptaan uang giral, bank di Indonesia dikelompokkan menjadi dua,
yaitu bank primer dan bank sekunder.
1. Bank primer
Bank primer adalah bank yang dapat menciptakan uang giral.Semua bank
umum adalah bank yang dapat menciptakan uang giral, karena menerima simpanan
dari masyarakat dalam bentuk giro yang memungkinkan girannya menarik cek
atau bilyet giro yang merupakan uang giral. Di sisi lain bank umum juga
memberikan kredit kepada nasabah dengan penarikan yang dapat dilakukan

7
dengan instrumen uang giral. Selain bank umum, bank sentral juga merupakan
bank primer karena bank ini dapat menerbitkan uang giral.
2. Bank sekunder
Bank sekunder adalah bank yang tidak dapat menciptakan uang giral, hanya
sebagai perantara dalam menyalurkan kredit. Bank yang tergolong bank sekunder
antara lain bank-bank perkreditan rakyat, bank tani dan bank desa. Bank-bank ini
tidak diperkenankan untuk ikut dalam lalulintas pembayaran uang (misalnya
transfer dan kliring) dan tidak diperkenankan untuk menerima simpanan dalam
bentuk giro, karenanya mereka tidak dapat menciptakan uang giral.

d. Berdasarkan Undang-Undang
Undang-Undang yang menjadi pokok acuan pelaksanaan kegiatan perbankan di
Indonesia adalah UU NO.14/1967, selanjutnya diubah menjadi UU No.7/1992 dan
yang terakhir adalah UU No.10/1998.Khusus untuk Bank Indonesia, terakhir diatur
dengan UU No. 23/1999.Menurut UU No.7/1992 dan perubahannya dengan UU
No.10/1998, jenis bank dikelompokkan menjadi dua yaitu bank umum dan bank
perkreditan rakyat (BPR), Bank umum maupun bank perkreditan rakyat dapat
melaksanakan kegiatan usahannya secara konvensional maupun dengan prinsip
syariah.
Berdasarkan UU Perbankan No.7/1992 yang diubah dengan UU No.10/1998,
pembagian bank yang telah dibicarakan di atas, yaitu berdasarkan fungsinya
pemiliknya dan lain-lain sudah tidak ditempatkan lagi dalam undang-undang, sehingga
pengeloompokan bank saat ini dibedakan dari badan hukumnya.
Dengan ketentuan UU Perbankan No.7/1992 dan UU No.10/1998, tampak bahwa
terdapat tiga kemungkinan bentuk badan usaha yang sama bagi bank umum dan bank
perkreditan rakyat, yaitu perusahaan daerah, koperasi dan perseroan terbatas. Namun
bank perkreditan rakyat tidak dimungkinkan berbadan hukum perseroan.
Bank umum dapat melakukan emisi saham pada bursa efek di Indonesia dengan
ketentuan bahwa bagi bank dengan badan hukum perusahaan perseroan (persero)
emisi saham hanya mungkin untuk dilakukan tetapi tidak mengakibatkan perubahan
mayoritas kepemilikan atas saham oleh negara.
8
2.2 Penggabungan Perusahaan

A. Pengertian Penggabungan Perusahaan


Penggabungan perusahaan adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan
satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai upaya untuk
memperluas usaha.
B. Tata Cara Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha
Penggabungan Usaha atau Peleburan Usaha wajib dilaksanakan dengan memenuhi tata
cara sebagai berikut :
1. Keadaan usaha perseroan serta perkembangan hasil usaha perseroan, dengan
memperhatikan pula laporan keuangan perseroan yang telah diaudit oleh akuntan
yang terdaftar di Bapepam selama 3 tahun terakhir.
2. Hasil analisis pihak independen mengenai kewajaran nilai saham dan aktiva tetap
perseroan seta aspek hukum penggabungan usaha atau peleburan usaha
3. Metode dan tata cara konversi saham yang akan digunakan, yang didukung oleh
keterangan pihak independen mengenai hal tersebut.
4. Cara penyelesaian kewajiban perseroan
5. Cara penyelesaian hak-hak pemegang saham yang tidak setuju terhadap
penggabungan usaha atau peleburan usaha
6. Struktur organisasi dan sumber daya manusia setelah penggabungan usaha atau
peleburan usaha
7. Analisa manajemen terhadap perseroan setelah penggabungan usaha atau peleburan
usaha
C. Jenis-Jenis Penggabungan Usaha
1. Consolidation / Konsolidasi
adalah penggabungan beberapa perusahaan yang semula berdiri sendiri-sendiri
menjadi satu perusahaan baru dan perusahaan lama ditutup
2. Merger

