Anda di halaman 1dari 10

Diskusi 6 Kimia Fisika

Sindy Selina 042022824


UPBJJ Bogor-Teknologi Pangan

1.

Fungsi energi bebas

Fungsi energi bebas gibs Energi Bebas Helmholtz (A) Persamaan Gibbs-Helmholtz

A. SIFAT ENERGI BEBAS HELMHOLTZ (A)


B. FUNGSI ENERGI BEBAS HELMHOLTZ DAN
KESETIMBANGAN TERMODINAMIKA

A. PERSAMAAN GIBBS-HELMHOTZ
A. SIFAT-SIFAT ENERGI BEBAS GIBS
B. PENURUNAN PERSAMAAN GIBBS-
B. FUNGSI 2.
ENERGI
Entropi
BEBAS
reaksi DAN
standar dan entalpi reaksi dapat digabungkan untuk memperoleh fungsi Gibbs reaksi standar
HELMHOLTZ: HUBUNGAN ANTARA ENERGI
KESETIMBANGAN
ΔG⁰ (Atkins,
TERMODINAMIKA
1996):
LISTRIK DENGAN ENERGI KIMIA
ΔG⁰ = ΔH⁰ - T ΔS⁰   

Seperti entalpi reaksi, fungsi Gibbs pembentukan standar ΔG⁰f  baiik untuk didefinisikan.
Fungsi Gibbs pembentukan standar adalah fungsi Gibbs reaksi standar untuk pembentukan senyawa dan
unsur-unsurnya pada keadaan referensinya
Entalpi pembentukan standar unsur-unsur bernilai nol, karena pembentukannya adalah reaksi “nol” seperti
dalam:

Cl2(g) → Cl2(g)    ΔG⁰f  = 0

3. Energi bebas (G) adalah fungsi termodinamika yang didefinisikan melalui hubungan G = H – TS
yaitu suatu proses yang berlangsung pada suhu dan tekanan tetap akan spontan ke arah dimana
energi bebasnya menurun. Jika sistem mengubah keadaannya, G dapat berubah karena H,T dan S
berubah. Untuk perubahan yang sangat kecil dalam setiap sifat,
dG = dH – T dS – S dT
karena H = U + Pv, kita mempunyai,
dH = dU + p dV + V dI
Pengembangan ini menunjukkan bahwa G dapat dipandang sebagai fungsi dari p dan T, dan
seharusnya kita menuliskannya sebagai G(p,t). Hal ini mempertegas pentingnya kuantitas itu dalam
kimia, karena tekanan dan temperatur biasanya merupakan variabel yang kita kontrol. Dengan
demikian, G membawa konsekuensi penggabungan hukum pertama dan kedua semakin bulat semakin
pojok. Dengan demikian, G membawa konsekuensi penggabungan hukum pertama dan kedua
sedemikian rupa sehingga sangat cocok untuk penerapan kimia.

Variasi fungsi Gibbs berdasarkan temperature dan tekanan. Karena S positive maka G berkurang
ketika temperatur dinaikkan pada tekanan dan komposisi tetap. Hubungan ini menunjukkan bahwa G
menurun paling tajam, pada saat entropi sistem bernilai besar. Oleh karena itu, fungsi Gibbs fase gas
suatu zat, yang mempunyai entropi molar tinggi, lebih bereaksi dengan temperature dari pada fase
cairan dan padatan. Karena V positive, G selalu bertambah ketika tekanan sistem bertambah pada
temperature dan komposisi tetap. Ketika volume molar gas besar, G untuk fase gas suatu zat lebih
berpengaruh terhadap perubahan tekanan dari pada G untuk cairan dan padatannya.

4. Ketergantungan energi Gibbs terhadap temperatur dapat diekspresikan dalam beberapa cara
tergantung permasalahannya. Dengan menulis ulang kita dapatkan.

                                                                                        ……….(a)

Dari definisi G = H – TS kita dapatkan -S = (G – H)/T sehingga persamaan diatas menjadi:

                                                                             …………(b)

 Dengan menggunakan aturan umum differensial, kita bisa memodifikasi


                                      …………(c)

Substitusikan dengan persamaan (a) maka didapat

                                            ………….(d)

Yang dapat direduksi menjadi

Ini adalah persamaan Gibbs – Helmholts yang akan cukup sering digunakan Karena d(1/T) = – (1/T 2)
dT, kita bisa mengganti ¶T pada turunan (d) dengan –T2¶(1/T) sehingga menjadi

                                                 …………….(e)

Persamaan yang juga akan sering dijumpai.

