Komponen Dan Prosedur Manajeman Kelas Di SD
Komponen Dan Prosedur Manajeman Kelas Di SD
KELAS 2A
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2020/2021
0
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
ucapkan atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayahnya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Komponen dan Prosedur
Manajemen Kelas ini, sebagai salah satu tugas mata kuliah Manajemen Kelas di SD penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, segala
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah kami di masa yang akan datang. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2.1 Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas ................................................................... 5
2.2 Prosedur Dimensi Pencegahan ......................................................................................... 7
2.3 Prosedur Pengelolaan Dimensi Pencegahan .................................................................... 8
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 11
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
Guru yang professional salah satu cirinya adalah guru yang mampu mengelola kelas
dengan baik. Di kelas, segala aspek pendidikan pengajaran bertemu dan berproses. Guru dengan
segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan sifat-sifat individualnya;
kurikulum dengan segala komponennya; dan materi serta sumber pelajaran dengan segala pokok
bahasanya bertemu dan berpadu serta berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan
dan pengajaran sangat ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu
sudah selayaknyalah kelas dikelola dengan professional. Pengelolaan kelas diperlukan karena
dari hari ke hari bahkan dari waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah.
Hari ini siswa dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu. Kemarin terjadi
persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya dimasa mendatang boleh jadi persaingan itu
kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap, mental, dan
emosional siswa.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana komponen keterampilan pengelolaan kelas?
2. Bagaimana prosedur dimensi pencegahan?
3. Bagaimana prosedur pengelolaan dimensi pencegahan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1) Singkap tanggap, dapat dilakukan dengan cara :
a) Memandang secara seksama.
b) Gerak mendekati.
c) Memberi pernyataan.
d) Memberi reaksi terhadap gangguan dan kekacauan.
2) Membagi perhatian, dapat dilakukan dengan cara :
a) Visual, guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan
kegiatan pembelajaran.
b) Verbal, guru dapat memberi komentar, penjelasan, pertanyaan dan
sebagainya terhadap aktivitas anak didik sementara ia memimpin
aktivitas anak didik.
3) Pemusatan perhatian kelompok, dapat dilakukan dengan cara :
a) Memberi tanda, dengan cara menciptakan atau membuat situasi tentang
suatu objek sebelum diperkenalkan kepada siswa.
b) Pertanggungjawaban.
c) Pengarahan dan Petunjuk yang jelas.
d) Penghentian, guru dapat menanggulangi terhadap anak didik yang nyata-
nyata melanggar dan mengganggu untuk aktif dalam kegiatan di kelas.
e) Penguatan.
f) Kelancaran.
g) Kecepatan.
B. Keterampilan yang Berhubungan dengan Pengmbangan Kondisi Belajar yang
Optimal.
Keterampilan ini berkaitan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik
yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remidial untuk
mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila terdapat anak didik yang
menimbilkan gangguan yang berulang-ulang meskipun guru telah menggunakan tingkah
laku dan tanggapan yang sesuai. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
1) Modifikasi Tingkah Laku.
2) Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok.
3) Menemukan daan Memecahkan Tingkah Laku yang Menimbulkan Masalah
6
2.2 Prosedur Dimensi Pencegahan
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku
yang menyimpang yang mengganggu kondisi optimal berlangsungnya pembelajaran.
Keberhasilan dalam tindakan pencegahan merupakan salah satu indicator keberhasilan
manajemen kelas. Konsekuensinya adalah guru dalam menentukan langkah-langkah dalam
rangka manajemen kelas harus merupakan langkah yang efektif dan efisien untuk jangka pendek
maupun jangka panjang..
B. Dimensi kuratif
Merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang yang sudah
terlanjur terjadi agar penyimpangan itu tidak berlarut-larut. Pengertian lain dari dimensi
ini adalah usaha bantuan yang diberikan kepada murid selama atau setelah murid
7
mengalami persoalan serius. Tujuan bantuan ini adalah agar murid yang bersangkutan
terbebas dari kesulitan-kesulitan tersebut.
Dalam hal ini guru berusaha untuk menumbuhkan kesadaran akan penyimpangan
yang dibuat dan akan menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab untuk memperbaiki
diri melalui kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dapat dipertanggung jawabkan.
