Anda di halaman 1dari 15

PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGANNYA

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V


SD NEGERI 1 BANPRES
Brigitta Tyas Listyaningsih/ 211134023
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia

Email : brigittatyas2807@gmail.com

PENDAHULUAN 

1.1   Latar Belakang

         Paragraf merupakan pembelajaran yang ada di Sekolah Dasar khususnya kelas V yang
ada di SD Negeri 1 Banpres. Pembelajaran paragraf sangat penting bagi anak diusia dini untuk
lebih cepat memahami dan mendalami materi. Untuk mengasah kemampuan anak dalam
menyusun sebuah paragraf akan dilihat dari seberapa jauh daya tangkap anak untuk menulis
suatu paragraf. Dalam menulis suatu paragraf tentunya akan ada pola pengembanganya. Dari
tulisan yang mereka tulis, anak akan menganalisis paragraf tersebut apakah sesuai dengan pola
pengembangannya atau tidak.  
         Paragraf adalah inti dari penuangan buah pikiran seseorang yang didukung oleh semua
kalimat yang tersusun dari paragraf tersebut, penuangan buah pikiran tersebut akan dimulai dari
kalimat pengenal, kalimat topik atau kalimat utama, kalimat penjelas hingga sampai kalimat
penutup. Gabungan kalimat ini akan saling berikatan dalam suatu rangkaian kalimat untuk
membentuk suatu gagasan yang akan disajikan (Akhaidah dkk: 1999:144). Anak dapat
memahami suatu paragraf ketika telah mengetahui kalimat utamanya. Namun, suatu paragraf
dapat dikatakan baik jika terdapat kalimat utama, kalimat penegas penggunaan tanda baca dan
penggalan kata yang benar. Maka dari itu kita perlu mempelajari lebih dalam mengenai paragraf
yang baik serta pengembangannya.

Kompetensi  yang harus diajarkan untuk siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia salah
satunya menulis paragraf dan pengembanganya. Pada kelas V di SD Negeri 1 Banpres telah
1
sampai pada pengembangan dari sebuah paragraf. Menulis suatu paragraf di kelas V SD Negeri 1
Banpres tentunya akan diawali dengan menyusun kata per kata untuk membentuk suatu kalimat.
Beberapa kalimat yang disusun menjadi satu akan  membentuk paragraf, sehingga dapat
membentuk suatu karangan yang baik. Namun tidak semua paragraf dapat dikatakan baik jika
tidak memperhatikan kaidah yang ada. Dari kalimat tersebut akan dikembangkan menjadi suatu
paragraf. Umumnya banyak orang hanya sekedar menyusun kalimat untuk dijadikan paragraf
tanpa disadari apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat suatu paragraf.  Pada suatu
paragraf, tentunya akan memiliki beberapa poin yang harus diperhatikan dalam penulisan
karangan tersebut terutama dalam menentukan topik yang ada dalam bagian karangan, sehingga
pembaca dapat mengerti maksud dari karangan tersebut.
Menulis suatu paragraf siswa SD Negeri 1 Banpres diharapkan dapat menguasai apa saja
struktur dan syarat-syarat yang digunakan untuk penulisan paragraf tersebut dapat tersusun
menjadi suatu paragraf yang baik. Dalam penyusunan paragraf  akan berawal dengan menyusun
tema yang akan dibahas dan ide pokok. Setelah menemukan ide pokok tentunya memerlukan
kalimat penjelas dari ide pokok. Tahap penulisan dilanjutkan dengan menyusun kalimat-kalimat
yang selaras, logis, dan dalam satu kesatuan ide yang kemudian dikembangkan dan akan
membentuk beberapa kalimat yang digabungkan untuk dijadikan suatu informasi yang sangat
berguna dengan mencermati ide pokok yang menjadi titik utamanya serta kalimat penjelas selaku
kalimat pelengkapnya.
Paragraf yang disusun oleh anak Kelas V SD Negeri 1 Banpres biasanya membentuk
sebuah karangan untuk terlihat lebih indah sehingga membuat pembaca lebih tertarik dan
menikmati apa yang anak baca. Oleh karena itu, pembelajaran paragraf di Sekolah Dasar
mempunyai fungsi penting dalam menyalurkan gagasan kepada anak. Penyusunan suatu paragraf
tidak semudah yang dibayangkan. Kekurang pahaman tentang penyusunan paragraf  yang baik
dan benar akan membuat suatu paragraf tersebut menjadi berantakan. Hal ini karena tidak
memperhatikan apa saja yang harus ada dalam sebuah paragraf. Berdasarkan pernyataan di atas,
maka perlu keterampilan dan wawasan ketika pembuatan suatu paragraf dan pengembangan dari
paragraf tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