Persamaan – persamaan (a), (b), (c) dan (d) sesungguhnya bentuk lain dari persamaan fundamental (b)
kita akan menyebutnya sebagai bentuk pertama, kedua, ketiga dan keempat dari persamaan Gibbs –
Helmholtz.

Kebergantungan fungsi Gibbs pada Tekanan  

Energi Gibbs untuk material murni apa saja dapat diekspresikan dengan

mengintegrasikan   pada temperature konstan dari tekanan standar p 0 = 1 atm ke tekanan
lainnya p :
atau

Dimana Go(T) adalah energi Gibbs zat pada tekanan 1 atm atau energi Gibbs standar yang merupakan
fungsi dari temperatur.
Jika zat yang diobservasi adalah liquid atau solid, volumenya hampir tidak tergantung pada tekanan
dan dapat dihilangkan dari tanda integral sehingga

G(T,p) = Go(T) + V(p – po)     (liquid dan solid)         (b)


Karena volume liquid dan solid kecil kecuali tekanan sangat besar, suku kedua pada persamaan
(10.44) dapat diabaikan, sehingga umumnya untuk fasa terkondensasi kita cukup menuliskan :

G = Go(T)                                                        (c)


Dan mengabaikan ketergantungan G terhadap tekanan.

Volume gas jauh lebih besar dibandingkan liquid dan solid dan juga sangat tergantung pada tekanan,
jika persamaan (10.43) diaplikasikan ke gas ideal akan menjadi:

5. Hitung energi bebas standar  ∆Go,  ∆Ho, dan ∆So untuk penguraian batu kapur menjadi kapur
tohor dan gas karbon dioksida seperti persamaan reaksi berikut:

CaCO3 (g) → CaO (s)  + CO2(g)


Zat ∆Hof /(kJ/mol) So /(J/Kmol)

CaCO3 (g) -1207 93

CaO (s) -635 40


CO2(g) -393,5 214
Nilai ∆Ho dapat dihitung dari perubahan entalpi pembentukan standar menggunakan persamaan berikut:
∆Ho =  ∆Hof  (CO2) + ∆Hof  (CaO) – ∆Hof  (CaCO3)
∆Ho =  -393,5 kJ/mol – 635 kJ/mol + 1207 kJ/mol
∆Ho =  178,5 kJ/mol
Nilai ∆So dapat dihitung dari data entroi standar menggunakan persamaan berikut:
∆So (reaksi) = ∑So (produk) –  ∑ So(pereaksi)
Untuk reaksi ini adalah:

∆So = So (CaO)  + So (CO2)  –  So(CaCO3)


∆So = 40 J/Kmol + 214 J/Kmol – 93 J/K mol
∆So = 161 J/K mol
Langkah selanjutnya, menghitung energi bebas ∆G o dengan menggunakan nilai ∆Ho  dan ∆So dan persamaan
sebagai berikut:
∆Go = ∆Ho  – T∆So
∆Go = 178.500 Jmol  – (298 K x 161 J/Kmol)
∆Go =  13,552 kJ/mol
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa perubahan energi bebas penguraian batu kapur pada keadaan
standar adalah 13,552kJ/mol. Nilai energi bebasnya adalah positif, maka reaksi ini tidak terjadi. Namun
demikian reaksi pembentukan batu kapur dari unsur- unsurnya berlangsung secara spontan pada keadaan
standar.

6. Energi Helmholtz didefinisikan sebagai berikut:


A≡ U-TS
yang dimana:
A adalah energi bebas Helmholtz (SI: joule, CGS: erg),
U adalah energi internal sistem (SI: joule, CGS: erg),
T adalah suhu absolut (kelvin)
S adalah entropi sistem (SI: joule per kelvin, CGS: erg per kelvin).