9
Jenis penggabungan usaha dimana hanya ada satu dari perusahaan yang bergabung
yang bertahan dan perusahaan lainnya dibubarkan.Dengan melakukan merger, suatu
perusahaan mengambil alih satu atau beberapa PT lainnya.PT yang diambil alih
tersebut dibubarkan dan modalnya menjadi modal PT yang mengambil alih.Para
pemegang saham PT yang dibubarkan menjadi pemegang saham PT yang mengambil
alih.
3. Akuisisi
adalah pengambilalihan sebagian saham perusahaan oleh perusahaan lain dan
perusahaan yang mengambil alih menjadi holding sedangkan perusahaan yang
diambil alih menjadi anak perusahaan dan tetap beroperasi seperti sendiri tanpa
penggantian nama dan kegiatan.
Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau
jaminan produk akan diserap oleh pasar.
Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
4. Aliansi Strategi
adalah kerja sama antara dua atau lebih perusahaan dalam rangka menyatukan
keunggulan yang mereka miliki untuk menghadapi tantangan pasar dengan catatan
kedua perusahaan tetap berdiri sendiri-sendiri

Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, penggabungan perusahaan


dapat dibedakan :

a. Horizontal
Merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang industri
yang sama bergabung yang bertujuan memperluas daerah pemasaran,
memperbanyak saluran distribusi, memperbanyak produksi, dan metode penjualan
Contoh : Trans tv dengan Trans 7 mereka bergerak dalam bidang yang sama
yakni dalam bidang pertelevisian di Indonesia.
b. Vertical
Merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau
customernya yang bertujuan memperluas daerah pemasaran, memperbanyak
saluran distribusi, memperbanyak produksi, dan metode penjualan.
10
Contoh : PT. UHT yang memproduksi susu dalam bentuk kalengan serta cair
mereka bergabung dalam suatu nama membentuk suatu perusahaan baru yang
lebih kuat dan memperoleh lebih baik keuntungan, seperi : peternak sapi dengan
pabrik penggolahan susu dan pabrik pengepakan produk.
c. Congeneric
Merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam
garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah
perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
d. Conglomerate
Merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan
merger. Konglomerasi tidak hanya penggabungan yang bersifat horizontal saja
atau maupun vertical saja melainkan keduanya. Sehingga bergabung menjadi
sebuah perusahaan yang kuat. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko.
Contoh : perusahaan bakrie yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dengan
merek dagang esia, kemudian dalam pertambangan yakni Perusahaan KTM,
dalam bidang kuliner mereka menyediakan Holland bakrie, dalam industry
pertelevisian dengan nama TV One, dll.

D. Alasan-alasan Melakukan Penggabungan Perusahaan


Sebuah perusahaan melakukan merger dapat disebabkan oleh berbagai-bagai alasan
seperti terangkum dibawah ini :
1. Pertumbuhan atau diversifikasi
Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik dalam ukuran,
pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun
akuisisi. Sehingga mengurangi resiko perusahaan akibat adanya sebuah produk
baru. Adapun lainnya dengan motif ekspansi yang maksudnya adalah mengurangi
perusahaan pesaing atau dengan tujuan mengurangi daya saing antar perusahaan.
2. Memperkuat Pendanaan
Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi
internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal.
Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki
11
likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan
penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana
dengan biaya rendah. Dimana nanti ditentukan struktur modal terbesar ada pada
perusahaan dengan modal terbesar yang memiliki mayoritas kekuasaan badan
usaha baru.
3. Pertimbangan pajak
Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau
sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak
dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk
memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan
menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan
pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger
tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan
memaksimisasi kesejahteraan pemilik.
4. Meningkatkan likuiditas pemilik
Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang
lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan
saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan
perusahaan yang lebih kecil. Dimana kita tahu sifat likuiditas perusahaan adalah
2:1 dengan total hutang perusahaan. Dimana sewaktu-waktu perusahaan
mengalami kondisi pailit maka total asset mereka dapat menutup segala hutang
mereka.

Alasan lain Penggabungan Perusahaan :

 Karena, salah satu Perusahaan tersebut mengalami Kebangkrutan


 Karena, salah satu Perusahaan tersebut ada yang kekurangan Modal
 Perusaan tersebut mengalami defisit (lebih banyak pengeluaran dari pada
pemasukan)
 Karena, Perusaan tidak dapat menanggung kerugiaan sendiri
 Untuk memperbesar usahanya
 Untuk menutupi kelemahan pada bidang tertentu
12
2.3 Pengkonsentrasian Perusahaan

Pengkonsentrasian perusahaan dapat dibagi menjadi :

A. Trust

Trust merupakan suatu bentuk penggabungan / kerjasama perusahaan secara


horisontal untuk membatasi persaingan, maupun rasionalisasi dalam bidang produksi dan
penjualan. Perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan trust menyerahkan saham-
sahamnya kepada Trustee (orang kepercayaan) untuk menerbitkan sertifikat sahamnya.