2
Adapun beberapa rumusan masalah dalam penulisan paragraf dan pengembangannya
yang ada di kelas V SD Negeri 1 Banpres, antara lain :
1)   Apa saja materi tentang paragraf kelas V di SD Negeri 1 Banpres ?
2)   Bagaimana kemampuan anak di SD Negeri 1 Banpres dalam menulis paragraf?
3)   Sejauh mana kemampuan anak di SD Negeri 1 Banpres tentang menulis suatu paragraf
menurut pola pengembangannya?
4)   Apa saja kesalahan yang dialami siswa dalam menulis suatu paragraf?
5) Apa yang membuat siswa kelas V SD Negeri 1 Banpres susah memahami pembelajaran
paragraf dan pengembangannya?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, antara lain:
1)   Siswa dapat mendeskripsikan tentang paragraf.
2)   Siswa dapat membuat paragraf dengan baik
3)   Siswa dapat  menjelaskan pola pengembangan paragraf.
4)   Siswa dapat membuat suatu paragraf dengan menerapkan pola pengembanganya.
5) Siswa dapat menangkap materi yang diajarkan.
 
1.4   Ruang Lingkup
         Ruang lingkup dari penulisan makalah ini akan membahas  tentang daya tangkap siswa
dalam pemberian materi dan penulisan paragraf dan pengembangannya yang kurang diperhatikan
oleh anak kelas VI SD Negeri 1 Banpres.

LANDASAN TEORI

3
Klarifikasikan bentuk menulis dibagi menjadi lima, sebagai berikut: argumentasi,
persuasi, eksposisi, deskripsi dan narasi (Weaver dalam Tarigan, 1986). Weaver
mengungkapkan, paragraf deskripsi merupakan suatu paragraf yang menggambarkan suatu
tempat, benda, suasana, keadaan dengan kumpulan kata. Keterampilan dalam menulis paragraf
deskripsi merupakan salah satu keterampilan dalam menulis yang sangat penting untuk dikuasai,
alasannya melalui paragraf deskripsi seseorang dapat memberikan gambaran dan informasi
tentang suatu peristiwa atau kejadian yang penting. Tujuan dari penulisan paragraf deskripsi
adalah untuk berusaha menggambarkan suatu tempat, benda, keadaan atau suasana dari sebuah
tulisan sehingga dapat dibaca oleh orang lain.
Penulisan paragraf tidak hanya terfokus pada pengembangan paragraf tapi juga harus
memiliki kriteria-kriteria yang diperlukan untuk membangun paragraf yang baik. Kriteria
tersebut biasa kita kenal dengan koherensi (kepaduan) dan kohesi (kesatuan) (Mustakim, 1994:
115-116). Penulis yang telah menulis dengan paragraf yang baik akan memudahkan pembaca
untuk memahami tulisannya, sehingga isi tulisan dapat tersampaikan sesuai dengan apa yang
maksud penulis.
Kegiatan menulis dapat berupa: menyusun kata, merangkai kalimat, dan juga menyusun
karangan. Karangan dapat dikelompokkan sebagai sesuatu yang masih samar dan untuk
memahaminya karangan perlu dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang dikenal sebagai paragraf.
Paragraf merupakan kumpulan kalimat yang tersusun secara sistematis serta logis. Paragraf
merupakan satu kesatuan yang melambangkan ekspresi gagasan yang relevan dan mengandung
ide pokok yang terkandung  di dalam karangan secara keseluruhan (Tarigan, 2008: 5).
Teori yang digunakan oleh para guru dalam pembelajaran paragraf dan pengembanganya
di SD 1 Negeri Banpres adalah pengertian paragraf, ciri-ciri menulis paragraf, jenis-jenis
paragraf, menentukan ide pokok, pengembangan paragraf dan membuat paragraf. Materi yang
digunakan guru berasal dari Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang berjudul “Organ
Gerak Hewan Dan Manusia”