8
1) Memberitahukan akan hak dan kewajibannya sebagai peserta didik,
2) Memperhatikan kebutuhan, keinginan dan dorongan para peserta didik,
3) Menciptakan suasana saling pengertian, saling menghormatidan rasa keterbukaan
antara guru dan peserta didik.
c) Sikap jujur dan tulus dari guru
Guru hendaknya bersikap jujur dan tulus terhadap peserta didik. Sikap ini mengandung
makna bahwa guru dalam segala tindakannnya tidak boleh berpura-pura bersikap dan
bertindak apa adanya. Sikap dan tindak laku seperti itu sangat membantu dalam mengelola
kelas. Guru dengan sikap dan kepribadiannya sangat mempengaruhi lingkungan belajar,
karena tingkah laku, cara menyikapi dan tindakan guru merupakan stimulus yang akan
direspon atau diberikan reaksi oleh peserta didik. Kalau stimuli itu positif maka respon atau
reaksinya juga positif. Sebaliknya akalu stimuli itu negatif maka respon atau rekasi yang
akan muncul adalah negatif. Sikap hangat, terbuka, mau mendengarkan harapan atau keluhan
para siswa, akrab dengan guru akan membuka kemungkinan terjadinya interaksi dan
komunikasi wajar antara guru dan peserta didik.
d) Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan
Untuk megenal dan menemukan alternatif pengelolaan, langkah ini menuntut guru :
1) Melakukan tindakan identifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku peserta didik
yang sifatnya invidual maupun kelompok. Penyimpangan perilaku peserta didik baik
individual maupun kelompok tersebut termasuk penyimpangan yang disengaja
dilakukan peserta didik yang hanya sekedar untuk menarik perhatian guru atau
teman-temannya.
2) Mengenal berbagai pendekatan dalam manajemen kelas. Guru hendaknya berusaha
menggunakan pendekatan manajemen yang dianggap tepat untuk mengatasi suatu
situasi atau menggantinya dengan pendekatan yang dipilihnya,
3) Mempelajari pengalaman guru-guru lainnya yang gagal atau berhasil sehingga dirinya
memiliki alternatif yang bervariasi dalam menangani berbagai manajemen kelas.
e) Menciptakan kontrak sosial
Penciptaan kontrak sosial pada dasarnya berkaitan dengan “standar tingkah laku” yang
diharapkan seraya memberi gambaran tentang fasilitas beserta keterbatasannyadalam
memenuhi kebutuhan peserta didik. Pemenuhan kebutuhan tersebut sifatnya individual
9
maupun kelompok dan memenuhi tuntutan dan kebutuhan sekolah. Standar tingkah laku ini
dibentuk melalui kontrak sosial antara sekolahguru dan peserta didik. Norma atau nilai yang
turunnya dari atas dan tidak dari bawah, jadi sepihak, maka akan terjadi bahwa norma itu
kurang dihormati dan ditaati. Oleh sebab itu, dalam rangka mengelola kelas norma berupa
kontrak sosial tata tertib dengan sangsinya yang mengatur kehidupan di dalam kelas,
perumusannya harus dibicarkan atau disetujui oleh guru dan peserta didik. Kebiasaan yang
terjadi dewasa ini bahwa aturan-aturan sebagai standar tingkah laku berasal dari atas
sekolahguru. Para peserta didik dalam hal ini hanya menerima saja apa yang ada. Mereka
tidak memiliki pilihan lain untuk menolaknya. Konsekuensi terhadap kondisi demikianakan
memungkinkan timbulnya persoalan- persoalan dalam pengelolaan kelas karena para peserta
didik tidak merasa turut membuat serta memiliki peraturan sekolah yang sudah ada tersebut.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tugas dan peran guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat kompleks, tidak
terbatas dalam perencanaan pembelajaran yang menyangkut merumuskan tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran menetapkan metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi untuk
mengetahui hasil pembelajaran. Namun guru juga harus bisa memainkan perannya dalam
pengelolaan kelas, baik yang menyangkut kegiatan mengatur tata ruang kelas yang merupakan;
mengatur meja, tempat duduk siswa, menempatka papan tulis, maupun menciptakan iklim
belajar mengajar yang serasi dengan mengarahkan tingkah laku anak didik agar tidak merusak
suasana kelas. Suasana kelas yang kondusif merupakan merupakan modal penting untuk
menciptakan kejernihan berpikir untuk mengikuti proses belajar mengajar.
Oleh karena itu pengelolaan sekolah perlu menciptakan suasana gembira di sekolah yaitu
suasana kekeluargaan yang akrab, dengan demikian guru termotivasi untuk mengelola kelas
dengan baik, karena dengan pengelolaan kelas yang baikakan mempertinggi perkembangan
mental dan sosial murid, dan memberi kebebasan intelektual dan pasih dalam karakter yang
ditentukan, dan membuat suasana yang hangat antara guru dan murid yang memungkinkan
pencapaian tujuan terlaksana.
11
DAFTAR PUSTAKA
Rohi, Isak Riwu. 2015. Makalah Manajemen Pengelolaan Kelas. Universitas Negeri Malang
Program Pascasarjana
https://text-id.123dok.com/document/ky65x0v5z-prosedur-dimensi-pencegahan-prosedur-
pengelolaan kelas.html#:~:text=1.,pencapaian%20prestasi%20belajar%20yang%20tinggi
Diakses tanggal 5 Maret 2021 Pukul 12.30
12