Anda di halaman 1dari 4

ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU SUI GENERIS

I. Kesalahfahaman tentang hakekat keilmuan hukum :


Ilmu hukum kadangkala dikelompokan sebagai ilmu social
(ada gelar MS); hingga kini secara formal ( oleh P dan K)
dikelompokkan sebagai ilmu humaniora (M.HUM). gelar S1 :
Sarjana Hukum (S.H) tidak jelas menunjukkan karakter
lullusan dengan kualitas yuris padahal tujuan pendidikan S1
adalah menguasai hukum positif dan atas dasar itu mampu
memecahkan masalah hukum (legal problem solving).
Kwalitas yuris diragukan kerena pendidikan S1.hukum tidak
membekali ars khusus dalam rangka legal problem solving.
Ars yuris adalah legal reasoning yang dalam arti sempit
diartikan sebagai legal argumentation.

II. Hakekat Sui Generis


Sui generic bermakna jenis sendiri (suum : sendiri;
genus:jenis) dalam arti bahwa ilmu hukum tidak dapat
dikelompokkan dalam salah satu cabang dari pohon ilmu (ipa,
ips dan humaniora).
Ada 4 hal dalam menggambarkan hakekat ilmu hukum
sebagai ilmu sui generic, yaitu: karakter normative ilmu
hukum, terminologi hukum, jenis ilmu hukum dan lapisan
ilmu hukum.
1. Karakter normatif ilmu hukum
Hukum berisi norma. Karakter norma adalah
mengharuskan (preskriptif) dan bukan deskripsi. Dengan
demikian hukum bukanlah gejala yang dapat diamati oleh
panca indera. Dengan karakter demikian orang meragukan
ilmu hukum sebagai ilmu karena tidak sensual
sebagaimana halnya sains dan ilmu sosial. Karakter
normatif ilmu hukum merupakan ciri ilmu hukum secara
universal, baik dalam civil law system maupun common
law system.

2. Terminologi ilmu hukum


Istilah bahasa Belanda Rechtswetenschap digunakan
dalam arti sempit untuk dogmatic hukum (ilmu hukum
positip) yang tugasnya adalah deskripsi dan sistematisasi
serta evaluasi hukum positip.
Dalam arti luas, Rechtswetenschap meliputi: filsafat
hukum, teori hukum dan dogmatic hukum. Istilah
Jurisprudence (Inggris) digunakan dalam makna: the
study of general theoretical question about the nature of
law and the legal system (Lord Llyod O Hamstead).
Dengan demikian dibandingkan istilah dalam ilmu hukum
Belanda, Jurisprudence termasuk dalam wilayah teori
hukum, jadi tidak mencakup lapisan dogmatic hukum
dalam arti the study of law (Fakultas Hukum: law school;
law faculty dan bukan faculty of Jurisprudence; Belanda
saat ini menggunakan sebutan rechten fakulteit).

3. Jenis ilmu hukum


Dari segi objeknya ilmu hukum dibedakan atas: ilmu
hukum normatif dan ilmu hukum empiris. Ilmu hukum
normatif dengan fokus pada norma. Studi ilmu hukum
empiris saat ini dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu:
 Realis: factual patterns of behaviour
 Sociological Jurisprudence: law in action versus law in
the books
 Socio-legal studies: hubungan timbal balik antara
hukum dan masyarakat

Note: dari segi disiplin, ilmu hukum empiris seperti yang


digambarkan di atas tidak termasuk disiplin ilmu hukum (lihat
paparan tentang lapisan hukum).

4. Lapisan Ilmu Hukum


J.Gijssels dan Marck van Hoecke menggambarkan
lapisan hukum (drie trappen van de rechtswetenschap):

Filsafat Hukum

Teori Hukum

Dogmatik Hukum
H.P.H Visser Thoft dari sudut filsafat ilmu
menggambarkan lapisan ilmu hukum sebagai berikut:

Filsafat Hukum

Teori Hukum

Ilmu hukum praktis Ilmu-ilmu hukum


lain

Note: yang diartikan sebagai ilmu hukum praktis adalah


dogmatic hukum karena tujuannya adalah legal problem
solving. Tujuan semacam itu merupakan tujuan ilmu praktis.
Yang dimaksudkan ilmu-ilmu hukum lain seperti sosiologi
hukum, antropologi hukum, logika hukum dll. Perlu dicatat
bahwa penulis ini menggunakan istilah-istilah hukum
(rechtswetenschappen) dengan titik tolak dari pandangannya
bahwa semua disiplin yang objeknya hukum disebut ilmu-ilmu
hukum.

Anda mungkin juga menyukai