1. Ciri-Ciri Paragraf
Ciri-ciri ketika menulis suatu paragraf yang harus diperhatikan oleh para peserta didik :
1.  Pada saat membuat paragraf kata pertama atau kalimat utama sedikit yang menjuru ke dalam.

4
2.  Suatu paragraf harus berisi ide pokok sebagai kalimat acuan dalam membuat suatu paragraf.
3.  Menulis paragraf harus berisi beberapa kalimat yang dapat menjelaskan dan menerangkan ide

|pokok secara rinci.

2. Ide Pokok
Ide pokok adalah inti dari pembahasan dari sebuah paragraf. Dalam menentukan ide
pokok dalam suatu paragraf harus memperhatikan ciri-ciri dari ide pokok yang kemudian dapat
ditentukan ide pokoknya. Berikut ini ciri-ciri dari ide pokok :
1.  Dalam suatu paragraf wajib mempunyai kalimat pendukung maupun kalimat penjelas.
2.    Penulisan ide pokok harus mempunyai inti dari sebuah paragraf atau pusat pembahasan.

Setelah mengetahui ciri-ciri dari ide pokok barulah dapat menentukan ide pokok dari suatu
paragraf.

3. Jenis-Jenis Paragraf
         Dalam membuat suatu paragraf harus memperhatikan jenis dari paragraf tersebut. Jenis
paragraf dibedakan menjadi lima berdasarkan letak gagasan utamanya, sebagai berikut:

1.   Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif memiliki ide pokok yang terletak pada awal paragraf yang disertai
dengan beberapa kalimat penjelas agar menjadi pendukung dari ide pokok. Ide pokok tersebut
biasanya berupa pernyataan umum yang disajikan. Kalimat topik atau kalimat utama sebagai inti
dari pembahasan yang kemudian diikuti kalimat penjelas yang dijadikan untuk memperjelas
informasi pada paragraf.
 
2.   Paragraf Induktif
Ide pokok paragraf induktif terletak pada akhir paragraf. Paragraf induktif akan ditandai
dengan pembahasan peristiwa  secara khusus yang ada diawal paragraf dan kemudian akan ada
kesimpulan terletak pada akhir paragraf. Ide pokok paragraf induktif biasanya menggunakan
kalimat konjungsi sebagai cirinya. Berikut ini kalimat konjungsi yang sering digunakan jadi,

5
akibatnya, akhirnya, maka dari itu, oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas dan dengan
demikian.
 
3.   Paragraf Deduktif – Induktif
Ide pokok pada paragraf ini memiliki dua ide pokok yang terletak di awal dan di akhir
paragraf. Dari dua ide pokok bukan berarti memiliki dua ide pokok dalam satu paragraf. Dua
kalimat topik dalam paragraf deduktif-induktif ini hanya sekedar bentuk dari pengulangan
gagasan utama guna mempertegas informasi yang ingin disampaikan.
 