Pengembangan Secara Matematis Energi Bebas Helmholtz


Dari hukum termodinamika pertama dalam sistem yang tertutup, diperoleh rumus:
dU=⸹Q - ⸹W
U adalah energi internal, ⸹Q adalah energi yang ditambahkan sebagai panas, dan ⸹W adalah kerja yang
dilakukan pada sistem.
Berdasarkan hukum termodinamika kedua, rumus berikut dapat ditulis untuk proses reversibel:
 ⸹Q=T dS. Selain itu, untuk perubahan yang reversibel, kerja yang dilakukan dapat ditulis sebagai berikut:⸹W=
-P dV  (mengabaikan kerja elektrik dan kerja non-PV lainnya): dU= T dS–P dV
Dengan menggunakan kaidah darab pada d(TS) = T dS + S dT, diperoleh dU= d (TS)-S dT- P dV
Dan d(U_TS)= -S dT- PdV
Dengan menggunakan definisi A = U − TS, rumusnya dapat ditulis menjadi dA=-S dT-P dV
7. Hukum Helmholtz
Dalam proses isotermis dalam sistem tertutup, akan sangat menguntungkan jika menggambarkan keadaan
sisitem menggunakan suhu sebagai salah satu variable. Sisitem tertutup adalah suatu keadaan dimana energi
dan materi tidak bisa keluar masuk dari sistem kelingkungan, melainkan hanya terjadi didalam
sistem.sebagai ganti energy dalam U, diperlukan potensial termodinamika baru dengan mengganti entropi S
dengan suhu T sebagia variable bebas, dan menerapkan tranformasi legendre pada U menghasilkan
potensial baru. Potensial inilah yang dinamakan sebagai fungsi Helmholtz.

Sesuai dengan transformasi Legendre, fungsi Helhomz A diperoleh dari U melalui


A = U – S [∂U/∂S]V,11        (1)
 Substitusi T menggantikan ungkapan turunan parsial U terhadap S menghasilkan
A = U – TS                        (2)
 Yang manamerupakan ungkapan dari hubungan U dengan A. 
Sebagai kombinasi dari fungsi keadaan lainnya, A adalah fungsi keadaan suatu sistem, yang mana A disebut
sebagai energy Helmholtz dari sistem, sehingga dari sini persamaan berubah menjadi
-dA ≥ dW                      (3)
 Atau dengan mengintegralkan
-∆A ≥ W                     (4)
 Sehingga signifikasi A diberikan oleh hubungan (4), yaitu kerja yang dihasilkan dalam perubahan isothermal
lebih kecil sama dengan penurunan energy Helmholtz. Tanda sama dengan menunjukkan transformasi
reversible, sehingga kerja maksimum yang dapat diperoleh dalam satu perubahan keadaan isothermal sama
dengan penurunan enrgi Helmholtz. Kerja maksimum ini mencakup semua jenis kerja yang dihasilkan selama
perubahan.

Bagi proses spontan yang berlangsung secara isothermal dan isokhor tanpa kerja kimia, berarti dT = 0 dan dV =
0, dari
 dA + SdT ≤ đwM + đwK    (5)
 diperoleh hubungan
dA < 0                          (6)
 yang menunjukkan bahwa pada proses spontan harga fungsi Helmholtz akan turun, dan akan mencapai harga
minimummnya saat sistem mencapai kesetimbangan. Jadi, pada suhu dan volume tetap keadaan setimbang
adalah keadaan dengan harga energy bebas Helmholtz terendah, sesuai dengan sifatnya sebagai potensial
termodinamika.
8. kesetimbangan termodinamika dikarakteristikkan oleh potensial termodinamika minimum, seperti energi
bebas Helmhlotz, yaitu sistem pada suhu dan volume sama:
A = U – TS;
atau energi bebas Gibbs, yaitu sistem dengan tekanan dan suhu tetap:
G = H – TS.
di mana T = suhu, S = entropi, U = energi dalam dan H= entalpi. Energi bebas Helmholtz sering dinotasikan
dengan simbol F, tetapi penggunaan A dipilih oleh IUPAC.
Proses yang mengatur suatu kesetimbangan termodinamika disebut termalisasi. Suatu contoh adalah suatu
sistem dengan partikel yang berinteraksi tidak terganggu oleh pengaruh luar. Dengan interaksi, mereka akan
menggabungkan energi/momentum di antara mereka dan mencapai suatu keadaan di mana statistik umum tidak
berubah terhadap waktu.
9. Persamaan Gibbs-Helmholtz memperlihatkan hubungan antara perubahan energi bebas (∆G) dengan
perubahan entalpi (H) dan laju perubahan energi bebas terhadap temperatur. Persamaan ini dapat
diterapkan pada perubahan baik fisika maupun kimia yang terjadi pada tekanan tetap.
Persamaannya adalah: 