B. Holding Company
Holding company atau perusahaan induk merupakan perusahaan yang berbentuk
corporation, dimana perusahaan tersebut menguasai sebagian besar saham dari
perusahaan lain. Dalam hal ini, perusahaan lain yang menjadi perusahaan anak, dan
kebijakan untuk perusahaan anak akan ditentukan oleh perusahaan induk. Holding
company dapat terbentuk karena adanya penggabungan secara vertikal maupun
horizontal. Contohnya adalah Astra International.
C. Kartel
Kartel merupakan suatu bentuk kerjasama antara badan usaha sejenis secara sukarela
yang didasarkan atas perjanjian bersama untuk mengurangi persaingan. Karter dapat di
golongkan menjadi :
 Kartel Kondisi atau Syarat, perjanjian dalam kartel ini menekankan pada syarat-
syarat penyerahan barang dan pembayaran. Selain dari perjanjian diatas
anggota kartel bebas melakukan kegiatannya dalam bidangnya masing-masing.
 Kartel Harga, perjanjian dalam kartel ini menekankan pembatasan harga produk
sejenis. Para anggota tidak boleh menjual dibawah harga yang telah ditetapkan.
 Kartel Produksi, perjanjian dalam kartel ini menekankan pembatasan produksi
pada para anggotanya. Biasanya ditetapkan berdasarkan jumlah atau presentase

13
tertentu dari total produksi. Tujuannya adalah untuk mengatur jumlah produksi
di pasar agar harga dapat dipertahankan pada tingkat tertentu.
 Kartel Daerah, kartel ini berkaitan dengan pembagian daerah pemasaran atau
bahan mentah kepada para anggotanya.
 Kartel Pembagian Laba, perjanjian dalam kartel ini menjelaskan tentang
pembagian laba atau keuntungan kepada para anggota. Laba yang diperoleh
oleh para anggota kartel dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kas pusat yang
nantinya akan dibagikan kepada para anggotanya sesuai formula yang telah
ditentukan
D. Sindikasi
Sindikasi merupakan bentuk perjanjian kerjasama antara beberapa orang untuk
melaksanakan suatu proyek. Sindikasi juga dapat melakukan perjanjian sindikasi untuk
memusatkan penjualan pada satu lokasi tertentu, disebut sindikasi penjualan. Ada juga
sindikasi perbankan (beberapa bank bersindikasi untuk membiayai suatu proyek yang
besar).
E. Concern
Concern adalah suatu bentuk penggabungan yang dilakukan baik secara horisontal
maupun vertikal dari sekumpulan perusahaan Holding. Concern dapat muncul sebagai
akibat dari satu perusahaan yang melakukan perluasan usaha secara horisontal ataupun
vertikal melalui pendirian perusahaan baru. Dengan concern, penarikan dana untuk anak
perusahaan dapat dilakukan melalui induk perusahaan yang kedudukannya di pasar
modal lebih kuat dibandingkan bila anak perusahaan beroperasi sendiri-sendiri di pasar
modal.
F. Joint Venture
Joint venture merupakan perusahaan baru yang didirikan atas dasar kerjasama antara
perusahaan-perusahaan yang telah berdiri sendiri.
G. Trade Association
Trade association merupakan persekutuan beberapa perusahaan yang berasal dari
cabang perusahaan yang sama yang bertujuan untuk memajukan anggotanya bukan untuk
mencari laba.
H. Gentlement’s Agreement
14
Gentlement’s agreement merupakan perjanjian produsen dalam daerah penjualan
dengan maksud mengurangi persaingan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Fungsi utama lembaga perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur
dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat
banyak.
b. Penggabungan perusahaan adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan
dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomi, sebagai
upaya untuk memperluas usaha.
c. Pengkonsentrasian perusahaan dapat dibagi menjadi trust, holding company, kartel,
sindikasi, concern, joint venture, trade association, gentlement’s agreement.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://vially20.wordpress.com/2011/03/30/definisi-bank-dan-lembaga-keuangan-fungsi-dan-
peranan-bank-jenis-jenis-bank-dan-fungsi-peranan-bank-indonesia/

http://kusaiguru.blogspot.co.id/2011/03/2-jenis-jenis-lembaga-perbankan.html

http://dokumen.tips/documents/pengkonsentrasian-perusahaan.html

http://meginugrahawa.blogspot.co.id/2012/10/bentuk-yuridis-perusahaan_19.html

https://uiita.wordpress.com/2012/12/09/bentuk-bentuk-badan-usaha-3/

16

Anda mungkin juga menyukai