4.   Paragraf Ineratif
Ide pokok pada paragraf ineratif ini biasanya berada di tengah paragraf. Paragraf ineratif
biasanya diawali dengan kalimat penjelas yang kemudian diikuti ide pokok dan dilanjutkan
dengan kalimat penjelas kembali. Kalimat penjelas yang ada setelah ide pokok berfungsi sebagai
kalimat yang mempertegas atau menguatkan informasi yang ada.

4. Pengembangan Paragraf
         Setelah memahami pengertian, ciri dan jenis pemahaman anak dikembangkan lebih lanjut
dengan pola pengembangan dari suatu paragraf. Untuk ukuran Sekolah Dasar pola yang
digunakan sangat sederhana karena dianggap lebih mudah untuk diterapkan. Berikut ini pola
pengembangan paragraf yang ada di SD Negeri 1 Banpres :

1. Klimaks-Antiklimaks
Pola klimaks merupakan suatu paragraf yang sangat detail untuk menjelaskan dan
menggambarkan topik yang memuncak. Sedangkan anti-klimaks merupakan jalan dari ide cerita
dengan cerita yang memuncak namun muncul ide kalimat baru yang menurunkan suasana cerita
sehingga dibuat menjadi sedikit reda.
2. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah paragraf yang dibuat menurut pandangan yang didasarkan pada
aspek yang dilihat penulis. Pola sudut pandang ini biasanya digunakan untuk membuat cerita
pengalaman yang dialami seperti menulis diary harian.

6
3. Analogi
Analogi merupakan paragraf yang menggambarkan suatu kalimat dengan kalimat lain
yang mempunyai persamaan dari suatu kalimat serupa. Ciri dari pola analogi ini dibantu dengan
kata yang mengibaratkan. Berikut ini kata yang paling sering digunakan dan paling menonjol
dalam pola analogi yaitu: seperti, ibaratnya, dan bagaikan.

4. Pola Kausalitas (Sebab-Akibat)


Pola Kausalitas ini dintayakan dengan adanya sebab akibat, biasanya susunan dari pola
ini ide pokok paragraf akan berada pada pola sebab dan akibat sebagai penjelas atau detail
pengembang dari paragraf yang disusun.

5. Generalisasi
Pada pola ini sebagai kesimpulan dari setiap dari informasi yang didapatkan yang
bersumber dari fenomena yang awalnya dijelaskan secara khusus akan dirubah menjadi
informasi yang umum atau berawal dari informasi yang umum menjadi sebuah informasi yang
khusus. Pola ini ditandai dengan gagasan utama yang terletak pada awal paragraf yang kemudian
disambung dengan setiap rincian kalimat.

Dari banyaknya pola yang ada pada pengembangan paragraf, ada lima yang diajarkan di
SD Negeri 1 Banpres selain mudah untuk dimengeti namun pola penyusunannya yang tidak
terlalu rumit untuk ukuran anak Sekolah Dasar.

7
PEMBAHASAN
 
         Untuk pembahasan dari maklah ini, berikut ini merupakan contoh paragraf yang ditulis
oleh peserta didik kelas V di SD Negeri 1 Banpres.

  Sekolah merupakan tempat yang dibangun untuk


  anak anak. Sekolah berfungsi untuk memberikan
bimbingan bagi anak, sehingga anak dapat memiliki
pengetahuan dan dapat berinteraksi dengan orang lain.
Sekolah juga bisa membantu orang tua dalam
mendidik anak dengan bantuan para guru.

Sekolahku adalah tempat untuk menimba ilmu


 
dengan saya berada di sekolah saya dapat belajar dan
Contoh Paragraf yang dibuat siswa
bermain dengan teman-teman. Selain itu saya
kelas V di SD Negeri 1 Banpres
mendapatkan banyak sekali ilmu yang belum pernah
saya ketahui dan pelajari sebelumnya. Kesimpulanya
sekolah merupakan tempat untuk lebih berkembang
dalam segi pemikiran dan interaksi dengan orang lain

SD Negeri 1 Banpres adalah tempat dimana saya


disekolahkan oleh orang tua saya. Di sana saya dapat
belajar dan membeli jajan. Di sini saya selalu
dibimbing oleh para guru. Saya sangat senang berada
di sini, saya bisa bermain dan belajar bersama teman-
teman. Bisa disimpulkan sekolah merupakan tempat
yang menyenangkan.