 
di mana H adalah entalpi , T suhu absolut dan G energi bebas Gibbs dari sistem, semua
pada tekanan konstan p . Persamaan menyatakan bahwa perubahan dalam rasio G / T pada tekanan
konstan sebagai akibat dari perubahan suhu yang sangat kecil adalah faktor H / T 2 .
10. pada setiap perubahan riil kerja yang dihasilkan melampaui dan diatas kerja ekspansi adalah lebih kecil dari
penurunan energi Gibbs yang menyertai perubahan keadaan pada T dan p konstan. Jika kerja W a ingin
dilihat di laboratorium, perubahan harus dilakukan pada suatu alat yang memungkinkan dihasilkan kerja;
contoh umum adalah alat sel elektrokimia. Jika butiran zinc dijatuhkan dalam larutan tembaga sulfat, logam
tembaga akan terendapkan dan zinc akan larut menurut reaksi : Zn + Cu 2+ Cu + Zn 2+ Kerja yang
dihasilkan dengan cara reaksi diatas hanyalah kerja ekspansi dan kecil sekali. Disisi lain jika reaksi kimia
dilakukan sedemikian sehingga dihasilkan sejumlah kerja listik W a = W el. Dalam sel Daniel (gambar
17.1) elektroda zinc dicelupkan dalam larutan zinc sulfat dan elektroda tembaga dicelupkan dalam larutan
tembaga sulfat, kedua larutan dikontak secara elektrik melewati partisi berpori yang mencegah keduanya
bercampur. Sel Daniel dapat menghasilkan kerja listrik W el yang berhubungan dengan penurunan energi
Gibbs -G dari reaksi kimia menurut (10.14). Jika sel beroperasi secara reversibel maka kerja listrik yang
dihasilkan sama dengan penurunan energi Gibbs. Untuk kondisi dimana perubahan tidak dikondisikan
melakukan kerja sehingga dw a = 0 dan kondisi kesetimbangan dan spontanitas untuk perubahan pada T
dan p konstan, hubungan (10.14) menjadi Atau untuk perubahan finit -dg 0, (10.16) -G 0, (10.17) Baik
(10.6) maupun (10.7) mensyaratkan energi Gibbs mengalami penurunan untuk sembarang perubahan
spontan pada T dan p konstan; jika energi Gibbs negatif dan -G bernilai positif. Perubahan spontan dapat
terus terjadi pada sistem demikian selama energi Gibbs sistem dapat terus turun, hingga energi Gibbs
mencapai nilai minimum. Sistem dalam kesetimbangan memiliki nilai minimum energi Gibbs; kondisi
kesetimbangan ini diekspresikan dengan tanda sama dengan pada (10.16): dg = 0. Dari beberapa kriteria
untuk kesetimbangan dan spontanitas, kita akan lebih banyak menggunakan kriteria yang melibatkan dg
atau G karena sebagian besar reaksi kimia dan perubahan fasa mensyaratkan kondisi T dan p konstan. Jika
kita mengetahui cara menghitung perubahan energi Gibbs untuk sembarang perubahan, tanda aljabar G
menunjukkan pada kita apakah perubahan tsb dapat terjadi atau alami 2. G = 0, sistem berada dalam
kesetimbangan atau 3. G + ; arah perubahan alami berlawanan dengan arah perubahan yang diinginkan
(perubahan terjadi secara tidak spontan)

11. Latihan 1, 2, & 3


Tes formatif 1

1. A spontan
2. A 2c  ( a + b)
3. A ∆G = 0 dan ∆A = 0
4. B 6915 J
5. B 51,36 kJ
6. C 1717,32 J/mol
∂G
7. A =−S
∂T
8. C 2721,89 J
9. D 7974,99 J
10. A untuk sistem terisolasi irreversibel berlaku: dG (T,P tetap) < 0

Tes formatif 2
1. A 8938,01 J
2. B -19,94 kJ
3. B 4,014 kJ
4. A A = 0
5. C A < 0
6. A 4,054 kJ
7. D 250 K
∂A
8. B =−S
∂T
∂P ∂S
9. B =
∂T ∂V
x− y
10. A .
−z

Tes formatif 3

1. A Gibbs
∂ A U
2. A =-
∂T T T 2
∂ ∆ G/T ∆ H
3. B = 2
∂T T
4. A reaksi elektrokimia tersebut berlangsung spontan
5. D . 96500a
6. C 150,54 kJ
7. C 45,36 kJ
8. C 77200 J
9. D 52100 J
10. D 73340
Sumber: file:///C:/Users/selin/Documents/TUTON%20SMT%202/UT%20MODUL%20SMT
%202/modul%20kimfis.pdf
https://akimia16.wordpress.com/2017/12/10/341/
https://ardra.biz/tag/soal-perhitungan-energi-bebas-gibbs/

https://www.pinterpandai.com/energi-bebas-helmholtz-soal-jawaban/

http://kimiakar.blogspot.com/2017/12/fungsi-persamaan-hukum-helmholtz-dan.html

https://docplayer.info/32792152-Bab-10-spontanitas-dan-kesetimbangan-kondisi-umum-untuk-
kesetimbangan-dan-untuk-spontanitas.html

Anda mungkin juga menyukai