Sekolah merupakan tempat untuk belajar anak.


Karena sekolah dapat memberikan banyak ilmu yang
diberikan untuk anak. Tidak hanya itu saja anak juga
diajarkan untuk berfikir dengan baik seperti, bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

8
Ketika pulang sekolah setidaknya anak mendapatkan
bekal ilmu dari guru.

Dari contoh paragraf yang dibuat anak tersebut banyak yang menggunakan pola
pengembangan sudut pandang. Dari informasi yang saya dapat dari guru yang bersangkutan
beliau mengatakan bahwa banyak anak yang yang menggunakan pola induktif. Beberapa anak
mengatakan mereka lebih mudah menggunakan kata ‘adalah’ dan ‘merupakan’.
Dalam buku tema ini sangat tidak dijelaskan lebih rinci tentang paragraf dan
pengmbangannya sehingga Bu Siti Suratin harus menjelaskan sendiri kepada anak. Awalnya
sangat sulit bagi anak untuk memahaminya, namun setelah diberi contoh oleh Bu Siti anak
sedikit demi sedikit dapat memahaminya. Dalam penyajian buku tema hanya sekedar
menentukan ide pokok dari paragraf yang ada di buku. Beberapa anak mengatakan bahwa untuk
memahami materi sangat sulit karena harus mendengarkan penjelasan dari Bu Siti sendiri yang
kemudian akan mereka salin di buku masing-masing.
Media yang digunakan dalam pembelajaran paragraf tersebut adalah media audio visual
yang dijelaskan Bu Siti sendiri, media yang ada di buku panduan mengajar dan media tulis
sebagi contoh dari paragraf. Dengan kurang detainya kejelasan dari buku panduan anak
diwajibkan untuk menulis beberapa kekurangan dari Buku Tematik yang digunakan. Bu Siti
mengatakan bahwa ia tidak pernah memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah, alasanya agar
siswa tidak dapat mengakses contoh yang ada diinternet. Ia juga menambahkan setelah peragraf
yang mereka buat dibahas bersama-sama barulah Bu Siti memberikan materi tambahan berupa
link yang dapat diakeses siswa
Siswa kelas V SD Negeri 1 Banpres masih banyak melakukan kesalahan dalam penulisan
paragraf contohnya tidak bisa menentukan ide pokok dari yang mereka baca maupun yang ingin
mereka buat. Kesalahan lainnya terletak pada isi kalimat penjelas yang kurang menjuru pada
topik pembahasan dan terlalu mengunakan bahasa yang kurang tepat. Walaupun seperti itu siswa
dapat membedakan setiap pola paragrafnya. Berikut ini merupakan contoh dari penulisan
paragraf anak yang kurang memperhatikan tata kebahasaan dan struktur dari paragraf dan
pengembangannya.

Sekolah merupakan tempat untuk kita belajar.


9
Kalau kita sudah selesai mengerjakan tugas, kan habis
mengerjakan tugas kemudian disuruh istirahat habis
itu kita dapat membeli jajan tetapi harus jajanan yang
Contoh paragraf yang kurang tepat sehat dan sebelum berangkat sekolah kita harus
siswa SD Negeri 1 Banpres sarapan dulu baru mengerjakan tugas dengan
semangat.
Ketika kami akan libur sekolah, para siswa disuruh
membawa peralatan kebersihan seperti alat pel lantai,
sapu lantai, sapu lidi, ember, kain lap. Selain belajar
kami bekerja untuk membersihkan sekolah. Siswa
diwajibkan untuk belajar dengan tekun dan harus
dapat nilai yang bagus agar ibu guru senang dengan
nilai yang kami dapat.
Di sekolah diwajibkan belajar dengan tekun dan
kita harus menjadi anak yang sukses. Dan bapak dan
ibu di rumah senang melihat kita sukses

Dari survey yang saya lakukan dari 30 siswa yang ada di SD Negeri 1 Banpres, berikut
ini merupakan pola pengembangan paragraf yang dapat dibuat oleh anak.

Pola Pengembangan yang digunakan Jumlah Siwa

1. Pola Kausalitas (Sebab-Akibat)   7 Siswa

2. Sudut Pandang 17 Siswa

3. Analogi   6 Siswa

       Jumlah                               30 Siswa

Dari data tersebut terbukti bahwa anak lebih suka menggunakan pola pengembangan
sudut pandang mereka. Mereka lebih mudah menggunakan pola pengembangan sudut pandang
hal ini karena siswa biasanya menuliskan apa yang mereka lihat. Ada beberapa anak yang telah

10
memahami dalam menulis suatu paragraf dan yang lainnya menuliskan yang mereka pikirkan
tanpa memperhatikan susuanan dan tata bahasa. Dalam penulisan paragraf anak lebih sulit untuk
mementukan ide pokok dari paragraf yang mereka buat. Dari 30 siswa ini ada 6 anak yang dapat
menentukan kalimat utama, ide pokok dan membuat paragraf. 10 siswa yang sudah memahami
materi tetapi bingung pada bagian menulis paragraf. Dan 14 lainnya masih susah untuk
menentukan ide pokok.
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran dan dapat dengan mudah ditangkap oleh anak. Selain untuk memberikan motivasi
belajar anak tentunya guru harus memiliki keterampilan dalam mengajar agar siswa tidak mudah
merasa bosan dengan apa yang diajarkan. Dalam buku tema yang digunakan di SD Negeri
Banpres sangat tidak dijelaskan lebih rinci tentang paragraf dan pengmbangannya sehingga Bu
Siti Suratin harus menjelaskan sendiri kepada anak. Awalnya sangat sulit bagi anak untuk
memahaminya, namun setelah diberi contoh oleh Bu Siti anak sedikit demi sedikit dapat
memahaminya.
         Untuk mewujudkan keinginan Bu Siti, ia memiliki strategi yang digunakan untuk
diberikan kepada siswa kelas V di SD Negeri 1 Banpres. Dalam pemaparan materi tentunya
salah satu cara yang digunakan untuk keberhasilan dalam memberikan strategi pembelajaran.
Berikut ini beberapa metode pembelajaran yang digunakan Bu Siti dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia tentang Paragraf dan Pengembangannya.

1.  Metode Ceramah


Metode ceramah ini yang biasanya digunakan oleh Bu Siti untuk mengajar. Metode
ceramah merupakan metode yang bisa dikatakan metode yang sangat tradisional karena
pemaparan materinya secara lisan dalam proses belajar mengajar. Metode ceramah ini memang
memiliki sifat yang lisan sehingga guru harus memiliki persiapan yang sangat detail. Namun
metode ini memiliki kelemahan khususnya bagi anak yang curang cepat menangkapnya karena
mudah untuk dilupakan oleh anak.

2.  Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi merupakan pembelajaran dengan cara mempertunjukkan atau
menampilkan kepada siswa tentang proses pembelajaran, berupa mengikuti contoh yang ada.

11
Metode ini yang bisa langsung dipahami siswa kelas V di SD Negeri 1 Banpres. Pasalnya
mereka hanya perlu mengganti objek dan kalimat pelengkap sesuai dengan objek yang siswa
bahas.

3.  Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah metode untuk mengetahui berapa banyak yang dapat
ditangkap oleh siswa. Metode ini biasanya dilakukan setelah pembahasan materi. Biasanya Bu
Siti melakukan tanya jawab kepada siswa, untuk melihat bagian mana yang belum dimengerti
siswa sehingga dapat diterangkan kembali.

4.  Metode Latihan dan Tugas


Metode ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman anak tentang
materi Paragraf dan Pengembanganya.

12
KESIMPULAN
 
Berdasarkan hasil survey dan pembahasan tentang pembelajaran paragraf dan
pengembangan paragraf kelas V di SD Negeri 1 Banpres maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Dari lima pola yang diajarkan di SD Negeri 1 Banpres, para siswa lebih memilih untuk
memuliskan tiga pola saja, yaitu: pola sudut pandang, pola sebab-akubat dan pola analogi.
Walaupun tiga pola saja setidaknya siswa sudah dapat menuangkan buah pikirannya dengan
menerapkan beberapa pola pengembangannya.
Siswa kelas V SD Negeri 1 Banpres lebih cenderung memahami pengembangan paragraf
yang lebih mudah untuk dimengerti. Banyak anak yang masih bingung dengan beberapa pola
pengembangannya karena susah untuk menentukan ide pokok dari paragraf. Masih banyak anak
yang kurang menerapkan bahasa yang baku dalam tulisanya.
         Buku panduan mengajar yang digunakan kurang efektif karena banyaknya kekurangan
pada pembahasannya. Terutama pada judul tidak sesuai dengan isi buku. Tingkat kesulitan guru
dalam memberikan informasi kepada anak. Materi pembelajaran Paragraf dan Pengembanganya
murni dari guru. Materi yang disajikan pada buku panduan yang digunakan di SD Negeri 1
Banpres kurang dipahami anak. Kekurang pahaman anak dalam materi paragraf dan
pengembangannya disebabkan karena kurangnya informasi yang diberikan pada buku panduan.

13
Daftar Pustaka

Ariustini, Ni Kadek., Martha, I Nengah., Saudiandra., I Nyonya Seloka. 2014. Pendidikan


Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia. Pemanfaatan Objek Langsung Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi Siswa XD SMA Negeri 1
Kintamani. h. 3.

Cahyati, A. N. 2019. Tipe-Tipe Hubungan Kalimat Topik Dengan Kalimat Penjelas Dalam
Paragraf Pada Karangan Siswa Kelas Viie Smpn 1 Jogonalan Klaten Tahun Pelajaran
2018/2019. Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, p. 15

Fernanda, Tyara T. 2014. Syarat Paragraf Yang Baik. p. 1

Liputan Enam. 28 Oktober 2012. 10 Jenis-Jenis Paragraf, Lengkap dengan Pengertian dan
Karakteristiknya. https://hot.liputan6.com/read/4695729/10-jenis-jenis-paragraf-
lengkap-dengan-pengertian-dan-karakteristiknya, diakses tanggal 10 Desember 2021.

Maryanto, dkk. 2013. Organ Gerak Hewan dan Manusia. Edisi Revisi 2017. Jakarta:
Kemendikbud Republik Indonesia, p. 3-6.

Maxmanroe, 14 Februari, 2019. Pengertian Paragraf: Fungsi, Ciri-Ciri dan Jenis-Jenis


Paragraf. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-paragraf.html, diakses
tanggal 10 Desember 2021.

Godvany, Nilla., dkk. 2017. Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Melalui
Kegiatan Belajar Di Luar Kelas Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Siswa Kelas Vii
Smp Negeri 1 Sukasada. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume :
Vol: 6 No: 1. p. 2

Scribd. 2021. Paragraf. Diunggah Juliar. p. 1

Suratin, Siti. Wawancara Pribadi. 22 November 2021.

14
Tripven. 9 Januari, 2021. Pola Pengembangan Paragraf. https://www.tripven.com/pola-
pengembangan-paragraf/,diakses tanggal 10 Desember 2021.

15

Anda mungkin juga menyukai